Starbucks
Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Tiongkok, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, 164 di Thailand dan 500 di Indonesia.[6][2]
Terbuka | |
Kode emiten | |
Industri | Kedai kopi |
Didirikan | 31 Maret 1971 Pike Place Market, Elliott Bay, Seattle, Washington, A.S. |
Pendiri | |
Kantor pusat | 2401 Utah Avenue South, Seattle, Washington , A.S. |
Cabang | 28.218[2] (2018) |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci |
|
Produk |
|
Pendapatan | US$24,71 miliar (2018) |
US$3,88 miliar (2018) | |
US$4,51 miliar (2018) | |
Total aset | US$80,15 miliar (2018) |
Total ekuitas | US$1,16 miliar (2018) |
Karyawan | 291.000 (2018) |
Anak usaha |
|
Situs web | starbucks |
Catatan kaki / referensi [3][2][4][5] |
Starbucks menjual minuman panas dan dingin; biji kopi; salad, sandwich panas dan dingin, kue kering manis, aneka camilan, dan barang-barang seperti gelas, dan tumbler. Melalui divisi Starbucks Entertainment dan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film. Banyak di antara produk perusahaan yang bersifat musiman atau spesifik terhadap daerah tempat kedai berdiri. Es krim dan kopi Starbucks juga dijual di toko grosir.
Sejak didirikan tahun 1971 di Seattle sebagai pemanggang dan pengecer biji kopi setempat, Starbucks meluas dengan cepat. Pada tahun 1990-an, Starbucks membuka kedai baru setiap hari kerja, satu tahap yang terus dilanjutkan sampai tahun 2000-an. Kedai pertama di luar Amerika Serikat atau Kanada dibuka pada pertengahan 1990-an, dan jumlah kedainya di luar negeri mewakili sepertiga dari total kedai Starbucks di seluruh dunia.[7] Perusahaan ini berencana membuka 900 kedai baru di luar Amerika Serikat pada tahun 2009,[8] dan telah menutup 300 kedai di Amerika Serikat sejak 2008.[9]
Sejarah
suntingPendirian
suntingKedai Starbucks pertama dibuka di Seattle, Washington, pada tanggal 30 Maret 1971 oleh tiga rekanan: guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegl, dan penulis Gordon Bowker. Ketiganya terinspirasi oleh pengusaha pemanggangan kopi Alfred Peet, yang mereka kenal secara pribadi, untuk menjual biji kopi berkualitas tinggi beserta peralatannya.[10] Awalnya, perusahaan ini hendak diberi nama Pequod yang diambil dari nama kapal pemburu Moby-Dick, tetapi nama ini ditolak oleh sejumlah pendiri pendamping. Perusahaan ini akhirnya diberi nama sesuai nama mualim satu kapal Pequod, Starbuck.[11]
Sejak 1971–1976, kedai pertama Starbucks berdiri di 2000 Western Avenue, kemudian direlokasi ke 1912 Pike Place.[12] Perusahaan ini hanya menjual kopi panggang dan tidak menjual minuman kopi.[13] Selama tahun-tahun pertama beroperasi, mereka membeli biji kopi hijau dari Peet's, kemudian mulai membeli langsung dari petani kopi.
Penjualan dan perluasan
suntingTahun 1984, para pemilik asli Starbucks, dipimpin Jerry Baldwin, mengakuisisi Peet's.[butuh rujukan] Sepanjang 1980-an, total penjualan kopi di Amerika Serikat menurun, namun penjualan kopi spesial meningkat dan membentuk 10% pangsa pasar tahun 1989, dibandingkan dengan 3% pada tahun 1983.[14] Tahun 1986, perusahaan ini memiliki 6 toko di Seattle[14] dan mulai menjual kopi espresso.[15] Pada tahun 1987, para pemilik asli menjual Starbucks ke Howard Schultz yang mengganti merek sebagian kedai kopi Il Giornale miliknya menjadi Starbucks dan segera memperluas operasinya. Pada tahun itu pula, Starbucks membuka kedai pertamanya di luar Seattle di Waterfront Station, Vancouver, British Columbia, dan Chicago, Illinois.[16] Per 1989, terdapat 46 kedai di seluruh kawasan Northwest dan Midwest dan Starbucks memanggang lebih dari 2.000.000 pon (910.000 kg) kopi setiap tahun.[14] Saat penawaran umum perdana bulan Juni 1992, Starbucks memiliki 140 kedai dan penghasilan sebesar $73,5 juta, naik dari $1,3 juta pada tahun 1987. Nilai pasarnya mencapai $271 juta. 12% saham perusahaan dijual dan menghasilkan $25 juta yang akan membantunya menambah jumlah kedai selama dua tahun berikutnya.[17] Pada bulan September 1992, harga sahamnya naik 70% menjadi 100 kali laba per saham tahun sebelumnya.[13]
Pasar dan produk baru
suntingKedai Starbucks pertama di luar Amerika Utara dibuka di Tokyo, Jepang pada tahun 1996.[18] Starbucks masuk Britania Raya tahun 1998 melalui akuisisi Seattle Coffee Company (saat itu berkantor pusat di Britania Raya dan memiliki 60 kedai) dengan nilai $83 juta[19] dan mengubah semua merek kedainya menjadi Starbucks. Pada bulan September 2002, Starbucks membuka kedai pertamanya di Amerika Tengah, tepatnya di Mexico City.
Tahun 1999, Starbucks bereksperimen dengan makanan di wilayah Teluk San Francisco melalui sebuah jaringan restoran bernama Circadia.[20] Restoran-restoran ini kemudian ditutup dan diubah menjadi kafe Starbucks.
Bulan Oktober 2002, Starbucks mendirikan perusahaan perdagangan kopi di Lausanne, Swiss untuk menangani pembelian kopi hijau. Semua bisnis terkait kopi lainnya terus dikelola dari Seattle.[21]
Bulan April 2003, Starbucks menyelesaikan pembelian Seattle's Best Coffee dan Torrefazione Italia dari AFC Enterprises dengan nilai $72 juta. Persetujuan ini cuma menambahkan 150 kedai ke dalam kepemilikan Starbucks, tetapi menurut Seattle Post-Intelligencer bisnis grosirnya justru lebih menguntungkan.[22] Pada bulan September 2006, pesaingnya, Diedrich Coffee, mengumumkan bahwa mereka akan menjual sebagian besar kedai ecerannya ke Starbucks. Penjualan ini mencakup kedai jaringan Coffee People miliknya yang berpusat di Oregon. Starbucks mengubah merek semua kedai Diedrich Coffee dan Coffee People menjadi Starbucks, meski kedai Coffee People di Bandar Udara Portland tidak disertakan dalam penjualan ini.[23]
Pada bulan Agustus 2003, Starbucks membuka kedai pertamanya di Amerika Latin, tepatnya di Lima, Peru.[24]
Tahun 2007, perusahaan ini membuka kedai pertamanya di Rusia, sepuluh tahun setelah mendaftarkan merek dagang di sana.[25]
Bulan Maret 2008, Starbucks membeli perusahaan produsen Clover Brewing System. Mereka mulai menguji sistem kopi "fresh-pressed" di beberapa kedai Starbucks di Seattle, California, New York, dan Boston.[26]
Pada awal 2008, Starbucks membuat sebuah situs web komunitas, My Starbucks Idea, yang dirancang untuk mengumpulkan saran dan umpan balik dari pelanggan. Pengguna lain bisa mengomentari dan menilai saran tersebut. Jurnalis Jack Schofield menulis bahwa, "My Starbucks sekarang mungkin terlihat manis dan ceria, dan ini tidak mungkin terjadi tanpa penyensoran besar-besaran." Situs web ini menggunakan perangkat lunak Salesforce.[27]
Pada bulan Mei 2008, sebuah program kesetiaan diluncurkan untuk pengguna terdaftar Starbucks Card (sebelumnya hanya kartu hadiah) yang menawarkan berbagai macam keuntungan seperti akses Internet Wi-Fi, bebas biaya untuk susu kedelai & sirup berperisa, dan isi ulang gratis untuk kopi seduh.[28]
Sebuah toko di Seattle yang terkenal langsung menerapkan ide-ide baru perusahaan kembali dibuka pada musim gugur 2010 dengan desain interior baru, termasuk penempatan mesin espresso di tengah kedai.[29]
Tanggal 14 November 2012, Starbucks mengumumkan bahwa mereka akan membeli Teavana dengan nilai $620 juta.[30]
Kepemimpinan perusahaan
suntingOrin C. Smith adalah Presiden dan CEO Starbucks sejak 2001 sampai 2005.
Ketua Starbucks, Howard Schultz, berbicara tentang bagaimana pertumbuhan tidak mencairkan budaya perusahaan[31] dan tujuan bersama kepemimpinan perusahaan ini adalah bertindak seperti sebuah perusahaan kecil.
