Ruth Pfau
Dokter Ruth Katherina Martha Pfau HI, RM, HP, NQA, SQA[1] (9 September 1929 – 10 Agustus 2017) adalah seorang dokter Pakistan keturunan Jerman[2] dan biarawati Putri-Putri Hati Maria. Ia pindah dari Jerman ke Pakistan dan mengabdikan lebih dari 50 tahun hidupnya di dunia ini untuk memerangi penyakit kusta atau lepra di Pakistan.
Dikenal sebagai "Ibu Teresa-nya Pakistan", Suster Pfau berkontribusi dalam mendirikan 157 klinik kusta di seluruh penjuru Pakistan,[3] yang memberikan pengobatan kepada lebih dari 56.780 orang penderita.[4]
Kehidupan awal
suntingPfau lahir pada tanggal 9 September 1929[5] di Leipzig, Jerman, dari orang tua Protestan Lutheran.[6][7] Ia memiliki lima saudara kandung, empat perempuan dan satu laki-laki. Rumah tinggalnya hancur akibat aksi pengeboman selama Perang Dunia II.[8] Menyusul pendudukan Jerman Timur pascaperang oleh Uni Soviet, ia bersama keluarganya melarikan diri ke Jerman Barat, dan memilih bidang kedokteran sebagai karier masa depannya.[9] Selama tahun 1950-an, ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Mainz.[10] Kala itu, Pfau beberapa kali bersua dengan seorang wanita Kristen Belanda, yang adalah mantan tahanan kamp konsentrasi yang berhasil terselamatkan dan kemudian mengabdikan hidupnya untuk "mewartakan kasih dan pengampunan". Setelah "pengalaman yang mengubah hidupnya" itu, Pfau meninggalkan "hubungan romantis" dengan seorang rekan mahasiswa, melibatkan diri dalam berbagai diskusi di departemen filsafat dan sastra klasik Universitas Mainz.[7] Setelah menyelesaikan ujian klinisnya, Pfau pindah ke Marburg untuk melanjutkan studi klinisnya. Ia kemudian dibaptis sebagai seorang Protestan Injili pada tahun 1951, sebelum konversinya ke iman Katolik pada tahun 1953.[11][12] Pfau mengakui bahwa ia belajar "keberanian untuk menjadi manusia" dari Santo Thomas Aquinas melalui karya tulis Josef Pieper.[13] Di sana ia menggabungkan diri dalam suatu paroki Katolik, dan ia sangat terinspirasi oleh buku Der Herr (Sang Tuhan) karya Romano Guardini pada periode ini.[7]
Pada tahun 1957,[12] ia pergi ke Paris dan bergabung dengan Putri-Putri Hati Maria, suatu tarekat Katolik.[7] Ia mengatakan, "Bila kamu mendapat panggilan demikian, kamu tidak bisa menolaknya, sebab bukan kamu yang membuat pilihan itu. ... Allah yang memilihmu bagi Dia sendiri."[12] Tarekat tersebut kemudian mengutusnya ke India selatan; namun, pada tahun 1960,[12] masalah visa membuatnya terjebak di Karachi.[14] Ia menempuh perjalanan ke berbagai wilayah Pakistan[15] dan melintasi perbatasan menuju Afganistan[16] untuk menyelamatkan para pasien yang ditinggalkan oleh keluarga mereka ataupun dikunci dalam kamar-kamar kecil sepanjang hidup mereka.
Kehidupan di Pakistan
suntingTidak semua dari kita bisa mencegah perang, tetapi kebanyakan dari kita bisa membantu meringankan penderitaan—dari tubuh dan jiwa.
