Teorema dasar aljabar

Teorema dasar aljabar menyatakan bahwa setiap polinomial variabel tunggal nonkonstan dengan koefisien bilangan kompleks memiliki setidaknya satu akar kompleks. Ini termasuk polinomial dengan koefisien real, karena setiap bilangan real adalah bilangan kompleks dengan bagian imajiner sama dengan nol.

Secara ekuivalen (menurut definisi), teorema tersebut menyatakan bahwa lapangan bilangan kompleks tertutup secara aljabar.

Teorema ini dinyatakan sebagai berikut: setiap polinomial nonkonstan variabel tunggal berderajat dengan koefisien kompleks memiliki tepat akar kompleks (dengan memperhitungkan multiplisitas aljabar). Kesetaraan pernyataan ini dengan pernyataan pada paragraf pertama dapat dibuktikan melalui penggunaan pembagian polinomial yang berurutan.

Terlepas dari namanya, tidak ada bukti teorema yang murni aljabar, karena bukti apapun harus menggunakan beberapa bentuk analitik kelengkapan bilangan riil, yang merupakan bukan konsep aljabar.[1] Selain itu, ini bukanlah teorema dasar untuk aljabar modern; namanya diberikan pada saat aljabar identik dengan teori persamaan.

Sejarah

sunting

Peter Roth, dalam bukunya Arithmetica Philosophica (diterbitkan pada 1608, di Nürnberg, oleh Johann Lantzenberger),[2] menulis bahwa persamaan polinomial berderajat  (dengan koefisien bilangan real) mungkin memiliki   akar. Albert Girard, dalam bukunya L'invention nouvelle en l'Algèbre (diterbitkan tahun 1629), menegaskan bahwa persamaan polinomial berderajat   memiliki akar, tetapi dia tidak menyatakan bahwa semua solusinya harus bilangan real. Lebih jauh, dia menambahkan bahwa pernyataannya menyatakan "kecuali persamaannya tidak lengkap", yang dia maksudkan bahwa tidak ada koefisien yang sama dengan  . Namun, ketika dia menjelaskan secara rinci apa yang dia maksud, jelas bahwa dia benar-benar percaya bahwa pernyataannya itu selalu benar; Misalnya, dia menunjukkan persamaan itu   meskipun tidak lengkap, memiliki empat penyelesaian (menghitung multiplisitas aljabar):   (dua kali),   dan  

Seperti yang akan disebutkan lagi di bawah ini, ini dapat disimpulkan dari teorema dasar aljabar bahwa setiap polinomial tidak konstan dengan koefisien bilangan real dapat ditulis sebagai hasil kali polinomial-polinomial koefisien bilangan real yang derajatnya adalah 1 atau 2. Namun, pada 1702, Leibniz secara keliru mengatakan bahwa tidak ada polinomial dari jenis x4 + a4 (dengan a adalah bilangan real tidak 0) dapat ditulis sedemikian rupa. Belakangan, Nikolaus Bernoulli membuat pernyataan yang sama tentang polinomial x4 − 4x3 + 2x2 + 4x + 4, tetapi dia mendapat surat dari Euler pada tahun 1742[3] yang menunjukkan bahwa polinomial ini sama dengan

 

dengan   Selain itu, Euler menunjukkan itu

 

Upaya pertama untuk membuktikan teorema dilakukan oleh d'Alembert pada tahun 1746, tetapi buktinya tidak lengkap. Di antara masalah lainnya, ia mengasumsikan secara implisit sebuah teorema (sekarang dikenal sebagai Teorema Puiseux), yang tidak akan dibuktikan sampai lebih dari satu abad kemudian dan menggunakan teorema dasar aljabar. Upaya lain dilakukan oleh Euler (1749), de Foncenex (1759), Lagrange (1772), dan Laplace (1795). Empat percobaan terakhir ini secara implisit mengasumsikan pernyataan Girard; lebih tepatnya, apabila setiap polinomial nonkonstan memiliki akar maka akarnya akan berbentuk   untuk suatu bilangan real   dan  . Dalam istilah modern, Euler, de Foncenex, Lagrange, dan Laplace mengasumsikan adanya lapangan pemisah dari polinomial  .

Pada akhir abad ke-18, dua bukti baru diterbitkan yang tidak mengasumsikan keberadaan akar, tetapi tidak ada yang lengkap. Salah satunya, oleh James Wood dengan bukti yang bersifat aljabar, diterbitkan pada tahun 1798 dan dianggap valid tanpa celah awalnya. Namun, beberapa tahun kemudian, bukti Wood didapati memiliki celah aljabar.[4] Bukti lainnya diterbitkan oleh Gauss pada tahun 1799 dengan bukti yang bersifat geometris, tetapi memiliki celah topologi, yang dilengkapi oleh Alexander Ostrowski pada tahun 1920, seperti yang dibahas di Smale.[5] Bukti formal pertama diterbitkan oleh Argand pada 1806 (dan ditinjau kembali pada 1813);[6] Di sinilah, untuk pertama kalinya, teorema dasar aljabar dinyatakan untuk polinomial dengan koefisien bilangan kompleks, bukan hanya koefisien bilangan riil. Gauss menghasilkan dua bukti lain pada tahun 1816 dan versi tidak lengkap yang lain dari bukti aslinya pada tahun 1849.

Buku teks pertama yang berisi bukti teorema dasar aljabar adalah buku karangan Cauchy, Cours d'analyse de l'École Royale Polytechnique (1821). Buku tersebut menggunakan bukti dari Argand, namun tidak menyebut Argand sebagai penemu bukti tersebut.

