Revolusi komunis
Artikel ini merupakan bagian dari seri mengenai: |
Komunisme |
---|
Revolusi komunis merupakan revolusi kaum proletar yang diilhami dari gagasan Marxisme yang bertujuan untuk mengganti kapitalisme dengan komunisme, umumnya dengan sosialisme sebagai tahap peralihan. Gagasan mengenai perlu adanya revolusi dari kaum proletar merupakan landasan bagi Marxisme. Kaum Marxis percaya bahwa kaum buruh di dunia harus bersatu dan membebaskan diri mereka masing-masing dari penindasan kaum kapitalis untuk menciptakan dunia yang dikendalikan oleh dan untuk kaum buruh. Oleh karena itu, dalam pandangan Marxis, revolusi kaum proletar harus terjadi di semua negara di dunia (lihat: revolusi dunia).
Leninisme berpendapat bahwa revolusi komunis harus dipimpin oleh seorang revolusioner profesional, yaitu pria atau wanita yang mendedikasikan dirinya secara penuh untuk kepentingan kaum komunis yang selanjutnya mampu membentuk embrio gerakan revolusioner. Beberapa tokoh Marxis tidak setuju dengan pendapat tersebut, khususnya kaum komunis sayap kiri, tetapi juga beberapa tokoh yang masih mendukung Marxisme-Leninisme walaupun berbeda pendapat. Para pengkritik ini bersikeras bahwa seluruh atau setidaknya sebagian besar kaum buruh harus diikutsertakan dan dibekali komitmen yang sama untuk kepentingan sosialis atau komunis supaya revolusi berhasil dilakukan. Untuk mewujudkannya, mereka membuat partai komunis raksasa dengan anggota yang sangat banyak.
Revolusi komunis dalam sejarah
suntingBerikut ini adalah daftar revolusi komunis yang tercatat dalam sejarah dengan revolusi yang paling penting dicetak tebal.
- Pendirian Komune Paris pada tahun 1871 yang hanya bertahan beberapa bulan sebelum dibubarkan oleh Tentara Prancis.
- Revolusi komunis di Rusia pada tahun 1917, dikenal sebagai Revolusi Oktober yang sebenarnya bagian dari Revolusi Rusia. Revolusi ini dimenangkan oleh Kaum Bolshevik yang kemudian mendirikan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, pendahulu Uni Soviet.
- Revolusi Jerman tahun 1918-1919, dipimpin oleh Rosa Luxemburg dan Karl Liebknecht. Revolusi ini berakhir dengan kekalahan di pihak komunis.
- Pendirian Republik Soviet Bavaria pada tahun 1919 yang tidak bertahan lama. Republik ini hanya sempat bertahan selama beberapa bulan sebelum dibubarkan oleh Tentara Jerman dan Freikorps.
- Revolusi Hungaria tahun 1919, dipimpin oleh Béla Kun. Republik ini hanya bertahan selama lima bulan.
- Revolusi Mongolia Luar 1921 yang dipimpin oleh Partai Revolusioner Rakyat Mongolia. Revolusi ini berhasil mengusir Republik Tiongkok yang menduduki Mongolia dan Pasukan Penjaga Putih pimpinan Baron Ungern dengan bantuan dari Tentara Merah Rusia.
- Pemberontakan Petani Salvador 1932, dikenal sebagai la matanza 'pembantaian'. Pemberontakan ini dilakukan oleh orang Pipil dan kaum petani yang dipimpin oleh Farabundo Martí.
- Revolusi Komunis Cina, tahap akhir Perang Sipil Cina (1926–1949), yang berakhir dengan kemenangan di pihak Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok Daratan pada tahun 1949.
- Perang Pembebasan Rakyat pada tahun 1941-1945 di Yugoslavia. Perang ini dikobarkan oleh para Partisan Yugoslav di bawah komando Josip Broz Tito dengan bekal dukungan dari Sekutu melawan serbuan Nazi Jerman dan Ustase Kroasia yang pro-Nazi. Para partisan yang berhasil memenangkan perang ini lalu mendirikan Republik Federal Sosialis Yugoslavia.
- Revolusi Agustus tahun 1945 yang memicu berdirinya Republik Demokratik Vietnam.
- Proklamasi Republik Demokratik Rakyat Korea pada tahun 1948, yaitu ketika Partai Buruh Korea yang dipimpin Kim Il-sung dan didukung Uni Soviet mengumumkan pendirian Republik Demokratik Rakyat Korea.
- Revolusi Kuba tahun 1959, dipimpin oleh Fidel Castro dan Che Guevara yang menggulingkan kekuasaan Presiden Fulgencio Batista dan mendirikan pemerintahan sosialis di Kuba.
- Les Trois Glorieuses tahun 1963 di Kongo, kudeta yang berhasil menggulingkan kekuasaan Fulbert Youlou. Kudeta ini dipimpin oleh Confédération Générale Aéfienne du Travail dan Union de la Jeunesse Congolaise, selanjutnya mendirikan Republik Rakyat Kongo.
- Revolusi Indonesia dan dukungan Partai Komunis Indonesia untuk Presiden Sukarno yang berakhir saat Suharto dilantik sebagai pejabat presiden menggantikan Sukarno dan membersihkan hal-hal yang berbau PKI pada tahun 1965-1967.