Tahu fermentasi (juga disebut keju tahu putih, keju tahu, keju kedelai, tahu yang diawetkan, atau sufu) adalah sejenis bahan penyedap Tionghoa berupa tahu olahan dan diawetkan yang digunakan dalam hidangan Asia Timur. Bahan-bahan khasnya adalah kacang kedelai, garam, arak beras, dan minyak wijen atau cuka. Di Tiongkok daratan, produk tersebut sering diedarkan dalam keadaan segar. Pada komunitas Tionghoa perantauan yang tinggal di Asia Tenggara, versi kemasan komersial sering dijual dalam stoples berisi blok-blok berukuran 2 hingga 4 cm persegi dengan ketebalan 1 hingga 2 cm yang direndam dalam air garam dengan perisa pilihan.[1]

Tahu fermentasi

Tahu fermentasi
Nama Tionghoa
Hanzi: 豆腐乳
Makna harfiah: bean curd cream
nama alternatif
Hanzi: 腐乳
Nama Vietnam
Vietnam: chao
Tahu fermentasi merah mawar (玫瑰腐乳)

Dalam bahasa Mandarin, produk ini secara umum dikenal sebagai dòufǔrǔ (豆腐乳), dòurǔ (豆乳), atau fǔrǔ (腐乳), meskipun di Tiongkok barat daya sering dikenal sebagai lǔfǔ (卤腐).

Sejarah

sunting

Menurut Kompendium tentang Materia Medica yang ditulis oleh polimatik Tiongkok, Li Shizhen pada masa Dinasti Ming, pembuatan tahu dikaitkan dengan Pangeran Liu An (179―122 SM) dari Dinasti Han, seorang pangeran dari Huainan. Usaha manufaktur tahu dimulai pada masa Dinasti Han di Tiongkok setelah tahu tercipta.[2] Namun masih diperdebatkan apakah Li Shizhen menyebutkan fermentasi tahu. Referensi yang jelas tentang tahu yang difermentasi muncul dalam Penglong Yehua tahun 1610 (蓬櫳夜話), dengan nama haifu (醢腐).[3]:18

Pada tahun 1818, Basil Hall dari Inggris menulis tentang suatu bahan berwarna merah mirip keju yang disajikan di Ryukyu; mungkin mengacu pada tahu yang difermentasi. Pada tahun 1855, Baron de Montgaudry, seorang Prancis, mendeskripsikan pembuatan tahu dan tahu yang difermentasi dalam tulisannya.[3]:5,23–4

Nutrisi

sunting
 
Botol kaca khas berisi tahu cabai fermentasi

Nilai gizi

sunting

Tahu yang difermentasi mengandung asam organik, alkohol, ester, dan zat perisa primitif lainnya. Tahu fermentasi mengandung sejumlah besar protein terhidrolisis, asam amino bebas, lemak, karbohidrat, tiamin, riboflavin, asam oksalat, kalsium, fosfor, dan unsur-unsur gizi lainnya. Tahu fermentasi tidak mengandung kolesterol. Jumlah protein dalam tahu fermentasi sekitar 12–22%.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Chao/Doufu Ru (Fermented Bean Curd)". 19 April 2008. Diakses tanggal 2009-11-21. 
  2. ^ Steinkraus, Keith H. (2008). Handbook of indigenous fermented foods. CRC Press. hlm. 633–641. ISBN 978-0-8247-9352-4. 
  3. ^ a b Shurtleff, William; Aoyagi, Akiko (2011). History of Fermented Tofu - A Healthy Nondairy / Vegan Cheese (1610-2011). Soyinfo Center. ISBN 9781928914402. 
  4. ^ Li, Y.J. (2006). "Modern research on Chinese sufu". China Brewing. 1: 4–7. 

Pranala luar

sunting