Carl Friedrich Heinrich Reinhard Scheer atau sering dikenal dengan nama Reinhard Scheer, adalah seorang Laksamana yang memimpin High Seas Fleet Jerman (Hochseeflotte) ketika Pertempuran Jutland pada tahun 1916.[1][2] Reinhard lahir pada tanggal 30 September 1863 di Obernkirchen, Hanover, Jerman. Dia meninggal ketika berusia 65 pada tanggal 26 November 1928 di Marktredwitz, Jerman.[3] Pada 8 Agustus 1918, Reinhard Scheer menggantikan Henning von Holtzendorff sebagai Kepala Staf Armada Laut TInggi.[4][5][6]

Reinhard Scheer
Reinhard Scheer
Lahir(1863-09-30)30 September 1863
Obernkirchen, Pemilihan Hesse, Konfederasi Jerman
Meninggal26 November 1928(1928-11-26) (umur 65)
Marktredwitz, Republik Weimar
Pengabdian German Empire
Dinas/cabang Kaiserliche Marine
Lama dinas1879–1918
PangkatLaksamana
KomandanSMS Gazelle
SMS Elsass
Pertempuran Skuadron II
Pertempuran Skuadron III
Armada Laut Tinggi
Kepala staf Armada Laut Tinggi
Perang/pertempuranPerang Dunia I

Karier sunting

Pada tahun 1879 Reinhard Scheer memulai kariernya di angkatan laut Jerman, hingga akhirnya dia menjadi kapten kapal perang pada tahun 1907. Pada tahun 1910 dia menjadi Kepala staf Armada Laut Tinggi di bawah kepemimpinan Henning von Holtzendorff, kemudian pada tahun 1913 dia menjadi komandan skuadron pertempuran.

Reinhard Scheer merupakan tokoh yang terkenal dalam strategi perang. Reinhard menganjurkan penggunaan kapal selam setelah terjadinya Perang Dunia I, yaitu ketika melakukan serangan bawah permukaan di lepas pantai Inggris. Upaya yang dilakukan pada waktu itu yaitu dengan menggunakan unit-unit permukaan sebagai umpan dengan menggunakan kapal selam, dan kemudian menyergap kapal Inggris yang berhasil terpancing ke laut lepas.[2]

Pertempuran Jutland sunting

Pertempuran Jutland atau juga sering disebut Pertempuran Skagerrak terjadi pada tanggal 31 Mei 1916 hingga 1 Juni 1916,[7] merupakan sebuah pertempuran yang sangat penting dan merupakan pertempuran laut terbesar dari Perang Dunia I,[8] dalam pertempuran tersebut juga telah mengorbankan banyak nyawa para prajurit yang telah berjuang. Hal tersebut mengakibatkan armada angkatan laut Jerman menjadi mengalami penurunan kekuatan tempur.[9][10]

Pertempuran itu merupakan satu-satunya pertemuan besar antara armada tempur utama Inggris dan Jerman yang terjadi ketika Perang Dunia I.[11] Kedua belah pihak itu bertempur di dekat Skagerrak, yang berjarak sekitar 60 mil (97 km) di lepas pantai barat Jutland, Denmark.[12]

Perencanaan dan pertempuran sunting

Pertempuran Jutland dianggap sebagai satu-satunya pertempuran besar angkatan laut Perang Dunia Satu. Pada pertempuran itu, Angkatan Laut Inggris kehilangan lebih banyak pasukan dan kapal, tetapi di sisi lain mereka masih memiliki alat atau persenjataan yang kuat. Sedangkan Angkatan Laut Jerman mengalami kesulitan apabila melaut lagi ketika perang berlangsung. Pada awal pertempuran tersebut, Inggris terlibat dalam dua bentrokan kecil angkatan laut, yaitu dengan pihak pasukan Heligoland dan Dogger Bank. Pada saat itu juga, Angkatan Laut Inggris dianggap bukan hanya yang terbaik di Eropa, tetapi di seluruh dunia.[13][14]

Pada 1916, Inggris telah membuat blokade pada pihak Jerman. Komandan Armada Laut Tinggi Jerman Laksamana Reinhardt von Scheer akhirnya memutuskan bahwa blokade sudah terlalu jauh dan jumlah korban di Jerman tidak bisa dilanjutkan. Di Laut Utara Angkatan Laut Inggris yang bermarkas di Rosyth, Cromarty dan Scapa Flow untuk menghentikan Armada Laut Tinggi Jerman, dengan tujuan supaya mereka tidak masuk ke Atlantik, karena apabila Armada Laut Tinggi Jerman berhasil masuk, maka mereka dapat membuat armada dagang Inggris mengalami kesulitan.Sementara itu kekuatan Angkatan Laut Inggris masih berpusat di Portsmouth dan Plymouth.[15]

