Rubanah (lakuran untuk ruang bawah tanah; bahasa Inggris basement) atau basemen[1] dalam pengertian umum adalah ruangan di bawah permukaan tanah di bawah sebuah gedung atau rumah. Rubanah biasanya diperuntukkan untuk tempat parkir (seperti banyak di gedung-gedung mall dan perkantoran), tempat persembunyian dari badai tornado (di Amerika) atau gudang (yang dalam film-film horor suka diekspos menjadi tempat menyeramkan)

Ruang bawah tanah belum selesai digunakan untuk penyimpanan dan latihan
Ruang bawah tanah Kastil Chillon (Château de Chillon)
Rubanah kota tua abad pertengahan di Warsawa
Lorong bawah tanah Stasi

Dalam geologi, dikenal juga istilah rubanah yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Batuan Dasar. Kalau dalam istilah umum, rubanah itu ruangan, maka dalam geologi rubanah itu bukan ruangan justru kompleks batuan yang masif tanpa ruangan (kecuali ruang renik berupa pori-pori atau retakan batuan). Tetapi rubanah dalam geologi menggunakan pengertian yang sama dengan pengertian umum, yaitu posisi di bawah relatif terhadap yang lain

Pengertian

sunting

rubanah adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. rubanah adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Pada masa ini rubanah dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin padat dan mahal. Tidak semua bangunan memiliki rubanah. Untuk bangunan yang memilikinya, tungku perapian (furnace), alat pemanas air (water heater), pelataran mobil dan sistem pengaturan suhu dari satu rumah atau bangunan secara khas terlokasi pada tingkatan terbawah bangunan ini, sehingga menjadi suatu kenyamanan tersendiri untuk pemasangan dan aplikasi bagian seperti sistem distribusi elektrik dan titik distribusi televisi kabel.

rubanah memberikan satu kesempatan untuk ahli bangunan untuk mencapai suatu titik balik dalam pengeluarannya dan customer / klien untuk mendapatkan keuntungan dengan membangun sebuah bangunan yang bernilai potensi lebih. Dalam pelaksanaan konstruksi rubanah, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yakni metode konstruksi retaining wall dan dewatering.

Pemilihan tipe

sunting

Sebelum menentukan tipe rubanah seperti apa yang akan dibangun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan demi kesempurnaan bangunan. Faktor–faktor tersebut antara lain:

Kebutuhan dari tembok di bawah tanah

  • Kemantapan struktural
  • Ketahanan
  • Pengeluaran kelembaban
  • Buildability

Tipe–tipe rubanah

sunting

Tipe A – Perlindungan Tanki (Tanked Protection)

sunting

Struktur tidak memiliki perlindungan integral untuk melawan penetrasi air tanah dan selanjutnya sangat bergantung pada lapisan membran kedap air (waterproofing membrane). Sistem struktur anti air yang dipilih harus dapat mengatasi tekanan hidrostatik dari air bawah tanah, bersama dengan lapisan yang ada sesuai dengan beban yang ditumpu.

Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras dengan sistem struktural kedap air digabungkan secara eksternal selama konstruksi. Atau dapat diterapkan secara internal pada rubanah yang telah selesai dibangun. Tembok batuan keras (masonry) bisa jadi memerlukan penambahan semen untuk menghasilkan permukaan yang cukup bagus untuk mendapatkan sistem kedap air yang diharapkan.

Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni, tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah.

Tipe B – Perlindungan Integral Terstruktrur (Structurally Integral Protection)

sunting

Struktur membutuhkan pembangunan struktur itu sendiri untuk dibangun sebagai kulit integral tahan air. Pembangunan beton yang dikuatkan atau pratekan yang tanpa alternatif lain, struktur rubanah haruslah dirancang dengan parameter yang pasti dan ketat untuk memastikan ketahanan airnya. Kebanyakan rancangan harus dibangun sesuai dengan rekomendasi BS 8007 atau BS 8110, yang memberikan petunjuk kualitas beton dan jarak antar tulangan.

Tanpa adanya tambahan membran yang terpisah, bentuk konstruksi ini bisa dikatakan tidak sama tahannya terhadap air dan pergerakan uap air seperti tipe A atau C.

Tipe C – Perlindungan dengan Pengaliran (Drained Protection)

sunting

Struktur menggabungkan rongga alir di antara struktur rubanah. Ketergantungan permanen daripada rongga ini untuk mengumpulkan air tanah sepanjang palung rembesan struktur dan langsung meneruskan air tersebut ke pembuangan air dari drainase atau dengan pemompaan.

Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras. Tembok rubanah bagian luar harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap air untuk memastikan rongga air yang ada hanya mendapatkan limpahan air yang terkontrol. Jika tidak, sistem rongga ini tidak dapat mengatasi air bah melewati batas limpahan air terutama selama kondisi badai / banjir.

Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah.

Pranala luar

sunting

(Inggris) rubanah

Referensi

sunting
  1. ^ "Entri: basemen". KBBI VI. Diakses tanggal 2024-07-07.