Talang, Gunung Talang, Solok
[[Kategori:Nagari di Sumatera Barat]]
Talang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Solok | ||||
Kecamatan | Gunuang Talang | ||||
Kodepos | - | ||||
Kode Kemendagri | 13.02.07.2002 | ||||
Luas | 31,7 km² [1] | ||||
Jumlah penduduk | ± 12.000 jiwa | ||||
|
Talang adalah sebuah nagari di Kecamatan Gunuang Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Nagari yang terletak ± 15 km dari kota Solok dan ± 50 km dari kota Padang ini merupakan pusat pemerintahan dari Kecamatan Gunuang Talang.
Nama nagari ini juga menjadi nama dari sebuah gunung dan sebuah danau kecil yang ada di kabupaten Solok, yaitu Gunung Talang dan Danau Talang.
Kepemimpinan
suntingSecara administratif formal nagari Talang dipimpin oleh Marfes Boy Falley sebagai wali nagari[2] yang membawahi enam orang kepala jorong. Nagari ini terbagi menjadi enam jorong, yaitu jorong Koto Gaek, Tabek Pala, Aro, Anau Kadok, Tabek Dangka, dan Panarian, yang masing-masing dipimpin oleh kepala jorong. Penduduk nagari Talang berjumlah ± 12.000 jiwa yang tersebar tidak merata di ke enam jorong.
Sebagaimana nagari-nagari lainnya di Minangkabau, secara non-formal masing-masing kaum dalam masyarakat nagari Talang juga dipimpin oleh para penghulu atau datuk. Terdapat puluhan penghulu atau datuk di nagari Talang yang berasal dari berbagai suku yang ada di nagari Talang.
Musyawarah para penghulu dan datuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam masyarakat yang terkait dengan adat dan tanah ulayat dilaksanakan di sebuah limbago (lembaga) yang bernama Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Talang yang terletak di jorong Aro, di pinggir jalan raya Lintas Sumatera.[3]
Sebagai pusat pemerintahan kecamatan, di nagari Talang juga terdapat kantor Polsek Gunung Talang dan Koramil Gunung Talang yang merupakan unit terkecil dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Republik Indonesia (TNI).
Masyarakat dan suku
suntingNagari Talang sejak dulu kala dihuni oleh masyarakat Minangkabau yang terdiri dari tujuh suku (klan), yaitu suku Koto, Piliang, Jambak, Kutianyie, Sikumbang, Tanjuang, dan Malayu.
Kaum bersuku Koto sebagian besar menempati tanah pusako (pusaka) di jorong Tabek Pala serta sebagian kecil di jorong Aro dan tidak ada di jorong Koto Gaek. Kaum Piliang mendiami tanah pusako di jorong Tabek Pala dan jorong Koto Gaek dan sedikit di Aro. Kaum Jambak sebagian besar menempati tanah pusako di jorong Aro, sedikit di jorong Koto Gaek dan tidak ada di jorong Tabek Pala. Kaum Kutianyie menempati tanah ulayat di jorong Tabek Pala, jorong Koto Gaek, dan di jorong Aro. Tanah pusako kaum Sikumbang yang ditempati ada di jorong Tabek Pala, jorong Aro, dan tidak ada di jorong Koto Gaek. Sementara tanah pusako kaum Tanjuang yang didiami hanya ada di jorong Aro, dan kaum Malayu hanya menempati pemukiman di jorong Tabek Pala.
Sedangkan tiga jorong lainnya, yaitu jorong Anau Kadok, Tabek Dangka, dan Panarian, merupakan wilayah tanah ulayat dari bermacam suku/kaum yang ada di nagari Talang. Sebagian besar dari total luas ke tiga jorong tersebut tidak ditempati/didiami karena merupakan tanah pertanian dan perladangan yang berada di bagian ujung/perbatasan dari nagari Talang.
Sebagian besar masyarakat nagari Talang berprofesi sebagai petani, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap. Sebagian yang cukup besar juga ada yang menjadi pegawai negeri dan swasta, serta sebagian kecil sebagai saudagar atau pengusaha.
Dengan tanah ulayat yang cukup luas dan subur, masyarakat nagari Talang relatif makmur dan sejahtera. Mereka menggarap tanah persawahan dan perladangan dengan menanam berbagai tanaman yang bernilai ekonomi, seperti cengkeh, kopi, bawang, cabe, dan lainnya, disamping menggarap sawah dengan tanaman padi sebagai komoditas utama. Bareh Solok (Beras Solok) yang ternama sebenarnya lebih banyak berasal dari Talang.
Kemakmuran dan kesejahteraan dari hasil pertanian membuat orang Talang sedikit yang merantau pada masa dulunya. Namun sekarang seiring dengan perkembangan populasi, sementara lahan garapan tidak bertambah, membuat orang-orang Talang juga mulai banyak yang pergi merantau ke berbagai wilayah lain di Sumatera Barat, serta wilayah lainnya di Indonesia dan Malaysia dengan berprofesi sebagai pegawai atau wirausahawan.
Figur
suntingDi nagari ini juga bermakam Tuanku di Talang (Syekh Tuanku nan Balinduang?), seorang tokoh ulama pada abad-abad lalu yang sering diziarahi oleh orang-orang dari berbagai wilayah di Sumatera Barat pada dekade-dekade lalu, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Konon Tuanku di Talang merupakan salah seorang guru ilmu sharaf dari Tuanku Nan Tuo asal Agam, seorang ulama padri moderat.