— Ruth Pfau[9]
Pada tahun 1960, ketika usianya 31 tahun, Suster Pfau memutuskan untuk mengabdikan sisa hidupnya di dunia ini bagi orang-orang Pakistan dan bagi perjuangan mereka melawan wabah kusta. Ketika di Karachi, secara tidak sengaja ia mengunjungi Koloni Penderita Kusta di belakang Jalan McLeod (sekarang Jalan I. I. Chundrigar) dekat Stasiun Kereta Kota Karachi.[17] Di sana ia merasa bahwa perawatan para pasien adalah panggilan hidupnya. Ia mengawali perawatan medis untuk para pasien kusta di sebuah gubuk di daerah kumuh tersebut. Pusat Kusta Marie Adelaide[18] didirikan (yang kemudian memiliki cabang-cabang berupa program pencegahan tuberkulosis dan kebutaan)[17] dan karya sosial bagi para pasien kusta maupun anggota keluarga mereka dimulai oleh dr. I. K. Gill. Sebuah Klinik Kusta dibeli pada bulan April 1963 dan pasien-pasien dari seluruh penjuru Karachi, Pakistan, dan bahkan dari Afganistan, datang untuk menjalani perawatan.[19]
Pada tahun 1979, ia ditunjuk sebagai Penasihat Federal untuk Kusta dalam Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Pakistan.[10] Ia mengunjungi daerah-daerah di pelosok Pakistan yang tidak memiliki fasilitas medis untuk pasien kusta. Ia mengumpulkan sumbangan di Jerman dan Pakistan serta bekerja sama dengan berbagai rumah sakit di Rawalpindi dan Karachi. Sebagai pengakuan atas pelayanannya bagi negara tersebut, ia dianugerahi kewarganegaraan Pakistan pada tahun 1988.[20]
Berkat daya upayanya yang tak kenal lelah, pada tahun 1996 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Pakistan sebagai salah satu negara pertama di Asia yang berhasil mengendalikan penyakit kusta.[21] Jumlah kasus penyakit kusta secara nasional turun drastis dari 19.398 pada awal tahun 1980-an menjadi 531 pada tahun 2016, menurut Dawn.[17]
Pada tanggal 9 September 1999, Uskup Agung Karachi Mgr. Simeon Anthony Pereira mempersembahkan Misa di St. Patrick's Cathedral untuk merayakan ulang tahun ke-70 Sr. Pfau, yang dihadiri oleh umat Kristen bersama dengan Muslim.[20]
Kemangkatan
suntingPada tanggal 10 Agustus 2017 pagi, sekitar pukul 04.00 PST, Suster Pfau wafat di Rumah Sakit Aga Khan di Karachi setelah dirawat inap di sana karena masalah pernapasan sejak tanggal 4 Agustus 2017. Ia dipasangkan ventilator pada 6 Agustus karena kondisinya memburuk.[22][23] Namun, ia menolak mesin pendukung kehidupan itu, menyebabkan para dokter melepasnya pada keesokan hari,[23] karena ia mengharapkan untuk "menjalani suatu kehidupan alamiah".[24] Sejumlah masalah kesehatan ia derita karena usia lanjut, termasuk penyakit jantung dan ginjal,[12] yang karenanya ia menjalani pengobatan selama bertahun-tahun.[23]
Tanggapan
suntingDalam sebuah pernyataan, Presiden Mamnoon Hussain mengatakan bahwa, "Pelayanan dr. Pfau untuk mengakhiri penyakit kusta di Pakistan tidak dapat dilupakan. Ia meninggalkan tanah airnya dan menjadikan Pakistan sebagai tempat tinggalnya untuk melayani umat manusia. Negara Pakistan menaruh rasa hormat pada dr. Pfau, dan tradisi agungnya untuk melayani umat manusia akan dilanjutkan."[25]
Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi mengatakan, "dr. Ruth Pfau mungkin lahir di Jerman, [namun] hatinya senantiasa berada di Pakistan." Ia menambahkan bahwa, "Ia datang ke sini pada fajar suatu negara muda, mengupayakan untuk menjadikan hidup lebih baik bagi mereka yang menderita penyakit, dan dengan berbuat demikian, [ia] menemukan suatu tempat tinggal bagi dirinya. Kita kan mengingatnya karena keberaniannya, loyalitasnya, pelayanannya untuk pemberantasan penyakit kusta, dan, yang terpenting, patriotismenya."[25] Ia juga mengumumkan bahwa upacara pemakaman kenegaraan akan diadakan baginya.[14][26]
