Selar hijau atau disebut juga selar como (Atule mate) adalah salah satu jenis ikan pelagis dari famili Carangidae.[2] Ikan ini merupakan satu-satunya anggota genus Atule. Nama genus Atule diambil dari bahasa Hawaii untuk ikan ini dan mate yang berarti "mati".[3] Ikan ini hidup di perairan tropis di Indo-Pasifik.

Selar hijau
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Carangiformes
Famili: Carangidae
Subfamili: Caranginae
Genus: Atule
D. S. Jordan & E. K. Jordan, 1922
Spesies:
A. mate
Nama binomial
Atule mate
G. Cuvier, 1833
Peta persebaran ikan Selar hijau
Sinonim
  • Caranx mate, Cuvier, 1833
  • Alepes mate,
    (Cuvier, 1833)
  • Caranx xanthurus,
    Cuvier, 1833
  • Caranx affinis,
    Rüppell, 1836
  • Selar affinis,
    (Rüppell, 1836)
  • Selar hasseltii,
    Bleeker, 1851
  • Caranx hasseltii,
    (Bleeker, 1851)
  • Carangus politus,
    Jenkins, 1903
  • Decapterus politus,
    (Jenkins, 1903)
  • Decapterus lundini,
    Jordan & Seale, 1906
  • Decapterus normani,
    Bertin & Dollfus, 1948

Deskripsi

sunting

Selar hijau memiliki ciri fisik berupa tubuh yang cenderung oval dan berbentuk pipih. Ikan ini punya sisik tajam pada pangkal ekor dan punya garis-garis hijau kekuningan yang samar.[2] Ikan ini punya panjang rata-rata 26 cm dengan panjang maksimal 30 cm.[2][4] Selar hijau makan krustasea, ikan-ikan kecil, dan zooplankton seperti sefalopoda. Ikan ini bisa berenang dengan cepat untuk mengejar zooplankton.[4]

Selar hijau adalah ikan laut yang umumnya hidup di hutan bakau, estuari, perairan pesisir dan perairan zona atas atau zona pelagik.[5] Selar hijau membentuk kawanan ikan (schooling) hingga kedalaman 80 m di perairan pesisir. Selar hijau menyukai berenang bebas dan bergerak secara vertikal dan horizontal mendekati permukaan air.[6] Distribusi ikan pelagis, seperti ikan selar, secara horizontal mendapat pengaruh dari daratan.[6] Oleh karena itu, ikan selar hijau banyak ditemukan di zona neritik yang terletak di paparan benua.[6] Zona neritik mengandung banyak plankton yang dikonsumsi selar hijau.

Selar hijau dapat ditemukan perairan tropis dan sub-tropis di sepanjang perairan Indo-Pasifik, dari Laut Merah dan pesisir timur Afrika hingga India. Di perairan Pasifik, selar hijau dapat ditemukan di sepanjang pesisir Asia Tenggara, Indonesia, Jepang, Laut Arafura, pesisir utara Australia, hingga Kepulauan Hawaii dan Samoa di Samudera Pasifik.[4] Distribusi dan jumlah ikan ini masih cukup melimpah di wilayah jangkauannya, sehingga selar hijau dikategorikan sebagai Least Concern oleh IUCN.[5] Tidak ada tindakan pelestarian khusus untuk spesies ini. Namun, habitat spesies ini dapat ditemukan di sejumlah Kawasan Konservasi Perairan sehingga secara tidak langsung spesies ini turut dilestarikan di kawasan konservasi perairan.[5][7]

Pemanfaatan

sunting

Pada umumnya ikan ini ditangkap menggunakan pancing dan alat tangkap berteknologi rendah. Ikan selar hijau dapat dimanfaatkan untuk konsumsi. Ikan yang dipasarkan bisa dijual dalam keadaan segar atau beku. Ikan juga bisa diolah dengan cara dikeringkan, diasinkan, atau digunakan untuk industri perikanan.[5] Meskipun selar hijau tidak memiliki nilai ekonomis tinggi, namun ikan ini telah mengalami eksploitasi di beberapa wilayah penangkapan dan menjadi tangkapan sampingan kapal perikanan komersial.[5] Di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, dan India, ikan ini menjadi salah satu ikan target bagi nelayan dan pemancing rekreasional.[5] Di Hawaii, ikan ini tercatat dieksploitasi besar-besaran oleh nelayan lokal yang menggunakan perahu kecil dan alat pancing.[5] Di perairan Qatar selar hijau menjadi tangkapan sampingan (by-catch) kapal pukat (trawler) oleh industri perikanan komersial.[5]

Di Indonesia umumnya ikan selar dijual dalam bentuk segar dan menjadi salah satu ikan target tangkapan nelayan. Di perairan Laut Sunda ikan selar diperkirakan telah mengalami penangkapan yang berlebihan atau overfishing.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Smith-Vaniz, W.F.; Williams, I. (2016). "Atule mate". 2016: e.T20256729A115370979. doi:10.2305/IUCN.UK.2016-3.RLTS.T20256729A46664039.en. 
  2. ^ a b c "Atule mate | fishIDER". fishider.org. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  3. ^ Randall, John E. (2007). Reef and Shore Fishes of the Hawaiian Islands (dalam bahasa Inggris). Sea Grant College Program, University of Hawaiʻi. ISBN 978-1-929054-03-9. 
  4. ^ a b c Luna, Susan M. "Atula mate". FishBase. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  5. ^ a b c d e f g h Smith-Vaniz (??), William F.; Williams, Ivor (2015-03-06). "IUCN Red List of Threatened Species: Atule mate". IUCN Red List of Threatened Species. 
  6. ^ a b c d Zahra, Ageng Nur Agustins; Susiana, Susiana; Kurniawan, Dedy (2019-11-21). "The sustainable potential and utilization rate of Yellowtail scad fish ( Atule mate ) landed on Kelong Village, Bintan Regency, Indonesia". Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 3 (2): 57–63. doi:10.29239/j.akuatikisle.3.2.57-63. ISSN 2598-8298. 
  7. ^ BPSPL Padang (Juni 2021). "Konservasi Kawasan". Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang. Diakses tanggal 2021-12-03.