Sega Master System

konsol permainan video generasi ketiga Sega

Sega Master System (Jepang: セガマスターシステム, Hepburn: Sega Masutā Shisutemu) adalah konsol permainan video rumahan generasi ketiga yang diproduksi oleh Sega. Awalnya konsol ini dirilis pada tahun 1985 di Jepang dengan nama Sega Mark III. Setelah didesain ulang sebelum peluncurannya di Amerika Utara, konsol tersebut berganti nama menjadi Master System dan dirilis pada tahun 1986 di Amerika Utara, 1987 di Eropa, dan 1989 di Brasil. Master System yang didesain ulang juga dirilis di Jepang pada tahun 1987. Baik Mark III maupun model Master System dapat dimainkan dengan kartrij dan "Sega Card" seukuran kartu debit, yang dijual dengan harga lebih rendah daripada kartrij tetapi memiliki kapasitas penyimpanan lebih kecil. Master System II dan model-model berikutnya tidak memiliki slot kartu. Master System juga dilengkapi aksesori seperti senjata ringan dan kacamata 3D yang dirancang untuk bekerja dengan berbagai permainan video khusus.

Sega Master System



Atas: Master System untuk wilayah Amerika Utara dan Eropa
Tengah: Sega Mark III (Jepang)
Bawah: Master System II untuk wilayah PAL
PembuatSega
JenisKonsol permainan video rumahan
GenerasiGenerasi ketiga
Tanggal rilis
  • JP: 20 Oktober 1985 (Mark III)[2][3]
  • NA: September 1986[1]
  • EU: Juni 1987
  • JP: Oktober 1987[3][4]
  • KO: November 1988 (Mark III)[5]
  • KO: April 1989[6]
  • BR: 4 September 1989[7]
Ketersediaan eceran
  • JP: 1985–1991
  • NA: 1986–1992
  • EU: 1987–1996
  • KO: 1988–1994
  • BR: 1989–sekarang[8]
Harga perkenalanJP¥16,800
US$200
GB₤99
TerjualSeluruh dunia: 10–13 juta (tidak termasuk penjualan di Brazil baru-baru ini)[9][10]
Jepang: 1 juta (pada tahun 1986)[11]
Amerika Serikat: 2 juta (pada tahun 1993)[12]
Eropa: 6.8 juta (perkiraan pada Desember 1993)[13]
Brazil: 5 juta (pada tahun 2012)[14]
MediaKatrij ROM, Sega Card
CPUZilog Z80A @ 3.58 MHz (NTSC)
Memori8 KB RAM
16 KB VRAM
Tampilan256 × 192 resolution, 32 colors on-screen
SuaraYamaha VDP PSG (SN76489), Yamaha YM2413[a]
Masukan pengontrol2 porta pengontrol
PendahuluSG-1000
PenerusSega Genesis
Artikel terkaitSega Game Gear

Menggantikan SG-1000, Master System dirilis sebagai pesaing langsung Nintendo Entertainment System (NES) untuk lini konsol permainan video generasi ketiga. Master System diproduksi dengan perangkat keras yang lebih unggul daripada NES, tetapi gagal untuk menggulingkan keuntungan pangsa pasar Nintendo yang signifikan di Jepang dan Amerika Utara. Namun, Master System mendapat kesuksesan yang jauh lebih besar di pangsa pasar Eropa dan Brasil. Perangkat keras Master System juga memiliki banyak kesamaan dengan konsol permainan genggam Sega, Sega Game Gear. Dibandingkan dengan pesaingnya, Nintendo, pustaka permainan Master System tidak memiliki sejumlah judul populer karena praktik lisensi Nintendo yang membatasi pengembang pihak ketiga untuk membuat permainan selain di konsol NES. Penjualan konsol Master System diperkirakan antara 10 dan 13 juta unit, tidak termasuk penjualan di Brasil baru-baru ini, dengan perbandingan unit 62 juta unit NES yang terjual. Perilisan Master System yang diterima dengan baik oleh khalayak umum berdampak pada peningkatan pengembangan konsol permainan video Sega selanjutnya, salah satunya dengan rilisnya Sega Mega Drive. Penerimaan yang baik dari konsol ini dikarenakan Master System memiliki sejumlah judul yang dapat diterima konsumen, khususnya di wilayah PAL, walau secara umum banyak dikritik karena pustaka permainannya yang lebih sedikit dibandingkan dengan NES, khususnya di Amerika Utara. Pada tahun 2015, Master System adalah konsol permainan yang paling lama bertahan (26 tahun dan terus berlanjut), karena popularitasnya di Brasil.

Sejarah

sunting

Latar belakang

sunting

Pada awal tahun 1980-an, Sega Enterprises, Inc., yang saat itu merupakan anak perusahaan konglomerat Gulf and Western, adalah salah satu produsen permainan arkade terbesar yang aktif di Amerika Serikat, dengan pendapatan perusahaan sebesar $214 juta pada pertengahan 1982.[15] Penurunan bisnis arkade yang dimulai pada 1982 berdampak negatif pada perusahaan, yang menyebabkan Gulf and Western menjual manufaktur dan lisensi permainan arkade di Amerika Utara ke Bally Manufacturing.[16][17] Gulf and Western mempertahankan anak perusahaannya di Jepang, yaitu Sega of Japan, serta divisi penelitian dan pengembangan Sega di Amerika Utara. Dengan bisnis arkade yang menurun, para eksekutif Gulf and Western meminta nasihat kepada presiden Sega of Japan, Hayao Nakayama, tentang nasib perusahaan kedepan. Nakayama menganjurkan agar Gulf and Western memanfaatkan para ahli perangkat kerasnya yang selama bertahun-tahun bekerja di industri arkade agar pindah ke pasar konsol rumahan di Jepang, yang masih dalam tahap awal pada saat itu.[18] Nakayama mendapat izin untuk melanjutkan proyek ini, dengan perilisan sistem permainan video rumahan pertama Sega, yaitu SG-1000.[19]

