Sinterklas (dalam bahasa lain juga dikenal dengan nama Santa Klaus, Santo Nikolaus, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, Sinyokolas atau Santa) adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.

Penggambaran modern sinterklas yang mendengarkan harapan Natal dari anak-anak.

Santa berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari tokoh Nikolaus dari Myra, adalah orang Yunani kelahiran Asia Minor pada abad ketiga masehi di kota Patara (Lycia et Pamphylia), kota pelabuhan di Laut Mediterania, dan tinggal di Myra, Lycia (sekarang bagian dari Demre, Turki). Nikolaus adalah seorang uskup yang dikenal gemar memberikan hadiah kepada orang-orang miskin.

Selama beberapa ratus tahun, Santo Nikolaus mendapat reputasi sebagai santo pemberi hadiah untuk anak-anak yang rajin berdoa dan berbuat baik. Santo ini kemudian mendapat reputasi mendatangkan keajaiban mirip dengan dewa-dewa pagan seperti Dewa Saturnus dari Romawi dan Odin dari Nordik. Hari perayaannya diperingati setiap 6 Desember.[1]

Tokoh Santa Klaus kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di Dunia Barat, Amerika Latin, Jepang, dan Asia Timur.[2]

Dari Kristen kuno

sunting

Santo Nikolaus dari Myra adalah inspirasi utama untuk figur orang Kristen tentang Sinterklas. Dia adalah uskup Myra di Lycia pada abad ke 4. Nikolaus terkenal untuk kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Dia sangat religius dari awal umurnya dan mencurahkan hidupnya untuk Kristen. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman) dia digambarkan sebagai uskup yang berjanggut dengan jubah resmi. Relik dari Santo Nikolaus dikirim ke Bari di Italia selatan oleh beberapa pedagang Italia; sebuah basilika dibangun tahun 1087 untuk memberi mereka rumah dan menjadi daerah ziarah.

Santo Nikolaus menjadi dirujuk oleh orang banyak sebagai Santo pelindung bagi pelaut, pedagang, pemanah, anak-anak, tuna susila, ahli obat, pengacara, pegadaian, tahanan, kota Amsterdam dan Rusia.

Di Yunani, Santo Nikolaus adalah pengganti untuk Santo Basil (Agios Vasilis dalam Bahasa Yunani), seorang uskup pada abad ke 4 dari Caesarea. Bagian utara Belanda dan beberapa desa di Flanders, Belgia, merayakan seorang figur yang agak mirip, Sint-Maarten (Santo Martin dari Tours).[3]

Selama beberapa ratus tahun, Santo Nikolaus mendapat reputasi sebagai santo pemberi hadiah untuk anak-anak yang rajin berdoa dan berbuat baik. Santo ini kemudian mendapat reputasi mendatangkan keajaiban mirip dengan dewa-dewa pagan seperti Dewa Saturnus dari Romawi dan Odin dari Nordik. Hari perayaannya awalnya diperingati setiap 6 Desember, bukan bertepatan dengan Hari Natal.[1]

Cerita rakyat kuno

sunting
 
Odin, sang pengembara.

Menurut konversi orang Jerman dalam Kristen, pada cerita rakyat Jerman terdapat kisah tentang Dewa Odin (Wodan), yang setiap tahun, pada masa perayaan Yule, melakukan pesta perburuan yang dibimbing oleh dewa-dewa dan prajurit yang mati dalam dunianya. Anak-anak akan menaruh sepatunya, diisi oleh wortel, jerami atau gula, di dekat cerobong asap untuk kuda terbang Odin, Sleipnir, agar kuda itu memakannya. Odin lalu akan memberi hadiah anak-anak itu untuk kebaikannya dengan mengganti makanan Sleipnir dengan hadiah atau permen.

