Stasiun Kalasan

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Kalasan (KLS) adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Tirtomartani, Kalasan, Sleman. Stasiun yang terletak pada ketinggian +126 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun yang lokasinya paling timur di Kabupaten Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta tidak jauh dari Candi Kalasan.

Stasiun Kalasan
Kalasan
+126 m
Stasiun Kalasan pada tahun 2013
Lokasi
Koordinat7°46′27.998″S 110°27′54.000″E / 7.77444389°S 110.46500000°E / -7.77444389; 110.46500000
Ketinggian+126 m
Operator
Letak
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Ditutup2007
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum tahun 2002, stasiun ini mempunyai empat jalur kereta api. Selanjutnya, stasiun ini mengalami pengurangan jalur sehingga hanya memiliki tiga jalur kereta api sebelum dinonaktifkan.[3] Stasiun ini sudah dinonaktifkan sejak tahun 2007 seiring pembangunan jalur ganda di lintas KutoarjoSolo karena tingkat pemasukan penumpang yang kecil dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan Stasiun Maguwo. Seluruh sistem wesel dan persinyalannya sudah dicabut.[4]

Di sebelah barat daya stasiun terdapat gardu sinyal blok intermediet. Gardu ini mulai aktif pada tanggal 1 Oktober 2018, bersamaan dengan peralihan sistem persinyalan mekanik di petak jalur MaguwoBrambanan ke sistem persinyalan elektrik produksi PT Len Industri (Persero) yang telah dipasang sejak 2013.[5][6]

Salah satu rumah dinas pegawai stasiun ini, yang masih asli peninggalan NIS, dijadikan kedai kopi bernama Kopi Stasiun Kalasan (Kostaka), dibuka 20 Mei 2021.[7]

Insiden

sunting

Pada tanggal 23 Oktober 2012, KA Prameks dengan relasi Solo JebresKutoarjo anjlok di km 153+724 (sekitar 2 km menjelang Stasiun Kalasan) dan terguling 500 meter di timur Stasiun Kalasan. Kejadian ini menyebabkan perjalanan kereta api di petak Maguwo–Brambanan menjadi terganggu. Dari total lima unit kereta, tiga unit anjlok dan satu kereta (kereta depan) berputar arah. Penyebab anjloknya KA tersebut adalah adanya masalah penyapu rel pada bogie rangkaiannya. Akibatnya, sebanyak 40 orang terluka dalam insiden ini.[8][9]

Galeri

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api 2004 dan 2006
  4. ^ Majalah Kereta Api edisi Juni 2012, 71: 11
  5. ^ Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). "Kalahkan Siemens, BUMN Elektronik Raup Pendapatan Rp23 Triliun". Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja. 
  6. ^ "Len Tandatangani Dua Kontrak dengan Nilai Total Rp 464 Milyar | PT Len Industri (Persero)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-12. 
  7. ^ ivan. "Bangunan Cagar Budaya Jadi Rekreasi Keluarga - Krjogja". Bangunan Cagar Budaya Jadi Rekreasi Keluarga - Krjogja. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  8. ^ BeritaSatu.com. "Kereta Prameks Anjlok di Stasiun Kalasan Sleman". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  9. ^ anonim (2012). Laporan Hasil Investigasi Kecelakaan Kereta Api: Anjlokan KA 213 Prameks (PDF). Jakarta: KNKT. 

Pranala luar

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Maguwo
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Brambanan