Beberapa tokoh masyarakat dari nagari Talang yang cukup dikenal di lingkungannya, antara lain Masri Bustami (alm.) yang pernah menjabat Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, dan adiknya, Zulmiar Yanri Bustami, seorang ahli kesehatan yang pernah mewakili masyarakat sebagai anggota DPR-RI dari Partai Demokrat.[4][5] Figur lainnya, N.N. Ilyas (alm.), salah seorang pendiri Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) dan majalah peternakan ayam/unggas "Ayam dan Telur" pada awal tahun 1970-an, serta Mubariq Ahmad, pendiri dan Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia, Direktur Eksekutif WWF Indonesia dan Konsultan Senior/Penasehat Kebijakan Perubahan Iklim Bank Dunia.[6][7] dan beberapa figur lainnya.
Wilayah
suntingNagari Talang memiliki wilayah seluas 31,7 Km²,[1] terletak di pinggang gunung Talang, berada pada ketinggian ± 1.500 meter di atas permukaan laut sehingga berhawa cukup sejuk. Topografi nagari ini berbukit-bukit serta tebing terjal yang dalam, dan juga dilintasi sebuah sungai kecil yang berhulu dari gunung Talang. Sungai kecil ini "membelah" nagari Talang menjadi dua, sebelah timur adalah jorong Tabek Pala dan sebelah barat jorong Koto Gaek dan Aro.
Tanah ulayat dari masyarakat nagari Talang cukup luas untuk ukuran sebuah nagari. Ke arah selatan berbatasan langsung dengan perut gunung Talang dan nagari Aia Batumbuak, sedangkan ke arah utara berbatasan dengan nagari Cupak, ke arah barat dengan nagari Jawi-jawi dan nagari Koto Gadang Guguak, serta ke arah timur dengan kecamatan Lembang Jaya dan nagari Sungai Janiah yang masih satu keturunan dengan orang Talang.[1]
Nagari ini dilintasi jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan kota Solok dengan kota Padang yang cukup padat dilalui berbagai jenis kendaraan. Jalan raya ini juga dilalui banyak truk pengangkut batu bara dari tambang batu bara Sawah Lunto, serta bus, truk, dan kendaraan lainnya dari arah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan pulau Jawa.
Sepanjang jalan raya yang melintasi nagari ini terdapat beberapa rumah makan yang sering disinggahi oleh orang-orang yang melakukan perjalanan jauh dari dan ke wilayah lain di luar Sumatera Barat.
Pendidikan
suntingLembaga pendidikan yang ada di nagari Talang adalah enam SD Negeri, satu SMP Negeri, dan satu SMK Negeri. SMP di nagari Talang sudah ada sejak tahun 1950-an atau 1960-an. Sampai tahun 1970-an, SMP Negeri Talang masih merupakan sekolah menengah pertama yang dijadikan tempat menuntut ilmu bagi para siswa dari nagari-nagari sekeliling nagari Talang yang ada di kecamatan Gunuang Talang, bahkan banyak juga yang berasal dari nagari-nagari yang berada di luar kecamatan Gunung Talang, seperti Bukik Sileh, Limau Lunggo, Batu Bajanjang, Koto Anau, dan lainnya.
Seiring dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah, banyak sekolah baru yang dibangun di berbagai nagari lainnya, sehingga SMP Negeri Talang pun tidak lagi diisi oleh siswa dari nagari-nagari lain dalam jumlah yang signifikan. Namun pada sekolah kejuruan yang ada masih terdapat siswa dari nagari lain di luar nagari Talang.
Beberapa sekolah di nagari Talang:
- SD Negeri 01 Gunung Talang di jorong Aro.
- SD Negeri 02 Gunung Talang di jorong Tabek Pala.
- SD Negeri 10 Gunung Talang di jorong Koto Gaek.
- SD Negeri 13 Gunung Talang di jorong Panarian.
- SD Negeri 25 Gunung Talang di jorong Tabek Dangka.
- SD Negeri 39 Gunung Talang di jorong Aro.
- SMP Negeri 01 Gunung Talang di jorong Aro.
- SMK Negeri 01 Gunung Talang di jorong Aro.
Rujukan
sunting- ^ a b c "Profil Nagari Talang" Diarsipkan 2015-01-06 di Wayback Machine. Website Resmi Nagari Talang. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Website Nagari Talang Menjembatani Komunikasi dengan Warga Rantau" Diarsipkan 2015-01-06 di Wayback Machine. Website Resmi Nagari Talang, 23-11-2014. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Iuran Bersama untuk Kantor KAN Baru" Diarsipkan 2015-01-06 di Wayback Machine. Website Resmi Nagari Talang. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Profil Singkat Zulmiar Yanri" Website Resmi MPR RI. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Profil Zulmiar Yanri" Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. Bijaks.net. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Perusahaan Peduli Lingkungan Untung Lebih banyak, Lho..." Republika.co.id, 11-05-2011. Diakses 06-01-2015.
- ^ "Keynote Speakers" Diarsipkan 2015-01-07 di Wayback Machine. Center for International Forestry Research. Diakses 06-01-2015.
Pranala luar
sunting- "Nagari Talang" Diarsipkan 2015-01-06 di Wayback Machine. Website Resmi Nagari Talang. Diakses 06-01-2015.
- "Sejarah Singkat Fakultas Pertanian Universitas Tadulako" Forester Untad. Diakses 06-01-2015.
- "Sejarah Pengembangan Islam di Kubuang Tigobaleh oleh Syekh Imam Marajo" RantauNet, 09-01-2011. Diakses 06-01-2015.