Predikat-objek-subjek

Dalam tipologi linguistik, urutan predikat-objek-subjek atau verba-objek-subjek, yang biasa disingkat POS atau VOS, adalah salah satu pola dalam menulis kalimat. Contoh padanan dalam bahasa Indonesia seperti "Kembalikan buku saya." Pola kalimat ini biasanya digunakan untuk meminta atau memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Menulis kalimat perintah menggunakan bahasa Indonesia, dibutuhkan urutan pola kalimat yang diawali predikat agar makna yang disampaikan dapat dimengerti oleh penerima pesan. Hanya sedikit bahasa dari negara lain yang menggunakan pola kalimat POS secara baku.[1]

Penggunaan sunting

Pola kalimat POS dikatakan tidak baku. Pola ini mendapat urutan keempat di dunia [1]. Hanya beberapa negara yang menggunakan pola ini secara resmi, hanya terjadi pada rumpun bahasa Austronesia dan Maya[2]. Banyak bahasa yang mencoba menggunakan pola kalimat POS dengan alasan agar terdengar fleksibel dan mudah dipahami (seperti St’át’imcets, Chamorro, dan Tongan) , yang biasanya bergantian antara POS dan PSO. POS dan PSO biasanya diklasifikasikan sebagai verba-inisial karena memiliki banyak kesamaan sifat, seperti tidak adanya verba "memiliki" dan tata bahasa predikat-inisial.[3]

Ciri-ciri sunting

Pola kalimat POS memiliki penekanan kuat pada bagian predikat dibandingkan objek dan subjek, karena mencirikan sebuah kalimat yang bermakna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Walau umumnya menggunakan pola kalimat perintah memiliki inversi atau PS (predikat-subjek), dengan penambahan objek untuk permintaan yang bersifat memaksa agar segera dilakukan.

Referensi sunting

  1. ^ a b Tomlin, Russell S. (1986). Basic word order : functional principles. London: Croom Helm. ISBN 0-7099-2499-2. OCLC 13423631. 
  2. ^ Chung, Sandra. Properties of VOS Languages. Malden, MA, USA: Blackwell Publishing. hlm. 685–720. 
  3. ^ "WALS Online - Chapter Order of Subject, Object and Verb". wals.info. Diakses tanggal 2022-10-26.