Pada bulan Januari 2008, Schultz kembali menjabat sebagai Presiden dan CEO setelah delapan tahun jadi Ketua, menggantikan Jim Donald, yang menjabat pada tahun 2005 dan diminta mengundurkan diri setelah penjualan perusahaan menurun tahun 2007. Schultz ingin mengembalikan "pengalaman Starbucks yang unik" di hadapan ekspansi perusahaan yang cepat. Para analis percaya bahwa Schultz harus menentukan cara mengelola harga bahan yang semakin tinggi dan persaingan berat dari jaringan makanan cepat saji murah, termasuk McDonald's dan Dunkin' Donuts. Starbucks mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penjualan produk roti lapis sarapan yang awalnya akan diluncurkan di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2008 untuk berfokus kembali pada kopi, namun seiring keluhan dari pelanggan jajaran produk roti lapis akhirnya dibiarkan ada.[32] Tanggal 23 Februari 2008, Starbucks menutup semua kedainya pada pukul 5:30–9:00 malam waktu setempat untuk melatih para baristanya.[33][34]
Produk
suntingStarbucks berhenti memakai susu dari sapi-sapi rBGH pada tahun 2007.[35]
Pada Juni 2009, perusahaan ini mengumumkan akan merombak menunya dan menjual salad dan makanan panggang tanpa sirup jagung berfruktosa tinggi dan bahan-bahan artifisial.[36] Tindakan ini diharapkan menarik konsumen yang memperhatikan kesehatan dan biaya dan tidak akan memengaruhi harga jualnya.[36]
Starbucks memperkenalkan jajaran merek paket kopi instan baru bernama VIA "Ready Brew" pada bulan Maret 2009. Produk ini pertama diluncurkan di New York City dengan pengujian produk di Seattle, Chicago, dan London. Dua rasa VIA pertama adalah Italian Roast dan Colombia, yang kemudian diluncurkan bulan Oktober 2009 di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Kedai-kedai Starbucks mempromosikan produk ini dengan "tantangan uji coba" buta terhadap kopi instan versus kopi seduh segar. Banyak orang tidak mampu membedakan kopi instan dan kopi seduh segar. Sejumlah analis memperkirakan bahwa dengan memperkenalkan kopi instan, Starbucks akan menurunkan nilai mereknya sendiri.[37]
Starbucks mulai menjual bir dan anggur di sejumlah kedai di Amerika Serikat pada tahun 2010. Per April 2012, bir dan anggur tersedia di tujuh kedai dan banyak kedai lain yang meminta lisensi penjualannya.[38]
Pada tahun 2011, Starbucks memperkenalkan ukuran cangkir terbesarnya, Trenta, dengan kapasitas 31 ons.[39] Bulan September 2012, Starbucks meluncurkan Verismo, mesin kopi prasmanan yang memakai cangkir plastik tersegel berisi kopi giling dan "keran susu" untuk latte.[40]
Pada tanggal 10 November 2011, Starbucks Corporation mengumumkan bahwa mereka telah emmbeli perusahaan jus Evolution Fresh dengan nilai $30 juta dan berencana memulai bar jus pada pertengahan 2012, memasuki pasar yang dikuasai Jamba Inc. Kedai pertamanya dibuka di San Bernardino, California, sementara kedai di San Francisco akan dibuka pada awal 2013.[41]
Tahun 2012, Starbucks mulai menjual jajaran minuman refresher dingin di kedai-kedainya yang berisi ekstrak biji kopi arabika hijau. Minuman tersebut berperisa buah dan mengandung kafeina, namun tidak memiliki rasa kopi. Salah satu proses ekstraksi kopi hijau Starbucks adalah merendam biji-biji tersebut di air.[42]
Nama | Ukuran | Catatan |
---|---|---|
Demi | 3 US fl oz (89 mL) | Ukuran terkecil. Cicipan espresso. |
Short | 8 US fl oz (240 mL) | Paling kecil di antara dua ukuran asli. |
Tall | 12 US fl oz (350 mL) | Paling besar di antara dua ukuran asli. |
Grande | 16 US fl oz (470 mL) | "Besar" dalam bahasa Italia/Spanyol/Portugal/Prancis |
Venti | 20 US fl oz (590 mL), 26 US fl oz (770 mL) | "Dua puluh" dalam bahasa Italia |
Trenta | 30 US fl oz (890 mL) | "Tiga puluh" dalam bahasa Italia |
Teh
suntingStarbucks memasuki pasar teh pada tahun 1999 ketika mereka membeli merek Tazo dengan nilai US$8,1 juta.[43][44] Pada akhir 2012, Starbucks menyatakan akan membeli Teavana dengan nilai US$620 juta.[45] Hingga November 2012[update], tidak ada pemasaran produk Starbucks di kedai-kedai Teavana, meski akuisisi ini memungkinkan ekspansi Teavana melampaui keberadaannya saat ini di mal-mal perbelanjaan.[44]
Kualitas kopi
suntingKevin Knox bertugas menangani kualitas kopi di Starbucks sejak 1987 sampai 1993 menulis di blognya tahun 2010 tentang bagaimana George Howell, veteran kopi dan pendiri Cup of Excellence, terkejut dengan biji panggangan gelap yang dijual Starbucks pada tahun 1990.[26][46] Berbicara dengan New York Times pada tahun 2008, Howell menyatakan bahwa panggangan gelap yang dipakai Starbucks tidak memperdalam rasa kopi, namun malah menghancurkan nuansa rasanya.[26] Consumer Reports edisi Maret 2007 membandingkan kopi milik jaringan cepat saji Amerika Serikat dan menempatkan Starbucks satu tingkat di bawah McDonald's Premium Roast. Majalah ini menyebut kopi Starbucks "kuat, tetapi terbakar dan cukup pahit sampai-sampai mata Anda berair, bukannya terbuka lebar".[47]
Lokasi
suntingSaat ini
suntingPer Mei 2020, Starbucks berdiri di 79 negara di 6 benua dengan total 31.256 kedai.[2][48][49]
|
|
|
Pada tahun 2008, Starbucks melanjutkan ekspansinya dengan mendirikan kedai di Argentina, Belgia, Brasil, Bulgaria, Republik Ceko, dan Portugal.[16]
Ekspansi Eropa dan Skandinavia dilanjurkan pada tahun 2009 di Polandia (April),[50] Utrecht, Belanda (Agustus), dan Bandar Udara Arlanda di luar kota Stockholm, Swedia (Oktober).[51]
Tahun 2010, pertumbuhan pasar-pasar baru berlanjut. Per Mei 2010, Southern Sun Hotels South Africa mengumumkan mereka telah membuat persetujuan dengan Starbucks yang mengizinkan mereka membuka kedai di beberapa hotel Southern Sun and Tsonga Sun di Afrika Selatan. Persetujuan ini terwujud sebagian agar kedai Starbucks dibuka bersamaan dengan dimulainya Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan.[52] Pada Juni 2010, Starbucks membuka kedai pertamanya di Budapest, Hungaria, dan pada bulan November kedai pertama di Amerika Tengah dibuka di ibu kota El Salvador, San Salvador.[53]
Bulan Desember 2010, Starbucks membuka kedai pertamanya di laut, bekerja sama dengan Royal Caribbean International; Starbucks membuka kedai di atas kapal terbesar kedua milik Royal Caribbean, Allure of the Seas, yang juga merupakan kapal terbesar kedua di dunia.[54]
Starbucks berencana membuka kedai ketiganya di Afrika, setelah Mesir dan Maroko, yaitu di Aljazair. Bekerja sama dengan perusahaan makanan Aljazair, Cevital, Starbucks akan membuka kedai pertamanya di Aljir.[55]
Pada bulan Januari 2011, Starbucks dan Tata Coffee, perusahaan perkebunan kopi terbesar di Asia, merencanakan membentuk aliansi strategis yang membawa Starbucks ke India sekaligus membeli kopi yang bersumber dan dipanggang di pabrik Tata Coffee di Kodagu.[56] Meski sempat salah langkah tahun 2007,[57] pada Januari 2012, Starbucks akhirnya membentuk usaha patungan 50:50 dengan Tata Global Beverages, bernama Tata Starbucks Ltd., yang akan memegang kepemilikan kedai dan beroperasi dengan nama Starbucks Coffee "A Tata Alliance".[58] Starbucks sebelumnya pernah berupaya masuk India pada tahun 2007 melalui usaha patungan yang melibatkan waralaba Indonesia dan Kishore Biyani dari Future Group. Sayangnya, usaha patungan ini membatalkan rencana investasi asingnya dengan pemerintah India. Starbucks tidak menyebutkan alasan apapun tentang pembatalan ini.[59] Starbucks membuka kedai pertamanya di India, tepatnya di Mumbai, pada tanggal 19 Oktober 2012.[60][61][62]
Bulan Februari 2011, Starbucks mulai beroperasi di Norwegia. Kedai pertamanya dibuka tanggal 8 Februari 2012 di Bandar Udara Gardermoen Oslo, dan menyuplai produk Starbucks ke toko-toko makanan di Norwegia. Bulan Oktober 2011, Starbucks membuka kedai lagi di Beijing, Cina, kali ini di aula keberangkatan internasional Terminal 3 Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing, dan menjadi kedai Starbucks ke-500 di Cina. Kedai Starbucks ini merupakan yang ke-7 di bandara Beijing. Perusahaan ini berencana memiliki 1.500 kedai di Cina pada tahun 2015.[63] Bulan Mei 2012, Starbucks membuka kedai pertamanya di Finlandia, tepatnya di Bandar Udara Helsinki-Vantaa, Vantaa.[64]
Banyak toko buku yang memiliki kedai berlisensi Starbucks di dalamnya, termasuk Barnes & Noble di Amerika Serikat, Chapters-Indigo di Kanada (dioperasikan perusahaan), Jarir Bookstore di Saudi Arabia, Livraria Saraiva, Fnac di Brasil, dan B2S di Thailand.[butuh rujukan] Pada Oktober 2012, Starbucks berencana membuka 1.000 kedai di Amerika Serikat dalam kurun lima tahun selanjutnya.[65] Pada bulan itu juga, kedai Starbcks terbesar di Amerika Serikat dibuka di Ferguson Center, University of Alabama.[66]
-
Starbucks di West Coast Plaza, Singapura
-
Starbucks di İzmir, Turki
-
Kedai Starbucks di Hong Kong dengan desain retro Bing Sutt
-
Starbucks di Angeles City, Filipina
-
Starbucks di Lima, Peru
-
Starbucks di San Salvador, El Salvador
-
Starbucks di Beirut, Lebanon
-
Starbucks di gedung lama Orange Daily News
Bekas
suntingPada tahun 2003, Starbucks menutup keenam kedainya di Israel karena "tantangan operasional" dan "lingkungan bisnis yang tidak ramah."[67][68]
Kedai Starbucks di bekas istana kekaisaran di Beijing ditutup pada bulan Juli 2007. Kedai ini telah menjadi sumber kontroversi sejak dibuka tahun 2000 oleh para pemrotes yang keberatan bahwa keberadaan perusahaan Amerika Serikat di tempat tersebut "menginjak-injak budaya Cina."[69][70]
Bulan Juli 2008, perusahaan ini menyatakan menutup 600 kedai milik perusahaan yang merugi dan memotong rencana ekspansi di Amerika Serikat meski sedang terjadi kekacauan ekonomi.[71][72] Pada 29 Juli 2008, Starbucks menghapus 1.000 pekerjaan non-ritel sebagai bagian dari upayanya menyegarkan kembali merek ini dan menaikkan labanya. Dari penghapusan tersebut, 550 orang di-PHK dan sisanya belum terisi.[73] Penutupan dan pemutusan hubungan kerja ini efektif mengakhiri masa pertumbuhan dan ekspansi perusahaan yang dimulai pada pertengahan 1990-an.
Starbucks juga mengumumkan pada Juli 2008 bahwa mereka menutup 61 dari 84 kedainya di Australia pada bulan selanjutnya.[74] Nick Wailes, pakar manajemen strategis dari University of Sydney, berkomentar bahwa "Starbucks tidak benar-benar memahami budaya minum kopi di Australia."[75]
Bulan Januari 2009, Starbucks menyatakan menutup 300 kedai yang merugi dan menghapus 7.000 jabatan. CEO Howard Schultz juga mengumumkan bahwa ia mendapatkan persetujuan dewan tentang pengurangan gajinya.[76] Secara keseluruhan, sejak Februari 2008 sampai Januari 2009, Starbucks menghapus 18.400 lowongan pekerjaan di Amerika Serikat dan menutup 977 kedainya di seluruh dunia.[77]
Bulan Agustus 2009, Ahold menyatakan menutup dan mengubah merek ke-43 kedai berlisensi Starbucks di supermarket Stop & Shop dan Giant milik mereka di Amerika Serikat. Akan tetapi, Ahold belum meninggalkan konsep lisensi Starbucks; mereka berencana membuka 5 kedai berlisensi baru pada akhir 2009.[78][79]
Bulan Juli 2012, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka mulai menutup kedai-kedai yang merugi di Eropa secepatnya.[80]
Kedai tak bermerek
suntingPada tahun 2009, sedikitnya tiga kedai di Seattle dicabut merek dan logonya dan diubah menjadi kedai kopi lokal yang "terinspirasi oleh Starbucks."[81][82] CEO Howard Schultz mengatakan kedai-kedai tak bermerek tersebut adalah "laboratorium Starbucks".[83] Kedai pertama, 15th Avenue Coffee and Tea, dibuka bulan Juli 2009 di Capitol Hill. Kedai ini menyediakan anggur dan bir, serta berencana mengadakan musik langsung dan pembacaan syair.[84] Meski kedai-kedai ini dijuluki "Starbucks tak terlihat"[81][85] dan dikritik sebagai "pencucian lokal",[86] Schultz mengatakan bahwa, "Kami menyembunyikan merek untuk mencoba hal-hal baru di kedai tersebut yang kami rasa tidak pantas untuk Starbucks."[83]
Kedai otomatis
suntingStarbucks memiliki sistem otomatis di sejumlah daerah. Mesin-mesin ini memiliki 280 kemungkinan kombinasi minuman yang bisa dipilih. Mesin tersebut menggunakan layar sentuh dan pelanggan bisa bermain sambil menunggu pesanan mereka.[87]
Fasilitas
suntingAkses Internet Wi-Fi bervariasi di sejumlah daerah. Pemegang kartu di AS & Kanada bisa mengakses Internet selama 2 jam melalui AT&T Inc. di Amerika Serikat dan Bell Canada di Kanada. Di Jerman, pelanggan mendapat akses Wi-Fi gratis selama 2 jam melalui BT Openzone. Di Swiss dan Austria, pelanggan mendapat akses selama 30 menit dengan kartu hadiah melalui T-Mobile.