SG-1000 pertama kali dirilis di Jepang pada 15 Juli 1983, dengan harga JP¥ 15.000.[20] Diluncurkan di hari yang sama ketika Nintendo merilis Famicom di Jepang.[19] Tak lama setelah peluncuran SG-1000, Gulf and Western mulai melepaskan bisnis non-intinya setelah kematian pendiri perusahaan, Charles Bludhorn,[21] sehingga Nakayama dan mantan CEO Sega David Rosen membeli manajemen Sega of Japan pada tahun 1984 dengan dukungan finansial dari CSK Corporation, sebuah perusahaan perangkat lunak Jepang terkemuka. Nakayama kemudian diangkat sebagai CEO Sega Enterprises, Ltd. yang baru.[22] Setelah pembelian tersebut, Sega merilis konsol lain, SG-1000 II,[23] yang dibandrol dengan harga ¥15.000.[24] Konsol ini memiliki beberapa penyempurnaan perangkat keras dari model pendahulunya, termasuk perangkat pengontrol yang dapat dilepas.[19] Namun, SG-1000 II tidak laris dipasaran sehingga menyebabkan Sega memutuskan untuk melanjutkan pengembangan lebih lanjut perangkat keras permainan video mereka. Hasil dari pengembangan tersebut adalah rilisnya Sega Mark III di Jepang pada tahun 1985.[23]

Perkembangan

sunting

Dirancang oleh divisi internal Sega yang disebut "Away Team", tim sama yang merancang SG-1000,[25] Mark III adalah iterasi yang didesain ulang dari konsol sebelumnya.[26] SG-1000 dan SG-1000 II menggunakan CPU Zilog Z80 yang berjalan pada 3,58 MHz,[27][28] sementara Mark III, SC-3000, yang merupakan versi komputer dari SG-1000, serta Master System menggunakan CPU Z80 yang berjalan pada 4 MHz.[29][30][31] Mark III dan Master System juga membawa slot Sega Card yang digunakan di SG-1000.[26] Menurut majalah Edge, Sega belajar dari kurangnya kesuksesan komersial SG-1000 dengan mendesain ulang perangkat keras Mark III, serta merancang konsol tersebut agar lebih bertenaga dibandingkan Famicom.[25]

Untuk peluncuran di Amerika Utara, Sega mengubah gaya dan merek Mark III dengan nama "Master System", mirip dengan yang dilakukan Nintendo dengan mengubah nama Famicom menjadi Nintendo Entertainment System. Nama "Master System" adalah salah satu dari pelbagai usulan yang dipertimbangkan oleh karyawan Sega di Amerika, dan akhirnya dipilih dengan cara melempar anak panah ke sebuah papan yang berisi nama-nama usulan. Walau begitu, keputusan penggunaan nama "Master System" juga dipengaruhi dengan adanya rencana untuk merilis konsol dengan harga terjangkau yang dinamai "Base System". Ketua Sega Enterprises, Isao Okawa mendukung nama tersebut setelah diberi tahu bahwa nama tersebut merujuk kepada sifat kompetitif dari industri video game dan seni bela diri, di mana hanya satu pesaing yang dapat menjadi "Master".[32] Desain akhir futuristik untuk Master System dimaksudkan untuk menarik selera orang Barat.[25]

Perilisan

sunting

Sega merilis Mark III di Jepang pada bulan Oktober 1985 dengan harga ¥15.000.[2] Meskipun memiliki perangkat keras yang secara teknis lebih canggih daripada pesaing utamanya, Famicom, Mark III tidak terlalu sukses ketika peluncurannya. Kegagalan utamanya dipicu dari praktik lisensi Nintendo dengan pengembang pihak ketiga saat itu, di mana Nintendo mewajibkan judul permainan video agar tidak dipublikasikan selain di konsol Famicom. Untuk mengatasi hal ini, Sega mengembangkan judul permainan videonya sendiri dan memperoleh hak untuk mem-porting permainan video dari pengembang lain, walau pada akhirnya penjualan Mark III tetap saja tidak sukses. NEC kemudian menggunakan strategi yang sama pada beberapa judul permainan video Sega saat mengembangkan permainan video untuk TurboGrafx-16.[23] Dalam persiapan peluncurannya, Mark Cerny telah menyatakan bahwa "keadaannya sangat, sangat sulit", dimana pengembang permainan video hanya diberi waktu pengembangan selama tiga bulan.[33]

Setelah diubah namanya menjadi "Master System", konsol ini kemudian dirilis di Amerika Utara pada tahun 1986 dengan harga US$ 200 (setara dengan $457 pada 2022), bersama katrij ganda permainan video Hang-On dan Safari Hunt.[34] Sega dan Nintendo, yang mengekspor Famicom ke AS dengan nama yang sama seperti Nintendo Entertainment System (NES), berencana untuk menghabiskan $15 juta pada musim gugur dan musim dingin 1986 untuk memasarkan konsol mereka; Sega berharap untuk menjual 400.000 hingga 750.000 konsol pada tahun 1986.[35] Pada akhir tahun 1986, Master System terjual sebanyak 125.000 konsol, lebih banyak dari Atari 7800 yang hanya terjual 100.000 konsol, tetapi masih kurang dari Nintendo yang terjual 1,1 juta konsol.[1] Seperti di Jepang, Master System di Amerika Utara memiliki pustaka permainan yang lebih sedikit dibanding NES. Dalam hal melawan praktik lisensi Nintendo, Sega hanya mengandalkan dua pengembang pihak ketiga Amerika, yaitu Activision dan Parker Brothers.[23] Pada tahun 1988, Nintendo menguasai 83 persen pangsa pasar permainan video Amerika Utara.[36] Sega mengklaim bahwa "sistem kami adalah yang pertama di mana grafis pada sampul katrij benar-benar sesuai dengan grafis di permainan aslinya",[35] dan pemasaran untuk Master System ditargetkan untuk membawa kembali pengalaman bermain permainan arkade, tetapi departemen pemasarannya hanya dijalankan oleh dua orang, sehingga memberikan Sega kerugian dalam periklanannya.[25]

