Pulau Sawu

pulau di Sabu Raijua, Indonesia
(Dialihkan dari Pulau Sabu)

Sawu (Sabu; Savu) adalah nama sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luasnya adalah 414 km².

Sawu
Peta kepulauan Nusa Tenggara Timur, termasuk Sawu.
Geografi
LokasiLaut Sawu
Koordinat10°29′S 121°54′E / 10.483°S 121.900°E / -10.483; 121.900
KepulauanNusa Tenggara
Luas421.42 km2
Titik tertinggi366
Pemerintahan
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Kependudukan
Penduduk80,377 jiwa (Sensus 2020)
Kepadatan191 jiwa/km2
Peta
Raja Liae dan para abdi dalemnya; sekitar 1900

Pulau ini selain disebut pulau Sawu, juga disebut sebagai pulau Sabu. Sedangkan penduduk setempat menyebut pulau ini dengan Rai Hawu (pulau Hawu).[1]

Geografis

sunting

Keadaan iklim di pulau Sabu dipengaruhi letaknya yang berdekatan dengan benua Australia. Karenanya pulau ini mempunyai ciri-ciri khas dengan musim kemarau yang panjang dan dengan curah hujan rendah. Dalam setahun hanya 14-69 hari musim hujan. Sejauh mata memandang hanya tampak bukit-bukit kapur yang kurang subur dengan beberapa puncak perbukitan yang menjulang, tetapi ketinggiannya tidak melebihi 250-an meter.

Pulau Sawu (Sabu) dibagi atas 5 kecamatan, yaitu:

Demografi

sunting

Populasi pulau Sawu adalah 89.327 pada Sensus 2020.[2] Masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme tradisional yang dikenal dengan Djingi Tiu. Misionaris Belanda memperkenalkan Protestantisme yang tetap ada di pulau-pulau itu sampai sekarang. Orang Sabu memiliki sapaan tradisional, dilakukan dengan menempelkan hidung (sekaligus) ke hidung orang lain saat bertemu. Ini digunakan dalam semua pertemuan di antara orang Sabu dan pada upacara besar, dan memiliki tujuan yang mirip dengan jabat tangan formal dalam budaya barat modern, dan memang sering digunakan satu sama lain, mirip dengan Hongi di Selandia Baru.

Pulau-pulau sekitar

sunting

Pulau di sekitar pulau Sawu (pulau Sabu) antara lain:

Taman Nasional Laut Sawu

sunting

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 38 Tahun 2009 tanggal 18 Mei 2009, Taman Nasional Perairan (KKP) Laut Sawu ditetapkan dengan Kode KKL: 75 dan Luas Area: 3.521.130,01 hektar yang terdiri dari: 567.170 hektar Laut Kabupaten Sumba, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan wilayah Laut Timor-Rote-Sabu-Batek seluas 2,95 juta hektar di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kota Kupang.[3]

Di taman ini terdapat 63.339,32 hektar terumbu karang dengan 500 jenis karang, 5.019,53 ha mangrove, 5.320,62 ha padang lamun, dan 1.769,1 ha muara. Lima dari enam spesies penyu di dunia juga dapat ditemukan di ekosistem Laut Sawu, serta 30 spesies mamalia laut (paus dan lumba-lumba), termasuk paus sperma dan paus biru yang terancam punah, yang mudah ditemukan di kawasan tersebut dan berada spesies pelagis dan demersal.[4]

Lain-lain

sunting

Di Sabu atau Sawu, selain memiliki musim panas yang berkepanjangan dan curah hujan yang panas, dari aspek budaya dan agama, ada beberapa klan atau marga yang masih hidup dan memelihara kepercayaan adat (Jingitiu). ada pendapat dalam kalangan orang Sabu sendiri mengenai hal ini. kebanyakan orang Sabu yang sudah memeluk agama yang telah diakui di Indonesia akan berpendapat bahwa "jingitiu" merupakan orang-orang yang tidak mengenal tuhan. Namun ternyata ada sejumlah acara dan kegiatan bahkan ritus-ritus dalam kebudayaan yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur bahkan doa bagi tuhannya.

berhubungan dengan kepercayaan masyarakat adat jingitiu, sapaan terhadap ilah tertinggi dipahami sebagai "sesuatu yang kramat, karena nama itu dapat membakar dan menghancurkan seseorang dalam waktu sekejap jika disebut dengan sembarangan", sehingga dalam mengungkapkan nama tuhannya, jingitiu merumuskan satu nama dengan bahasa yang diperhalus untuk menyapa tuhannya yaitu "Deo".

  • Di pulau ini terdapat Bandar Udara Tardamu
  • Mempunyai pantai yang indah yaitu pantai Boddo, yang merupakan Pantai tempat melihat Sunset yang sangat indah layaknya Pantai Kuta di Bali dan Pantai ini juga merupakan pusat yang cukup ramai di Pulau Sabu
  • Mempunyai sumber mata air berbentuk kolam alam di Menia (Ei Mada Bubu).
  • Pulau Sabu memiliki Goa Alam yang sangat indah dengan terdapat air segar dan terhubung dengan Laut Sawu terletak di kecamatan Hawu Mehara desa Daieko yaitu Gua (Lie-madira) Lie=Gua, serta ada Goa Ma Bala di desa Eimau Kecamatan sabu Tengah.
  • Memiliki Pantai yang bersih yang indah sepanjang Sabu Barat - Liae
  • Memiliki Jutaan Pohon Lontar yang membuat kekhasan dari Pulau Sabu
  • Terdapat 2 Pelabuhan di wilayah Seba dan Sabu Timur
  • Pulau Sabu juga memiliki alam bawah laut yang sangat indah namun belum tersosialisasi dengan baik kepada wisatawan
  • Di Pulau Sabu memiliki acara adat Hole yang biasa diadakan pada bulan April-Juni dan merupakan ritual upacara adat utama dan teramai di Pulau Sabu.
  • Terdapat situs Batuan Megalitik di Kampung Namata, Desa Raeloro Kecamatan Sabu Barat dan Hallapadji (Kolo Rame) di Desa Eilogo Kecamatan Liae.
  • Situs Benteng Hurati di Sabu Timur.
  • Situs Benteng Inggris di Ege Sabu Liae.
  • Situs Scheber di Desa Raeloro Kecamatan Sabu Barat.
  • Wisata Alam Perbukitan Kelabba Maja di Mehara Wadumaddi.
  • Terdapat kekhasan dengan cara membuat Garam di Pulau Sabu dengan Daun Lontar dan Kulit Kerang Kima
  • Memiliki 1 Hotel, dengan nama Hotel Rai Hawu
  • Adat Suku Sabu yang sangat kental dan masih mempertahankan budayanya di Desa Jiwuwu, Peddaro, Kudjiratu, Eimadake, Lobohede, Loboadju, Tanahhawu, Bolou, Seba, Liae, Limaggu, Raerobo, Deme, dan masih banyak lagi
  • Disini juga punya Penginapan yang Bersih dan Asri yaitu, Penginapan Maryo yang berada di pusat kota Seba yang dekat dengan Bandara dan Pelabuhan

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-26. Diakses tanggal 2009-04-19. 
  2. ^ Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2021.
  3. ^ "Data Kawasan Konservasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal January 28, 2014. 
  4. ^ "Coral Reefs in Sawu Sea Cover 63,339 Hectares". May 10, 2017. 

Lihat pula

sunting