Pada September 2009, Starbucks di Britania Raya meluncurkan Wi-Fi gratis di hampir semua kedainya. Pelanggan yang memiliki Starbucks Card bisa masuk log ke Wi-Fi kedai secara gratis disertai rincian kartunya, sehingga menambah keuntungan program kesetiaan seperti di Amerika Serikat.[88] Mulai Juli 2010, Starbucks menawarkan Wi-Fi gratis di semua kedainya di Amerika Serikat melalui AT&T dan informasi melalui kerja sama dengan Yahoo!. Ini adalah upaya agar lebih bersaing dengan jaringan kedai setempat, yang sudah lama memberikan Wi-Fi gratis, serta McDonald's, yang mulai menawarkan akses gratis serupa pada tahun 2010.[89] Tanggal 30 Juni 2010, Starbucks mengumumkan akan mulai menawarkan akses Internet tanpa batas dan gratis melalui Wi-Fi kepada pelanggan di semua kedai perusahaan di Kanada mulai 1 Juli 2010.[90]
Starbucks di Indonesia
suntingSaat ini ada lebih dari 500 gerai Starbucks di Indonesia yang dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia, anak usaha PT MAP Boga Adiperkasa Tbk.[91] Gerai pertamanya dibuka pada 17 Mei 2002 di Plaza Indonesia, yang disusul pembukaan ratusan gerai lainnya di berbagai daerah. Adapun produk yang dijual seperti aneka minuman kopi dan makanan ringan seperti roti maupun kue. Pada umumnya citra Starbucks yang melekat di masyarakat Indonesia adalah sebagai tempat "ngopi" yang eksklusif, mahal dan berkelas, jika dibandingkan usaha sejenis seperti warung kopi.[92]
Pemasaran
suntingLogo
suntingPada tahun 2006, Valerie O'Neil, juru bicara Starbucks, mengatakan bahwa logo ini bergambar "putri duyung berekor ganda, atau siren sebagaimana dalam mitologi Yunani".[93] Logo perusahaan berubah seiring waktu. Pada versi pertama, logo ini didasarkan pada potongan kayu "Norse" abad ke-16,[94] siren Starbucks telanjang atas dan menampilkan dua ekor ikannya dengan jelas.[95] Gambar ini juga memiliki tekstur visual yang kasar dan dimirip-miripkan dengan melusine.[96] Pada versi kedua, dipakai tahun 1987–92, buah dada siren tertutupi oleh rambutnya, tetapi pusarnya masih terlihat. Ekor ikannya juga agak terpotong, dan warna utamanya diganti dari cokelat ke hijau, sesuai almamater Bowker, yaitu University of San Francisco.[97] Pada versi ketiga, dipakai antara 1992 dan 2011, pusar dan buah dadanya tidak terlihat sama sekali, dan hanya sebagian ekornya yang terlihat. Logo "potongan kayu" yang asli hanya dipakai oleh kantor pusat Starbucks di Seattle.
Pada awal September 2006 dan lagi pada awal 2008, Starbucks sementara memperkenalkan kembali logo aslinya berwarna cokelat untuk cangkir minuman panas. Starbucks menyatakan ini dilakukan untuk menunjukkan warisan perusahaan dari kawasan Pacific Northwest sekaligus merayakan 35 tahun operasinya. Logo lama ini memunculkan kontroversi akibat penampilan siren yang telanjang dada,[98] namun pergantian sementara ini sedikit mendapat perhatian media. Starbucks juga mendapat kritik serupa ketika memperkenalkan kembali logo tersebut pada tahun 2006.[99] Logo ini diubah ketika Starbucks memasuki pasar Saudi Arabia pada tahun 2000 dengan menghapus siren dan membiarkan mahkotanya,[100] seperti yang dilaporkan dalam kolom pemenang Hadiah Pulitzer karya Colbert I. King di The Washington Post tahun 2002. Perusahaan ini mengumumkan tiga bulan kemudian bahwa mereka akan memakai logo internasional di Saudi Arabia.[101]
Bulan Januari 2011, Starbucks menyatakan akan membuat perubahan kecil terhadap logo perusahaan, menghapus tulisan Starbucks yang mengelilingi siren, memperbesar sirennya, dan memberi warna hijau.[102]
-
Logo pertama berwarna coklat, 1971–1987.
-
Logo hijau yang sekarang masih dipakai sebagai logo sekunder, 1987–2010.
-
Logo dengan desain baru, 2011–sekarang.
Kemitraan
suntingStarbucks setuju bekerja sama dengan Apple untuk berkolaborasi dalam penjualan musik sebagai bagian dari "pengalaman Starbucks". Pada bulan Oktober 2006, Apple menambahkan fitur Starbucks Entertainment ke iTunes Store, menjual musik yang diputar di kedai-kedai Starbucks. Pada September 2007, Apple mengumumkan bahwa para pelanggan bisa menelusuri iTunes Store di Starbucks menggunakan Wi-Fi di Amerika Serikat (tanpa perlu masuk log ke jaringan Wi-Fi), dan dikhususkan pada pengguna iPhone, iPod touch, iPad, dan MacBook. iTunes Store secara otomatis akan mendeteksi lagu yang saat itu diputar di Starbucks dan menawarkan pengguna kesempatan mengunduhnya. Sejumlah kedai memiliki layar LCD disertai nama penyanyi, lagu, dan informasi album lagu yang sedang diputar. Fitur ini diluncurkan di Seattle, New York City, dan San Francisco Bay Area, dan diluncurkan di sejumlah kedai pada tahun 2007–2008.[103] Pada musim gugur 2007, Starbucks juga mulai menjual unduhan digital dari album-album tertentu melalui iTunes. Starbucks memberikan 37 lagu secara gratis melalui iTunes sebagai bagian dari promosi "Song of the Day" tahun 2007, dan kartu "Pick of the Week" sekarang tersedia di Starbucks untuk dipakai mengunduh satu lagu secara gratis. Sejak 2011, Starbucks juga memberikan kartu "Pick of the Week" untuk mengunduh aplikasi dari App Store. Aplikasi Starbucks tersedia di iPhone App Store.
Mulai 1 Juni 2009, program berita pagi MSNBC Morning Joe dipersembahkan oleh Starbucks dan logo acaranya berdampingan dengan logo perusahaan. Meski pembawa acaranya sempat mengonsumsi kopi Starbucks saat siaran langsung "Gratis" atas nama presiden MSNBC Phil Griffin, pemasaran ini tidak berbayar pada saat itu.[104] Tindakan ini mendapat beragam tanggapan dari organisasi berita lain, ada yang memandangnya kerja sama cerdas pada masa kekacauan ekonomi sekaligus permainan terhadap standar jurnalistik.[105]
Parodi dan pelanggaran
suntingLogo Starbucks selalu menjadi target parodi dan peniruan. Perusahaan ini sendiri telah mengajukan tuntutan hukum terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar properti intelektualnya. Pada tahun 2000, kartunis Kieron Dwyer asal San Francisco dituntut oleh Starbucks karena melanggar hak cipta dan merek dagang setelah membuat parodi logo sirennya dan meletakkannya di sampul salah satu komiknya; kemudian di gelas kopi, baju, dan stiker yang dijual melalui situs webnya dan konferensi komik. Dwyer merasa karena karyanya berupa parodi, ia dilindugi oleh hak kebebasan berbicara di bawah hukum Amerika Serikat. Kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan, karena Dwyer mengaku tidak mampu membayar untuk sidang pengadilan melawan Starbucks. Hakim setuju karya Dwyer berupa parodi dan mendapat perlindungan konstitusional; namun ia tetap dilarang mengambil untung dari gambar yang mirip dengan logo siren Starbucks. Dwyer juga diizinkan menampilkan gambar ini sebagai bentuk kebebasan berbicara, namun tidak menjualnya.[106] Dalam kasus serupa, sebuah toko di New York yang menjual stiker dan kaus berlogo Starbucks ditambah kata-kata "f—k off" dituntut oleh perusahaan ini tahun 1999.[107][108] Situs web anti-Starbucks, starbuckscoffee.co.uk, yang mendorong orang-orang mengubah logo Starbucks[109] dibeli oleh Starbucks pada tahun 2005,[110][111] namun muncul lagi di www.starbuckscoffee.org.uk. Sejumlah toko buku dan situs Kristen di Amerika Serikat menjual kaus yang menampilkan logo yang sirennya diganti menjadi Yesus dan kata-kata "Sacrificed for me" di pinggirannya.[112]
Kasus lain yang dimenangkan Starbucks adalah kasus melawan jaringan kedai Xingbake di Shanghai, Cina, atas pelanggaran merek dagang pada tahun 2006. Jaringan kedai tersebut memakai logo hijau putih dengan nama yang dalam bahasa Cina terdengar mirip Starbucks.[113] Starbucks tidak membuka kedai setelah mendaftarkan merek dagangnya di Rusia pada tahun 1997. Seorang pengacara Rusia berhasil mengajukan permintaan pembatalan merek dagang tersebut pada tahun 2002. Ia kemudian mendaftarkan nama ini untuk sebuah perusahaan di Moskwa dan menetapkan $600.000 sebagai harga penjualan merek dagang ini ke Starbucks, tetapi ditolak pada bulan November 2005.[25]
Pada tahun 2003, Starbucks mengirim surat perintah penghentian usaha kepada "HaidaBucks Coffee House" di Masset, British Columbia, Kanada. Kedai ini dimiliki sekelompok pemuda Haida yang biasa disebut "bucks". Setelah dihujani kritik, Starbucks mencabut tuntutannya setelah HaidaBucks menghapus "Coffee House" dari namanya.[114] Sam Buck Lundberg, pemilik sebuah kedai kopi di Oregon, dilarang memakai nama "Sambuck's Coffee" di depan kedainya pada tahun 2006.[115]
Tahun 2005, Starbucks kalah dalam kasus pelanggaran merek dagang melawan kedai kopi kecil di Korea Selatan bernama Starpreya. Perusahaan pemiliknya, Elpreya, mengatakan bahwa nama Starpreya berasal dari dewi Norsk, Freja, yang hurufnya diubah agar orang Korea mudah mengucapkannya. Pengadilan menolak klaim Starbucks bahwa logo Starpreya mirip dengan logo mereka.[116] Seorang pemilik bar di Galveston, Texas, AS, memenangkan hak menjual "Star Bock Beer" setelah dituntut oleh Starbucks pada tahun 2003 setelah ia mendaftarkan nama tersebut, namun putusan pengadilan federal tahun 2005 juga menyatakan bahwa bir tersebut hanya boleh dijual di Galveston; putusan ini disetujui Mahkamah Agung pada tahun 2007.[117]
Selain itu, ada pula kasus pendaftaran hak cipta logo Rat City Rollergirls asal Seattle pada tahun 2008.[118] Perusahaan ini mengklaim logo liga pesepatu roda karya seorang seniman di Washington tersebut[119] terlalu mirip dengan logo Starbucks. Starbucks meminta perpanjangan waktu untuk mempelajari masalah ini dan mengajukan keluhan yang kemudian diterima oleh Trademark Office. Batas waktu 16 Juli 2008 terlewati begitu saja tanpa pernyataan apapun dari Starbucks.[120] Starbucks menuntut sebuah perusahaan kosmetika India milik Shahnaz Husain setelah ia mendaftarkan nama Starstruck untuk produk kopinya dan lain-lain. Ia mengatakan ingin membuka jaringan toko yang menjual kosmetik berbasis kopi dan cokelat.[121]
Banyak kedai yang memakai logo Starbucks tanpa pengubahan dan tanpa izin, seperti sebuah kafe di Pakistan yang memakai logo Starbucks dalam iklan-iklannya pada tahun 2003[122] dan sebuah kafe di Kamboja tahun 2009. Pemiliknya mengatakan bahwa, "Apapun yang kami lakukan, kami melakukannya sesuai hukum."[123]
Kebijakan lingkungan dan sosial
suntingDampak lingkungan
suntingTahun 1999, Starbucks mencanangkan "Grounds for your Garden" untuk membuat bisnis mereka lebih ramah lingkungan. Aksi ini berupa sumbangan sisa kopi giling ke semua orang yang memintanya untuk dijadikan pupuk kompos. Meski tidak semua kedai dan wilayah berpartisipasi, pelanggan bisa meminta dan melobi kedai di tempat mereka untuk memulai aksi ini.