Konsol ini dirilis ulang dengan nama Master System di Jepang pada bulan Oktober 1987 seharga ¥16.800.[4] Namun, sama seperti Mark III, perilisan ini tidak cukup berhasil.[23] Konsol dalam kedua bentuknya tidak menimbulkan tantangan serius bagi Nintendo di Jepang.[11]

Peluncuran Master System di Eropa berlangsung pada tahun 1987. Konsol ini didistribusikan oleh Mastertronic di Britania Raya, Master Games di Prancis, dan Bertelsmann di Jerman.[37] Mastertronic mengiklankan Master System dengan tagline "arkade di rumah" dan meluncurkan konsol tersebut tersebut dengan harga £99 (setara dengan £274 pada 2021). Pesanan awal Master System dari pengecer tergolong tinggi, tetapi Sega tak mampu mengirimkan inventaris hingga Boxing Day pada tanggal 26 Desember, menyebabkan banyak pengecer membatalkan pesanan mereka. Akibatnya, Master Games dan Mastertronic sama-sama mengalami krisis keuangan, sampai-sampai Bertelsmann bersumpah tidak pernah bekerja sama lagi dengan Sega. Mastertronic telah menjual saham minoritasnya kepada Richard Branson dan grup Virgin untuk memasuki bisnis konsol dan sekarang menjual sisa perusahaan untuk menghindari kebangkrutan. Virgin Mastertronic yang baru berganti nama kemudian mengambil alih semua distribusi Eropa pada tahun 1988.[37] Akibatnya, Virgin Mastertronic memfokuskan pemasaran Master System pada port permainan arkade Sega dan memposisikannya sebagai alternatif yang lebih unggul untuk konsol Commodore 64 dan komputer rumah ZX Spectrum dalam hal permainan video. Sebagai hasil dari pemasaran ini dan pendekatan Nintendo yang kurang efektif di Eropa, Master System mulai menarik pengembang yang berbasis di Eropa.[38] Master System memegang bagian penting dari pasar konsol permainan video di Eropa melalui peluncuran konsol penerus Sega, yaitu Mega Drive. Brasil juga merupakan pasar yang sukses untuk Master System, di mana konsol tersebut dirilis pada tahun 1989 dan didistribusikan oleh Tectoy.[23][38]

Di Korea Selatan, Sega Mark III dirilis oleh Samsung dengan nama "Gam*Boy" pada bulan April 1989 dan kemudian Master System II dirilis dengan nama "Aladdin Boy" pada tahun 1992.[6] Konsol ini terjual sebanyak 720.000 unit di Korea Selatan hingga tahun 1993, mengalahkan penjualan NES (yang dirilis oleh Hyundai Group dengan nama "Comboy") membuatnya menjadi konsol terlaris di Korea Selatan sampai tahun 1993.[39] Master System juga populer di Australia, di mana 250.000 unit terjual selama tahun 1990,[40] menjadikan konsol ini lebih sukses daripada NES.[41] Sebanyak 650.000 unit konsol Master System telah terjual di Australia hingga bulan November 1994.[42]

Transisi ke Sega Mega Drive dan kemunduran

sunting
 
Mega Drive, yang dikenal sebagai Sega Genesis di Amerika Utara, menggantikan Master System

Sega merilis Mega Drive, konsol permainan video 16-bit, di Jepang pada 29 Oktober 1988.[43] Permainan video terakhir yang dirilis untuk Mark III dan Master System di Jepang adalah Bomber Raid pada tahun 1989.[23] Di tahun yang sama, Sega sedang mempersiapkan untuk merilis konsol baru, yaitu Mega Drive atau "Sega Genesis" untuk pasar Amerika Utara. Tidak senang dengan penanganan Tonka terhadap Master System, Sega mengambil kembali hak pemasaran dan distribusi Master System untuk pasar Amerika Serikat. Pada tahun 1990, Sega merilis Master System II, yang dimodel ulang dari Master System. Konsol ini dirancang sebagai versi Master System yang lebih murah dengan menghilangkan slot Sega Card.[23][34] Sega mempromosikan model baru itu sendiri, tetapi konsol tersebut masih laku keras di wilayah tersebut walau Tonka tidak lagi terlibat dalam pemasaran Master System.[23] Pada tahun 1991, Nintendo dinyatakan bersalah karena melanggar hukum antimonopoli Amerika Serikat dan dipaksa untuk meninggalkan beberapa praktik perizinannya, tetapi Master System telanjur merugi sebelumnya. Pada awal tahun 1992, produksi Master System dihentikan di Amerika Utara. Pada saat penghentiannya, Master System telah menjual sekitar 1,5 juta dan 2 juta unit di Amerika Serikat,[12][44] finis di belakang Nintendo dan Atari, yang masing-masing menguasai 80 persen dan 12 persen pasar.[45] Permainan video terakhir yang dirilis di Amerika Utara adalah Sonic the Hedgehog pada tahun 1991.[23]