Praktik ini masih ada di Jerman, Belgia dan Belanda setelah adopsi kekristenan dan kemudian digabungkan dengan perayaan Santo Nikolaus. Anak-anak masih menaruh jerami mengisi sepatu di cerobong asap setiap malam musim dingin, dan Santo Nikolaus memberi mereka hadiah permen dan hadiah-hadiah. Kemunculan Odin cukup mirip dengan Santo Nikolaus, digambarkan sebagai orang tua yang misterius dengan janggut.

Praktik ini lalu muncul di Amerika Serikat melalui koloni Belanda di New Amsterdam lebih dulu sebelum serangan Inggris pada abad ke 17, dan berevolusi menjadi menggantung kaus kaki atau kaus kaki natal di dekat cerobong asap. Banyak daerah di Austria dan bekas daerah Italia yang direbut Austria-Hungaria, (Friuli, kota Trieste) anak-anak memberi permen dan hadiah pada hari Santo Nikolaus (San Niccolò dalam Bahasa Italia), menurut kalender Katolik, pada tanggal 6 Desember.

Cerita rakyat lain, berdasarkan dari suku Indo-Jerman, terdapat cerita bahwa ada orang suci (kadang-kadang Santo Nikolaus) dan setan (kadang-kadang Krampus, atau troll). Laki-laki muda memakai baju sebagai Krampus masih ada dalam perayaan hari Santo Nikolaus di Kärnten (Austria Selatan) dan Carnia (Italia timur laut). Cerita itu menyatakan bahwa sebuah daratan diserang teror oleh seorang monster yang pada saat malam hari melata masuk ke cerobong asap dan membunuh anak-anak (mengeluarkan isi perut mereka atau menyimpan mereka untuk dimakan nanti). Orang suci itu mencari setan itu, dan menipunya dengan borgol yang diberkati (dalam beberapa versi borgol yang sama untuk memenjarakan Yesus, dalam versi lain borgol itu adalah yang digunakan untuk menahan Santo Petrus atau Paulus dari Tarsus); setan itu terperangkap dan terpaksa untuk mengikuti perintah sang orang suci. Orang Suci itu menyuruhnya untuk pergi ke setiap rumah dan membuat perubahan, dengan memberikan hadiah kepada anak-anak. Orang suci itu juga membuatnya melakukan hal ini setiap tahun, atau sang setan sangat muak dengan melakukan hal baik dan memilih untuk kembali ke Neraka.

Cerita Rakyat Belanda

sunting
 
Pit hitam

Di Belanda, Santo Nikolaus lebih sering disebut "De Goede Sint" Santo George yang menjadi martir Santo Nikolas oleh seorang budak, yang disebut Zwarte Piet ("Piet Hitam"). Beberapa kisah melukiskan Zwarte Piet memukul anak nakal dengan tongkat atau memasukan mereka ke dalam karung dan membawa mereka ke Spanyol. Beberapa berpendapat legenda Zwarte Piet menjadi rasis karena itu merujuk kalau Santo Nikolaus menggunakan budak Afrika bekerja untuknya dalam hari sebelum pakjesavond (5 Desember — hari saat kado dibuka), meskipun “Zwarte Pieten tidak digambarkan sebagai budak sekarang.

 
Pit hitam, teman sinterklas di Belanda (2005)

Zwarte Piet yang berterima kasih tidak tau harus kemana, dimana dia terpisah dari rekannya dan tidak ada pekerjaan untuk membantu dirinya, dan akhirnya Santo Nikolaus menawarkannya pekerjaan. Beberapa mengatakan kalau dia menulis daftar hal yang diingini oleh anak-anak, yang lain mengatakan kalau Zwarte Piet mengikuti jejak semua anak nakal untuk memasukannya kedalam karung dan membawanya ke Spanyol. Beberapa dasawarsa yang lalu, cerita ini telah diubah dan budak itu telah menjadi budak modern yang mempunyai muka hitam karena mereka memanjat cerobong asap dan menjadi hitam karena jelaga dari api.

Sinterklaas memakai baju mirip dengan uskup. Dia memakai mitra merah dengan salib emas dan membawa tongkat uskup. Kemiripannya dengan uskup dari Myra terlihat jelas disini.