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Qamar Javed Bajwa, menyebut Sr. Pfau sebagai seorang "duta besar umat manusia".[23]
Pemakaman kenegaraan
suntingPada tanggal 19 Agustus 2017, menjelang pemakaman kenegaraan, jenazahnya dibaringkan untuk diberikan penghormatan di Holy Family Hospital di Karachi.[27] Upacara pemakaman kenegaraan bagi Suster Pfau dilangsungkan di Saint Patrick's Cathedral, yang di depannya terdapat bendera Pakistan dan Kota Vatikan terkibar setengah tiang,[3] dengan Misa Requiem yang dipimpin oleh Uskup Agung Joseph Coutts.[28] Peti jenazahnya terbungkus bendera Pakistan dan dilakukan penghormatan 19 meriam oleh kontingen-kontingen dari ketiga cabang Angkatan Bersenjata Pakistan. Upacara tersebut disiarkan langsung di Televisi Pakistan.[29] Sr. Pfau dilaporkan sebagai orang Kristen pertama yang mendapat upacara pemakaman kenegaraan di Pakistan.[30] Jenazahnya kemudian dimakamkan di Gora Qabaristan, tempat pemakaman Kristen di Karachi.[28]
Peninggalan
suntingDokter Ruth Pfau sangat dihormati oleh kalangan Muslim di Pakistan, mengingat umat Islam merupakan mayoritas pasien di Pusat Kusta Marie Adelaide (MALC).[31] Saleem Maseh Amir juga mengatakan bahwa ia tidak pernah berbicara tentang agama, namun "iman, pelayanan, dan kasihnya" memperlihatkan representasi aktual dari semangat untuk menghidupkan relasi antaragama.[31]
Penghargaan dan pengakuan
suntingSuster Pfau diakui di Pakistan dan di luar negerinya sebagai orang terhormat serta telah menerima banyak penghargaan maupun tanda jasa. Pada tanggal 23 Maret 1989, ia menerima penghargaan Hilal-i-Pakistan, yang dianugerahkan di Rumah Kepresidenan Pakistan oleh Presiden Ghulam Ishaq Khan, atas karyanya bagi para pasien kusta.[32]
Dalam suatu acara di Islamabad pada tanggal 30 Januari 2000, untuk menandai Hari Kusta Sedunia yang ke-47, Presiden Muhammad Rafiq Tarar memuji Sr. Pfau, yang membangun Program Nasional Pengendalian Kusta di Pakistan, karena tidak hanya berkarya bagi mereka yang menderita penyakit kusta, tetapi juga bagi mereka yang menderita tuberkulosis (TBC).[33] Pada tahun 2006, Sr. Pfau dihormati sebagai "Woman of the Year 2006" oleh City FM 89, suatu stasiun radio Pakistan.[34]
Pada tanggal 14 Agustus 2010, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Pakistan, Presiden Asif Ali Zardari menganugerahinya Nishan-i-Quaid-i-Azam atas pelayanan publik.[35] Ia dipuji sebagai "Ibu Teresa"-nya Pakistan karena karyanya dalam membantu orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir Pakistan 2010.[8] Pada tahun 2015, Sr. Pfau dianugerahi Tanda Jasa Staufer, penghargaan tertinggi Baden-Württemberg, suatu negara bagian Jerman.[36]
Pada tanggal 19 Agustus 2017, Ketua Menteri Sindh Syed Murad Ali Shah mengumumkan bahwa Civil Hospital Karachi (CHK) akan diganti namanya menjadi Dr. Ruth Pfau Hospital sebagai pengakuan atas "pelayanan tanpa pamrih dari almarhumah sang pelayan sosial".[37]
Tanda kehormatan
sunting- 1969: Penghargaan Negara Republik Federal Jerman[1]
- 1969: Sitara i Quaid i Azam[1]
- 1979: Hilal-e-Imtiaz[1]
- 1989: Hilal-i-Pakistan[1]
- 2002: Ramon Magsaysay Award[38]
- 2003: Jinnah Award dari Jinnah Society[39]
- 2004: Doctor of Science (DSc), honoris causa. Universitas Aga Khan, Karachi.[1]
- 2010: Nishan-i-Quaid-i-Azam untuk pelayanan masyarakat.[40]
- 2017: Civil Hospital Karachi diganti namanya menjadi Dr. Ruth K.M. Pfau Hospital
Buku karyanya
sunting- (Inggris) To Light a Candle: Reminiscences and Reflections of Dr. Ruth Pfau. National Book Foundation. 1987.