Tahun 2004, Starbucks mulai mengurangi ukuran celemek kertas dan kantung sampah mereka, serta meminimalisasi produksi limbah padat mereka hingga 8.165 t (18.001.000 pon).[124] Tahun 2008, Starbucks menempati peringkat 15 dalam daftar Top 25 Green Power Partners yang dikeluarkan U.S. Environmental Protection Agency tentang pembelian energi terbarukan.[125]
Pada bulan Oktober 2008, The Sun melaporkan bahwa Starbucks membuang 23,4 juta liter (6,2 juta galon AS) air setiap hari dengan membiarkan keran terbuka untuk mencuci peralatan di dipper well di setiap kedainya,[126] namun hal ini disyaratkan pula oleh peraturan kesehatan masyarakat pemerintah.[127]
Bulan Juni 2009, menanggapi kekhawatiran atas konsumsi air yang berlebihan, Starbucks mengevaluasi kembali pemakaian sistem dipper well-nya. Pada September 2009, kedai-kedai Starbucks milik perusahaan di Kanada & Amerika Serikat berhasil menerapkan solusi hemat air baru yang memenuhi standar kesehatan pemerintah. Beberapa jenis susu diberikan sendok khusus yang terpasang pada gelas dan dipper well-nya diganti dengan keran waktu untuk mencuci. Ini akan menghemat 150 US gal (570 l) air per hari di setiap kedai.[128]
Daur ulang
suntingStarbucks mulai menggunakan 10% kertas daur ulang di cangkir mereka pada tahun 2004, yang diklaim sebagai pertama kalinya bahan daur ulang dipakai dalam produk yang bersentuhan langsung dengan makanan atau minuman.[129] Pada tahun 2005, Starbucks mendapatkan National Recycling Coalition Recycling Works Award.[130] Allen Hershkowitz dari Natural Resources Defense Council menyebut 10% tadi 'sedikit', tetapi Starbucks mengklaim hanya memakai 10% bahan daur ulang karena biayanya mahal.[129]
Starbucks membeli 2,5 miliar cangkir untuk kedai-kedai di Amerika Utara pada tahun 2007. Cangkir 10% kertas daur ulang milik Starbucks tidak dapat didaur ulang, karena lapisan plastik yang mencegah cangkir bocor juga tidak memungkinkan untuk didaur ulang. Cangkir plastik untuk minuman dingin juga tidak dapat didaur ulang di sejumlah wilayah. Cangkir Starbucks aslinya terbuat dari plastik No. 1 (polietilena tereftalat, PETE), kemudian diganti menjadi No. 5 (polipropilena, PP). Jenis plastik pertama tadi bisa didaur ulang di sebagian wilayah Amerika Serikat, sementara yang terakhir tidak. Starbucks mempertimbangkan memakai bahan daur biologis alih-alih plastik untuk melapisi cangkir-cangkirnya dan sedang mencoba membusukkan cangkir yang sudah ada. Di kedai Winnipeg, Manitoba, Kanada, cangkir kertas didaur oleh perusahaan lokal bernama "Wriggler's Wranch". Sebagian besar kedai Starbucks tidak memiliki tong sampah daur ulang; hanya 1/3 kedai milik perusahaan yang mendaur bahan apapun pada tahun 2007;[131] akan tetapi, setelah perbaikan dilakukan banyak tong sampah daur ulang bermunculan di kedai-kedainya (satu hal yang menghambat kemampuan Starbucks memiliki tong sampah di setiap kedai adalah ketiadaan fasilitas penyimpanan dan pengumpulan bahan daur ulang di beberapa wilayah.)[butuh rujukan]
Starbucks memberi konsumennya diskon 10 sen jika membawa cangkir sendiri. Starbucks saat ini memakai pegangan cangkir kardus yang terbuat dari 85% serat daur ulang yang bebas kertas 34% dibandingkan sebelumnya.[131]
Perdagangan adil
suntingPada tahun 2000, perusahaan ini memperkenalkan jajaran produk perdagangan adil.[132] Dari 136.000 ton metrik (300 juta pon) kopi yang dibeli Starbucks tahun 2006, hanya 6% yang bersertifikasi perdagangan adil.[133]
Menurut Starbucks, mereka membeli 2.180 ton metrik (4,8 juga pon) kopi Certified Fair Trade pada tahun fiskal 2004 dan 5.220 ton metrik (11,5 juta pon) tahun 2005. Mereka menjadi pembeli kopi Certified Fair Trade terbesar di Amerika Utara (10% pasar dunia). Transfair USA,[134] penilai kopi Fair Trade Certified pihak ketiga di Amerika Serikat, mencatat dampak yang dihasilkan Starbucks dalam perdagangan adil dan kehidupan para petani kopi.
Sejak meluncurkan jajaran kopi FTC tahun 2000, Starbucks membuat kontribusi besar kepada keluarga petani melalui pertumbuhan volume kopi FTC-nya yang begitu tinggi. Dengan menawarkan kopi FTC di ribuan kedainya, Starbucks juga ikut mempromosikan label FTC dan membantu meningkatkan kesadaran konsumen.
Semua panggangan espresso yang dijual di Britania Raya dan Irlandia berlabel Fairtrade.[135]
Sejumlah grup seperti Global Exchange meminta Starbucks meningkatkan penjualan kopi perdagangan adilnya.[136]
Di luar Fair Trade Certification, Starbucks menyatakan bahwa mereka membeli semua kopinya dengan harga di atas pasar.[butuh rujukan] Menurut perusahaan ini, pada tahun 2004 mereka rata-rata membayar $1,42 per pon ($2,64 kg) untuk biji kopi berkualitas tinggi, 74% di atas harga komoditas pada saat itu.[137]
Setelah sengketa panjang antara Starbucks dan Ethiopia, Starbucks setuju mendukung dan mempromosikan kopi Ethiopia. Menurut BBC,[138] kepemilikan Ethiopia atas kopi-kopi populer seperti Harrar dan Sidamo juga diakui meski tidak terdaftar. Alasan utama Ethiopia berjuang mendapatkan pengakuan ini adalah memberi para petani miskin kesempatan mendapatkan lebih banyak uang. Sayangnya, bukan ini yang terjadi. Pada tahun 2006, Starbucks mengaku membayar $1,42 per pon untuk kopi-kopinya. Kopi yang dibeli Starbucks dengan nilai tadi memiliki harga jual sebesar $10,99 per pon, setelah transportasi, pemrosesan, pemasaran, sewa kedai, pajak, dan gaji dan tunjangan staf.[139] Per Agustus 2010, Starbucks menyatakan hanya menjual satu kopi Ethiopia yang masih baru di situs webnya.
Ethos Water
suntingEthos, merek air kemasan yang dibeli Starbucks tahun 2003, dijual di beberapa kedai di Amerika Utara. Botol Ethos menampilkan label "membantu anak-anak mendapatkan air bersih" yang merujuk pada fakta bahwa $,05 dari setiap botol seharga $1,80 ($,10 per botol di Kanada) dipakai untuk mendanai proyek air bersih di wilayah-wilayah miskin. Meski penjualan Ethos Water berhasil menggalang lebih dari $6.200.000 untuk proyek air bersih, merek ini tidak dianggap sebagai produk amal. Para pengkritik berpendapat bahwa klaim di labelnya menipu pelanggan agar berpikir bahwa Ethos adalah organisasi amal, namun sebenarnya merek pencari laba dan sebagian besar harga jualnya (97,2%) tidak mendukung proyek air bersih.[140][141] Para pendiri Ethos menyatakan bahwa merek ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan masalah air bersih di dunia ketiga dan memberi pelanggan kesempatan mendukung upaya ini dengan memilih Ethos sebagai produk air minum mereka.[142] Starbucks mengganti wajah botol Ethos Water di Amerika Serikat dan menyebut jumlah uang yang disumbangkan per botol di labelnya.
Kritik dan kontroversi
suntingStrategi pasar
suntingSejumlah metode yang dipakai Starbucks untuk memperluas dan mempertahankan dominasi pasar mereka, termasuk membeli sewa kedai pesaing, sengaja mengalami rugi, dan memusatkan beberapa kedai di daerah kecil (penjenuhan pasar), telah dicap sebagai anti-kompetitif oleh para kritikus.[143] Misalnya, Starbucks memulai ekspansi awalnya ke pasar Britania Raya dengan membeli Seattle Coffee Company, namun kemudian memakai sumber daya dan pengaruhnya untuk mendapatkan lokasi-lokasi premium, beberapa di antaranya mengalami kerugian. Para kritikus mengklaim hal ini sebagai upaya tidak adil untuk menyingkirkan pesaing independen kecil yang tidak mampu membayar harga inflasi untuk properti premium.[144]
Sengketa buruh
suntingPekerja Starbucks di tujuh kedai telah bergabung dengan Industrial Workers of the World (IWW) dengan nama Starbucks Workers Union sejak 2004.[145]
Menurut pernyataan pers Starbucks Union, sejak itu keanggotaan serikat meluas ke Chicago, Maryland, dan New York City, tempat gerakan ini bermula.[146][147] Pada 7 Maret 2006, IWW dan Starbucks menyetujui penyelesaian National Labor Relations Board berupa pemberian US$2.000 dalam bentuk upah kembali kepada tiga karyawan Starbucks dan menawarkan pengembalian jabatan dua karyawan yang dipecat.[148][149][150] Menurut Starbucks Union, pada 24 November 2006, anggota IWW mengepung kedai Starbucks di lebih dari 50 kota di sejumlah negara seperti Australia, Kanada, Jerman, dan Britania Raya, serta di kota-kota Amerika Serikat seperti New York, Chicago, Minneapolis, dan San Francisco,[151] untuk memprotes pemecatan lima pendiri Starbucks Workers Union oleh Starbucks dan menuntut pengembalian jabatan mereka.
Sejumlah barista Starbucks di Kanada,[152] Australia, dan Selandia Baru,[153] serta Amerika Serikat[154] merupakan anggota dari berbagai serikat pekerja.
