Sesar Baribis
Sesar Baribis atau Patahan Baribis adalah Sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat pulau Jawa. Sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa. Sesar ini melintasi selatan Indramayu[1], sisi barat Subang dan Purwakarta, Cirebon, Karawang, Cibatu (Bekasi), Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Rangkasbitung. Keberadaan Sesar ini masih menjadi dugaan bahkan disebut-sebut sebagai ancaman besar bagi Jakarta.[2]
Sesar Baribis | |
---|---|
Etimologi | Pegunungan Baribis |
Lokasi | Jawa |
Negara | Indonesia |
Wilayah | Jawa Barat, Jakarta, Banten |
Kota | Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bogor, Jakarta Selatan, Depok, Tangerang Selatan |
Karakteristik | |
Segmen | Subang-Purwakarta-Bekasi-Jakarta |
Panjang | 100 km |
Pergeseran | 5 mm/tahun |
Tektonika lempeng | |
Status | Aktif |
Gempa bumi | Gempa bumi Bogor 1834 (M 7.0) Gempa bumi Karawang 1862 (M 6.5) |
Jenis | Thrust |
Umur | Pliocene-Pleistocene |
Nama Baribis diambil dari nama Perbukitan Baribis di daerah Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat. Sesuai namanya, Sesar Baribis membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka dengan panjang sekitar 100 kilometer.
Sesar ini membentang sepanjang 25 Km di Jakarta Selatan. Sesar ini bertanggung jawab atas gempa bumi pada tahun 1834 di Bogor dengan kekuatan 7.0 Mw yang menyebabkan kehancuran massal di sekitarnya. Sesar ini kembali bergeser pada tahun 1862 dan menyebabkan gempa bumi berkekuatan 6.5 Mw di Kabupaten Karawang.[3][4]
Karakteristik
suntingSesar tersebut diperkirakan sepanjang 100 km dan membentang dari Purwakarta hingga Kabupaten Lebak,[5] bergerak dengan kecepatan 5 mm per tahun. Ini adalah patahan dorong yang terbentuk selama era Pliosen. Sesar ini terbagi menjadi dua segmen.[6][7]
Studi mengenai pemantauan gempa bumi di sepanjang Sesar Baribis yang melibatkan penempatan stasiun seismografi lubang bor di sekitar Jakarta. Sebelumnya, status Sesar Baribis sebagai sesar aktif atau tidak aktif masih menjadi perdebatan yang cukup besar.
Meskipun hasil dari Damanik. menyatakan bahwa Sesar Baribis aktif secara seismik, hal ini bergantung pada deteksi, lokasi, dan karakterisasi hanya dua peristiwa yang tampaknya berkaitan dengan sesar. Dalam studi ini, pemantauan gempa tambahan dilakukan melalui pemasangan tujuh seismometer lubang bor di sekitar Sesar Baribis dekat Karawang dan Purwakarta.[8]
Wilayah tepat di sebelah selatan Sesar Baribis terdapat gunung berapi aktif (Gunung Salak dan Gunung Gede), yang kemungkinan besar merupakan sumber gempa bumi yang tidak terkait dengan sesar tersebut. Bahaya yang terkait dengan fenomena ini sudah cukup diketahui, oleh karena itu fokus kami pada potensi gempa Sesar Baribis, masih kurang dipahami dan tidak dipertimbangkan dalam peta bahaya seismik Indonesia saat ini.
Resiko gempa bumi
suntingSesar Baribis terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter setiap tahunnya, Sesar tersebut melewati wilayah Jabodetabekjur yang berpenduduk lebih dari 30 juta orang, di mana gempa bumi dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan yang sangat besar.
Menurut sebuah Studi dari pusat studi gempa nasional (PuSGeN), jika gempa berkekuatan 6.5 di sepanjang Patahan Baribis, dapat membunuh sekitar 18.000 jiwa, 100.000 luka-luka, 5 juta orang dapat kehilangan tempat tinggal, dan 30 juta orang akan terdampak langsung, mengingat daerah Jabodetabekjur adalah daerah kota paling padat penduduk di Indonesia, kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp100 triliun, dan dapat menjadikan bencana alam paling merugi di Indonesia.[9]
Separuh wilayah kota Jakarta berada di bawah permukaan laut, sehingga kota ini sangat rentan terhadap banjir atau Likuefaksi jika terjadi gempa bumi besar. Kondisi Tanah lunak di bagian utara Bekasi dan Jakarta Utara dapat menyebabkan penguatan guncangan gempa menjadi lebih besar, dibandingkan dengan daerah lain.[10]
Jakarta, sebagai kota terbesar di Indonesia, terletak di salah satu kawasan paling aktif secara seismik di dunia, yang dikenal sebagai Cincin Api Pasifik. Gempa bumi sering terjadi di Jakarta, meskipun kota ini tidak sering menjadi pusat gempa tersebut. Jakarta jarang mengalami dampak terberat dari gempa bumi tersebut.
