Raden Rara Sumiati
Raden Rara Sumiati (lahir di Kebumen, 3 Oktober 1927) adalah seorang pemeran film indonesia.[1]
Sumiati | |
---|---|
Lahir | Raden Rara Sumiati 3 Oktober 1927 Kebumen, Jawa Tengah, Hindia Belanda (kini Indonesia) |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1950an |
Biografi
suntingSumiati yang selalu menuliskan R.R di depan namanya dilahirkan di Kebumen pada tanggal 3 Oktober 1927. Sejak kecil dia selalu mengidamkan untuk bermain dalam film. Karena dia insyaf yang rupanya tidak begitu cantik, Sumiati harus mencari batu loncatan untuk diterima bermain film. Dan menyanyilah yang menjadi pilihannya. Kebetulan pula dia mempunyai suara emas dan ini dipeliharanya sejak kecil. Bila dia sedang belajar menyanyi, lupa dia akan makandan menghafal pelajaran sekolahnya. Untung juga Sumiati dapat menamatkan sekolahnya di taman Siswa dan sejak itu dia tak pernah sekolah lagi.
Rupanya Sumiati memang berdarah seniwati. Ketika Sandidwara Tjahaja Timur dibawah pimpinan Andjar Asmarasedang menghadapi masa jayanya, Sumiaty turut serta dengan rombongan sandiwara tersebut. Sekeluarnya dari Sandiwara Tjahaja Timur, Sumiati mencari nafkah dengan menjual suaranya di tempat orang-orang pesta dan belakangan ini kita mendengar “suara emasnya” dengan perantaraan pesawat radio. Sumiati mempunyai orkes sendiri bernama KO Warnasari.
Sumiati berhasil turut bermain dalam film, bukan karena tampang atau bentuk badannya, tapi karena suaranya yang merayu itu. Sampai sekarang dia telah menyelesaikan film-film Seperti Pantai Bahagia, Djali Djali, Empat Serangkai, Ternoda, Kali Brantas, Air Mata Pengantin, Pandji Semirang, dan Sajang Sajang Dibuang Sajang, semua dari produksi Tan & Wong Bros dan Warnasari Film Coy. Pertama berhadapan dengan kamera Sumiati agak malu-malu dan gemetaran apalagi harus bertahan di panasnya lampu-lampu yang beribu-ribu kw Itu. Tapi semua itu dapat diatasi dengan sungguh-sungguh karena dorongan hati dan kebulatan tekad untuk bermain dalam film.
Film Pandji Semirang walau dalam film ini Sumiati bermain peran utama ketiga setelah Sofia dan Rd. Endang, namun film inilah yang disenanginya karena pembawaannya.
Dalam beberapa film sudah Sumiati bermain sebagai “Leading Lady”, diantanya di film Sajang Sajang Dibuang Sajang mendampingi Rd. Endang, juga produksi Tan & Wong Bros. Siapa bilang orang-orang cantik dan gagah saja yang dpat menjadi leading lady atau leading man.
Dalam hal berpakaian Sumiati selalu mengikuti aliran zaman tapi dalam kesederhanaan. Entah tak percaya dengan pekerjaan orang lain, entah dia memang pandai, Sumiati memakai semua pakaiannya dengan dijahit dan diboordir sendiri. Dan warna yang digemarinya adalah merah.
Sumiati sekarang semakin gemuk saja, hingga tak mempunyai pinggang. Rupanya dia tak pernah berolahraga, hanya berenang yang diutamakan. Dan makannya pun banyak; kalau makan Sumiati selalu memilih “Sambal goreng ati” sebagai kawan nasi.
Selain dari itu, suaranya yang merdu merayu sering mengalun melalui corong RRI Jakarta, acapkali mempengaruhi jiwa dan sangat menawan hati. Wajah dan bentuk badan Sumiati tak seberapa, tapi suaranya boleh dibanggakan. Dan permainannya dalam film walau dia seorang new comer tak kalah baiknya dengan para old crack yang telah banyak makan asam garam film. Apalagi kalau dia mendapat peran sebagai seorang wanita judes. Mengenai film, bukan “tampang” cantik atau gagah yang diperhatikan penonton. Tapi permainan si aktor/aktris. Hal ini harus mendapat perhatian dari para produsernya.
Waktu itu di Studio Tan & Wong Bross, sedang diadakan after recording nyanyian dari Film Kuda Lumping, Produksi Samudra Film Coy, dengan peranan utama dipegang oleh Mohd. Firdaus dan Onny Asmara, dua orang pemain baru. Untuk nyanyian ini suara Sumiati dibutuhan. Sumiaty dengan perantaraan saudara W.D. Mochtar.[2]
Filmografi
sunting- Pantai Bahagia (1950)
- Pandji Semirang (195?)
- Ternoda (195?)
- Kuda Lumping (195?)
- Sajang Sajang Dibuang Sajang (1952)
- Mas Kawin (1952)
- Senen Raja (1954)
- Sedarah Sedaging (1954)
- Malu Malu Kutjing (1954)
- Kebaja Fantasi (1954)
- Kali Brantas (Melati Kali Brantas) (1954)
- Empat Serangkai (1954)
- Djula Djuli Bintang Tiga (1954)
- Djali Djali (1954)
- Si Bongkok dari Borobudur (1955)
- Gado Gado Djakarta (1955)
- Biola (1957)
Referensi
sunting- ^ "IdFilmCenter". www.indonesianfilmcenter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-30.
- ^ "(Aneka, 1953) Bercakap-cakap dengan Bintang: Sumiaty". Seputar Teater Indonesia. 2017-03-17. Diakses tanggal 2024-05-30.