Berlawanan dengan kinerjanya di Jepang dan Amerika Utara, Master System berakhir sukses di Eropa, di mana konsol ini mengalahkan NES dengan margin yang cukup besar.[13][46] Hingga tahun 1993, basis pengguna aktif Master System di Eropa adalah 6,25 juta unit, lebih besar dari basis 5,73 juta Mega Drive pada tahun itu.[13] Bersama dengan Mega Drive, Sega menjadi mayoritas basis pengguna konsol di Eropa tahun itu.[46] Pasar terbesar Master System di wilayah tersebut adalah Prancis dan Inggris, yang masing-masing memiliki basis pengguna aktif sebesar 1,6 juta dan 1,35 juta pada tahun 1993.[13] Master System II yang merupakan model ulang dari Master System juga terbukti sukses dan membantu Sega untuk mempertahankan pangsa pasar Master System yang signifikan di Eropa. Perilisan permainan video baru lainnya terus berlanjut hingga tahun 1990-an di Eropa, termasuk Sonic the Hedgehog 2 , Streets of Rage 2, dan Merc.[23] Master System juga terus meraih kesuksesan di Brasil, di mana variasi baru terus dirilis walau konsol tersebut dihentikan produksinya di wilayah lain. Variasi ini termasuk Master System Compact[23] dan Master System 3.[47] Hingga tahun 2012, Master System telah terjual sebanyak 5 juta unit di Brasil.[14]

Sega Game Gear

sunting
 
Sega Game Gear didasarkan pada arsitektur Master System dan memiliki banyak kesamaan

Dikembangkan dengan nama "Project Mercury"[48] dan dirancang berdasarkan perangkat keras Master System,[49] Game Gear adalah sebuah konsol permainan genggam yang dirilis Sega. Pertama kali dirilis di Jepang pada 6 Oktober 1990,[9] di Amerika Utara dan Eropa pada tahun 1991, dan di Australia pada tahun 1992.[48] Awalnya dijual seharga JP¥19.800 di Jepang,[9] US$149,99 di Amerika Utara, dan GB£99,99 di Eropa,[48] Game Gear dirancang untuk bersaing dengan Game Boy, yang dirilis Nintendo pada tahun 1989.[50] Meskipun Game Gear memiliki kemiripan dengan Master System, permainan dari Master System tidak dapat dimainkan secara langsung di Game Gear, dan hanya dapat dimainkan di perangkat genggam tersebut dengan menggunakan aksesori yang disebut Master System Converter.[50] Sebagian besar pustaka permainan Game Gear adalah hasil porting dari Master System. Karena orientasi lanskap layar Game Gear dan kesamaan perangkat keras dengan Master System, mudah bagi pengembang untuk mem-porting permainan Master System ke Game Gear.[48]

Spesifikasi teknis

sunting
 
Zilog Z80 manufactured by NEC

CPU utama untuk Master System adalah Zilog Z80, prosesor 8-bit yang berjalan pada frekuensi 4 MHz. CPU ini berisi 8 kB ROM, 8 kB RAM dan 16 kB RAM video. Sistem video disediakan melalui sakelar RF dan ditampilkan pada resolusi 256 × 192 piksel dan hingga 64 warna pada satu waktu. Secara fisik, Master System berukuran 365 x 170 x 70 milimeter (14,4 in × 6,7 in × 2,8 in),[31] sedangkan Mark III berukuran 318 x 145 x 52 milimeter (12,5 in × 5,7 in × 2,0 in).[30] Baik Mark III maupun Master System memiliki dua slot untuk input permainan: satu untuk kartrij dan satu untuk Sega Card, bersama dengan slot ekspansi dan 2 porta pengontrol.[30][31] Sistem audio dibekali dengan cip PSG SN76489. Audio untuk unit yang dirilis di Jepang juga terintegrasi dengan cip FM YM2413,[31] yang merupakan fitur opsional pada Mark III. Dengan beberapa pengecualian, perangkat keras Master System banyak memiliki kesamaan dengan perangkat keras Mark III. Judul permainan video untuk konsol Master System dapat dimainkan di Sega Genesis dengan menggunakan aksesori tambahan yang dikenal sebagai Power Base Converter,[23] serta di Game Gear dengan menggunakan aksesori Master System Converter.[48]

Master System dirancang dengan perangkat keras yang lebih unggul jika dibandingkan dengan NES. Master System memuat memori dua kali lebih banyak daripada pesaingnya dari Nintendo.[25] CPU Master System berjalan pada kecepatan frekuensi yang lebih cepat daripada prosesor NES, yaitu Ricoh NMOS 6502 yang berjalan pada kecepatan 1,79 MHz, meskipun Z80 memerlukan lebih banyak siklus. NES mampu menampilkan 25 warna sekaligus dari palet master sebanyak 54, berbeda dengan 32 warna sekaligus dari palet master sebanyak 64 warna pada Master System.[31]

 
 
 
 
 
Master System controllers
Light Phaser
SegaScope 3-D glasses
Master System 3 Compact
Master System Girl