Pada tahun 2005, Starbucks membayar US$165.000 kepada delapan karyawan di pabrik pemanggangannya di Kent, Washington, untuk menyelesaikan tuntutan bahwa mereka menolak pro-serikat. Saat itu, para pekerja pabrik diwakili oleh International Union of Operating Engineers. Starbucks mengaku tidak bersalah dalam penyelesaian ini.[145]
Mogok Starbucks terjadi di Auckland, Selandia Baru, pada tanggal 23 November 2005.[153] Diselenggarakan Unite Union, para pekerja menuntut pengamanan jam kerja, upah minimum NZ$12 per jam, dan penghapusan upah karyawan muda. Perusahaan ini sepakat dengan Union pada tahun 2006 untuk meningkatkan upah, keamanan jam kerja, dan memperbaiki upah karyawan muda.[155]
Pada Maret 2008, Starbucks diperintahkan membayar US$100 juta kepada baristanya dalam bentuk tips kembali dalam tuntutan hukum bersama di California yang dilancarkan para barista yang menyebutkan bahwa memberikan porsi tip kepada penyelia sementara melanggar hukum buruh negara bagian. Perusahaan ini berencana naik banding. Sama halnya, seorang barista berusia 18 tahun di Chestnut Hill, MA, mengajukan tuntutan hukum mengenai kebijakan tip ini. Hukum Massachusetts juga menyatakan bahwa manajer tidak boleh menerima porsi tip.[156][157] Tuntutan serupa diajukan di Minnesota tanggal 27 Maret 2008.[158]
Buka tanpa izin
suntingStarbucks dituduh oleh sejumlah otoritas setempat karena membuka beberapa kedai di Britania Raya di kawasan pertokoan tanpa izin penataan untuk diubah menjadi restoran. Starbucks berpendapat bahwa, "Di bawah hukum penataan sekarang, tidak ada pengelompokan resmi untuk kedai kopi. Starbucks lantas menghadapi skenario rumit ketika otoritas setempat menafsirkan aturan tersebut dengan berbagai cara. Misalnya, kedai kopi beroperasi dengan izin A1, beberapa kedai campuran A1/A3, dan beberapa kedai lain A3".[159]
Pada Mei 2008, cabang Starbucks di St. James's Street di Kemptown, Brighton, Inggris, selesai dibangun meski izinnya ditolak oleh otoritas penataan setempat, Brighton and Hove City Council, yang mengklaim sudah terlalu banyak kedai kopi di jalan itu.[160][161] Starbucks menolak keputusan tersebut dengan mengklaim bahwa kedai mereka berupa toko eceran yang menjual tas kopi, gelas, dan roti lapis, mendapatkan perpanjangan enam bulan,[162] namun dewan kota memerintahkan Starbucks memindahkan semua meja dan kursinya dari tempat tersebut agar sesuai dengan peraturan penataan toko eceran.[163] 2.500 orang menandatangani petisi menentang keberadaan kedai Starbucks,[164] namun setelah penyelidikan publik bulan Juni 2009, seorang inspektur pemerintah memberi izin berdiri untuk kedai tersebut.[165]
Sebuah kedai Starbucks di Hertford memenangkan banding pada bulan April 2009 setelah buka selama satu tahun tanpa izin penataan.[166] Dua kedai di Edinburgh,[167] satu di Manchester,[168] satu di Cardiff,[169] satu di Pinner and Harrow, juga buka tanpa izin penataan.[159] Pinner Cafe, dibuka tahun 2007, memenangkan banding untuk tetap buka pada tahun 2010.[170] Satu kedai di Blackheath, Lewisham[171] juga menjalani penyelidikan pada tahun 2002 karena pelanggaran lisensinya, beroperasi sebagai restoran dengan lisensi empat kursi dan terbatas untuk layanan bawa pulang saja. Muncul berbagai serangan dari anggota komunitas setempat yang menolak jaringan besar apapun membuka cabang di wilayah konservasi. Sampai sekarang, Starbucks masih beroperasi sebagai kedai kopi bawa pulang.
Surat palsu
suntingMuncul berbagai ajakan boikot kedai dan produk Starbucks karena katanya Starbucks mengirimkan sebagian labanya kepada militer Israel,[172] namun tuduhan semacam itu bermula dari surat palsu kepada Presiden, Ketua, dan CEO Starbucks Howard Schultz, seorang Yahudi[173] dan mendukung hak Israel untuk berdiri.[174] Ia adalah penerima sejumlah penghargaan Israel, termasuk "The Israel 50th Anniversary Tribute Award" karena "memainkan peran penting dalam mempromosikan hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Israel."[175]
Surat palsu yang mengklaim bahwa Schultz telah mengirimkan uang kepada militer Israel sebenarnya ditulis oleh Andrew Winkler,[174][176] editor situs ziopedia.org dan penentang Holocaust asal Australia.[177] Winkler mengaku memalsukan dokumen tersebut.[174] Starbucks menanggapi klaim-klaim ini, "Baik Ketua Howard Schultz maupun Starbucks tidak mendanai atau mendukung Angkatan Darat Israel. Starbucks adalah organisasi non-politik dan tidak mendukung aksi-aksi politik apapun."[175] Protes terhadap Starbucks akibat surat Winkler bukanlah yang pertama kali. Protes lainnya juga terjadi pada bulan Juni 2002 di sejumlah universitas di Kairo, Dubai, dan Beirut sebagai tanggapan atas kritik Schultz terhadap Yasser Arafat.[176]
Starbucks selalu menjadi target aktivis yang berunjuk rasa menentang intervensi Israel di Gaza atas klaim-klaim palsu. Starbucks dipaksa menutup kedainya di Beirut, Lebanon, karena para demonstran meneriakkan slogan anti-Israel dan mengakibatkan pelanggan-pelanggannya lari.[178] Demonstran memasang sejumlah spanduk di jendela toko dan memakai perekat putih untuk membuat Bintang Daud di lambang hijau putih Starbucks. Mereka juga menyebarkan surat yang menyatakan Schultz "adalah salah satu pilar lobi Yahudi Amerika Serikat dan pemilik Starbucks," yang katanya menyumbangkan uang kepada militer Israel.[179]
Pada Januari 2009, dua kedai Starbucksdi London menjadi target vandalisme oleh demonstran pro-Palestina yang memecahkan kaca dan melepas perlengkapannya setelah bentrok dengan polisi.[180][181][181][182][183][184][185]
"The Way I See It"
suntingKutipan dari sejumlah seniman, penulis, ilmuwan, dan lain-lain bermunculan di cangkir Starbucks sejak 2005 dalam kampanye "The Way I See It".[186] Beberapa kutipan mengakibatkan kontroversi, termasuk oleh penulis Armistead Maupin dan Jonathan Wells yang mengaitkan 'Darwinisme' dengan eugenika, aborsi, dan rasisme.[187] Penyangkalan kemudian ditambahkan ke cangkir tersebut yang menyatakan bahwa kata-kata mereka tidak mewakili pandangan Starbucks.[butuh rujukan]
Surel militer Amerika Serikat
suntingSeorang Sersan Marinir Amerika Serikat mengirim surel kepada sepuluh rekannya pada Agustus 2004 setelah salah mendengar bahwa Starbucks menghentikan sumbangan kopi kepada pihak militer karena perusahaan tersebut tidak mendukung Perang Irak. Surel ini menyebar luas dan terkirim ke jutaan orang. Starbucks dan pengirimnya mengeluarkan pernyataan resmi,[188] namun Wakil Presiden Komunikasi Global Starbucks, Valerie O'Neil, menyatakan surel ini masih dikirim ke akunnya setiap beberapa minggu sekali.[189][190][191]
Kontroversi senjata
suntingSetelah hukum senjata di beberapa negara bagian AS semakin longgar, dan banyak negara bagian mengadopsi peraturan bawa terbuka atau bawa tertutup, sejumlah pemilik senjata mulai menentengnya saat berbelanja harian atau melakukan hal lain. Banyak toko dan perusahaan menanggapi hal ini dengan melarang membawa senjata api di tempat mereka, seperti yang diizinkan oleh banyak hukum negara bagian setempat. Starbucks tidak menggunakan kebijakan pelarangan senjata api di kedai-kedai mereka.
Pada tahun 2010, Brady Campaign merencanakan pemboikotan Starbucks karena kebijakan senjata api mereka.[192][193] Pada saat itu, Starbucks merilis pernyataan bahwa, "Kami patuh dengan hukum dan peraturan setempat di semua kota yang kami layani. Ini berarti kami menerima hukum yang mengizinkan bawa terbuka di 43 negara bagian A.S. Di tempat manapun yang tidak memberlakukan hukum ini, membawa senjata api secara terbuka di kedai-kedai kami tidak diperbolehkan. Perdebatan politik, kebijakan, dan hukum mengenai isu ini adalah urusan legislator dan pengadilan, bukan kedai kami."[194][195]
Tahun 2012, National Gun Victims Action Council menerbitkan surat terbuka untuk Starbucks yang meminta mereka meninjau kembali kebijakannya, serta merencanakan pemboikotan "Brew not Bullets" sampai kebijakannya diubah. Hari Valentine dipilih sebagai hari pemboikotan tersebut.[196][197][198]
Menanggapi hal ini, para pendukung hak-hak senjata memulai buykot balasan bernama "Starbucks Appreciation Day" untuk mendukung sikap Starbucks dan membayar produk dengan uang dua dolar sebagai simbol dukungan terhadap Amendemen Kedua.[199][200][201]
Pernikahan sesama jenis
suntingPada bulan Januari 2012, seorang eksekutif Starbucks menyatakan bahwa ia mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis. Hal ini mengakibatkan dilancarkannya boikoit oleh National Organization for Marriage, sebuah grup Kristen tradisionalis.[202] Di sisi lain, 640.000 orang menandatangani petisi terima kasih kepada Starbucks atas dukungannya.[203]
Penghindaran pajak Eropa
suntingPada Oktober 2012, Starbucks dihujani kritik setelah investigasi Reuters menemukan bahwa perusahaan ini hanya membayar pajak perusahaan sebesar £8,6 juta di Britania Raya selama 14 tahun, padahal mengeruk untung lebih dari £3 miliar. Ini mencakup pula ketiadaan pajak yang dibayar dari hasil penjualan sebesar £1,3 miliar selama tiga tahun sebelum 2012.[204][205] Diduga Starbucks mampu melakukannya dengan menetapkan biaya lisensi yang tinggi kepada cabang-cabangnya di Britania, sehingga mereka bisa menyatakan rugi sebesar £33 juta pada tahun 2011.[206] Anak perusahaan Britania membayar biaya paten kepada anak perusahaan Amerika Serikat, membeli biji kopi dari anak perusahaan Belanda (yang pajak perusahaannya lebih rendah daripada Britania Raya) dan Swiss untuk "layanan lain-lain".[207] Sebuah survei oleh YouGov menyatakan bahwa citra merek Starbucks melemah karena kontroversi mengenai pajak yang dibayarkan di Britania Raya beberapa minggu setelah tuduhan ini muncul.[208] CFO Starbucks berkata di hadapan Public Accounts Committee pada bulan November bahwa pemerintah Belanda memberikan nilai pajak istimewa untuk kantor pusat mereka di Eropa yang menjadi tujuan pembayaran royalti bisnis mereka di Britania.[209] Hukum Belanda mengizinkan perusahaan mengirimkan royalti yang didapatkan dari negara lain ke surga pajak tanpa pajak tambahan, tidak seperti di Uni Eropa.[210] Sang CFO menolak bahwa mereka memilih Belanda sebagai kantor pusat mereka di Eropa untuk menghindari pajak, tetapi karena mereka memiliki pabrik pemanggangan kopi di sana.[209] Sampai 2009, nilai royaltinya sebesar 6% dari penjualan di Britania, tetapi setelah dikritik otoritas pajak Britania, nilai tersebut dikurangi hingga 4,7%.[210] CFO mengatakan bahwa nilai tersebut mewakili biaya perancangan kedai dan produk baru, namun mengaku tidak ada analisis terperinci mengenai keputusan nilai tersebut. Kopi yang disajikan di Britania Raya dibeli dari anak perusahaan di Swiss yang membebankan tambahan 20% pada harga grosiran dan membayar pajak sebesar 12% dari labanya.[209] Kopi tersebut tidak dibawa ke Swiss, namun 30 orang yang bekerja di anak perusahaan tersebut menilai kualitas kopinya.[211] Mengenai seringnya Starbucks merugi di Britania Raya, CFO Starbucks mengatakan bahwa mereka "tidak begitu senang" terhadap keadaan finansial mereka di Britania.[209] Para anggota parlemen mengatakan bahwa "tampaknya tidak benar" bahwa bisnis ini merugi, karena kepala bisnis Starbucks telah naik jabatan di Amerika Serikat dan mereka terus berkata pada pemegang saham bahwa bisnis mereka sedang untung.[204][212]
Di Irlandia, anak perusahaan Starbucks, Ritea, hanya membayar pajak sebesar €35.000 antara 2005 dan 2011, dan Ritea mengalami kerugian setiap tahun kecuali pada 2011. Ritea dimiliki oleh Starbucks Coffee Emea yang berpusat di Belanda.[213] Anak perusahaan mereka di Prancis dan Jerman juga merugi karena berutang besar kepada perusahaan Belanda ini yang membebankan bunga lebih tinggi daripada pinjaman. Reuters menghitung bahwa tanpa membayar bunga atas pinjaman dan biaya royalti, perusahaan Prancis dan Jerman tersebut akan mampu membayar pajak sebesar €3,4 juta. Perusahaan Belanda yang menerima biaya royalti tersebut akan mendapat laba €507.000 pada tahun 2011 dari pendapatan sebesar €73 juta, sementara perusahaan yang memanggang kopi mendapat laba €2 juta pada tahun 2011 dan membayar pajak sebesar €870.000.[210]
Para pengunjuk rasa, yang tidak senang dengan tawaran perusahaan untuk membayar pajak sebesar £20 juta dalam dua tahun berikutnya, ikut serta dalam demonstrasi bersama UK Uncut pada bulan Desember 2012.[214]
Respon terhadap invasi Rusia ke Ukraina
suntingSetelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, sejumlah perusahaan menghadapi tekanan yang terus meningkat untuk menghentikan operasi perusahaannya di Rusia, akan tetapi mereka belum melakukannya. Salah satunya adalah Starbucks. Pada 4 Maret, CEO Starbucks Kevin Johnson menyatakan bahwa perusahaan tidak memiliki operasi bisnis di Ukraina, tetapi memiliki 130 lokasi Starbucks berlisensi di Rusia yang sepenuhnya dimiliki oleh "mitra berlisensi". Meskipun Johnson tidak berkomentar mengenai masa depan mereka, ia mengutuk invasi Rusia dan mengatakan bahwa perusahaan "akan menyumbangkan royalti yang kami terima dari operasi bisnis kami di Rusia untuk upaya bantuan kemanusiaan untuk Ukraina."[215][216][217][218]
Boikot di tengah perang Israel-Hamas tahun 2023
suntingPada akhir tahun 2023, Starbucks menghadapi boikot menyusul keputusan perusahaan tersebut untuk menuntut serikat pekerja Starbucks Workers United (SWU) karena mengunggah postingan di media sosial sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina tak lama setelah dimulainya perang Israel-Hamas tahun 2023.[219][220][221] Pada bulan Desember, nilai perusahaan tersebut turun hingga $11 miliar di tengah-tengah boikot ini.[222][223] CEO Laxman Narasimhan menulis sebuah surat akhir tahun yang ditujukan kepada para karyawannya, dengan menulis "Sikap kami jelas. Kami berdiri untuk kemanusiaan."[224][225]
Musik, film, dan televisi
suntingHear Music adalah merek konsep musik eceran Starbucks. Hear Music berawal sebagai perusahaan katalog pada tahun 1990, mendirikan beberapa toko di San Francisco Bay Area. Hear Music dibeli Starbucks tahun 1999. Pada tahun 2002, mereka memproduksi album opera Starbucks yang menampilkan penyanyi-penyanyi seperti Luciano Pavarotti, diikuti dengan CD hit "Memory Almost Full" oleh Paul McCartney pada Maret 2007, menjadikan McCartney penyanyi pertama yang memakai New Hear Music Label di kedai-kedai Starbucks. Peluncuran awalnya merupakan peristiwa non-kopi besar bagi Starbucks pada kuartal pertama 2007.
