Teleologi dalam biologi
Teleologi dalam biologi adalah penggunaan bahasa yang mengesankan bahwa adaptasi evolusioner memiliki suatu tujuan. Istilah teleonomi juga telah diusulkan untuk menyebut penggunaan bahasa semacam ini. Sebelum Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya, organisme diyakini sebagai hasil "rancangan" dan "ciptaan" Tuhan; menurut teologi alam, organ dan perilaku hewan "diciptakan" sesuai dengan fungsinya, misalnya mata "diciptakan" dengan tujuan untuk melihat. Pakar biologi evolusioner sering menggunakan bahasa teleologis yang mengesankan adanya tujuan, misalnya dengan menyatakan bahwa "tangan primata dirancang untuk menggenggam", tetapi yang dimaksud dengan "dirancang" di sini bukanlah dirancang oleh Tuhan, tetapi oleh seleksi alam. Dalam sejarah pemikiran evolusi sendiri terdapat pandangan bahwa evolusi memiliki suatu tujuan (ortogenesis), dan menurut pandangan vitalisme, didorong oleh suatu daya pendorong hidup yang memiliki suatu tujuan. Kedua pandangan ini tidak diterima oleh ilmuwan modern, dan konsensus ilmiah menyatakan bahwa evolusi berlangsung melalui mekanisme seleksi alam berdasarkan variasi yang diwariskan. Oleh sebab itu, penggunaan bahasa teleologis dianggap bermasalah oleh beberapa pakar biologi dan filsuf sains, dan telah dilakukan upaya untuk mengajarkan mahasiswa-mahasiswa biologi untuk tidak menggunakan bahasa teleologis.
Walaupun begitu, pakar biologi masih sering menulis tentang evolusi dengan menggunakan bahasa yang mengesankan bahwa organisme memiliki tujuan, dan beberapa filsuf biologi seperti Francisco Ayala dan pakar biologi seperti JBS Haldane merasa bahwa bahasa teleologis tidak dapat dihindarkan dalam bidang biologi evolusioner .
Referensi
sunting- ^ "Teleological Notions in Biology". Stanford Encyclopedia of Philosophy. 18 May 2003. Diakses tanggal 28 July 2016.
- ^ Caro, TM (1986). "The functions of stotting in Thomson's gazelles: Some tests of the predictions". Animal Behaviour. 34 (3): 663–684. doi:10.1016/S0003-3472(86)80052-5.