Sojitz
Sojitz Corporation (Jepang: 双日株式会社 , Hepburn: Sōjitsu Kabushiki-gaisha) adalah sebuah sogo shosha (perusahaan perdagangan umum) yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Sojitz menjalankan berbagai macam bisnis, mulai dari membeli, menjual, mengimpor, mengekspor, dan memproduksi berbagai macam produk, hingga menyediakan layanan, perencanaan, dan koordinasi terhadap proyek-proyek di seluruh dunia. Sojitz juga berinvestasi pada berbagai macam sektor dan mengadakan aktivitas finansial. Sojitz bergerak pada beberapa sektor, seperti otomotif, energi, sumber daya mineral, kimia, sumber daya makanan, sumber daya pertanian dan kehutanan, barang jadi, dan kawasan industri.
Nama asli | 双日株式会社 |
---|---|
Nama latin | Sōjitsu kabushiki gaisha |
Publik KK | |
Kode emiten | TYO: 2768 |
Industri | Konglomerat (Sogo shosha) |
Didirikan | Agustus 2004 |
Kantor pusat | Chiyoda, Tokyo, Jepang |
Tokoh kunci | Masayoshi Fujimoto, Presiden & CEO |
Pendapatan | JPY4.006 milyar (2016) |
JPY36,5 milyar (2016) | |
Karyawan | 14.330 (2016) |
Situs web | Situs web resmi |
Sojitz dibentuk pada tahun 2004 melalui penggabungan Nissho Iwai Corporation (日商岩井株式会社 , Nisshō Iwai Kabushiki-gaisha) dan Nichimen Corporation (ニチメン株式会社 , Nichimen Kabushiki-gaisha).[1] Nama "Sojitz" berasal dari nama Nissho Iwai dan Nichimen, yang sama-sama memiliki karakter "日" (matahari). "Sojitz", secara harfiah berarti "matahari kembar", menggambarkan tergabungnya kedua perusahaan. Logo perusahaan pun berupa kreasi dari karakter "日".
Sejarah
suntingNichimen
suntingSekitar tahun 1878, pemerintah Jepang mendorong pengembangan pemintalan kapas sebagai permulaan pengembangan industri modern di Jepang pasca Restorasi Meiji. Jepang kemudian mengalami kekurangan pasokan kapas mentah, tetapi pada saat itu hanya ada satu importir kapas mentah di Jepang, sehingga industri ini sangat bergantung pada pedagang asing. Untuk memperbaiki situasi ini, sekelompok perusahaan pemintalan pun mendirikan Japan Cotton Trading Co., Ltd. (日本綿花株式会社 , Nippon Menka Kabushiki Kaisha) di Osaka pada tahun 1892 di bawah kepemimpinan Tsuneki Sano, seorang mantan pegawai negeri sipil berusia 38 tahun.[2]
Setelah Perang Rusia-Jepang, Nichimen mengembangkan bisnisnya, tidak lagi hanya mengimpor kapas mentah, namun juga mulai memintal kapas sendiri di Wilayah Sewaan Kwantung dan mendirikan kantor di Tiongkok, Korea, Jerman, Italia, dan Britania Raya untuk memasok permintaan Jepang. Pada tahun 1910, Nichimen mendirikan anak usaha di Fort Worth, Texas untuk dapat melakukan perdagangan kapas mentah di Amerika Serikat. Perang Dunia I meningkatkan permintaan akan kapas di Eropa, sehingga makin menguntungkan bagi Nichime. Pada akhir dekade 1910-an, Nichime melebarkan bisnisnya ke Amerika Selatan dan Afrika dengan mulai memperdagangkan kapas, serta wol, produk makanan, dan permesinan.
