Stasiun Serang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Serang (SG) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Jalan Ki Tapa nomor 2, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 m ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Stasiun Serang
Kereta Api Indonesia
LM06

Tampak depan bangunan Stasiun Serang.
Lokasi
Koordinat6°6′59″S 106°9′20″E / 6.11639°S 106.15556°E / -6.11639; 106.15556
Ketinggian+17 m
Operator
Letak
km 113+444 lintas BataviaTanah Abang
RangkasbitungMerak[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi tinggi dan satu peron pulau rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka1 Juli 1900
Nama sebelumnyaSerang
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Walantaka Commuter Line Merak Karangantu
menuju Merak
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Pemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Pertokoan/area komersial Isi baterai Toilet Musala 
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Serang
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasKB000046
No. SKPM.02/PW.007/MKP/2010
Tanggal SK2010
PemilikKereta Api Indonesia
PengelolaKAI Commuter
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelumnya, stasiun ini juga melayani kereta api penumpang jarak jauh dan kereta api lokal seperti KA Kalimaya, Patas Merak, dan Krakatau. Per 1 April 2017, KA Kalimaya dan Patas Merak dinyatakan berhenti beroperasi karena digantikan oleh layanan baru KRL Commuter Line Rangkasbitung,[4] dan pada tanggal yang sama rute KA Lokal Merak dipangkas menjadi hanya Rangkasbitung-Merak PP saja, dari yang sebelumnya Tanah Abang-Merak PP.[5] Pada 17 Juli 2017, KA Krakatau ikut dipangkas rutenya menjadi Pasar Senen-Blitar PP dari yang sebelumnya Merak-Blitar PP, dan namanya diganti menjadi KA Singasari.[6]

Sejarah

sunting

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[7]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[7] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[8] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[9]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[10] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[11]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Bangunan Stasiun Serang bergaya arsitektur indis yang mengadaptasi gaya arsitektur Eropa dengan kondisi lingkungan alam tropis Indonesia. Bangunan Stasiun Serang memiliki bentuk persegi panjang yang memanjang dari utara ke selatan menghadap ke arah barat. Atap bangunannya memiliki model atap pelana, dengan kerangka atap kayu dan genting sebagai penutup atapnya. Pintu dan Jendela bangunan berukuran besar menggunakan material kayu bermodel krepyak.[12]

Bangunan Stasiun Serang identik dengan penggunaan pattern atau pola garis lurus dan material alam. Bagian peron bangunan terdapat tiang-tiang kayu dengan motif sulur dan ampig pada sisi kanan dan kiri. Keunikan bangunan Stasiun Serang tampak pada penggunaan noc acroteric (hiasan puncak atap) berbentuk seperti pucuk bunga dan ornamen sesuluran di nok atap pelana.[12]

Stasiun ini pada awalnya memiliki lima jalur dan memiliki banyak sepur simpang, namun kini hanya tersisa 3 dan sepur simpang di Stasiun ini ikut di bongkar karena sudah tidak dipergunakan lagi.

Selain stasiun penumpang, stasiun ini dahulu juga merupakan tempat bongkar muat gerbong-gerbong barang, dimana muatan tersebut dibongkar ke dalam gudang yang berada di pojok emplasemen stasiun. Selain gudang, stasiun ini juga memiliki fasilitas menara air untuk lokomotif uap.

Dahulu, pada petak antara Stasiun Serang dan Stasiun Karangantoe (Karangantu) terdapat Halte Kedoeng Tjinde (Kedungcinde),[13] sedangkan pada petak yang menuju ke Stasiun Walantaka terdapat Halte Kemang[13] dan Halte Tjihideung (Cihideung).[13] Halte-halte tersebut kini sudah tidak aktif lagi. Dan pada petak Stasiun Serang dan Halte Cihideung terdapat Sepur Simpang mengarah PT Puri. Tidak diketahui kapan Sepur Simpang ini di nonaktifkan.

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun Serang memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Terdapat bekas bangunan gudang di pojok emplasemen stasiun ini, dan persis di sampingnya terdapat pula bekas menara air yang dahulu digunakan untuk lokomotif uap.

Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya.[14][15] Stasiun ini memiliki gaya arsitektur bangunan Eropa berbentuk persegi panjang yang memanjang dari utara ke selatan menghadap ke arah barat, dengan atap bangunannya yang memiliki model atap pelana. Pintu dan Jendela bangunan stasiun ini berukuran besar dan menggunakan material kayu bermodel krepyak. Bangunan stasiun identik dengan penggunaan pola garis lurus dengan ampig pada sisi kanan dan kiri. serta ornamen sesuluran di nok atap pelana.[12]

Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran tinggi dan rendah. Peron tinggi Stasiun Serang ini dibangun bersamaan dengan proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada tahun 2021. Stasiun ini juga telah dipasangi kanopi di area peron supaya melindungi penumpang dari sengatan panas matahari dan tempias air hujan. Pemasangan kanopi juga dilakukan di Stasiun Cilegon.

Pada tahun 2020, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) berencana akan mengelektrifikasi jalur KA pada petak Rangkasbitung-Serang agar dapat menambah frekuensi angkutan penumpang dengan moda kereta rel listrik (KRL), serta akan ditambah dengan pembangunan jalur ganda jika frekuensi penumpang KRL tersebut terus meningkat. Rencana ini diawali dengan revitalisasi jalur KA lintas Rangkasbitung-Merak dari rel R42 ke R54 guna meningkatkan kecepatan kereta, dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan tiang listrik aliran atas (LAA). Namun, hingga saat ini hanya revitalisasi jalur saja yang baru terlaksana, sedangkan kabar tentang rencana elektrifikasi belum terdengar lagi.[16][17]

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Antarmoda pendukung

sunting
Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Angkot Kota Serang R03 Terminal Pakupatan-Pasar Rau-Kepandean PP
R06 Terminal Cipocok-Pasar Lama-Pasar Rau PP
R07 Kepandean-Pasar Lama-Pasar Rau PP

Galeri

sunting

Insiden

sunting

Pada tanggal 8 Juni 2015, KA barang angkutan pipa dari Krenceng menuju Semarang anjlok di perlintasan dekat dengan stasiun ini, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Akibat kejadian ini, sejumlah kereta tujuan Tanah Abang mengalami keterlambatan dan akses jalan tersebut ditutup sementara.[18][19]

Pada tanggal 20 September 2022, seorang pria tewas tertabrak Kereta Api Lokal Merak di perlintasan Sumurpecung, Kota Serang. Korban yang berprofesi sebagai pedagang warung bakso ini tertabrak saat hendak mengangkut gas LPG 3 kg. Diduga korban kurang waspada saat kereta api hendak melintas.[20]

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Abdullah, Fariz (2017-03-19). "Empat Perjalanan KA Lokal Rangkasbitung – Tanah Abang Dihapus 1 April 2017". bantenhits (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-16. 
  5. ^ "April 2017, KA Lokal Hanya Layani Rute Rangkasbitung-Merak". April 2017, KA Lokal Hanya Layani Rute Rangkasbitung-Merak. 2017-03-20. Diakses tanggal 2019-10-11. 
  6. ^ Fahmi, M Iqbal (2017-07-02). Rastika, Icha, ed. "KA Krakatau Berubah Jadi KA Singasari, Berikut Jadwal dan Rute Barunya". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-10-10. 
  7. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  8. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  9. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co. 
  10. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  11. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  12. ^ a b c "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  13. ^ a b c Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10. 
  14. ^ "Stasiun Serang (No. Registrasi RNCB.2010018.02.000604)". BPCB Kemendikbud RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-07. Diakses tanggal 7 Agustus 2017. 
  15. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. Amsterdam: De Bataafsche Leeuw. hlm. 119. 
  16. ^ Televisi, PT Cakrawala Andalas (2020-01-18). "Pemetaan Elektrifikasi Jalur Kereta Api, Menhub Kunjungi Stasiun Serang-Banten". www.antvklik.com. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  17. ^ Sulistyo, Bayu Tri (2020-01-18). "April 2020 Elektrifikasi Rangkasbitung - Serang Dimulai". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  18. ^ Deslatama, Yandhi; Jul 2015, hi Deslatama08; Wib, 14:36. Linawati, Mevi, ed. "Anjloknya Kereta Pengangkut Pipa di Serang Sempat Kagetkan Warga". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-02-10. 
  19. ^ Harakan, Yasser Ali. "Kereta Api Pengangkut Pipa Industri Anjlok di Banten". detikcom. Diakses tanggal 2019-02-10. 
  20. ^ Rifa'i, Bahtiar (2022-09-20). "Tukang Bakso di Serang Tewas Tertabrak Kereta Api". detiknews. Serang. Diakses tanggal 2023-08-15. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Karangantu
menuju Merak
Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan Walantaka