Hadiah diberikan selama perayaan ini dan lebih sering diikuti oleh puisi. Lebih banyak hadiah serius mungkin disediakan untuk besok pagi. Karena memberi hadiah adalah pekerjaan Sinterklaas, hadiah tidak diberikan pada hari natal di Belanda, tetapi orang komersial mulai memanfaatkannya di pasar.

Menurut tradisi, Sinterklaas memiliki Piet untuk berbagai macam hal,: Piet merupakan navigasi untuk keretanya dari Spanyol menuju Belanda, atau Piet untuk memanjat atap untuk memasukan hadiah kedalam cerobong asap. Beberapa tahun banyak cerita telah muncul, paling banyak dibuat oleh orang tua untuk membuat anak-anak tetap percaya kepada Sinterklaas dalam kebijaksanaan dan untuk menghilangkan kelakuan yang buruk. Dalam beberapa kasus, Piet agak ceroboh dalam pekerjaan, seperti Piet sebagai navigasi (Bahasa Belanda "wegwijs piet") menunjuk ke arah yang salah. Ini lebih sering digunakan untuk memberikan komedi kecil dalam parade tahunan saat Santo Nikolaus datang ke Belanda, dan juga bisa digunakan untuk kemajuan anak-anak di sekolah dengan membuat Piet memberikan jawaban yang salah, sebagai contoh, sebuah soal matematika yang sangat sederhana seperti 2+2, sehingga anak-anak dapat diyakinkan untuk memberikan jawaban yang benar.

Dari cerita modern

sunting
 
Hantu Hadiah Natal, versi yang diwarnai dari ilustrasi awal oleh John Leech dibuat untuk novel Charles Dickens A Christmas Carol (1843).

Gambaran Pra-Modern tentang Sinterklaas yang suka memberi hadiah dari sejarah gereja dan cerita rakyat bergabung dengan karakter Inggris Father Christmas untuk membuat karakter yang diketahui oleh orang Inggris dan Amerika Serikat sebagai Santa Claus. Father Christmas pada abad ke 17 di Inggris, dan dia masih ada pada zaman itu, menggambarkannya sebagai orang yang berjanggut memakai baji yang panjang, hijau, jubah berbulu. Dia melambangkan jiwa dari semangat natal, dan digambarkan dalam "Hantu Hadiah Natal" dalam novel A Christmas Carol oleh Charles Dickens.

Nama Santa Claus berasal dari Sinterklaas, nama Bahasa Belanda yang berdasarkan dari karakter Santo Nikolaus. Dia juga diketahui denga nama Sint Nikolaus dimana menjelaskan penggunaan 2 nama yang berbeda, Santa Claus dan Santo Nikolaus atau Santo Nick.

 
Penggambaran cerita rakyat tentang Father Christmas menaiki seekor kambing. Barangkali, ini adalah versi evolusi dari Tomte Swedia.

Di negara lain, gambaran Santo Nikolaus juga dicampur dengan cerita rakyat loka. Sebagai contoh hal yang masih bertahan, penggambaran pagan, di daerah Nordic, ada seekor Kambing Yule (Bahasa Swedia julbock, Bahasa Norwegia "julebukk", Bahasa Denmark "julebuk" Bahasa Finlandia joulupukki), sebuah figur yang mengejutkan dengan tanduk yang mengantar hadiah pada malam natal. Kambing jerami masih menjadi dekorasi natal di Swedia, Norwegia dan Finlandia. Pada tahun 1840, peternakan gnome dalam cerita rakyat Nordic memulai mengantarkan hadiah natal di Denmark, tetapi disebut "Julenisse", berpakaian baju abu-abu dan topi merah. Pada akhir abad ke 19, tradisi ini telah menyebar ke Norwegia dan Swedia (dimana "nisse" disebut Tomte), menggantikan Kambing Yule. Hal yang sama terjadi di Finlandia, tetapi disana lebih banyak figur manusia yang menggunakan nama kambing Yule.

