Romly Tamim
K. H. Muhammad Romly Tamim atau kerap dipanggil Romly Tamim adalah seorang kiai yang berasal dari Bangkalan, Madura serta pengasuh Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso), Peterongan, Jombang.
Muhammad Romly Tamim | |
---|---|
Pengasuh Pondok Pesantren Darul 'Ulum Rejoso | |
Pendahulu KH. Cholil Pengganti KH. Dahlan Cholil | |
Nama lain | KH. Romly Tamim |
Informasi pribadi | |
Lahir | Muhammad Romli Tamim 1888 |
Meninggal | 6 April 1958 Rejoso, Peterongan, Jombang | (umur 69–70)
Agama | Islam |
Kebangsaan | Indonesia |
Pasangan | Nyai Izzah binti Hasyim Asy'ari Nyai Maisaroh Nyai Khodijah |
Anak | Pernikahan dengan Nyai Maisaroh :
Pernikahan dengan Nyai Khodijah :
|
Orang tua |
|
Denominasi | Sunni |
Dikenal sebagai | Pengasuh Pondok Pesantren Darul 'Ulum Jombang |
Pekerjaan |
Latar belakang
suntingMuhammad Romly Tamim adalah salah satu putra dari empat putra KH Tamim Irsyad, seorang kiai asal Bangkalan Madura. Keempat putra KH Tamim Irsyad yaitu Muhammad Fadlil, Siti Fatimah dan Umar Tamim.
Ia lahir pada tahun 1888 di Bangkalan Madura. Sejak masih kecil, beliau diboyong oleh orang tuanya KH Tamim Irsyad ke Jombang. Di masa kecilnya, selain belajar ilmu dasar-dasar agama dan Al-Qur’an kepada ayahnya sendiri juga belajar kepada kakak iparnya yaitu KH Kholil.
Setelah masuk usia dewasa, beliau dikirim orang tuanya belajar ke Syaikhona Kholil di Bangkalan. Kemudian setelah dirasa cukup belajar ke Syaikhona Kholil di Bangkalan, beliau mendapat tugas untuk membantu KH Hasyim Asy’ari mengajarkan ilmu agama di Pesantren Tebuireng, sehingga akhirnya beliau dinikahkan denagan putrinya yang bernama Nyai Izzah binti Hasyim Asy'ari pada tahun 1923 M. Namun pernikahan ini tidak berlangsung lama dan bercerai.
Setelah perceraian tersebut, Ia pulang ke rumah orang tuanya, KH Tamim Irsyad di Rejoso, Peterongan. Tak lama kemudian beliau menikahi seorang gadis dari desa Besuk, Mojosongo, Jombang. Gadis yang dinikahi tersebut bernama Maisaroh, dari pernikahannya dengan Nyai Maisaroh dikaruniai kedua orang putra yaitu Ishomuddin Romly dan Musta’in Romly, namun tak lama kemudian Ishomuddin Romly wafat karena tertembak oleh tentara Belanda saat masih muda.
Kemudian setelah Nyai Maisaroh wafat, Ia menikah lagi dengan seorang gadis putri KH Luqman dari Swaru Mojowarno. Gadis itu bernama Khodijah, dari pernikahannya dengan istri ketiga dikaruniai putra-putra beliau yaitu KH Ahmad Rifa’iy Romly, KH Ahmad Shonhaji Romly, KH Muhammad Damanhuri Romly, KH Ahmad Dimyati Romly dan KH Ahmad Tamim Romly.
Guru-gurunya
suntingKiai Romly Tamim pernah berguru kepada beberapa ulama, di antaranya:
- KH Tamim Irsyad (ayahnya)
- KH Kholil (kakak iparnya)
- Syekh Kholil Bangkalan
- KH Hasyim Asy'ari
Murid-muridnya
suntingDi antara murid-murid Kiai Romly Tamim, yang terkenal diantaranya:
- KH Muhammad Abbas (Buntet Cirebon)
- KH Muhammad Utsman Ishaq (Sawahpuluh Surabaya)
- KH Shonhaji (Kebumen)
- KH Imron Hamzah (Sidoarjo).
Karya
suntingMuhammad Romly Tamim, disamping seorang mursyid, beliau juga kreatif dalam menulis kitab. Karya Kitab Kiai Romly Tamim di antaranya:[1]
- Al-Istighotsah bi Hadrati Rabbil-Bariyyah
- Tsamratul Fikriyah
- Risalatul Waqi’ah
- Risalatush Shalawat An-Nariyah