Sejumlah aksesori tambahan dibuat untuk Mark III dan Master System, yang saling kompatibel satu sama lain. Pengontrol untuk kedua konsol tersebut berbentuk persegi panjang dengan pad kontrol dan dua tombol. Sega juga memperkenalkan pengontrol tambahan, seperti pengontrol stang sepeda dan pengontrol dayung untuk Mark III, dan pengontrol olahraga khusus untuk Master System. Sepasang kacamata 3D yang dikenal sebagai SegaScope 3-D juga dibuat sebagai aksesori untuk permainan seperti Space Harrier 3D,[34] meskipun pengguna Mark III memerlukan konverter tambahan untuk menggunakannya. Mark III juga memiliki aksesori pemancar RF opsional, yang memungkinkan bermain secara nirkabel lewat sinyal televisi UHF.[51][52] Sebuah periferal senjata laser yang dikenal sebagai Light Phaser juga dirilis.[34] Desainnya terinspirasi dari senjata dengan nama yang sama dari anime Jepang Zillion.[47]

Master System diproduksi dalam beberapa variasi. Dirilis pada tahun 1990, varian Master System II menghapus sejumlah komponen untuk mengurangi biaya konsol, termasuk slot Sega Card, tombol reset, lampu daya, porta ekspansi, bahkan suara beserta logo yang muncul saat menyalakan konsol.[34] Beberapa variasi konsol berlisensi juga ada di Brasil, yang dibuat oleh Tectoy. Variasi yang dikenal sebagai Master System 3 Compact mampu berfungsi secara nirkabel dengan pemancar RF, sementara Tectoy juga berusaha untuk menarik perhatian para konsumen wanita di Brasil dengan merilis Master System Girl, yang dicetak dalam plastik merah muda cerah. Versi yang lebih baru, dirilis pada tahun 2006 di Brasil yang dikenal sebagai Master System 3 Collection, berisi 120 permainan bawaan.[47] Variasi Master System lainnya, yang dibuat sebagai konsol permainan genggam, dirilis dengan beberapa merek termasuk Coleco pada tahun 2006.[53]

Pustaka permainan

sunting
 
Phantasy Star untuk Master System menjadi salah satu waralaba tersukses Sega

Permainan untuk Master System tersedia dalam dua format, yakni katrij ROM yang mampu menampung kode program hingga 4 Mbit, dan Sega Card yang dapat menampung hingga 256 kbit. Sega Card memiliki biaya produksi yang lebih murah dibanding katrij serta mencakup judul-judul seperti Spy vs. Spy dan Super Tennis.[23][34] Namun, Sega Card akhirnya dihentikan karena memorinya yang terlalu kecil. Beberapa permainan yang diproduksi untuk Master System diantaranya adalah Psycho Fox, Golvellius, dan Phantasy Star, yang kemudian menjadi waralaba sukses bagi Sega dan dianggap sebagai salah satu acuan untuk permainan bermain peran.[54] Master System juga menjadi tuan rumah untuk permainan yang menampilkan karakter andalan Sega saat itu, Alex Kidd dari Alex Kidd in Miracle World. Wonder Boy III: The Dragon's Trap disebut sebagai "tonggak sejarah dalam desain permainan video" karena perpaduan inovatif antara alur permainan platform dengan elemen permainan RPG.[55] Master System juga memuat judul-judul permainan bawaan sistem yang sudah termasuk ke dalam perangkat kerasnya, diantaranya Snail Maze dan Hang-On, serta Alex Kidd in Miracle World dan Sonic the Hedgehog. Judul permainan tambahan juga dirilis di Brasil oleh Tectoy setelah Master System berhenti rilis di wilayah lain, seperti pemortaan untuk Street Fighter II dan Dynamite Headdy.[23]

Sejumlah penulis mengkritik pustaka permainan Master System karena terlalu sedikit jika dibandingkan dengan NES, terutama untuk wilayah Amerika Utara. Computer Gaming World menyebut judul-judul permainan Sega yang baru sebagai "tetesan air di [keringnya] padang pasir".[56] Karena praktik lisensi Nintendo, sedikit pengembang pihak ketiga yang mau merilis permainan videonya untuk Master System. Menurut Damien McFerran, "Nintendo meminta agar pengembang menjaga permainan mereka agar tetap 'eksklusif NES', mengingat posisi konsol Nintendo yang tak tergoyahkan di puncak penjualan, sedikit yang memiliki keinginan untuk menentang permintaan ini".[23] Selain itu, menurut perancang permainan Mark Cerny, sebagian besar judul permainan pertama Master System oleh Sega dikembangkan dalam tenggat waktu tiga bulan, yang berdampak negatif pada kualitas permainan.[33][57][58] Namun, judul-judul permainan untuk Master System memang memanfaatkan perangkat keras konsol tersebut yang canggih dibandingkan dengan NES; Alex Kidd in Miracle World, misalnya, memamerkan "warna-warna yang menyengat dan sprite yang lebih detail" daripada gim-gim NES pesaing.[59][60] Selain itu, versi Master System dari R-Type telah menuai pujian retrospektif atas kualitasnya, dengan visual yang dianggap sebanding dengan hasil portaan TurboGrafx-16 di judul yang sama.[61]

Di sisi lain, Retro Gamer memuji pustaka untuk wilayah PAL dari Master System, menyebutnya sebagai "pustaka yang luar biasa dari hasil portaan yang menarik dan eksklusif" dan mencatat bahwa ia menawarkan kedalaman yang jauh lebih besar daripada yang tersedia di Amerika Utara.[62] Mereka memuji "umpanan tetes judul-judul berkualitas" yang terus dirilis untuk Master System di Eropa hingga pertengahan 1990-an.[23] Judul-judul tersebut berkisar dari permainan 8-bit oleh waralaba Mega Drive seperti Sonic the Hedgehog dan Streets of Rage hingga lusinan rilis eklusif untuk wilayah PAL seperti Lucky Dime Caper, Asterix, Ninja Gaiden, Master of Darkness dan Power Strike II.[62]