Dari Amerika Serikat

sunting
 
Thomas Nast mengabadikan Santa Claus dengan ilustrasi pada tanggal 3 January 1863, berita dari Harper's Weekly.

Di koloni Inggris di Amerika Utara dan nantinya Amerika Serikat, versi pemberi hadiah Inggris dan Belanda digabungkan lebih jauh. Sebagai contoh, dalam Sejarah of New York (1809) oleh Washington Irving, Sinterklaas diubah menjadi versi Amerika dengan nama "Santa Claus" tetapi kehilangan pakaian uskupnya, dan adalah yang pertama digambarkan sebagai pelaut Belanda dengan pipa rokok dan mengenakan baju dingin berwarna hijau. Buku Irving cercaan dari kebudayaan Belanda di New York, dan lebih banyak gambaran dalam penemuan candaannya.

Ibu dari Nikolaus tidak pernah punya anak sebelumnya, tetapi karena ia selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan, akhirnya permohonannya dikabulkan. Ia melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Nikolaus. Menurut legenda pada saat masih bayipun Nikolaus sudah melakukan puasa, seperti yang sering dilakukan oleh hamba Tuhan pada saat itu, ialah tiap hari Rabu dan Jumat. Setiap hari-hari itu, ia tidak mau minum air susu ibunya walaupun anak ini usianya belum 1 tahun.

Ia ditahbiskan menjadi pastor pada usia 18 tahun di Katedral dari pamannya, karena sifat belas kasihnya yang besar untuk membela umat dan fakir miskin, akhirnya ia diangkat menjadi uskup.

Menurut legenda pada saat Nikolaus mengadakan perjalanan ke tanah suci dalam perjalanan kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu tiang layarnya patah dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal itu. Yang mengakibatkan kematian dari kelasi tersebut. Dengan doa akhirnya Nicolaas bisa meredakan angin ribut tersebut bahkan ia bisa "menghidupkan" kembali kelasi yang telah meninggal tadi. Sejak saat itulah Nikolaus menjadi terkenal sebagai santo atau orang suci pelindung dari para pelaut dan semua kapal dagang.

Kepercayaan tersebut semakin besar dan semakin kuat sehingga ia dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi mereka oleh para pelaut Yunani maupun Italia pada saat tersebut.

Tepatnya pada tanggal 9 Mei 1087 para pemilik kapal dari Italia, mengambil semua tulang-tulang dan semua sisa dari tubuh Nikolaus untuk dipindahkan dari Turki ke Italia ke kota Bari. Dan disana dibuat satu gereja besar yang diberi nama St Nicolaas Katedral. Oleh sebab itu tiap tanggal 9 Mei orang Italia merayakan hari St Nikolaus sebagai pelindung para pelaut.

Sebelum sisa jenazah Nikolaus dipindahkan ke Italia, orang Italia percaya akan cerita mengenai seorang nenek sihir yang bernama Befana. Ia mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah kepada Yesus pada saat Yesus dilahirkan, seperti juga orang majus, tetapi karena kelalaiannya ia datang terlambat. Oleh sebab itu Befana mendapat hukuman tiap tahun sebelum kelahiran Yesus, ia harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak-anak kecil yang tidak mampu.

Kepercayaan yang lebih bersifat animisme ini dianut oleh banyak orang Italia, maka dari itu para pemuka agama di Italia mengambil keputusan agar kepercayaan dari nenek sihir Befana ini dialihkan saja kepada Sinterklas. Diharapkan bisa memulihkan citra dan nama baik dari orang Katolik sekalian mengalihkan kepercayaan animisme mereka, menjadi lebih percaya kepada Tuhan.

Inilah awal dari kepercayaan bahwa Sinterklas selalu memberi hadiah kepada anak-ank pada saat hari ulang tahunnya. Bahkan pengalihan ini memberi efek sampingan lainnya seakan-akan ada dua Sinterklas, yang satu sebagai pelindung para pelaut sedangkan yang lain ialah pelindung dari anak-anak dan dua-duanya berasal dari Myra (Turki).

