Tarrare
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Tarrare di en.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Tarrare (sekitar tahun 1772–1798), terkadang dieja Tarare, adalah seorang pemain sandiwara dan tentara yang terkenal karena kebiasaan makannya yang tidak biasa. Tarrare mampu memakan banyak daging, ia terus-menerus merasa lapar, orang tuanya tidak mampu menghidupinya, dan ia diusir dari rumah saat remaja. Ia bepergian ke Prancis dengan segerombolan pencuri dan pelacur sampai ia menjadi charlatan yang berpindah-pindah tempat; ia akan menelan gabus, batu, hewan hidup, dan sekeranjang penuh buah apel. Ia kemudian pergi ke Paris, di mana ia menjadi seniman jalanan.
Pada awal Perang Koalisi Pertama, Tarrare bergabung dengan Angkatan Darat Revolusioner Prancis. Dengan jatah militer yang tidak mampu memuaskan nafsu makannya yang besar, ia akan memakan makanan apa pun yang ada di selokan dan tong sampah, tetapi kondisinya tetap memburuk karena kelaparan. Ia dirawat di rumah sakit karena kelelahan dan menjadi subjek dari serangkaian penelitian medis untuk menguji kapasitas makannya, antara lain seperti Tarrare memakan 15 porsi makanan, memakan kucing hidup, ular, kadal dan anak anjing, dan menelan belut utuh tanpa dikunyah. Meskipun dietnya tidak biasa, ia memiliki ukuran tubuh dan penampilan normal, dan tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa selain apa yang dideskripsikan sebagai sifat tak acuh.
Jenderal Alexandre de Beauharnais memutuskan untuk menggunakan kemampuan Tarrare di militer. Ia dipekerjakan sebagai utusan oleh tentara Prancis dengan maksud bahwa ia akan menelan dokumen, melewati garis musuh, dan mendapatkan kembali dokumen tersebut melalui kotorannya di tempat yang aman. Tarrare tidak bisa berbahasa Jerman dan pada misi pertamanya ditangkap oleh pasukan Prusia, dipukuli habis-habisan dan menjalani eksekusi palsu sebelum dikembalikan ke garis Prancis.
Dihukum karena kejadian tersebut, ia setuju untuk tunduk pada prosedur apa pun yang akan menyembuhkan nafsu makannya, dirawat dengan laudanum, pil tembakau, cuka anggur, dan telur rebus. Prosedurnya gagal, dan dokter tidak bisa mempertahankannya dengan diet yang terkontrol. Ia akan menyelinap keluar dari rumah sakit untuk mengais jeroan di selokan, tumpukan sampah dan di luar toko tukang daging, dan berusaha meminum darah pasien lain di rumah sakit dan memakan mayat di kamar mayat rumah sakit. Setelah dicurigai memakan balita, ia dikeluarkan dari rumah sakit. Ia muncul kembali empat tahun kemudian di Versailles dengan kasus tuberkulosis berat, dan meninggal tak lama setelah itu karena menderita diare eksudatif yang cukup lama.
