Raden Sayid Maulana Makhdum Husein / Sayid Husein

Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein atau yang dikenal dengan sebutan Sayyid Husein adalah putra Sunan Bonang atau cucu dari Sunan Ampel. Makam Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein ada di Banyusangka Bangkalan.

As-Sayyid As-Syarif

Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein / Sayyid Husein
(Makhdum Sampang)
Penasehat Tjakraningrat [[]] Ke - 1 (Sampang)
Masa jabatan
1512–1516
Informasi pribadi
Lahir
Maulana Makhdum Husein

1485 (1485)
Meninggal1520
AgamaIslam
AnakSayyid Abdurrahman
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiRaden Sayyid Maulana Makhdum Husein / Wali Songo
Pemimpin Muslim
PenerusSayyid Abdurrahman/Buju' Bire Sayyid Abdul Mannan/Buju' Kosambi

Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein menjabat sebagai Makhdum Sampang yaitu penasehat Penguasa Madura (1512 - 1515 ) di era Pemerintahan Tjakraningrat I, salah satu menantu Keraton Mataram yang menjadi Adipati Kesultanan Mataram di pulau Madura yang masih berpusat di Sampang.

Ayah Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein yaitu Raden Sayyid Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) adalah Penasehat Kesultanan Mataram yang ada di Demak. Sedangkan kakeknya adalah Raden Sayyid Maulana Makhdum Ahmad Rahmatillah (Raden Rahmat / Sunan Ampel) ada di Ampel Denta Surabaya.

Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein menurunkan para Saadah di Pulau Madura diantaranya Raden Sayyid Abdurrahman di Bire Sampang dan Raden Sayyid Abdul Mannan di Batu Ampar Pamekasan.

Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein semasa menjabat Penasehat Keraton Adipati Tjakraningrat dan berdakwah meyebarkan agama Islam. Semakin hari semakin ramai murid dan jama'ah beliau dan akhirnya beliau diterpa fitnah akan melakukan memberontakkan. Beliau wafat oleh serangan pasukan Tjakraningrat. Setelah wafatnya Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein ternyata tidak terbukti, beliau hanyalah korban fitnah.

Adipati Keraton Tjakraningrat di Sampang akhirnya membersihkan nama baik Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein dari fitnah tersebut. Raden Sayyid Maulana Makhdum Husein diberikan gelar Buju' Banyu Sangka dan di makamkan di tepi laut yang ada di Banyusangka Bangkalan sampai saat ini masih terawat dengan baik.

Sedangkan kedua putra beliau lari dari kejaran pasukan Tjakraningrat kala itu, Raden Sayyid Abdurrahman lari ke daerah Sampang dan menyebarkan Agama Islam di daerah tersebut dan dikenal sebagai Buju' Bire dan Raden Sayyid Abdul Mannan lari ke Barat sembunyi di balik pohon kosambi hingga tidak terasa berlalu 30th dan di kenal sebagai Buju' Kosambi yang menurunkan Ulama Batu Ampar Pamekasan.

Raden Sayyid Abdurrahman menikahi beberapa istri dan menurunkan putra dan putri di daerah Sampang, dan dalam riwayat ada pula istri beliau yang didaerah Telangu Pamekasan dimana disana beliau di karuniai seorang putra yang melanjutkan dakwah beliau sehingga di kenal dengan nama Buju' Islam.

Raden Sayyid Abdul Mannan dikenal sebagai Buju' Kosambi melamar gadis putri sang petinggi desa (Buju' Kobesanah) yang bernama Maisurah atau yang dikenal dengan nama Mai. Dari perkawinannya tersebut, beliau dikaruniai empat orang anak tiga laki-laki dan satu perempuan. Mereka ialah Kiai Abdurrahman alias Batsaniyah (Buju’ Tompeng), Kiai Abdul Faqih, Kiai Abbas (Abdul Kasan), dan Nyai Siti Fathimah. Buju’ Tompeng ini adalah ayah dari Kiai Abu Syamsuddin alias Buju' Latthong yang terkenal itu.