Bahasa Sinhala

bahasa Indo-Arya yang berasal dari Sri Lanka
(Dialihkan dari Sinhala)

Bahasa Sinhala adalah sebuah cabang dari rumpun bahasa Indo-Arya, dan masih berkerabat dekat dengan bahasa Bengali, Pali, Sanskerta dan bahasa lainnya yang serumpun. Bahasa ini dituturkan oleh kurang lebih 74 persen penduduk Sri Lanka, dan mereka terkonsentrasi di bagian barat, tengah, tenggara, timur dan selatan negeri ini.

Bahasa Sinhala
සිංහල
WilayahSri Lanka
Penutur
16 juta (2007)[1]
2 juta sebagai bahasa kedua (1997)
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

Bentuk awal
Dialek
Aksara Sinhala
Status resmi
Bahasa resmi di
Sri Lanka
Kode bahasa
ISO 639-1si
ISO 639-2sin
ISO 639-3sin
Glottologsinh1246[3]
Linguasfer59-ABB-a
IETFsi
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC1 National
Bahasa Sinhala dikategorikan sebagai C1 National menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini menjadi bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara
Referensi: [4]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Sinhala
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Sejarah

sunting

Bahasa Sinhala mulai diketahui perkembangannya sejak abad ke-6 SM, diawali dengan kedatangan Pangeran Vijaya Singhapura dari tanah Bengali dan 700 pasukannya yang mendarat di kawasan yang disebut Sri Lanka saat ini. Pangeran Vijaya dan Putri Kuveni yang merupakan putri raja setempat meletakkan cikal bakal terbentuknya masyarakat Sinhala. Meski catatan tersebut masih diliputi misteri kebenarannya, tetapi diperkirakan kedatangan orang-orang Arya berlangsung mulai abad ke-4 atau 5 SM dari Bengala.

Bahasa ini diperkirakan berkembang dari bahasa Indo-Arya Kuno (Sanskerta), yang kemudian berkembang lagi menjadi bahasa Indo-Arya Madya (Prakerta) dengan ciri terbaik dipegang oleh bahasa Pali yang merupakan bahasa bagi umat Buddha. Naskah-naskah tua seperti Maha Wamsa, yakni kisah raja-raja Sri Lanka, menunjukkan bahwasanya bahasa ini sudah berkembang sangat lama. Bahasa Sinhala juga banyak menyimpan bentuk-bentuk lama bahasa Sanskerta, karena keterisolasiannya dari bahasa-bahasa Indo-Arya di utaranya. Seperti misalnya awalan ‘y’ yang di utara berubah menjadi ‘j’ dengan contoh:

  • Sanskerta: yati (pergi)
  • Hindi: jana (pergi)
  • Bengali: jay (pergi)
  • Sinhala: yanna (pergi)

Pengaruh bahasa-bahasa sekitarnya

sunting

Bahasa Sinhala selain berakar dari bahasa Sanskerta dan Pali, juga dipengaruhi oleh bahasa-bahasa sekitarnya. Karena bahasa di sekelilingnya tergolong bahasa-bahasa Dravida, maka mau tidak mau banyak sekali kosakata bahasa-bahasa Dravida, khususnya Tamil yang masuk ke dalam bahasa Sinhala. Disamping bahasa Tamil, karena Sri Lanka juga merupakan jalur perdagangan yang sangat strategis, maka pengaruh kosakata dari berbagai bahasapun berdatangan. Bahasa Sinhala menyerap banyak kosakata dari bahasa Portugis yang dibawa oleh para penjajah pada abad ke-16, kemudian bahasa Belanda, Inggris, Arab dengan bahasa Sanskerta yang diubah sedikit bentuknya.

Sistem penulisan

sunting

Bahasa Sinhala menggunakan sistem penulisan yang berkembang dari sistem Brahmi, dan diperkenalkan di pulau tersebut pada abad ke-3 SM. Kemudian pada abad ke-6, beberapa karakter tertentu diadopsi bahasa ini dari huruf-huruf Dravida dan pada saat ini bahasa Sinhala sudah mempunyai 56 karakter.

Kebijakan bahasa

sunting

Sepanjang tahun 1830-1833, bahasa Inggris diperkenalkan sebagai media instruksi dalam segala bidang, dan pemerintah kolonial Inggris kemudian menjadikan bahasa ini menjadi bahasa resmi bagi wilayah Sri Lanka (Ceylon). Namun kebijakan ini kemudian mendapat tentangan dari masyarakat Sinhala dan Tamil yang menginginkan bahasa Sinhala dan Tamil menjadi bahasa nasional sebagai pengganti bahasa Inggris.

Pada tahun 1951, pemerintah Gubernur Jenderal Sri Lanka menunjuk tiga anggota Komisi Bahasa, yang dipersiapkan untuk menetapkan bahasa Sinhala dan Tamil sebagai bahasa resmi negara.

Hal tersebut tidak menjadi masalah hingga pada tahun 1956 diloloskan lagi Undang-Undang Bahasa No. 33 tahun 1956. Undang-Undang ini menyatakan bahasa Sinhala sebagai satu-satunya bahasa resmi bagi Sri Lanka, dan hal inilah yang mengakibatkan terjadinya diskriminasi bagi orang-orang Tamil di mana mereka untuk memperoleh pekerjaan harus dapat menguasai bahasa Sinhala dan jumlah pekerja dari kalangan Tamil berkurang hingga di bawah 10% pada pertengahan tahun 1950an. Masalah inilah yang kemudian memicu konflik bahasa, yang merebak menjadi konflik kesukuan dan agama. Hingga muncul lah gerakan Tamil Eelam yang berusaha melepaskan diri dari Sri Lanka dan membentuk negara bagi warga Tamil di utara dan timur Sri Lanka. Hal ini tidak lepas dari diskriminasi bahasa yang terjadi sejak tahun 1950an. Namun berbagai usaha juga telah dilakukan, baik dengan menerjemahkan UUD negara ke dalam bahasa Tamil dan penetapan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung yang paling berpengaruh di Sri Lanka.

Catatan

sunting
  1. ^ Sinhala di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790, diakses tanggal 23 April 2022 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Sinhala". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "Bahasa Sinhala". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 

Pranala luar

sunting