Masa kecil
suntingTarrare lahir di pedesaan Prancis, dekat Lyon, sekitar tahun 1772.[1][2][note 1] Tanggal kelahirannya tidak tercatat dan bahkan tidak diketahui apakah Tarrare adalah nama asli atau nama panggilannya.[3]
Sebagai seorang anak, Tarrare memiliki nafsu makan yang besar. Pada saat remaja, dalam satu hari ia bisa memakan seperempat ekor lembu jantan yang setara dengan beratnya sendiri.[4][5] Pada saat itu, orang tuanya tidak dapat menghidupinya dan memaksanya untuk meninggalkan rumah.[1][6] Selama beberapa tahun, ia berkelana ditemani dengan segerombolan pencuri dan pelacur,[7] mengemis dan mencuri makanan,[1] sebelum mendapatkan pekerjaan sebagai seorang charlatan yang berpindah-pindah tempat.[6][8] Tarrare akan menarik perhatian kerumunan orang dengan memakan gabus, batu, hewan hidup, dan menelan sekeranjang penuh buah apel.[1][6] Ia akan makan dengan lahap dan sangat menyukai daging ular.[2][8]
Pada tahun 1788, Tarrare pindah ke Paris untuk bekerja sebagai seniman jalanan.[6] Di suatu pertunjukannya, ia tampaknya telah berhasil, tetapi ia melakukan kesalahan pada satu lakonnya dan membuatnya mengalami penyumbatan usus yang parah.[6] Beberapa penonton membawanya ke Rumah Sakit Hôtel-Dieu, di mana ia dirawat dengan obat laksatif yang kuat.[6] Setelah pulih, ia menawarkan untuk mendemonstrasikan keahliannya dengan memakan jam tangan dan rantai dokter bedahnya. Dokter ahli bedah M. Giraud tidak terkesan dengan tawaran itu dan memperingatkannya bahwa jika ia melakukan hal seperti itu, ia akan memotong Tarrare untuk memperoleh barang-barangnya kembali.[6][8]
Penampilan dan perilaku
suntingMeskipun dietnya tidak biasa, Tarrare mempunyai tubuh yang ramping dengan tinggi rata-rata.[9] Pada usia 17 tahun, beratnya hanya 45 kg.[1][5] Ia digambarkan memiliki rambut pirang yang luar biasa lembut dan mulut lebar yang tidak normal di mana giginya sangat bernoda[9] dan bibirnya hampir tidak terlihat.[10][11] Ketika ia belum makan, kulitnya akan begitu longgar sehingga ia bisa melilitkan lipatan kulit dari perutnya di pinggang.[9][10] Ketika kenyang, perutnya akan menggelembung "seperti balon besar".[6] Kulit pipinya berkerut dan kendur, dan ketika diregangkan, ia bisa menahan selusin telur atau apel di mulutnya.[11][12]
Tubuhnya terasa panas saat disentuh dan ia banyak berkeringat.[9][11] Ia terus-menerus mengalami bau badan dan dideskripsikan bau "sedemikian rupa sehingga tidak bisa bertahan dalam jarak dua puluh langkah".[11] Baunya akan terasa lebih buruk setelah ia makan,[10][11] mata dan pipinya akan memerah,[9] uap akan muncul dari tubuhnya,[11] dan ia akan menjadi lesu. Selama waktu itu ia akan berserdawa dengan berisik dan rahangnya akan membuat gerakan menelan.[11] Ia mempunyai diare kronis yang dikatakan "berbau busuk melampaui akal".[11] Meskipun asupan makanannya besar, ia tidak muntah berlebihan atau berat badannya bertambah.[13] Selain dari kebiasaan makannya, orang-orang seangkatannya tidak melihat tanda-tanda gangguan jiwa atau perilaku yang tidak biasa dalam dirinya,[13] selain sifat yang tak acuh dengan "benar-benar kekurangan tenaga dan ide".[11][14]
Penyebab perilaku Tarrare tidak diketahui. Meskipun ada kasus lain yang didokumentasikan dan memiliki perilaku yang serupa pada masa itu, tidak ada orang selain Tarrare yang diautopsi dan belum ada kasus modern yang menyerupai Tarrare.[15] Hipertiroidisme dapat menyebabkan nafsu makan yang ekstrem, penurunan berat badan yang cepat, keringat yang banyak, intoleransi panas, dan rambut halus. Bondeson (2006) berspekulasi bahwa Tarrare memiliki amigdala yang rusak, diketahui kalau cedera pada amigdala hewan dapat menyebabkan polifagia.[16]