Depresi Besar membahayakan bisnis kapas, sehingga Nichimen pun mulai memperdagangkan sutra, rayon, dan bahan lainnya. Selama Perang Dunia II, Nichimen diminta militer Jepang untuk mengelola produksi tepung, korek api, dan amilum. Nichimen kemudian mengubah namanya menjadi Nichimen Enterprise (Nichimen Jitsugyo) pada tahun 1943 untuk mencerminkan bisnisnya yang tidak lagi hanya soal kapas.[3]
Perusahaan-perusahaan dagang zaibatsu terbesar di Jepang dibubarkan pasca Perang Dunia II, sehingga membuat Nichimen unggul di antara sogo shosha lain pada dekade 1950-an. Nichimen pun menyumbang sekitar enam persen dari total perdagangan luar negeri Jepang pada tahun 1958. Nichimen menjadi dekat dengan Sanwa Bank pada tahun 1955, karena Sanwa membiayai semua bisnis Nichimen di Jepang. Nichimen bukan satu-satunya perusahaan dagang yang bermitra dengan keiretsu Sanwa, karena sebelumnya juga telah ada Iwai & Co.[3]
Hingga tahun 1970, Nichimen telah berdagang baja, elektronik, kendaraan bermotor, dan fiber, selain tekstil. Nichimen pun menjadi mitra Nabisco saat mereka melebarkan bisnisnya ke Jepang pada dekade 1970-an. Nichimen Co., Ltd. kemudian mengganti namanya menjadi Nichimen Corporation pada tahun 1982. Nichimen, seperti halnya sogo shosha lain, terpukul akibat adanya penggelembungan harga aset di Jepang pada awal dekade 1990-an, sehingga Nichimen mengadakan perubahan fokus bisnis, dari yang awalnya perdagangan kayu, makanan, dan kimia menjadi perdagangan mesin dan baja, serta konstruksi.[3]
Nissho Iwai
suntingNissho Iwai didirikan pada tahun 1968 melalui penggabungan Nissho Company dan Iwai Sangyo Company.[4]
Nissho Company didirikan di Kobe pada tahun 1902 dengan nama Suzuki & Company di bawah kepemimpinan Iwajiro Suzuki dan Naokichi Kaneko. Suzuki awalnya merupakan perusahaan perdagangan gula, tetapi kemudian mengembangkan bisnisnya dengan mulai memperdagangkan tepung, baja, tembakau, bir, asuransi, pengiriman barang, dan pembuatan kapal. Suzuki pun menjadi anggota Baltic Exchange kedua yang berasal asal Jepang. Sementara Iwai & Company didirikan sebagai perusahaan perdagangan baja pada tahun 1901 dan mendirikan beberapa perusahaan terkemuka, seperti Daicel, Nisshin Steel, Tokuyama Soda, Kansai Paint, dan Fuji Photo Film. Perusahaan ini kemudian mengganti namanya menjadi Iwai Sangyo Company pada tahun 1943.[4]
Nissho dan Iwai mengemuka sebagai perusahaan perdagangan logam pasca Perang Dunia II, namun masih lebih kecil daripada empat sogo shosha terbesar saat itu, yakni Mitsubishi Corporation, Mitsui & Co., Itochu dan Marubeni. Iwai dikelola dengan buruk pasca perang dan hampir bangkrut pada awal dekade 1960-an, sementara Nissho meraup untung dan sukses mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Pemerintah Jepang pun mengatur penggabungan kedua perusahaan ini pada tahun 1968, sehingga terbentuklah perusahaan dagang terbesar kelima di Jepang (turun menjadi terbesar keenam pada tahun 1972, tergeser Sumitomo Corporation).[5] Sanwa Bank memainkan peran penting dalam penggabungan ini, dan gabungan kedua perusahaan pun menjadi bagian dari keiretsu Sanwa Group.[6]
Nissho Iwai terlibat dalam sebuah skandal korupsi pada tahun 1979 setelah mereka menyerahkan suap sebesar 500 juta yen dari McDonnell Douglas kepada salah satu direktur jenderal di Departemen Pertahanan Jepang, untuk memengaruhi penjualan pesawat F-4 Phantom ke Angkatan Udara Bela Diri Jepang. Setelah mengemukanya skandal ini, seorang pimpinan Nissho Iwai bunuh diri dengan cara loncat dari kantornya. Skandal ini mengemuka tiga tahun setelah adanya skandal serupa yang melibatkan Lockheed dan Marubeni, yang bekerja sama menyuap Perdana Menteri Kakuei Tanaka.[7]
Pada tahun-tahun berikutnya, perusahaan fokus pada perdagangan gas alam cair dan baja, serta mengembangkan kawasan industri.[5]
Penggabungan
suntingNichimen dan Nissho Iwai bergabung menjadi sebuah perusahaan induk pada tahun 2003, dan diberi nama Sojitz Holdings. Sementara unit operasinya juga digabung pada tahun 2004, dan diberi nama Sojitz Corporation. Sojitz Holdings dan Sojitz Corporation kemudian digabung pada tahun 2005.[1]
Operasi saat ini
suntingSaat ini, Sojitz Group terdiri dari sekitar 440 anak perusahaan dan afiliasi yang tersebar di seluruh dunia, dan beroperasi di sekitar 50 negara.