- (Jerman) Wer keine tranen hat: was mein leben tragt. Verlag Herder. 2000. ISBN 9783451049248.
- (Jerman) Verrückter kann man gar nicht leben: Ärztin, Nonne, Powerfrau. Verlag Herder. 2004. ISBN 9783451049132.
- (Jerman) Das Herz hat seine Gründe: mein Weg. Verlag Herder. 2005. ISBN 9783451055935.
- (Jerman) Liebe und tu, was du willst: Wege meines Lebens. Verlag Herder. 2006. ISBN 9783451056178.
- (Prancis) Ma vie, une pure folie: médecin, religieuse, battante. Editions Saint-Augustin. 2007. ISBN 9782880113926.
- (Jerman) Und hätte die Liebe nicht: 50 Jahre in Pakistan. Verlag Herder. 2010. ISBN 9783451302978.
- (Jerman) Leben heißt anfangen: Worte, die das Herz berühren. Verlag Herder. 2014. ISBN 9783451066528.
- (Inggris) The Last Word Is Love: Adventure, Medicine, War and God. Crossroad Publishing Company. 2017. ISBN 9780824523695.
Referensi
sunting- ^ a b c d e f (Inggris) Doctor of Science (DSc), honoris causa, awarded to Dr. Ruth Katherina Martha Pfau Diarsipkan 27 September 2011 di Wayback Machine. Aga Khan University, Karachi Retrieved 6 July 2010.
- ^ (Inggris) Dr. Pfau to be honoured today, DailyTimes.com.pk, 11 April 2003; retrieved 6 July 2010.
- ^ a b (Inggris) "Ruth Pfau: State funeral for Pakistan's 'Mother Teresa'". BBC News. Diakses tanggal August 19, 2017.
- ^ (Inggris) "'400 to 500 new leprosy cases reported annually in Pakistan'". Dawn. 29 January 2017. Diakses tanggal 20 August 2017.
- ^ (Inggris) "DR. RUTH PFAU". Ruth-pfau.schule.de. Diakses tanggal 2017-08-10.
- ^ (Inggris) "Sister Ruth Pfau, 'Mother Teresa of Pakistan' – obituary". The Telegraph. August 14, 2017.
- ^ a b c d (Inggris) Aqeel, Asif (August 12, 2017). "Master of her own destiny, saviour of others". Daily Times.
- ^ a b (Inggris) Lobel, Mark (2 November 2010). "Pakistan's 'Mother Teresa' saving flood victims". BBC News. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ a b (Inggris) Rahman, Faiza (2 March 2014). "Dr Ruth Pfau: The magic healer". Express Tribune. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ a b (Inggris) "State funeral announced for Dr Ruth Pfau". The News International. 10 August 2017. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ Pfau (2007), pp. 49-50
- ^ a b c d e (Inggris) Roberts, Sam (August 15, 2017). "Dr. Ruth Pfau, Savior of Lepers in Pakistan, Dies at 87". The New York Times. Diakses tanggal August 16, 2017.
- ^ Pfau (2007), pp. 48-49
- ^ a b (Inggris) "Ruth Pfau: Pakistan's 'Mother Teresa' dies aged 87". BBC News. 10 August 2017.