Dinas militer
suntingSaat pecahnya Perang Koalisi Pertama, Tarrare bergabung dengan Angkatan Darat Revolusioner Prancis.[4][6] Sayangnya, jatah militer tidak cukup untuk memuaskan nafsu makannya.[6] Ia akan melakukan tugas prajurit lain dengan imbalan jatah mereka dan mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah,[5] tetapi tidak cukup untuk memuaskannya.[1] Ia dirawat di rumah sakit militer di Soultz-Haut-Rhin dengan kasus kelelahan yang ekstrem.[1] Ia diberi jatah empat kali lipat, tetapi ia tetap lapar.[8] Ia akan mengais sampah di selokan dan wadah sampah,[6] memakan sisa makanan yang ditinggalkan oleh pasien lain,[1] dan merangkak ke ruang apoteker untuk memakan tuam.[1] Ahli bedah militer tidak bisa memahami nafsu makannya. Tarrare diperintahkan untuk tetap di rumah sakit militer untuk mengambil bagian dalam eksperimen fisiologis yang dirancang oleh Dr. Courville (ahli bedah untuk Resimen Hussar ke-9),[note 2] George Didier, dan Baron Percy, kepala ahli bedah rumah sakit.[6]
"Para anjing dan kucing melarikan diri karena ketakutan, seolah-olah mereka telah menyadari nasib yang sedang ia persiapkan untuk mereka."[9]
Baron Percy
Courville dan Percy memutuskan untuk menguji kapasitas makannya. Makanan telah disiapkan untuk 15 pekerja di dekat gerbang rumah sakit. Meskipun pada umumnya staf rumah sakit menahan Tarrare di hadapan makanan, pada kesempatan ini Courville mengizinkannya sampai ke meja tanpa gangguan.[6] Tarrare menyantap seluruh makanan yaitu dua pai daging besar, sepiring lemak dan garam dan empat galon susu, dan kemudian langsung tertidur.[2][17] Courville mencatat bahwa perut Tarrare menjadi kencang dan mengembang seperti balon besar.[6][17] Pada kesempatan lain, Tarrare dihadiahi seekor kucing hidup. Ia merobek perut kucing dengan gigi dan meminum darahnya, dan mulai memakan seluruh kucing selain tulangnya, sebelum memuntahkan bulu dan kulitnya.[2][8] Setelah itu, staf rumah sakit menawarkan Tarrare berbagai hewan lain termasuk ular, kadal dan anak anjing, yang semuanya dimakan.[9] Ia juga menelan belut utuh tanpa dikunyah, setelah pertama-tama menghancurkan kepala belut dengan giginya.[2]
Dinas sebagai utusan militer
suntingSetelah beberapa bulan yang ia habiskan sebagai kasus percobaan, otoritas militer mulai mendesak agar Tarrare dikembalikan ke tugas aktif.[9] Dr. Courville ingin melanjutkan penelitiannya terhadap kebiasaan makan dan sistem pencernaan Tarrare, dan mendekati Jenderal Alexandre de Beauharnais dengan menyarankan bahwa kemampuan dan perilaku Tarrare yang tidak biasa dapat dimanfaatkan militer.[9] Sebuah dokumen ditempatkan di dalam kotak kayu yang kemudian ditelan Tarrare. Dua hari kemudian, kotak itu didapatkannya kembali dari kotorannya dengan dokumen yang masih dalam kondisi dapat dibaca.[9][17] Dengan demikian, Courville mengusulkan kepada Beauharnais bahwa Tarrare dapat melayani negara sebagai utusan militer, membawa dokumen dengan aman melalui wilayah musuh tanpa risiko dokumennya ditemukan jika ia digeledah.[9]
Tarrare dipanggil oleh Beauharnais untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan pertemuan para komandan Angkatan Darat Rhine.[9] Setelah berhasil menelan kotaknya, Tarrare diberi gerobak yang diisi dengan 14 kg paru-paru dan hati banteng mentah sebagai hadiah.[2] Ia segera memakannya di depan para jenderal yang berkumpul.[9][18]