Sojitz (melalui anak usahanya, Sojitz Aerospace Company) merupakan penjual pesawat komersial terbesar di Jepang, karena merupakan agen penjualan Boeing dan Bombardier Aerospace. Sojitz juga mendistribusikan mobil buatan Mitsubishi Motors dan Hyundai Motors pada beberapa negara, serta mengembangkan dan mengoperasikan beberapa pembangkit listrik dan pabrik di beberapa negara. Pada tahun 2013, Sojitz menerima pesanan untuk mengembangkan sebuah seksi dari Western Dedicated Freight Corridor antara Delhi dan Mumbai di India.[8] Sojitz Aerospace Company juga menangani bisnis pertahanan Sojitz.
Sojitz juga memiliki konsesi minyak dan gas alam di Laut Utara, Teluk Meksiko, Qatar, Gabon, Mesir, dan Brazil. Sojitz pun memiliki sebagian besar Tambang Batu Bara Minerva di Australia, serta mendistribusikan bahan bakar nuklir di Jepang untuk Orano.[9]
Operasi Sojitz pada sektor kimia meliputi produksi metanol di Indonesia, penambangan barit di Meksiko, dan perdagangan garam industri di beberapa negara di seluruh dunia.[10] Pada bulan November 2010, Sojitz mengadakan perjanjian dengan Lynas untuk dapat mengimpor logam tanah jarang senilai $350 juta dari tambang milik Lynas di Gunung Weld, Australia.[11]
Bisnis konsumer Sojitz meliputi perdagangan bijih padi, pakan ternak, gula, kopi, ikan, kayu, dan kertas. Sojitz juga memegang hak eksklusif di Jepang untuk beberapa merek, seperti Eastpak dan McGregor.[12]
Referensi
sunting- ^ a b "History". Sojitz Corporation. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ "History of Nichimen Corporation". Sojitz Corporation. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ a b c "Nichimen Corporation History". International Directory of Company Histories, Vol. 24. St. James Press, 1999. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ a b "History of Nissho Iwai". Sojitz Corporation. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ a b "NISSHO IWAI K.K. History". International Directory of Company Histories, Vol. 1. St. James Press, 1988. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ Suzuki, Shinichi (2006). The Japanese Main Bank System: A Transaction Cost Approach. ProQuest. hlm. 108–109.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Large, Stephen S. (1998). Shōwa Japan: 1973-1989. Taylor & Francis. hlm. 50.
- ^ "Machinery Division" (PDF). Sojitz Corporation. Diakses tanggal 5 June 2015.
- ^ "Energy & Metal Division" (PDF). Sojitz Corporation. Diakses tanggal 5 June 2015.
- ^ "Chemicals Division" (PDF). Sojitz Corporation. Diakses tanggal 5 June 2015.
- ^ Tabuchi, Hiroko (November 24, 2010). "Japanese Firm in Rare Earths Deal With Australian Miner". The New York Times. Diakses tanggal November 3, 2011.
- ^ "Consumer Lifestyle Business Division" (PDF). Sojitz Corporation. Diakses tanggal 5 June 2015.