Pada tahun 2006, perusahaan ini membentuk Starbucks Entertainment, salah satu produser film tahun 2006, Akeelah and the Bee. Sejumlah kedai mempromosikan film ini besar-besaran sebelum dirilis dan dijual dalam bentuk DVD.[226]
Hubungan perusahaan induk
suntingStarbucks mempertahankan kendali atas proses produksi dengan berkomunikasi dengan para petani untuk menjamin biji kopi, memanggangnya sendiri, dan mengelola distribusi ke semua kedai-kedainya. Selain itu, Starbucks' Coffee and Farmer Equity Practices mensyaratkan para penyuplai memberitahu Starbucks seberapa besar harga grosir yang dibayarkan kepada para petani.[227][228]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Kavilanz, Parija. "Starbucks unveils a new logo". CNN. Diakses tanggal 22 January 2018.
- ^ a b c d "Loxcel Starbucks Map". Starbucks. June 10, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-28. Diakses tanggal June 10, 2018.
- ^ Kavilanz, Parija. "Starbucks unveils a new logo". CNN. Diakses tanggal January 22, 2018.
- ^ "Starbucks financial report 2017". NASDAQ.
- ^ "Starbucks". forbes.com. May 2013. Diakses tanggal February 21, 2014.
- ^ "Starbucks celebrates 20 years in Indonesia by reinforcing its commitments to people, planet and coffee". Starbucks Stories Asia (dalam bahasa asia). Diakses tanggal 2023-01-13.
- ^ "Company Profile" (PDF). Starbucks Coffee Company. February 2008. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-10-15. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ "Starbucks F3Q08 (Qtr End 6/30/08) Earnings Call Transcript". Seeking Alpha. July 31, 2008. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ Miller, Claire (January 29, 2009). "Starbucks Will Close 300 More Stores". The New York Times. Diakses tanggal June 6, 2011.
- ^ Prendergrast, pp. 252–53
- ^ Templat:Cite url=http://www.dailymail.co.uk/news/article-2003632/Starbucks-named-Moby-Dick-doomed-ship-Peqoud.html
- ^ Stephen Brewer; Constance Brissenden; Anita Carmin (26 September 2012). DK Eyewitness Travel Guide: Pacific Northwest. Dorling Kindersley. hlm. 135–. ISBN 978-1-4053-7081-3. Diakses tanggal 12 November 2012.
- ^ a b Linda Dono Reeves (1992-09-08). "Coffee firm's plans to go national are percolating". USA Today.
- ^ a b c Mark Robichaux (1989-11-06). "Boom in Fancy Coffee Pits Big Marketers, Little Firms". The Wall Street Journal.
- ^ Florence Fabricant (1992-09-02). "Americans Wake Up and Smell the Coffee". The New York Times.
- ^ a b c "Forty years young: A history of Starbucks". The Daily Telegraph. 2011-05-11. Diakses tanggal 2012-11-13.
- ^ "Interest brews for Starbucks Coffee retailer makes stock offering amid latest java craze". The Globe and Mail. 1992-06-17.
- ^ Szabo, Liz. "Launching Starbucks In Japan -- First Of 15 Stores To Open". The Seattle Times. Diakses tanggal 19 October 2012.
- ^ "McDonalds Corp Betting That Coffee Is Britains Cup of Tea". The New York Times. March 1999. Diakses tanggal August 6, 2009.
- ^ Tice, Carol (October 15, 1999). "Starbucks still seeking a rhythm for Circadia". Puget Sound Business Journal. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ "Starbucks establishes coffee trading company in Switzerland". 2002-10-17. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ Christine Frey (2003-04-16). "A grande deal for Starbucks". Seattle Post-Intelligencer. Diakses tanggal 2012-12-01.
- ^ Hirsch, Jerry (September 15, 2006). "Diedrich to Sell Cafes to Rival". Los Angeles Times. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ "Starbucks enters South America through Peru". Puget Sound Business Journal. 2003-08-19.
- ^ a b Kramer, Andrew (September 7, 2007). "After long dispute, a Russian Starbucks". The New York Times. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ a b c Schwaner-Albright, Oliver (March 26, 2008). "Tasting the Future of Starbucks Coffee From a New Machine". The New York Times. Diakses tanggal April 1, 2010.
- ^ Schofield, Jack (March 24, 2008). "Starbucks lets customers have their say". The Guardian. London. Diakses tanggal March 18, 2009.
- ^ "Card Rewards". Starbucks.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-30. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Heher, Ashley M. (June 25, 2010). "Starbucks shop tries wine, 'coffee theatre'". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-28. Diakses tanggal 2012-12-09.
- ^ Lisa Baertlein. "Starbucks to buy Teavana in another step beyond coffee". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-07. Diakses tanggal November 14, 2012.
- ^ Kiviat, Barbara (December 10, 2006). "The Big Gulp at Starbucks". TIME. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-13. Diakses tanggal January 4, 2007.
- ^ Howard, Hannah (July 31, 2008). "Seriouseats.com". Seriouseats.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-19. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Tantillo On The News: (Emergency) Starbucks Retrains" Diarsipkan 2011-08-12 di Wayback Machine. Marketing Doctor Blog. March 19, 2008.
- ^ Gibson, Charles (February 26, 2008). "Starbucks Shut Down 3.5 Hours for Training". ABC News. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ "Starbucks Agrees to Hold the Hormones For Good" (Siaran pers). Food & Water Watch. August 24, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 13, 2007. Diakses tanggal August 27, 2007. "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-13. Diakses tanggal 2012-12-09.
- ^ a b Baertlein, Lisa (June 3, 2009). "Starbucks revamps bakery food ingredients". Reuters.
- ^ "Starbucks Takes New Road With Instant Coffee". The Wall Street Journal. 2009-09-30. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ Miller, Michael (April 5, 2012). "Wine, beer at Starbucks?". Huntington Beach Independent. hlm. A4. Diakses tanggal April 7, 2012.
- ^ Corbett, Alexandra. "Thirsty? Starbucks Supersizes to the Trenta". The Norwalk Daily Voice. Diakses tanggal July 19, 2012.
- ^ "Starbucks to Introduce Single-Serve Coffee Maker".
- ^ "Starbucks to open U.S. juice bars in 2012". Reuters. November 11, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-20. Diakses tanggal 2012-12-09.
- ^ Green Coffee Extract Diarsipkan 2014-01-16 di Wayback Machine. at Starbucks.com. Excerpt from Brian Smith, Director of Global Beverage Innovation: "100% green arabica coffee beans ... We start with high-quality, green coffee beans. We soak the beans in water and pull out the caffeine and other good stuff. Then we dry the whole concoction down to create the concentrated essence and goodness of green coffee. That's Green Coffee Extract." Retrieved 2012-07-20.
- ^ "Starbucks will buy Tazo tea company". Puget Sound Business Journal. January 13, 1999. bizjournals.com. Diakses tanggal November 13, 2012.
- ^ a b Julie Jargon. "Starbucks To Acquire Tea Chain Teavana". The Wall Street Journal (print) . hlm. B9.
- ^ Candice Choi (November 14, 2012). "Starbucks Buys Teavana". The Huffington Post.
- ^ Melissa Allison (2010-03-10). "Coffee wrap: Starbucks spent $740K on lobbying last year, Le Whif, and an old hand takes a swipe at 'third wave' coffee".
- ^ "A triple-venti-Americano-decaf surprise? Consumer Reports finds McDonald's coffee better than Starbucks". MSNBC. February 4, 2007. Diakses tanggal September 9, 2010.
- ^ "Starbucks Company Profile" (PDF) (PDF). Starbucks Coffee Company. July 2014.
- ^ Number of Starbucks Outlets by Country Diarsipkan June 18, 2015, di Wayback Machine.
- ^ Business Wire (April 7, 2009). "Starbucks Announces the Opening of its First Store in Poland". The Wall Street Journal. Diakses tanggal May 19, 2009. [pranala nonaktif]
- ^ "Starbucks Coffee Company – press release (in Swedish)". Cision Wire. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-23. Diakses tanggal October 21, 2009.
- ^ "Cuppa Starbucks for the Cup". Times Live. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-04. Diakses tanggal May 31, 2010.
- ^ "Starbucks Newsroom: Starbucks Celebrates First Store Opening in El Salvador". News.starbucks.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-09. Diakses tanggal July 7, 2011.
- ^ Puget Sound Business Journal by Eric Engleman (2010-10-27). "First 'Starbucks at Sea' to debut - Puget Sound Business Journal". Bizjournals.com. Diakses tanggal 2012-11-17.
- ^ "30 cafés Starbucks bientôt en Algérie". El-annabi. May 19, 2009. Diakses tanggal May 19, 2009.
- ^ "Tata Coffee brings Starbucks to India". Business-standard.com. January 14, 2011. Diakses tanggal July 7, 2011.
- ^ Chatterjee, Saikat (July 20, 2007). "Starbucks Delays India Entry, Withdraws Application (Update2)". Bloomberg L.P. Diakses tanggal April 15, 2009.