Setelah demonstrasi yang berhasil, Tarrare dipekerjakan secara resmi sebagai mata-mata Angkatan Darat Rhine. Meskipun Jenderal de Beauharnais yakin akan kemampuan fisik Tarrare untuk membawa pesan-pesan secara internal, ia prihatin dengan kondisi jiwanya dan pada awalnya enggan memercayakannya dengan dokumen-dokumen militer yang penting.[19] Tarrare diperintahkan pada tugas pertamanya untuk membawa pesan kepada seorang kolonel Prancis yang ditawan oleh pihak Prusia di dekat Neustadt.[9] Ia diberi tahu bahwa dokumen-dokumen itu sangat penting secara militer, tetapi dalam kenyataannya de Beauharnais hanya menulis catatan yang berisi untuk meminta kolonel mengonfirmasi bahwa pesan tersebut berhasil diterima, dan jika demikian, agar membalas kembali dengan setiap informasi yang berpotensi berguna tentang gerakan pasukan Prusia.[19]
Tarrare melintasi garis Prusia di bawah naungan kegelapan, menyamar sebagai petani Jerman.[19] Dikarenakan tidak bisa berbahasa Jerman,[10] membuatnya menarik perhatian penduduk setempat, lalu memberi tahu pemerintah Prusia dan ia ditangkap di luar Landau. Penggeledahan sampai telanjang pun tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan dari dirinya, dan meskipun dicambuk oleh tentara Prusia, ia menolak untuk mengungkapkan misinya.[19] Dibawa di hadapan komandan Prusia setempat, Jenderal Zoegli, ia kembali menolak untuk berbicara dan dipenjara.[19] Setelah 24 jam penahanan, Tarrare menyerah dan menjelaskan rencananya kepada para penahannya.[19] Ia dirantai ke jamban dan kotak kayunya dikeluarkan setelah 30 jam ditelan.[17][19] Zoegli sangat marah ketika dokumen-dokumen yang dikatakan Tarrare berisi informasi intelijen yang sangat penting, hanya diketahui sebagai pesan dumi de Beauharnais, dan Tarrare dibawa ke tiang gantungan dan simpul diletakkan di lehernya.[19] (Beberapa sumber menyatakan bahwa Zoegli tidak pernah mendapatkan kembali kotak itu, karena Tarrare pulih sadar dan memakan kotoran yang berisi kotak itu sebelum dapat diambil oleh pihak Prusia.)[5][17] Pada menit terakhir, Zoegli mengalah dan Tarrare diturunkan dari perancah, dipukuli habis-habisan, dan dilepaskan di dekat garis Prancis.[19]
Upaya penyembuhan
suntingSetelah kejadian ini, Tarrare sangat ingin menghindari dinas militer, kembali ke rumah sakit, memberi tahu Percy bahwa ia akan mencoba segala kemungkinan penyembuhan untuk nafsu makannya.[19] Percy memberinya laudanum, tetapi tanpa hasil. Perawatan lebih lanjut dengan cuka anggur dan pil tembakau juga tidak berhasil.[17][19] Setelah kegagalan ini, Percy memberi makan Tarrare dengan sejumlah besar telur rebus, tetapi ini juga gagal menekan nafsu makannya.[20] Upaya untuk mempertahankannya dalam segala jenis diet yang terkontrol telah gagal. Ia akan menyelinap keluar dari rumah sakit untuk mencari jeroan di luar toko daging dan melawan anjing liar untuk mendapatkan daging bangkai di selokan, gang, dan tumpukan sampah.[2][17][20] Ia juga beberapa kali tertangkap basah di dalam rumah sakit karena meminum darah pasien yang sedang menjalani buang darah, dan mencoba memakan mayat-mayat di kamar mayat rumah sakit.[2][17][20] Dokter lain percaya bahwa Tarrare mengalami gangguan jiwa dan mendesaknya agar dipindahkan ke rumah sakit jiwa, tetapi Percy ingin melanjutkan eksperimennya dan Tarrare tetap di rumah sakit militer.[20]
Setelah beberapa waktu, seorang balita berusia 14 bulan menghilang dari rumah sakit, dan Tarrare langsung dicurigai. Percy tidak dapat atau tidak mau membelanya, dan staf rumah sakit mengusir Tarrare dari rumah sakit di mana ia tidak pernah kembali lagi.[17][20]
Kematian
