Slamat Sidabutar
Kolonel Inf. (Purn.) Slamat Sidabutar[1] adalah seorang perwira menengah TNI-AD yang terakhir kali sebelum meninggal menjabat sebagai Komandan Korem 164/Wira Dharma.[2]
Slamat Sidabutar | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Meninggal | 4 Juni 1998 Viqueque, Timor Timur |
Hubungan | Washington Simanjuntak (menantu) |
Anak | Florence A. Sidabutar, S.H. |
Almamater | AKABRI (1975) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1975—1998 |
Pangkat | Kolonel |
NRP | 27890[1] |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Sunting kotak info • L • B |
Slamat, lulusan Akmil 1975 ini dari kecabangan Infanteri (Kopassus).[3] Jabatan terakhirnya adalah Komandan Grup 2 Kopassus
Riwayat Pendidikan
sunting- Akabri (1975)
- Seskoad (1990)
Riwayat Jabatan
sunting- Komandan Grup 2 Kopassus (1996—1997)
- Komandan Korem 164/Wira Dharma (1997—1998)
Sipil
sunting- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Utusan Daerah Timor Timur (1997—1998)[4][5][6]
Wafat
suntingSlamat dilantik menjadi Komandan Resort Militer 164/Wira Dharma pada tahun 1997, menggantikan Kolonel Inf. Mahidin Simbolon yang diangkat menjadi Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad. Setahun setelah Slamat dilantik, ia melakukan kunjungan ke wilayah Timor Timur untuk meninjau sejumlah pos operasi penting.[7]
Slamat berangkat dari Pangkalan Udara (Lanud) Dili pada pukul 07.16 WITA ke Kabupaten Baucau. Setelah meninjau kodim di Baucau, Slamat melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Viqueque. Di Viqueque, Slamat bertemu jajaran Kotisdenpur (Komando Taktis Detasemen Tempur). Ia beserta rombongan selanjutnya berencana untuk meninjau Batalyon Tempur Teritorial 401 dan kodim di Viqueque, tetapi pada pukul 10.21 helikopter yang ditumpangi rombongan kehilangan kendali pada ketinggian 400 meter. Helikopter tersebut kemudian jatuh dan terbakar. Slamat dan seluruh rombongan tewas seketika dalam kecelakaan tersebut.[7] Jenazah Slamat kemudian dibawa ke Jakarta dan tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 14.45 WIB. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta dalam suatu upacara militer dengan inspektur upacara Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo.[8] Slamat menjadi anggota TNI dengan pangkat menengah yang tewas di Timor Timur.[9]
Referensi
sunting- ^ a b "Pejuang Seroja". Pusat Sejarah TNI. Januari 2017. Diakses tanggal 1 Maret 2023.
- ^ The Editors (April 1999). "Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1998 – January 31, 1999". Indonesia. 67: 152, 157–158.
- ^ "ALUMNI - 1975". Akademi Militer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Februari 2001. Diakses tanggal 1 Maret 2023.
- ^ https://books.google.co.id/books?id=0lRC73GkRzgC&pg=PA93
- ^ https://books.google.co.id/books?id=dgAzhXe97YsC&pg=PA43
- ^ https://books.google.co.id/books?id=RHSbAAAAMAAJ&pg=PA52
- ^ a b "Hari Kamis di Bulan Juni, 12 Tahun Lalu". Kompas.com. 24 Juni 2010. Diakses tanggal 25 Desember 2021.
- ^ "Jenazah Korban Kecelakaan Heli Dimakamkan: Presiden BJ Habibie Angkat Anak Asuh" . Kompas. 6 Juni 1998. hlm. 3. Diakses tanggal 25 Desember 2021.
- ^ van Klinken, Gerry (Oktober 2005). "Indonesian Casualties in East Timor, 1975–1999: Analysis of an Official List". Indonesia. 80: 116.