- ^ "Tata Global Beverages and Starbucks Form Joint Venture to Open Starbucks Cafés across India". Starbucks Press Release. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-04. Diakses tanggal January 31, 2012.
- ^ Starbucks set for festive season flag-off from Mumbai – Economic Times
- ^ Farisa Khalid (24). "Veni, Vidi, Venti: Starbucks Expands Its Global Reach to Mumbai". Asia Society. asiasociety.org. Diakses tanggal October 25, 2012.
- ^ Farisa Khalid (24). "Tata Coffee to close ranks with Starbucks". Business Standard. asiasociety.org. Diakses tanggal October 25, 2012.
- ^ Raghuvir Badrinath (25). "Starbucks creates a stir in India". The National. http://business-standard.com. Diakses tanggal October 25, 2012. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ "Starbucks Celebrates Its 500th Store Opening in Mainland China". Business Wire. 25 October 2011. Diakses tanggal October 15, 2012.
- ^ "Starbucks Opens First Store in Finland at Helsinki Airport". Starbucks Newsroom. Starbucks Corporation. 14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-12. Diakses tanggal October 15, 2012.
- ^ "Starbucks CEO Sees Adding 1,000 U.S. Stores in Five Years". Bloomberg. Diakses tanggal October 4, 2012.
- ^ Burch, Adrienne (August 28, 2012). "Largest Starbucks in U.S.coming to the Ferg". The Crimson White. Diakses tanggal October 8, 2012.
- ^ "Facts about Starbucks in the Middle East". News.starbucks.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-09. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Starbucks closes outlets in Israel". Snopes.com. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Starbucks closes coffeehouse in Beijing's Forbidden City". The New York Times. July 15, 2007. Diakses tanggal October 15, 2012.
- ^ "Forbidden City Starbucks closes". BBC News. July 14, 2007. Diakses tanggal November 13, 2011.
- ^ "Coffee Crisis? Starbucks Closing 600 Stores". ABC News. July 1, 2008. Diakses tanggal July 18, 2008.
- ^ Adamy, Janet (July 2, 2008). "Starbucks to Shut 500 More Stores, Cut Jobs". The Wall Street Journal.
- ^ Lauren Shepherd (2008-07-29). "Starbucks cuts 1,000 non-store jobs". Associated Press. Diakses tanggal 2012-12-01.
- ^ Allison, Melissa (July 29, 2008). "The Seattle Times: Starbucks closing 73% of Australian stores". Seattletimes.nwsource.com. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Starbucks: What went wrong?". Australian Food News. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Adamy, Janet (January 28, 2009). "Starbucks to Close More Stores". The Wall Street Journal. Diakses tanggal January 28, 2009.
- ^ Allison, Melissa (March 3, 2009), "No more layoffs at Starbucks, Schultz says" Diarsipkan 2016-01-04 di Wayback Machine., The Seattle Times Blog. Archived from the original Diarsipkan 2016-01-04 di Wayback Machine. on September 21, 2010.
- ^ "Hartfordbusiness.com". Hartfordbusiness.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-12. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Chesto, Jon (August 28, 2009). "Patriotledger.com". Patriotledger.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-27. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Patton, Leslie (July 27, 2012). "Starbucks Falls After Cutting Forecast Below Estimate". Business Week. Diakses tanggal October 12, 2012.
- ^ a b Kiesler, Sara (August 27, 2009). "Capitol Hill to get a second stealth Starbucks". Seattle Post-Intelligencer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal September 14, 2009.
- ^ Berfield, Susan (August 6, 2009). "Starbucks: Howard Schultz vs. Howard Schultz". BusinessWeek. Diakses tanggal September 14, 2009.
- ^ a b McElhatton, Noelle (February 2, 2010). "Starbucks chief executive Howard Schultz on marketing". Marketing Magazine. Diakses tanggal November 5, 2010.
- ^ Allison, Melissa (July 16, 2009). "Starbucks tests new names for stores". Seattle Times. Diakses tanggal September 14, 2009.
- ^ Simon, Scott (July 25, 2009). "Starbucks Goes Into Stealth Mode". NPR. Diakses tanggal September 14, 2009.
- ^ Eaves, Elizabeth (August 21, 2009). "How Locavores Brought On Local-Washing". Forbes. Diakses tanggal September 14, 2009.
- ^ http://agbeat.com/news-business/starbucks-vending-machines-and-the-future-of-business/
- ^ "Free Wi-Fi at all Starbucks for Reward Card holders". The London Insider. September 23, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-20. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Starbucks to Offer Free Wi-Fi". The New York Times. June 14, 2010.
- ^ "Starbucks unlimited free Wi-Fi Internet Canada". Business2press.com. June 30, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-06. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Starbucks Resmikan Gerai ke-500 di Indonesia, Ada di Bali
- ^ PEMBENTUKAN CITRA STARBUCKS
- ^ "The Insider: Principal roasts Starbucks over steamy retro logo". Seattle Post-Intelligencer. September 11, 2006. Diakses tanggal May 23, 2007.
- ^ Schultz, Howard (1997). Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time. New York: Hyperion. ISBN 0-7868-6315-3.
- ^ Prendergrast, p. 253
- ^ Rippin, Ann (2007). "Space, place and the colonies: re-reading the Starbucks' story". Critical perspectives on international business. Emerald Group Publishing. 3 (2): 136–149. doi:10.1108/17422040710744944. ISSN 1742-2043. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-11. Diakses tanggal 2022-01-04.
- ^ Starbucks co-founder talks about early days, launching Redhook and Seattle Weekly
- ^ "Group finds Starbucks logo too hot to handle". Startribune.com. May 16, 2008. Diakses tanggal April 24, 2011.
- ^ "The Marketing Doctor Says: Starbucks – How Not To Do Logos" Diarsipkan 2014-01-16 di Wayback Machine. Marketing Doctor Blog. May 29, 2008.
- ^ King, Colbert I. (January 26, 2002). "The Saudi Sellout". The Washington Post. hlm. A23. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Knotts, B (April 19, 2002). "Woman Back on Saudi Starbucks Logo". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-12. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "A Look at the Future of Starbucks". Starbucks. January 5, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-07. Diakses tanggal 5January 2011.
- ^ Apple Builds Ecosystem With iPod Touch Screen Diarsipkan 2008-02-10 di Wayback Machine.. (September 5, 2007) Retrieved September 5, 2007
- ^ "Starbucks Is Now the Official Joe of 'Morning Joe'". The New York Times.
- ^ "Broadcastingcable.com". Broadcastingcable.com. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Cartoonist Kieron Dwyer Sued By Starbucks". Comic Book Legal Defense Fund. November 30, 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-02-07. Diakses tanggal May 23, 2007.
- ^ Moynihan, Colin (July 11, 1999). "Starbucks Was Not Amused". The New York Times. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Starbucks v. Morgan, 99 Civ. 1404 (S.D.N.Y. July 11, 2000).
- ^ Watts, Robert (August 21, 2004). "Revenge of the cyberspoofers". Daily Telegraph. London. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Nominet UK Dispute Resolution Service. "Starbucks Corporation v James Leadbitter. DRS 02087 Decision of Independent Expert" (PDF). Nominet. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Trade Mark Newsletter". D Young & Co. March 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-24. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Tartakoff, Joseph (September 21, 2007). "Logo look-alikes. Saving souls in Starbucks' image". Seattle Post-Intelligencer. Diakses tanggal April 19, 2009.
- ^ "Starbucks wins Chinese logo case". BBC News. February 1, 2006. Diakses tanggal April 18, 2009.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Malone, Michael (March 5, 2005). "Fightin' Words". Restaurant Business. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-02. Diakses tanggal December 3, 2007.
- ^ Stossel, John; Goldberg, Alan (December 9, 2005). "Starbucks vs. Sambucks Coffee". 20/20. Diakses tanggal August 3, 2012.
- ^ "Starbucks loses lawsuit on trademark in Korea". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-12. Diakses tanggal 2013-01-04.
- ^ Barr, Greg (April 20, 2007). "Star Bock Beer case runs dry as high court denies petition". Houston Business Journal. Diakses tanggal April 18, 2009. [pranala nonaktif]
- ^ James, Andrea (May 24, 2008). "Rollergirls bump up against Starbucks". The Seattle Post-Intelligencer. Diakses tanggal July 2, 2008.[pranala nonaktif]
- ^ Voge, John (March 2007). "The Down Low" (PDF). Exotic Underground. #2.07. hlm. 6–7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-08-21. Diakses tanggal July 2, 2008.
- ^ Atkins, Michael (July 31, 2008). "Records Show Starbucks Hasn't Yet Opposed Rollergirls' Logo". Diakses tanggal August 1, 2008.
- ^ David, Ruth (March 15, 2007). "Struck By Starbucks". Forbes. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Mangi, Naween A (June 24, 2003). "Starbucks coffee denies partnership in Pakistan". Daily News (Pakistan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-30. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Fox, Michael (March 25, 2009). "Cafe to cash in on intl brand". The Pnomh Penh Post. Diakses tanggal April 19, 2009.[pranala nonaktif permanen]
- ^ EPA.gov Diarsipkan 2008-08-07 di Wayback Machine. U.S. Environmental Protection Agency Wastes May 5, 2008
- ^ "National 25 Green Power Partners". Environmental Protection Agency. January 8, 2008. Diakses tanggal April 15, 2008.
- ^ Lorraine, Veronica (October 6, 2008). "The great drain robbery". The Sun. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-10. Diakses tanggal October 6, 2008.
- ^ "An example of government requirement to operate a dipper well". Hamptonroads.com. February 24, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-25. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Recycling & Reducing Waste". Starbucks Company.
- ^ a b By Melanie Warner (2004-11-17). "The New York Times > Business > Starbucks Will Use Cups With 10% Recycled Paper". Nytimes.com. Diakses tanggal 2012-11-17.
- ^ By GreenBiz Staff (2005-10-13). "Starbucks Honored for Recycled-Content Cup". GreenBiz.com. Diakses tanggal 2012-1-17.
- ^ a b Allison, Melissa (May 14, 2008). "Starbucks struggles with reducing environmental impacts". The Seattle Times. Diakses tanggal March 18, 2009.
- ^ Seattleweekly.com. Retrieved July 3, 2006.
- ^ Laidlaw, Stuart (September 1, 2007). "TheStar.com – living – The fine print of ethical shopping:". The Star. Toronto. Diakses tanggal April 1, 2010.
About 6 per cent of Starbucks' coffee (about 18 million pounds) was certified as fair trade in 2006. The company buys almost 300 million pounds of coffee a year.
- ^ Transfair USA. Retrieved July 3, 2006.
- ^ "When you care about what you do, it shows". Starbuckscoffee.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-03. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ James, Deborah. "Justice and Java: Coffee in a Fair Trade Market". Global Exchange. Diakses tanggal 19 October 2012.
- ^ "Premium Prices and Transparency". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-02. Diakses tanggal 2012-12-16.
- ^ "Starbucks in Ethiopia coffee vow". BBC News. June 21, 2007.
- ^ "Official Starbucks Website".
- ^ NOW Magazine Diarsipkan 2007-10-11 di Wayback Machine. Maybe they're not trying to sell anything on World Water Day, but every other day of they year they are selling water.
- ^ "Starbucks Corporation 2006 Annual Report". Shareholder.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-17. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Walker, R. (February 26, 2006). "Consumed: Big Gulp". The New York Times Magazine. Retrieved October 7, 2007.
- ^ Klein, N. (2001). No Logo New York: Flamingo, pp. 135–140
- ^ "Store Wars: Cappuccino Kings". BBC News. June 9, 2004. Diakses tanggal November 13, 2011.
- ^ a b Allison, Melissa (January 4, 2007). "Union struggles to reach, recruit Starbucks workers". The Seattle Times. Diakses tanggal May 18, 2007.