Penerimaan dan legasi

sunting

Penjualan Master System diperkirakan di antara angka 10 juta hingga 13 juta unit, tidak termasuk penjualan di Brasil baru-baru ini, berbeda jauh dengan pesaing utamanya, Famicom, yang terjual sebanyak 62 juta unit.[9][10] Sega kemudian menutup kesenjangan pangsa pasar antara dirinya dan Nintendo pada generasi berikutnya dengan merilis Genesis, yang terjual sebanyak 40 juta unit konsol dengan pesaingnya, Nintendo, berhasil menjual Super Nintendo Entertainment System sebanyak 49 juta unit.[63] Master System menuai lebih banyak kesuksesan di Eropa dan Brasil daripada di Jepang dan Amerika Utara.[23] Pada tahun 1989, Sega Master System terdaftar dalam 20 produk teratas oleh Layanan Pelacakan Penjualan Ritel Mainan NPD Group.[64] Namun, penerimaan pada tahun 1992 oleh majalah Electronic Gaming Monthly menunjukkan tren yang menurun untuk minat konsol ini oleh konsumen. Empat pengulas memberi skor konsol 5, 4, 5, dan 5 dari 10 poin masing-masing di Panduan Pembeli majalah tahun 1992, dengan fokus pada nilai Genesis yang lebih baik dan kurangnya judul permainan berkualitas untuk Master System.[65] Pada tahun 1993, pengulas memberi skor konsol sebesar 2, 2, 3, dan 3 dari 10, dengan catatan Sega dianggap abai dengan pangsa pasar di Amerika Utara dan kurangnya rilisnya judul permainan baru.[66] Menurut Bill Pearse dari Playthings, NES memperoleh keuntungan atas Master System melalui penggunaan perangkat lunak yang lebih baik dan identifikasi karakter yang lebih kuat.[67]

Konsol ini mendapat banyak pujian karena berpengaruh terhadap pengembangan Sega Genesis, walau secara umum dikritik karena pustaka permainannya yang lebih sedikit dibandingkan dengan NES. Menulis untuk AllGame, Dave Beuscher menyebut bahwa "itu (Master System) hancur oleh kurangnya dukungan perangkat lunak pihak ketiga dan hampir menghilang dari pasar Amerika pada tahun 1992".[34] Di sisi lain, Retro Gamer memuji pustaka permainan untuk wilayah PAL konsol ini sebagai "pustaka luar biasa dari berbagai portaan yang menarik, eksklusif dan luar biasa", menyebut pustaka untuk wilayah PAL lebih besar daripada pustaka untuk Amerika Utaranya.[62] Damien McFerran dari Retro Gamer mengakui pentingnya Master System bagi kesuksesan Genesis di kemudian hari, dengan menyatakan, "Tanpa mesin yang remeh ini, Sega takkan bisa menikmati kesuksesan besar yang dimilikinya dengan Mega Drive. Master System memberi kesempatan Sega agar dapat bereksperimen dengan berubah haluan dari bisnis arkade, menciptakan HaKI orisinil, bahkan membuat maskot dalam bentuk bocah monyet yang menyenangkan, Alex Kidd". Dia juga memuji "tetesan judul berkualitas" yang terus dirilis di Eropa hingga pertengahan 1990-an.[23] Pada tahun 2009, Master System dinobatkan sebagai konsol permainan video terbaik ke-20 sepanjang masa oleh situs web permainan video IGN, di belakang kedua pesaing utamanya, Atari 7800 (peringkat ke-17 terbaik) dan Nintendo Entertainment System (peringkat ke-1). IGN memujinya karena memiliki "banyak permainan hebat dan orisinil" tetapi mengkritik pustaka permainan Master System yang lebih sedikit dibandingkan dengan NES, ditambah dengan waktu perilisan permainan yang berkualitas tinggi dan rendah terkadang tidak merata, dengan menyatakan, "Berbulan-bulan dapat berlalu di antara perilisan permainan-permainan besar dan hal ini membuat permainan yang jelek di Master System terasa lebih menyakitkan".[68]

