Tedong-tedong
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Juni 2020. |
Tedong-tedong | |
---|---|
Five views of a shell of Lambis crocata | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
(tanpa takson): | |
Superfamili: | |
Famili: | |
Genus: | Lambis |
Spesies tipe | |
Strombus lambis Linnaeus, 1758 | |
Species | |
Lihat teks | |
Sinonim[3] | |
|
Tedong-tedong adalah keong laut jenis lambis (bahasa Latin) yang hidup di perairan berkarang yang banyak ditumbuhi ganggang.[4]
Ciri fisik
suntingTedong-tedong memiliki rumah cangkang berbentuk kumparan, pada bibir mulut cangkangnya terdapat tonjolan-tonjolan panjang meruncing, sebanyak 6-10 buah.[4] Pada usia muda, tonjolan-tonjolannya belum ada.[4] Warna cangkangnya biasanya kuning kecokelatan dengan dihiasi lurik-lurik cokelat.[4] Sekitar mulut cangkang dilapisi warna merah, jingga, cokelat muda, mengkilat seperti porselin.[4] Panjang cangkang berukuran antara 150-250mm.[4] Jenis tedong-tedong merupakan jenis lambis terbesar dan dagingnya dapat dimakan, terutama jenis lambis chiragra yang tonjolannya 6 buah.[4] Tedong-tedong tersebar di laut tropis daerah Indo-Pasifik.[4]
Deskripsi
suntingTedong-tedong (lambis) dikelompokkan berdasarkan bentuk atau jumlah tonjolan yang dimiliki.[5] Tonjolan yang sering disebut proyeksi circumapertural (CAPS), bentuk seperti jari itu berasal dari tepi aperture.[5] Jumlah CAPS ditunjukkan oleh sembilan spesies yang saat ini diklasifikasikan sebagai Lambis berkisar antara 5 sampai 11.[5] Fungsi dari CAPS itu antara lain, untuk bertahan atau melindungi diri dari predator atau pemangsa.[5] Selain itu, CAPS yang berbeda-beda yang tumbuh karena cara hidup itu juga berfungsi sebagai penyaluran stress pada tedong-tedong.[5] Stress tersebut merupakan reaksi tedong-tedong ketika menghadapi predator.[5] Studi tentang evolusi dari tedong-tedong mengungkapkan bahwa klasifikasi saat ini tidak dapat dipertahankan.[5] Jumlah CAPS di antara 12 spesies dalam kelompok monofiletik disimpulkan telah bervariasi selama evolusi, umumnya (dan yang terbaru) menurun.[5] Jika CAPS telah berevolusi dalam perlombaan senjata meningkat, perubahan jumlah CAPS (dan resistensi terhadap predasi yang mereka memberi) dan perubahan kemampuan menghancurkan predator pada cladograms independen yang berasal harus berkorelasi.[5]
Rujukan
sunting- ^ Sepkoski, J. J. Jr. (2002). "A compendium of fossil marine animal genera". Bulletins of American Paleontology. 363: 95.
- ^ Röding P. F. (1798). Museum Boltenianum sive catalogus cimeliorum e tribus regnis naturæ quæ olim collegerat Joa. Fried Bolten, M. D. p. d. per XL. annos proto physicus Hamburgensis. Pars secunda continens conchylia sive testacea univalvia, bivalvia & multivalvia. pp. [1-3], [1-8], 1-199. Hamburg. page 61.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaWoRMS
- ^ a b c d e f g h (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3473
- ^ a b c d e f g h i Jon R Stone, State University of New York: malacological_bulletin