- ^ "Starbucks Workers Union Expands to Maryland in Spite of Harsh Anti-Union Effort | All News". Starbucks Union. January 19, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-25. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Memo to Starbucks: Dig In, Smell the Coffee, Fight Back by Carl Horowitz
- ^ Kamenetz, Anya (May 21, 2005). "New York Magazine". Newyorkmetro.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-09. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "NLRB Settlement" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-01-05. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "New York Press". Nypress.com. June 28, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-15. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Global actions target Starbucks union-busters | All News". Starbucks Union. December 12, 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-25. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Vancouver Courier". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-18. Diakses tanggal 2012-12-16.
- ^ a b Collins, Simon (November 24, 2005). "Starbucks staff stir for wage lift". The New Zealand Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-12. Diakses tanggal May 18, 2007.
- ^ Yue, Lorene (August 30, 2006). "Crain's Chicago Business". Chicagobusiness.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-12. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ Nevil Gibson. "National Business Review". Nbr.co.nz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-05. Diakses tanggal October 24, 2010.
- ^ "Judge orders Starbucks to pay more than $100 million in back tips". Yahoo! Canada News. March 21, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-24. Diakses tanggal March 21, 2008.
- ^ Bostonist.com Chestnut Hill, MA Starbucks Employee Sues
- ^ SWCbulletin.com[pranala nonaktif]
- ^ a b Stephens, Alex (February 28, 2008). "Starbucks faces eviction as 'wrong kind of shop'". hlm. Evening Standard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-11. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "St James's Street residents' victory over Starbucks". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-21. Diakses tanggal 2012-12-16.
- ^ "Anti-Starbucks protesters condemn store "arrogance"".
- ^ Lumley, Ruth (June 26, 2008). "St James's Street Starbucks – 'not a coffee shop'". Brighton Argus. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Shop told to stop cafe operation". BBC News. December 5, 2008. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Starbucks are the dregs." Private Eye. April 3, 2009. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Coffee shop wins planning consent". BBC News. July 1, 2009. Diakses tanggal December 22, 2010.
- ^ Phillips, Daniel (April 7, 2009). "Starbucks wins planning appeal". Hertfordshire Mercury. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-05. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Ferguson, Brian (January 26, 2002). "Is coffee firm making mocha of city rules?". Edinburgh Evening News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-15. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Cafe giant faces shutdown". Manchester Evening News. July 9, 2001. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ "Starbucks criticised over cafe". South Wales Echo. October 21, 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-12. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ Kirk, Tristan (May 19, 2010). "Starbucks wins appeal to keep Pinner High Street cafe". Harrow Times. Diakses tanggal December 22, 2010.
- ^ McNeil, Rob (August 22, 2002). "Planners take on Starbucks". Evening Standard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-11. Diakses tanggal April 18, 2009.
- ^ http://www.starbucks.com/aboutus/pressdesc.asp?id=976[pranala nonaktif]
- ^ Damian Thompson "The Starbucks conspiracy theory: how a coffee chain was libelled by anti-Zionists " Diarsipkan 2016-04-05 di Wayback Machine., Daily Telegraph (blog), January 14, 2009
- ^ a b c Brendan O'Neill "Israel, Starbucks and the new irrationalism", spiked.online, January 14, 2009
- ^ a b "Starbucks CEO Calls Himself 'an Active Zionist,' but Can You Find It Anywhere on the Web?". Arabnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-24. Diakses tanggal July 7, 2011.
- ^ a b Ksenia Svetlova "Coffee libel in Egypt", The Jerusalem Post, July 30, 2010
- ^ Andrew Winkler "Why I Don't Believe In The Holocaust", rense.com, [probably March 14, 2007]
- ^ [1][pranala nonaktif]
- ^ Allison, Melissa (January 14, 2009). "Starbucks thrives in China, attacked in Beirut, London". The Seattle Times.
- ^ Allison, Melissa (January 14, 2009). "Starbucks thrives in China, attacked in Beirut, London". Seattle Times. Diakses tanggal May 13, 2009.
- ^ a b We couldn't stop attacks on Starbucks, police admit Diarsipkan 2009-02-27 di Wayback Machine. by Mark Blunden, Evening Standard, January 19, 2009.
- ^ Starbucks is firebombed 'in protest against Israel' Diarsipkan 2009-08-27 di Wayback Machine. by Justin Davenport, Evening Standard, January 13, 2009.
- ^ Starbucks boycott calls lead to violence Diarsipkan 2009-01-20 di Wayback Machine., Jewish Telegraphic Agency (JTA), January 19, 2009.
- ^ "Thousands protest in UK over Gaza". BBC News. January 17, 2009. Diakses tanggal November 13, 2011.
- ^ Starbucks smashed and looted as anti-Israel protests turn to violence by Alastair Jamieson, Telegraph.com.uk, January 17, 2009.
- ^ "The Way I See It". Starbucks Coffee Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-18. Diakses tanggal March 29, 2009.
- ^ Rosen, Rebecca (May 16, 2007). "Starbucks stirs things up with controversial quotes". The Denver Post. Diakses tanggal March 29, 2009.
- ^ "Rumor Response: Misinformation About Starbucks and the United States Military". Starbucks. January 11, 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-20. Diakses tanggal September 22, 2009.
- ^ Ugly Rumours Diarsipkan 2009-10-06 di Wayback Machine. Communicate magazine, September 2009
- ^ Mikkelson, Barbara. "G.I. Joe". Snopes. Diakses tanggal September 22, 2009.
- ^ Warner, Melanie (December 26, 2004). "Cup of Coffee, Grain of Salt". The New York Times. Diakses tanggal September 22, 2009.
- ^ "Anti-gun Group to Boycott Starbucks on St. Valentine's Day". New American. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-07. Diakses tanggal February 15, 2012.
- ^ "Brady Campaign Urges Starbucks To Prohibit Guns In Its Retail Outlets". Brady Campaign. Diakses tanggal February 15, 2012.
- ^ "Starbucks Target of Anti-Second Amendment Groups, But Advocates Organize Counter Rally in Hawaii and Other States". Hawaii Reporter. Diakses tanggal February 14, 2012.
- ^ "Starbucks Position on Open Carry Gun Laws". Starbucks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-11. Diakses tanggal February 14, 2012.
- ^ "GVAC Email Starbucks". GVAC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-31. Diakses tanggal February 14, 2012.
- ^ "Boycott against Starbucks over gun laws". abc4.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-17. Diakses tanggal February 15, 2012.
- ^ "Lovers and gun lovers at Starbucks?". ajc.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-18. Diakses tanggal February 15, 2012.
- ^ "Guns and coffee: Starbucks again an open carry policy battleground". Loundon times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-03. Diakses tanggal February 14, 2012.
- ^ "Mich. gun advocates support Starbucks' open-carry policy". Detroit News. Diakses tanggal February 15, 2012.[pranala nonaktif]
- ^ "2A supporters start Buycott to battle the Starbucks Anti-Firearm Boycott". Military Times – Gear Scout. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-05. Diakses tanggal February 15, 2012.
- ^ NOM Launches Starbucks Boycott Over Same-Sex Marriage Stance Retrieved July 19, 2012
- ^ Over 640,000 thank Starbucks for equal marriage support Retrieved October 15, 2012
- ^ a b "Special Report: How Starbucks avoids UK taxes". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-13. Diakses tanggal 16 October 2012.
- ^ "Starbucks 'paid just £8.6m UK tax in 14 years'". BBC News. Diakses tanggal 16 October 2012.
- ^ "Starbucks paid no tax in the UK in the last 4 years". RTÉ News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 17 October 2012.
- ^ Joe Lynam (2012-10-16). Starbucks' tax payment is 'unfair' say independent cafes (video). BBC Newsnight. 1:20 menit berlalu. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ Simon Neville and Shiv Malik (2012-11-12). "Starbucks wakes up and smells the stench of tax avoidance controversy". The Guardian. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ a b c d "Starbucks, Google and Amazon grilled over tax avoidance". BBC News. 2012-11-12. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ a b c Tom Berkin (2012-11-01). "Special Report - Starbucks's European tax bill disappears down $100 million hole". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-08. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ Andrew Sparrow (2012-11-12). The Guardian [Politics live blog (at 3:55 pm) Politics live blog (at 3:55 pm)] Periksa nilai
|url=
(bantuan). Diakses tanggal 2012-11-12. Tidak memiliki atau tanpa|title=
(bantuan) - ^ Press Association (2012-11-12). The Guardian http://www.guardian.co.uk/business/2012/nov/12/starbucks-executive-denies-lying-losses. Diakses tanggal 2012-11-12. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "Starbucks may face UK tax probe as MP calls for probe". RTE. 2012-10-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-12. Diakses tanggal 2012-11-12.
- ^ "Starbucks hit by UK Uncut protests as tax row boils over". Guardian. 8 December 2012. Diakses tanggal 8 December 2012.
- ^ Creswell, Julie (5 Maret 2022). "Fast-food chains and food producers stay open in Russia, and mostly quiet about Ukraine". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ "Ukraine invasion: Attention turns to McDonald's and crypto exchanges, yet to take a stand against Russia". Sky News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ "For many Washington state businesses, the war in Ukraine means tough choices about Russia". The Seattle Times (dalam bahasa Inggris). 5 Maret 2022. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ "Letter to Partners from Kevin Johnson on Ukraine". Starbucks Stories (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Tenbarge, Kat (1 Desember 2023). "Social media fuels boycotts against McDonald's and Starbucks over Israel-Hamas war". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Durbin, Dee-Ann (18 Oktober 2023). "Starbucks, Workers United union sue each other in standoff over pro-Palestinian social media post". AP News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Mohamud, Amal (29 November 2023). "Why people are boycotting Starbucks in solidarity with Palestine". Edmonton (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ "Here's why Starbucks faces over $11 billion loss in value". The Economic Times. 7 Desember 2023. ISSN 0013-0389. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ "Starbucks faces $11 billion value loss due to poor sales, boycotts". mint (dalam bahasa Inggris). 7 Desember 2023. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Tenore, Haley (22 Desember 2023). "Starbucks CEO says people on social media misrepresented what the coffee chain stands for and led to stores being vandalized". Business Insider. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Sherman, Natalie (20 Desember 2023). "Starbucks blames 'misrepresentation' after Israel Gaza protests". BBC. Diakses tanggal 18 Mei 2024.
- ^ Ault, Susanne (June 2, 2006). "Starbucks rocks with Berry DVD". Video Business. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-18. Diakses tanggal August 18, 2009.
- ^ Youngme, M. & Quelch J. Starbucks: Delivering Customer Service. Boston, MA: Harvard Business School Pub., 2003. Online.
- ^ Stanley, A. (2002). Starbucks Coffee Company. (case study). Tuck School of Business at Dartmouth.
Bacaan lanjutan
sunting- Behar, Howard with Janet Goldstein. (2007). It's Not About The Coffee: Leadership Principles from a Life at Starbucks, 208 pages. ISBN 1-59184-192-5.
- Clark, Taylor. (2007). Starbucked: A Double Tall Tale of Caffeine, Commerce and Culture. 336 pages. ISBN 0-316-01348-X.
- Michelli, Joseph A. (2006). The Starbucks experience: 5 principles for turning ordinary into extraordinary, 208 pages. ISBN 0-07-147784-5.
- Pendergrast, Mark (2001) [1999]. Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World. London: Texere. ISBN 1-58799-088-1.
- Schultz, Howard. and Dori Jones Yang. (1997). Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built A Company One Cup At A Time, 350 pages. ISBN 0-7868-6315-3.
- Simon, Bryant. (2009). Everything but the Coffee: Learning about America from Starbucks. 320 pages. ISBN 0-520-26106-2.
Pranala luar
sunting- Situs web resmi
- Situs resmi Starbucks Indonesia
- Starbucks Store
- Data bisnis Starbucks:
- Media tentang Starbucks di Wikimedia Commons