Master System dan perangkat lunaknya masih tetap populer. Menurut IGN, "Meskipun audiens massanya terbatas, Master System memiliki — dan masih memiliki — basis penggemar yang sangat loyal".[68] Pada tahun 2005, Sega mencapai kesepakatan dengan perusahaan Tiongkok AtGames untuk merilis perangkat lunak Master System dalam bentuk produk emulasi di Taiwan, Hong Kong, dan Tiongkok.[69] Sejumlah permainan Master System tersedia untuk diunduh di Virtual Console Wii Nintendo di Amerika Utara, wilayah PAL, dan Jepang. Permainan pertama yang dirilis untuk layanan ini adalah Fist of the North Star, pada tanggal 26 Februari 2008, dan kemudian, Fantasy Zone, dirilis pada tanggal 11 Maret. Keduanya dirilis di Jepang. Di Amerika Utara, Wonder Boy adalah permainan Master System pertama yang dirilis untuk layanan tersebut pada tanggal 31 Maret 2008.[70] Permainan Master System juga telah tersedia melalui layanan daring GameTap.[71]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Untuk model Jepang saja.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Computer Entertainer, Februari 1987, page 13
  2. ^ a b "Mark III" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  3. ^ a b Gamers High! Futabasha Super Mook (dalam bahasa Jepang). Futabasha. 2015. hlm. 55. ISBN 978-4-575-45554-0. 
  4. ^ a b "Master System" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  5. ^ "家庭用 컴퓨터 시판". 매일경제. October 13, 1988. Diakses tanggal 21 September 2022. 
  6. ^ a b Derboo, Sam (July 13, 2010). "A History of Korean Gaming: Part 1". Hardcore Gaming 101. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  7. ^ "Parabéns Master System!! (Wayback Machine: 2012-03-23 13:53)". Tectoy. September 4, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-23. Diakses tanggal 21 September 2022. 
  8. ^ "The SEGA Master System in Brazil: History of a Forgotten Video Game Console". Munib Rezaie: Media Blog and Academic Portfolio. January 25, 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 22, 2022. Diakses tanggal 21 September 2022. 
  9. ^ a b c d Forster, Winnie (2005). The Encyclopedia of Game.Machines: Consoles, Handhelds, and Home Computers 1972–2005. Magdalena Gniatczynska. hlm. 139. ISBN 3-00-015359-4. 
  10. ^ a b Buchanan, Levi (March 20, 2009). "Genesis vs. SNES: By the Numbers". IGN. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  11. ^ a b Nihon Kōgyō Shinbunsha (1986). "Amusement". Business Japan. Nihon Kogyo Shimbun. 31 (7–12): 89. Diakses tanggal January 24, 2012. 
  12. ^ a b Sheff, David (1993). Game Over (edisi ke-1st). New York, New York: Random House. hlm. 349. ISBN 0-679-40469-4. Diakses tanggal January 16, 2012. 
  13. ^ a b c d "Sega Consoles: Active installed base estimates". Screen Digest. Screen Digest Ltd.: 60 March 1995. 
  14. ^ a b Théo Azevedo (July 30, 2012). "Vinte anos depois, Master System e Mega Drive vendem 150 mil unidades por ano no Brasil" (dalam bahasa Portuguese). Universo Online. Diakses tanggal August 6, 2012. 
  15. ^ Brandt, Richard; Gross, Neil (February 20, 1994). "Sega!". BusinessWeek. Bloomberg L.P. Diakses tanggal October 10, 2013. 
  16. ^ Pollack, Andrew (October 24, 1982). "What's New In Video Games; Taking the Zing Out of the Arcade Boom". The New York Times. Diakses tanggal November 27, 2013. 
  17. ^ "The Bottom Line". The Miami Herald  – via NewsBank (perlu berlangganan) . August 27, 1983. Diakses tanggal October 10, 2013. 
  18. ^ Battelle, John (December 1993). "The Next Level: Sega's Plans for World Domination". Wired. Condé Nast Publications. Diakses tanggal October 9, 2013. 
  19. ^ a b c Kohler, Chris (October 2009). "Playing the SG-1000, Sega's First Game Machine". Wired. Condé Nast Publications. Diakses tanggal October 5, 2009. 
  20. ^ "SG-1000" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal February 12, 2014. 
  21. ^ "G&W Wins Cheers $1 Billion Spinoff Set". The Miami Herald  – via NewsBank (perlu berlangganan) . August 16, 1983. Diakses tanggal October 10, 2013. 
  22. ^ Kent, Steven L. (2001). "The Birth of Sega". The Ultimate History of Video Games: The Story Behind the Craze that Touched our Lives and Changed the World. Roseville, California: Prima Publishing. hlm. 343. ISBN 0-7615-3643-4. 
  23. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s McFerran, Damien. "Retroinspection: Master System". Retro Gamer. London, UK: Imagine Publishing (44): 48–53. ISSN 1742-3155. 
  24. ^ "SG-1000 II" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal February 15, 2013. 
  25. ^ a b c d e Parkin, Simon (June 2, 2014). "A history of video game hardware: Sega Master System". Edge. Diakses tanggal September 13, 2014. 
  26. ^ a b Plunkett, Luke (February 27, 2012). "The Story of Sega's First Ever Home Console". Kotaku. Diakses tanggal September 14, 2014. 
  27. ^ "SG-1000 Technical specifications" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal February 12, 2014. 
  28. ^ "SG-1000 II Technical specifications" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal February 12, 2014. 
  29. ^ "SC-3000 Technical specifications" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal February 12, 2014. 
  30. ^ a b c "Mark III data" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 30, 2014. 
  31. ^ a b c d e "Master System data" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 30, 2014. 
  32. ^ "Bruce Lowry: The Man That Sold the NES". Game Informer. GameStop. 12 (110): 102–103. June 2002. 
  33. ^ a b Horowitz, Ken (December 5, 2006). "Interview: Mark Cerny". Sega-16. Diakses tanggal April 16, 2014. 
  34. ^ a b c d e f g Beuscher, David. "Sega Master System – Overview". AllGame. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  35. ^ a b Takiff, Jonathan (June 20, 1986). "Video Games Gain In Japan, Are Due For Assault On U.S." The Vindicator. hlm. 2. Diakses tanggal April 10, 2012. 