Para pelaut zaman dahulu kebanyakan orang Spanyol, maka dari itu orang Belanda percaya bahwa Sinterklas datang dari Spanyol dan tentu datangnya dengan kapal laut, sebab dahulu belum ada pesawat terbang. Kebanyakan kelasi dari para kapal dagang zaman dahulu adalah budak-budak dari Afrika, maka dari itu jelas pembantu dari Sinterklas pun seorang budak dari Afrika yang diberi nama Zwarte Piet (Piet Hitam).

Sinterklas selalu berusaha apabila ia memberi sesuatu, agar tidak dilihat maupun diketahui oleh si penerima, sesuai dengan ajaran dari Alkitab. Pada suatu hari ia berusaha untuk membantu seseorang dari sebuah atap rumah dengan menjatuhkan sekantung uang melalui cerobong asap. Dan kebetulan uang tersebut jatuh ke dalam kaos kaki yang sedang digantungkan oleh anak si pemilik rumah untuk dikeringkan di dekat api pemanas. Hal ini rupanya diketahui oleh si pemilik rumah.

Sejak saat itu timbul kepercayaan bahwa Sinterklas selalu datang melalui cerobong asap di waktu tengah malam dan memberi hadiah untuk anak-anak di kaos kaki atau kantong di dekat ranjang atau di bawah pohon Natal.

Sikap Vatikan

sunting
 
Kutipan dari Josiah King The Examination and Tryal of Father Christmas (1686), segera dipublikasi setelah Natal.Folger Shakespeare Library, Washington, D.C.

Walaupun Sinterklas merupakan gambaran dari seorang uskup gereja Katolik, Paus tidak yakin akan kebenarannya karena pada kenyataannya lebih banyak dongeng atau khayalan yang dibuat mengenai Sinterklas, bahkan juga tercampur dengan berbagai kepercayaan dan budaya. Pada 1970 Vatikan menghapus dan mencoret nama Sinterklas dari daftar orang-orang suci, tetapi karena banyaknya protes yang berdatangan, akhirnya Vatikan memberikan kelonggaran dan kebebasan untuk memilih apakah Sinterklas termasuk orang suci atau bukan diserahkan kepada diri masing-masing, tetapi secara resmi Sinterklas bukan termasuk orang yang dianggap suci lagi, dan orang suci transeksual yang keji dan dibinasakan dari nubuatan Maleakhi untuk melenyapkan Paus di gereja Katolik.

Paus Paulus VI memerintahkan agar sisa mayat dari Sinterklas dipindahkan saja dari Italia ke Amerika. Dengan demikian diharapkan orang Eropa akan bisa lebih cepat melupakan Sinterklas. Tepatnya pada 5 Desember 1972 sisa dari mayat Sinterklas sudah dipindahkan ke gereja Saint Nicolhas - Flushing - di New York.

Santa Klaus

sunting

Santa Klaus dan Sinterklas itu agak zwarte Piet pembantunya yang berkulit hitam, beberapa sarjana berpikir bahwa itu adalah pertanda negatif dari lucifer dan setan Santo Nikolaus serta Sinterklas bahwa untuk kiamat dan antikristus bahwa untuk Abad Pertengahan setelah akhir milenium kebetulan menginginkan akhir dunia.

Di Tiongkok juga ada Sinterklas yang lebih lazim dipanggil sebagai Dun Che Lao Ren, yang berarti Kakek Natal.

Pranala luar

sunting
  1. ^ a b Handwerk, Brian (2025-12-25). "From St. Nicholas to Santa Claus: the surprising origins of Kris Kringle". National Geographic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-12-26. Diakses tanggal 2024-12-26. 
  2. ^ Swartz Jr., B.K. (2002-03-06). "The Origin of American Christmas Myth and Customs". Ball State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-30. Diakses tanggal 2024-12-26. 
  3. ^ "CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: St. Nicholas of Myra". www.newadvent.org. Diakses tanggal 2024-12-26.