Sebuah armada yang dipimpin oleh Reinhard Scheer menyerang kota-kota pesisir Lowestoft dan Yarmouth pada malam 24 April dan 25 tahun 1916, dalam upaya untuk memancing keluar armada Inggris dari pangkalan angkatan laut mereka. Reinhard kemudian memerintahkan Admiral Hipper untuk memindahkan 40 kapal di sepanjang pantai Denmark pada bulan Mei. Akan tetapi, berita tentang provokasi ini diambil oleh tim pemecah kode di London yang dikenal sebagai Room 40. Sebagai tanggapan Laksamana Inggris John Jellicoe di Rosyth memerintahkan Armada Britania Raya untuk menemui mereka di laut, dan pada pada 31 Mei merupakan awal dimulainya Pertempuran Jutland.[16] Akhirnya armada musuh terbukti mengalamai kesulitan, akan tetapi ketika armada Vice Admiral Sir David Beatty akhirnya berhasil ditemukan oleh Jerman, sehingga mereka bergerak untuk memancing mereka ke arah John Rushworth Jellicoe Armada, di mana kekuatan gabungan mereka secara signifikan kalah jumlah dengan armada Jerman yang dipimpin oleh Admiral Hipper.[17][18]

Mereka melepaskan tembakan pada jarak sekitar sepuluh mil, tetapi meskipun jumlahnya lebih sedikit, Jerman memiliki keunggulan dalam yang lebih besar berkat posisi matahari. Kemudian tidak lama setelah itu, kapal penjelajah Queen Mary tenggelam hanya dalam waktu 90 detik, kapal itu meledak akibat tembakan Jerman. Situasi mereka menjadi lebih parah ketika Armada Laut Laksamana Reinhard Scheer tiba untuk membantu pasukan Laksamana Hipper. Sedangkan jarak dari John Rushworth Jellicoe ke David Beatty adalah sekitar 15 mil sebelum pertempuran dimulai. Sehingga ketika kedua armada bertemu, pihak Inggris mengalami kerugian besar. Jerman akhirnya memutuskan untuk berlayar utara. Di sisi lain, John Rushworth Jellicoeic merasa khawatir dan beranggapan bahwa upaya yang dilakukan Jerman tersebut adalah untuk memancing Inggris ke dalam perangkap, sehingga dia memutuskan untuk tidak mengejar Jerman. Namun sebagai gantinya, ia memerintahkan armadanya ke selatan untuk memotong jalan dari pasukan Jerman pada perjalanan pulang mereka.[19][20]

Hasil Pertempuran sunting

Jerman menyatakan bahwa pertempuran itu merupakan kemenangan bagi mereka karena Inggris telah kehilangan lebih banyak kapal, dengan total 14 kapal dan lebih dari 6.000 orang pasukan Inggris gugur dalam perang. Sementara itu, Laksamana John Rushworth Jellicoe dari Inggris menyatakan bahwa kemenangan perang menjadi milik Inggris, karena armada mereka masih kuat dan sanggup berperang, sedangkan pihak dari Jerman High Seas Armada tidak sanggup lagi. Namun secara keseluruhan, Jerman kehilangan sembilan kapal dan menderita lebih dari 2.500 korban.[19][21]

Hasl karya sunting

Pada tahun 1919 Reinhard Scheer membuat sebuah sebuah catatan mengenai Perang Jutlan, yang dia tulis menjadi sebuah buku yang berjudul Deutschlands Hochseeflotte im Weltkrieg, yang ketika itu Reinhard masih berada di Armada Laut Tinggi Jerman dalam Perang Dunia.[22][23]

Daftar putaka sunting

  1. ^ "Reinhard Scheer | German admiral". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-17. 
  2. ^ a b "Reinhard Scheer". www.onthisday.com. Diakses tanggal 21 Februari 2020. 
  3. ^ "Reinhardt Scheer". www.firstworldwar.com. Diakses tanggal 21 Februari 2020. 
  4. ^ "Katalog der Deutschen Nationalbibliothek". portal.dnb.de. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  5. ^ "PM20Jh. Mappe=P026467". webopac.hwwa.de. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  6. ^ "Germany's High Sea Fleet in the World War". www.richthofen.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-17. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  7. ^ "What Was The Battle Of Jutland?". Imperial War Museums (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  8. ^ "Largest invasion". Guinness World Records (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  9. ^ Sabur, Rozina (2016-05-31). "What was the Battle of Jutland, why was it so important to the First World War - and who won?". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  10. ^ Brimelow, Ben. "Here's how 10 of the largest and most important naval battles in modern history played out". Business Insider. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  11. ^ "First World War.com - Who's Who - Reinhardt Scheer". www.firstworldwar.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  12. ^ "The National Archives | Exhibitions & Learning online | First World War | Battles". www.nationalarchives.gov.uk. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  13. ^ Editors, History com. "Battle of Jutland". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  14. ^ Editors, History com. "Battle of Jutland, greatest naval battle of WWI, begins". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  15. ^ "Battle of Jutland | History, Facts, & Outcome". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  16. ^ Reporters, Telegraph (2016-04-22). "Admiral Jellicoe's uniform, sword and telescope returned to Britain ahead of Battle of Jutland centenary". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  17. ^ Hewitt, Nick (2014-04-04). "Hour of the Dreadnought: the titans clash at Jutland" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-22. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  18. ^ Chris Leadbeater, Travel writer. "Battle of Jutland: The North Sea reveals its secrets". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  19. ^ a b "Battle of Jutland". www.cwgc.org. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  20. ^ "16 Facts About the Battle of Jutland". History Hit (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  21. ^ "Who won the Battle of Jutland? - Quora". www.quora.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  22. ^ "Deutschlands Hochseeflotte im Weltkrieg (German Edition)". www.amazon.com. Diakses tanggal 2020-02-17. 
  23. ^ Editors, History com. "Battle of Jutland, greatest naval battle of WWI, begins". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21.