Suikao
Suikao (嵗考) atau suishi (歲試) adalah jenis ujian yang diadakan dua kali dalam setiap tiga tahun di periode Dinasti Qing, Tiongkok.[1][2] Ujian ini diselenggarakan di kabupaten atau prefektur untuk mendapatkan gelar shengyuan atau xiucai.[2] Ujian suikao dilakukan setelah lulus tahap ujian pendahuluan. Setelah lulus suikao, dapat mengikuti ujian tahap berikutnya di tingkat provinsi.[2]
Ujian ini diberikan kepada para peserta ujian oleh kepala badan pendidikan tingkat provinsi yang mendapat tugas langsung dari kaisar (tanpa melalui gubernur).[1] Ujian tersebut harus melewati tiga tahap, yakni tahap terendah "siswa tambahan" (fusheng), tahap menengah "siswa ekstra" (zengsheng), dan tahap tertinggi "siswa yang menerima gaji" (linsheng).[1] Setelah berhasil lulus ketiga tahap ini, akan diumumkan peringkat para siswa. Ketika mereka berhasil melewati tahap linsheng, mereka akan mendapat bantuan berupa uang dari pemerintah.[1]
Sejak awal periode Qing, ujian yang diujikan dalam Suikao adalah menulis satu esai mengenai karya klasik Tiongkok, terutama Lima Klasik.[3] Namun, selama beberapa saat, ujian mengenai Lima Klasik ditiadakan. Baru pada tahun ke-6 masa pemerintahan Kaisar Yongzheng, tugas menulis esai mengenai Lima Klasik diujikan kembali. Pada tahun ke-23 masa pemerintahan Kaisar Qianlong (tahun 1758), siswa diharuskan menulis dua esai; satu tentang Empat Kitab dan satu lagi tentang Lima Klasik.[3]
Lihat juga
suntingPranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ a b c d Hong Kong: The Pearl Made of British Mastery and Chinese Docile-diligence, Wei-Bin Zhang. Nova Publishers (2006). Chapter 6 : Education and Human Capital. p.117-120.
- ^ a b c The Qing Dynasty and Traditional Chinese Culture, Richard J. Smith (2015). Rowman & Littlefield Publishers. p.115
- ^ a b Diverse Voices in Chinese Translation and Interpreting, Martin Woesler, Riccardo Moratto. Springer Singapore (2021). The Manchu Translation of The Five Classics in the Context of Confucianism. p31-32.