Rita Zahara
Rita Zahara (5 Desember 1942 – 8 Maret 2007) adalah penyanyi dan pemeran Indonesia. Ia banyak bermain dalam film laga dan kolosal.
Ia pernah menjadi penyanyi istana era Presiden Soekarno dan lead vocalist irama nusantara untuk Istana Kepresidenan RI.[1]
Karier
suntingSemasa remaja, Rita Zahara yang berdarah Bali-Kutai Kartanegara ini sempat menjadi pemain sepakbola dengan posisi kiper. Hingga akhirnya ia memutuskan masuk ke dunia hiburan pada tahun 1960. Selain penyanyi keroncong, ia juga menjadi pemeran film, di antaranya "Gaja Remadja" pada tahun 1960, "Si Buta Dari Goa Hantu", "Teror Di Sulawesi Selatan" pada tahun 1964, "Rima Bergema" pada tahun 1964, "Sendja Di Djakarta" pada tahun 1967, Fadjar Di Tengah Kabut" pada tahun 1976, dan "Tjoet Nja' Dhien" pada tahun 1988. Ia seangkatan dengan aktor dan aktris Ratno Timoer, Bambang Hermanto, Ade Irawan, dan Rima Melati.
Kehidupan pribadi
suntingRita menikah sebanyak tiga kali. Ia pernah menikah dengan aktor Ray Iskandar Mingguw yang kemudian bercerai dan menjadi suami aktris Hanny Ray. Ia menikah lagi dengan seorang seniman Edi S. Terakhir, Rita menikah dengan aktor Piet Pagau. Dari ketiga pernikahannya tersebut, Rita dikaruniai 7 anak.
Kematian
suntingPada tahun 2005, Rita Zahara terserang penyakit stroke akibat pengapuran tulang yang menjalar ke saraf. Sebelumnya, Rita mengalami insiden tangannya terkilir saat syuting sinetron laga. Namun kemudian kondisinya semakin parah hingga ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Setelah hampir dua tahun terbaring di tempat tidur, ia akhirnya menutup mata selama-lamanya pada tanggal 8 Maret 2007.
Filmografi
suntingFilm
suntingTahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1960 | Gaja Remadja | ||
1964 | Anak-Anak Revolusi | ||
Daerah Perbatasan | |||
Di Ambang Fadjar | |||
Rimba Bergema | |||
Teror di Sulawesi Selatan | |||
1965 | Matjan Kemajoran | ||
Tjinta di Ujung Tahun | Cicih | ||
1966 | Fadjar di Tengah Kabut | Ibu | |
1967 | Sendja di Djakarta | ||
Sembilan | |||
1970 | Honey, Money and Djakarta Fair | ||
1971 | Misteri di Borobudur | Selendang Mayang | |
Pandji Tengkorak | Muri | ||
Pendekar Bambu Kuning | Dewi Biru | ||
1972 | Romusha | Mona | |
Desa di Kaki Bukit | |||
1973 | Manusia Terakhir | ||
1974 | Atheis | ||
Dikejar Dosa | |||
Kemasukan Setan | |||
Jangan Kau Tangisi | |||
1976 | Ciuman Beracun | ||
1977 | Para Perintis Kemerdekaan | Ibu Hamid | |
Pembalasan Si Pitung | |||
1980 | Jangan Sakiti Hatinya | ||
Masih Adakah Cinta | |||
1981 | Hati Selembut Salju | ||
Lembah Duka | |||
Acuh-Acuh Sayang | Rita | ||
Bunga-Bunga Perkawinan | |||
1982 | Perawan Rimba | ||
1983 | Bajing Ireng dan Jaka Sembung | ||
Golok Setan | |||
1986 | Ibunda | ||
Tjoet Nja' Dhien | |||
1988 | Saur Sepuh II: Pesanggrahan Keramat | ||
Terang Bulan di Tengah Hari | |||
Siluman Teluk Gonggo | |||
Noesa Penida | |||
Pacar Ketinggalan Kereta | |||
1991 | Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru |
Penghargaan dan nominasi
suntingTahun | Penghargaan | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
1988 | Festival Film Indonesia | Pemeran Pendukung Wanita Terbaik | Tjoet Nja' Dhien | Nominasi |
Referensi
suntingPranala luar
sunting
- ^ "Kisah Rita Zahara, Artis Legendaris yang Pernah Menjadi Pemain Bola". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2023-03-03. Diakses tanggal 2023-05-07.