suntingEmpat tahun kemudian, pada tahun 1798, M. Tessier dari Rumah Sakit Versailles menghubungi dan memberi tahu Percy bahwa seorang pasien mereka ingin menemuinya. Ia adalah Tarrare yang terbaring di tempat tidur dan dalam kondisi lemah.[20] Tarrare memberi tahu Percy bahwa ia telah menelan garpu emas dua tahun sebelumnya yang ia yakini bersarang di dalam dirinya dan menyebabkan kelemahannya saat ini. Ia berharap Percy dapat menemukan cara untuk menyingkirkannya. Percy menyadari kalau Tarrare menderita tuberkulosis tingkat lanjut.[20] Sebulan kemudian, Tarrare mulai mengalami diare eksudatif yang terus-menerus, dan meninggal tak lama kemudian.[20]
Mayatnya membusuk dengan cepat dan membuat ahli bedah rumah sakit menolak untuk membedahnya.[20] Tessier ingin mengetahui bagaimana Tarrare mempunyai sistem tubuh yang berbeda dari manusia pada umumnya dengan mempelajari bagian dalam tubuhnya, dan juga ingin tahu apakah garpu emas itu benar-benar bersarang di dalam tubuh Tarrare.[20] Waktu autopsi, kerongkongan Tarrare diketahui luar biasa lebar dan ketika rahangnya dibuka, ahli bedah bisa melihat saluran yang luas ke dalam perut.[21] Tubuh dalamnya dipenuhi dengan nanah,[17] hati dan kantong empedunya luar biasa besar,[17] dan perutnya sangat besar, dipenuhi dengan bisul[10] dan mengisi sebagian besar rongga perutnya.[17][20]
Garpu emasnya tidak pernah ditemukan.[22]
Catatan dan referensi
suntingCatatan
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j T. Bradley, Samuel Fothergill & William Hutchinson, ed. (1819), "Polyphagism", London Medical and Physical Journal, London: J. Souter, 42: 203.
- ^ a b c d e f g h i Gould, George M.; Pyle, Walter L. (1896), Anomalies and Curiosities of Medicine
- ^ Bondeson 2004, hlm. 275.
- ^ a b Lord 1839, hlm. 111.
- ^ a b c d Good 1864, hlm. 80.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n Bondeson 2004, hlm. 276.
- ^ Bondeson 2006, hlm. 305.
- ^ a b c d e Millingen 1839, hlm. 197.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n Bondeson 2004, hlm. 277.
- ^ a b c d e Millingen 1839, hlm. 198.
- ^ a b c d e f g h i T. Bradley, Samuel Fothergill & William Hutchinson, ed. (1819), "Polyphagism", London Medical and Physical Journal, London: J. Souter, 42: 205.
- ^ Lord 1839, hlm. 113.
- ^ a b Bondeson 2004, hlm. 281.
- ^ Bondeson, Jan (Oktober 2001), "The Cat Eaters", Fortean Times, London: Dennis Publishing (151), diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Mei 2009
- ^ Bondeson 2006, hlm. 312.
- ^ Bondeson 2006, hlm. 313.
- ^ a b c d e f g h i j k l m T. Bradley, Samuel Fothergill & William Hutchinson, ed. (1819), "Polyphagism", London Medical and Physical Journal, London: J. Souter, 42: 204.
- ^ Lord 1839, hlm. 112.
- ^ a b c d e f g h i j k Bondeson 2004, hlm. 278.
- ^ a b c d e f g h i j k Bondeson 2004, hlm. 279.
- ^ Bondeson 2004, hlm. 280.
- ^ Bondeson 2006, hlm. 310.
Bibliografi
- Bondeson, Jan (2006), Freaks: The Pig-Faced Lady of Manchester Square & Other Medical Marvels, Stroud: Tempus Publishing, ISBN 0-7524-3662-7
- Bondeson, Jan (2004), The Two-Headed Boy, Ithaca, NY: Cornell University Press, ISBN 0-8014-8958-X
- Good, John Mason (1864), The Study of Medicine (edisi ke-15), New York: Harper & Brothers
- Lord, Perceval B. (1839), Popular Physiology (edisi ke-2), London: John W. Parker / Society for Promoting Christian Knowledge
- Millingen, J. G. (1839), Curiosities of Medical Experience (edisi ke-2), London: Richard Bentley, OCLC 15518
Bacaan lanjutan
sunting- Percy, M. le Pr (Oktober–November 1804), "Mémoire sur la polyphagie", Journal de médecine, chirurgie, pharmacie (dalam bahasa Prancis), Paris (9): 90–99. Jurnal asli Baron Percy tentang riwayat medis Tarrare. (Tanggal jurnal ini adalah Brumaire XIII dari Kalender Revolusi Prancis, sekitar akhir bulan Oktober hingga awal November 1804 dalam perhitungan modern.)