- ^ (Inggris) Kazi, Mudaser (10 August 2017). "Pakistan's magic healer Dr Ruth Pfau passes away". Express Tribune. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ (Inggris) Rafi, Haneen (22 December 2015). "Dr Ruth Pfau honoured by German govt". Dawn. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ a b c (Inggris) Mustafa, Zubeida (9 June 2017). "Candle of hope". Dawn. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-14. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "Leprosy in Pakistan contained, says Dr Ruth Pfau". Dawn.com. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ a b (Inggris) German Catholic nun feted on her 70th birthday for her ongoing work to eradicate leprosy in Pakistan", UCANews, 1 October 1999.
- ^ (Inggris) "Dr Ruth Pfau: Light to Pakistan's lepers". Dawn. 20 March 2014. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ (Inggris) Kazi, Mudaser (9 August 2017). "Pakistani lepers' messiah Dr Ruth Pfau hospitalised and her condition's worsening". Express Tribune. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ a b c d (Inggris) "Light to Pakistan's leprosy patients, Dr Ruth Pfau passes away in Karachi". DAWN. 10 August 2017.
- ^ (Inggris) Sindhu, Haider Ali (August 19, 2017). "Dr. Ruth Pfau departs the world with three last wishes". Daily Pakistan.
- ^ a b (Inggris) Jamal, Sana (10 August 2017). "Pakistan's 'Mother Teresa' dies at 87". Gulf News. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ (Inggris) "Why Pakistan is mourning loss of German nun Ruth Pfau". Al Jazeera. 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "Video: Last sight of Dr Ruth Pfau at Holy Family hospital". Samaa TV. 19 August 2017. Diakses tanggal 20 August 2017.
- ^ a b Kazi, Mudaser (August 19, 2017). "Dr Ruth Pfau laid to rest in Karachi". The Express Tribune.
- ^ (Inggris) "'Pakistan's Mother Theresa' given state funeral in Karachi". Deutsche Welle. 19 August 2017. Diakses tanggal 20 August 2017.
- ^ (Inggris) Saifi, Sophia (August 19, 2017). "German nun called 'Pakistan's Mother Teresa' to receive state funeral". CNN.
- ^ a b (Inggris) Amir, OFM, Saleem (2006). "Being a Missionary in Pakistan". Studia Missionalia. Roma: Editrice Pontificia Università Gregoriana. 55: 282. ISBN 88-7839-070-4.
- ^ (Inggris) "Pakistan German, Dutch Sisters Get Pakistan National Day Awards". UCANews.com. 4 April 1989. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "President commends nuns in battling leprosy and tuberculosis". UCANews.com. 7 February 2000. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "Woman of the year honour for Dr Ruth Pfau". Dawn. 9 March 2006. Diakses tanggal 11 August 2017.
- ^ (Inggris) Press List of civil awards on the occasion of Independence Day Diarsipkan 16 February 2015 di Wayback Machine., pid.gov.pk, 14 August 2010.
- ^ (Inggris) "Dr Ruth Pfau awarded German Staufer Medal". Express Tribune. 22 December 2015. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "CM Sindh Renames Civil Hospital Karachi as Dr. Ruth Pfau Hospital". Radio Pakistan. 19 August 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-19. Diakses tanggal 2017-08-19.
- ^ (Inggris) "The Ramon Magsaysay Award Foundation • Honoring greatness of spirit and transformative leadership in Asia". Rmaf.org.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-07. Diakses tanggal 10 August 2017.
- ^ (Inggris) "The Jinnah Awards: Ruth Pfau". Jinnah Society. Diakses tanggal August 22, 2017.
- ^ (Inggris) "List of civil awards". Pid.gov.pk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2015. Diakses tanggal 10 August 2017.
Bacaan lanjutan
sunting- (Inggris) Mutaher, Zia (2004). Serving the Unserved: The Life of Dr. Ruth Pfau. Karachi: City Press. ISBN 9698380728.