  36. ^ McGill, Douglas C. (December 4, 1988). "Nintendo Scores Big". The New York Times. Diakses tanggal March 27, 2009. 
  37. ^ a b Hewison, Richard. "From the Archives: Virgin Games, Part 1". Retro Gamer. London, UK: Imagine Publishing (84): 50–55. ISSN 1742-3155. 
  38. ^ a b McFerran, Damien (July 22, 2014). "Hardware Classics: Sega Master System". Nintendo Life. Diakses tanggal September 13, 2014. 
  39. ^ 게임월드 [Game World] (dalam bahasa Korea). 1994. 
  40. ^ Cantlon, Gavin (November 17, 1991). "Cut-throat selling in video games". The Sydney Morning Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 30, 2021. Diakses tanggal December 29, 2020 – via Newspapers.com. Ozi Soft, [sic] has been distributing Sega video games since 1988 and also offers computer games. Christina Caddy, the company's public relations manager, said that last year it sold 250,000 units of the Sega Master system [sic], which carried an eight-bit console, at a recommended retail price of $99. 
  41. ^ Biggs, Tim (11 July 2017). "Nintendo's NES launched 30 years ago this month in Australia, or did it?". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 5 October 2021. 
  42. ^ "Sega's Secrets". Sega MegaZone. Australia: Mason Stewart Publishing Pty Ltd. November 1994. hlm. 23. 
  43. ^ Sczepaniak, John (2006). "Retroinspection: Mega Drive". Retro Gamer. London, UK: Imagine Publishing (27): 42–47. ISSN 1742-3155. 
  44. ^ "16-Bit Hits – New video games offer better graphics, action". Minneapolis Star Tribune  – via NewsBank (perlu berlangganan) . October 15, 1991. Diakses tanggal April 7, 2014. 
  45. ^ "Company News; Nintendo Suit by Atari Is Dismissed". The New York Times. May 16, 1992. Diakses tanggal September 19, 2014. 
  46. ^ a b "Total 8-bit and 16-bit Cartridge Consoles: Active installed base estimates". Screen Digest. Screen Digest. Screen Digest Ltd. March 1995. hlm. 61.  (cf. here [1] and here [2])
  47. ^ a b c Szczepaniak, John (2006). "Company Profile: Tec Toy". Retro Gamer. London, UK: Imagine Publishing (30): 50–53. ISSN 1742-3155. 
  48. ^ a b c d e "Retroinspection: Sega Game Gear". Retro Gamer. London, UK: Imagine Publishing (41): 78–85. 2009. ISSN 1742-3155. 
  49. ^ Buchanan, Levi (October 9, 2008). "Remember Game Gear?". IGN. Diakses tanggal March 29, 2009. 
  50. ^ a b Beuscher, David. "Sega Game Gear – Overview". AllGame. Diakses tanggal July 8, 2013. 
  51. ^ "Master System peripherals" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  52. ^ "Mark III peripherals" (dalam bahasa Japanese). Sega of Japan. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  53. ^ Ransom-Wiley, James (October 26, 2006). "Coleco Tiptoes Back with Sega-filled Handheld". Joystiq. Diakses tanggal April 22, 2010. 
  54. ^ Semrad, Steve (February 2, 2006). "The Greatest 200 Videogames of Their Time, Page 8". 1UP.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 20, 2012. Diakses tanggal June 23, 2014. 
  55. ^ Mott, Tony (2013). 1001 Video Games You Must Play Before You Die. New York, New York: Universe Publishing. hlm. 177. ISBN 978-0-7893-2090-2. 
  56. ^ Kunkel, Bill; Worley, Joyce; Katz, Arnie (November 1988). "Video Gaming World". Computer Gaming World. Ziff Davis. hlm. 54. ISSN 0744-6667. 
  57. ^ Parkin, Simon (September 13, 2013). "Sonic the Hedgehog: past, present and future". The Guardian. Diakses tanggal June 6, 2014. They made 40 games in this way ...But by my judgment only two were really worth playing. 
  58. ^ Totilo, Stephen (March 10, 2014). "A Candid Talk With Mark Cerny, Who Designed The PS4, Among Other Things". Kotaku. Diakses tanggal June 6, 2014. 
  59. ^ Buchanan, Levi (January 25, 2008). "Alex Kidd in Miracle World Review". IGN. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  60. ^ cf. Mott, Tony (2013). 1001 Video Games You Must Play Before You Die. New York, New York: Universe Publishing. hlm. 108. ISBN 978-0-7893-2090-2. 
  61. ^ "Retro Reviews: R-Type". Game Informer. GameStop. 12 (114): 114. October 2002. 
  62. ^ a b c "The Collector's Guide: Sega Master System", Retro Gamer, issue 117, hal. 20–31, 2013
  63. ^ "Sonic Boom: The Success Story of Sonic the Hedgehog". Retro Gamer — The Mega Drive Book. London, UK: Imagine Publishing: 31. 2013. ISSN 1742-3155. 
  64. ^ Leccesse, Donna (May 5, 1989). "Retailers say video is a dream come true; Nintendo is leading the way to better sales". Playthings. Sandow Media LLC. – via HighBeam Research(perlu berlangganan). 
  65. ^ Steve, Ed, Martin, and Sushi-X (January 1992). "Electronic Gaming Monthly's Buyer's Guide". Electronic Gaming Monthly. EGM Media LLC: 74. 
  66. ^ Steve, Ed, Martin, and Sushi-X (January 1993). "Electronic Gaming Monthly's Buyer's Guide". Electronic Gaming Monthly. EGM Media LLC: 32. 
  67. ^ Pearse, Bill (January 1, 1992). "Nintendo and Sega gear up for battle. (Nintendo of America Inc. and Sega Inc. compete for 16-bit video game market; includes related articles) (Industry Overview)". Playthings. Sandow Media LLC. – via HighBeam Research(perlu berlangganan). 
  68. ^ a b "Top 25 Videogame Consoles of All Time: SEGA Master System is Number 20". IGN. 2009. Diakses tanggal March 31, 2014. 
  69. ^ "Sega expands distribution in Greater China". Screen Digest. March 1, 2005 – via HighBeam Research(perlu berlangganan). 
  70. ^ "Cruis'n USA and Wonder Boy Now Available on Wii Shop Channel!". Nintendo. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 23, 2008. Diakses tanggal March 15, 2010. 
  71. ^ Leupold, Tom (February 3, 2006). "Games on tap, or 'History of the Gaming World, Part I'". Oakland Tribune – via HighBeam Research(perlu berlangganan).