Dalam beberapa dekade terakhir, pernah terjadi gempa bumi yang relatif kuat di Jakarta, namun pusat gempa terletak jauh di lepas pantai. Meski demikian, potensi aktivitas seismik di Jakarta masih tetap ada. Perlu dicatat bahwa Jakarta juga menghadapi masalah penurunan permukaan tanah yang parah, yang memperburuk resiko gempa bumi.[11]
Beberapa gempa besar pernah terjadi di Jakarta, seperti pada peristiwa tahun 1699, lalu 1780, 1834, 1903, 1943 dan 2009.
Catatan gempa bumi
suntingSesar Baribis beberapa kali telah mengalami gempa bumi sejak tahun 1800, namun hanya beberapa peristiwa yang tercatat.
- Gempa bumi Jawa 1834 - 7.0 Mw Gempa berpusat sekitar 15 km dari Kota Bogor, kehancuran meluas terjadi, sekitar lima orang dilaporkan tewas.
- Gempa bumi Cirebon 1847 - 7.0 Mw Gempa berpusat di Kabupaten Cirebon, puluhan orang dilaporkan meninggal.
- Gempa bumi Karawang 1862 - Magnitudo perkiraan 5.8–6.5 Mw Gempa berpusat sekitar perbatasan antara Kabupaten Karawang dan Purwakarta, getaran dirasakan antara MMI VI–VII. Kerusakan dan korban tidak diketahui.
Lihat pula
sunting- Sesar Citarik
- Sesar Cimandiri
- Sesar Lembang - Sesar aktif di Kabupaten Bandung
- Sesar Kendeng - Sesar serupa di kota Surabaya
- Sesar Opak - Sesar aktif di Yogyakarta
- Sesar Semangko - Sesar terpanjang di Indonesia
- Sesar Naik Busur Belakang Flores - Sesar aktif di Kepulauan Nusa Tenggara
- Sesar Palu-Koro - Sesar aktif di Sulawesi Tengah
- Daftar gempa bumi di Indonesia
Referensi
sunting- ^ "Sesar Baribis Indramayu". Diakses tanggal 2021-3-12.
- ^ "Cirebon Segment of the Baribis Fault Trace on the Cimanis River". Kompas.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 Oktober 2024.
- ^ "Waspada! Ancaman Sesar Baribis Sangat Nyata: Biang Kerok Gempa Karawang, Maksimal Capai 7,5 Magnitudo". Ayojakarta.com. Diakses tanggal 3 Januari 2024.
- ^ "Sesar Baribis dan Ancaman Gempa yang Mengepung Jakarta dan Sekitarnya". KOMPAS.com. 26 June 2022. Diakses tanggal 1 July 2022.
- ^ "Apa Itu Sesar Baribis? Laporan BMKG Sebut Selatan Jakarta dalam Ancaman Gempa Besar, Ini Penjelasannya". Seputar Lampung. 27 June 2022. Diakses tanggal 1 July 2022.
- ^ "Mengenal Sesar Baribis yang Disebut Jadi Potensi Gempa di Jakarta". detik.com. 26 June 2022. Diakses tanggal 1 July 2022.
- ^ "Apa Itu Sesar Baribis yang Jadi Ancaman Gempa di Jakarta?". Kumparan.com. 27 June 2022. Diakses tanggal 1 July 2022.
- ^ "Implications for fault locking south of Jakarta from an investigation of seismic activity along the Baribis fault, northwestern Java, Indonesia". Nature.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Maret 2024.
- ^ "Mengenal Sesar Baribis, Jadi Ancaman Gempa di Jakarta Selatan". pikiran-rakyat.com. 26 June 2022. Diakses tanggal 1 July 2022.
- ^ "Efek tanah lunak membuat gempa Lebak sangat terasa di Jakarta". Antara.news. Diakses tanggal 1 Januari 2024.
- ^ "How common are earthquakes in Jakarta?" [Seberapa sering Jakarta diguncang gempa bumi?]. realiste.ai (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Juni 2024.