Tarabintang, Humbang Hasundutan
Tarabintang (Tara Bintang) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Indonesia. Wilayah ini adalah kecamatan termuda di kabupaten Humbang Hasundutan dengan ibukota kecamatan berada di desa Tarabintang.
Tarabintang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Kabupaten | Humbang Hasundutan |
Pemerintahan | |
• Camat | Serinaya Tinambunan[1] |
Populasi | |
• Total | 8,218 jiwa |
Kode Kemendagri | 12.16.10 |
Kode BPS | 1215100 |
Luas | 287.67 km² |
Kepadatan | 4 jiwa/km² |
Etimologi
suntingPada awalnya, Tarabintang dikenal dengan nama Parbentang, yang diambil dari nama pendiri kampung tersebut, yaitu Meka Parbentang. Dikemudian hari, keturunan Meka Parbentang pun memperluas wilayah kampung tersebut. Mereka mulai menamai kampung tersebut dengan nama Tarabintang. Kata Tarabintang berasal dari kata bahasa Batak Pakpak, yakni Tare dan Bentang. Dimana Tare berarti menengadah, meminta, memohon, dan berharap. Sedangkan Bentang berarti perangkap hewan.
Arti sempit dari Tarebentang adalah berharap kepada perangkap hewan, dimaksudkan berharap agar bisa mendapat buruan dari perangkap tersebut. Namun, lama kelamaan nama itu berubah menjadi Tarabintang, yang secara harfiah berarti berharap kepada bintang, namun bisa diartikan pula sebagai berharap setinggi bintang di langit.
Wilayah adminstratif
suntingKecamatan Tarabintang terdiri dari 9 desa yang adalah sebagai berikut:
Demografi
suntingMasyarakat Tarabintang mayoritas berlatarbelakang suku Batak dan hampir seluruh warganya berasal dari etnik Batak Toba dan Batak Pakpak yang memakai sistem Marga sebagai nama keluarga. Marga yang mendominasi di Tarabintang antara lain adalah Tinambunan, Tumanggor, Turutan, Maharaja, Pinayungan, Nahampun, Hasugian, Mungkur, dan Meka.
Menurut data tahun 2023, jumlah penduduk Kecamatan Tarabintang berjumlah 8.218 jiwa dengan kepadatan 4 jiwa/km². Kemudian persentase penduduk kecamatan Tarabintang berdasarkan agama yang dianut antara lain Kekristenan 85,83% dimana Protestan sebanyak 66,14% dan Katolik 19,68%. Sebagian lagi beragama Islam yang kebanyakan pendatang sebanyak 14,16%.[2]
Informasi desa
suntingSiantar-Sitanduk adalah salah satu desa terbesar dan terpadat penduduknya di wilayah Kecamatan Tarabintang. Kecamatan Tarabintang adalah hasil pengembangan dari Kecamatan Parlilitan. Penghasilan utama penduduk desa Siantar-Sitanduk adalah bertani karet, kelapa sawit dan kopi coklat. Di samping itu warga juga bertani padi (sawah & darat) untuk konsumsi keluarga.
Nama-nama dusun yang ada di wilayah Desa Siantar-Sitanduk adalah: Anggocci, Laemaga, Rambung, Siantar Sitanduk, Rumbia, Karontang, Simbara.
Pada pertengahan 2007, rencananya Desa Siantar Sitanduk akan dimekarkan menjadi tiga desa. Anggocci, Laemaga dan Rambung akan masuk dalam Desa Mungkur; Siantar Sitanduk, Rumbia dan Karontang akan tetap di desa Siantar Sitanduk; sementara Simbara, muara dan uruk bacang akan menjadi jadi satu desa.
Di Siantar-Sitanduk terdapat air terjun 7 tingkat yang dinamakan Sicember-Cember. Lae Simenggo juga melintasi desa ini. Lae Simenggo adalah sebuah sungai yang berhulu di Sienem Kodin dan berakhir di Muara Singkil Kabupaten Aceh Singkil (NAD). Daerah ini adalah tanah ulayat dari marga Si Meka-Mungkur. Di seberang Desa Siantar Sitanduk ada Dusun Arabakul, dan Siordang yang dulunya adalah perkampungan marga Tumangger dan Hasugian, tetapi sekarang dusun tersebut telah mati karena semua penduduknya berpindah ke tempat lain atau ke Siantar sSitanduk.
Referensi
sunting- ^ "Camat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan". Diakses tanggal 19 Maret 2023.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2024-07-05.