Pulang basamo
Pulang basamo adalah istilah dalam bahasa Minangkabau yang berarti mudik secara bersama-sama menjelang Hari Raya Idulfitri. Tradisi ini dilakukan oleh perantau Minangkabau dan diselenggarakan oleh organisasi perantau tujuan mudik mereka. Para pemudik pulang basamo umumnya menggunakan jalur darat dengan kendaraan pribadi atau menyewa bus. Jumlah rombongan bisa mencapai ribuan orang.[1][2] Pulang basamo bisa menjadi siasat bagi mereka yang ingin pulang kampung dengan anggaran yang terbatas mengingat tingginya harga tiket pesawat selama periode mudik Lebaran.[3]
Pihak penyelenggara pulang basamo biasanya menjalin kerja sama dengan ASDP untuk kemudahan akses penyeberangan. Selain itu, mereka juga mengatur rumah makan yang akan disinggahi sepanjang jalan.[4]
Selain diselenggarakan organisasi perantau, beberapa perusahaan otobus juga mempromosikan bus-bus yang bisa dimanfaatkan para perantau untuk pulang basamo.[1]
Sulit Air adalah salah satu nagari di Minangkabau yang memiliki jumlah perantau signifikan dan rutin mengadakan pulang basamo. Para perantau Sulit Air yang tergabung dalam Sulit Air Sepakat biasanya mengadakan acara pulang basamo secara besar-besaran dalam dua tahun sekali.[5]
Referensi
sunting- ^ a b Zainal, Alfian. "Tiket Pesawat Mahal, Tradisi Pulang Basamo Perantau Minang Hidup Lagi, Bakal Konvoi Ribuan Mobil". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-04-27.
- ^ JawaPos.com (2018-06-13). "15 Ribu Lebih Perantau Minang Pulang Basamo Via Jalur Darat". JawaPos.com. Diakses tanggal 2022-04-27.
- ^ https://bukittinggiku.com/tradisi-pulang-basamo-2020-menjadi-pilihan-pulang-kampung-saat-harga-tiket-pesawat-melonjak-tinggi/
- ^ "Lebaran 2019, 20 Organisasi Perantau Minang Pulang Basamo | Milenial". www.gatra.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-27.
- ^ "Yok Tunda Dulu Pulang Kampuang". sumbarprov.go.id. Diakses tanggal 2022-04-27.