Tak satu pun dari bukti yang disebutkan sejauh ini adalah konstruktif. Hal ini pertama kali disinggung oleh Weierstrass pada pertengahan abad ke-19. Pada 1891, dia mempresentasikan bukti konstuktifnya, yang pada saat ini dikenal sebagai kombinasi dari metode Durand–Kerner dengan prinsip kelanjutan homotopi. Bukti lain yang konstruktif diberikan oleh Hellmuth Kneser pada tahun 1940 dan disederhanakan oleh putranya Martin Kneser pada tahun 1981.

Tanpa menggunakan aksioma pilihan terhitung, membuktikan teorema dasar aljabar untuk bilangan kompleks secara konstruktif adalah hal yang mustahil. Hal ini didasarkan dari konstruksi bilangan real Dedekind yang tidak setara secara konstruktif dengan bilangan real Cauchy tanpa aksioma pilihan terhitung.[7] Namun, Fred Richman berhasil membuktikan formulasi ulang dari teorema dasar aljabar tanpa menggunakan aksioma pilihan terhitung secara konstruktif.[8]

Pernyataan ekuivalen

sunting

Pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen dengan teorema dasar aljabar:

  • Setiap polinomial variabel tunggal berderajat positif dengan koefisien real memiliki setidaknya satu akar kompleks.
  • Setiap polinomial variabel tunggal berderajat positif dengan koefisien kompleks memiliki setidaknya satu akar kompleks.Tentunya ini mengimplikasikan pernyataan pada poin sebelumnya, karena semua bilangan real adalah bilangan kompleks. Konversnya, yaitu pernyataan poin pertama mengimplikasikan pernyataan pada poin ini, juga benar, karena polinomial real dapat dituliskan sebagai hasil kali suatu polinomial kompleks   dengan konjugat kompleksnya   (diperoleh dengan mengganti semua koefisien pada   dengan konjugat kompleksnya). Dengan demikian, akar-akar dari polinomial real tersebut terdiri dari semua akar   dan semua akar   (akarnya berupa konjugat kompleks dari akar-akar  ).
  • Setiap polinomial variabel tunggal dengan derajat positif   dengan koefisien kompleks dapat difaktorkan sebagai  dengan   adalah bilangan kompleks.Bilangan-bilangan kompleks  adalah akar-akar dari polinomial tersebut. Jika ada akar yang muncul di beberapa faktor, maka akar tersebut merupakan akar ganda dan banyaknya kemunculan akar tersebut merupakan multiplisitas dari akar tersebut. Bukti dari ekuivalensi pernyataan ini telah dituliskan di atas melalui rekursi pada  : misalkan   diketahui sebagai akar dari suatu polinomial, maka polinomial tersebut habis dibagi faktor   dan hasil baginya adalah polinomial berderajat   yang akar-akarnya adalah akar-akar lain dari polinomial yang diberikan.

Dua pernyataan selanjutnya ekuivalen dengan pernyataan-pernyataan di atas, walaupun kedua pernyataan ini tidak melibatkan bilangan kompleks nonreal. Kedua pernyataan ini dapat dibuktikan dengan faktorisasi sebelumnya, dengan mengobservasi bahwa jika   adalah akar nonreal dari polinomial dengan koefisien real, maka   adalah akar dari polinomial tersebut dan   merupakan polinomial real berderajat dua. Sebaliknya, jika suatu polinomial habis dibagi faktor polinomial berderajat dua, maka akar faktor tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus kuadrat.

  • Setiap polinomial variabel tunggal dengan koefisien real yang berderajat lebih besar daripada dua memiliki faktor berderajat dua dengan koefisien real.
  • Setiap polinomial variabel tunggal dengan koefisien real yang berderajat positif dapat difaktorkan sebagai   dengan   adalah bilangan real dan setiap  adalah polinomial monik berderajat maksimal dua dengan koefisien real. Faktor   yang memiliki derajat dua tidak memiliki akar real.

Semua bukti di bawah ini melibatkan konsep dari analisis matematika, atau setidaknya konsep topologis kekontinuan dari fungsi real atau kompleks. Beberapa bukti juga menggunakan konsep fungsi diferensiabel atau bahkan fungsi analitik. Karena inilah, orang-orang berpendapat bahwa Teorema Dasar Aljabar bukanlah teorema yang mendasar ataupun teorema aljabar.[9]

Beberapa bukti teorema ini hanya membuktikan bahwa polinomial tak konstan apapun dengan koefisien real memiliki akar yang kompleks. Ini cukup untuk membangun teorema dalam kasus umum, karena apabila diberikan polinomial nonkonstan   dengan koefisien kompleks, polinomial adalah polinomial dengan koefisien real dan, jika   adalah akar dari  , maka   atau konjugatnya adalah akar dari  .

Banyak bukti nonaljabar dari teorema menggunakan fakta (kadang-kadang disebut "lema pertumbuhan") bahwa fungsi polinomial   berderajat   yang koefisien dominannya adalah 1 berperilaku seperti   saat   bernilai cukup besar. Lebih tepatnya, ada bilangan real positif   sedemikian rupa sehingga: jika  .

Bukti analisis kompleks

sunting

Misalkan   adalah cakram dengan radius   berpusat di titik asal sedemikian rupa sehingga   saat  . Nilai minimal dari   pada himpunan   ada, sebab   adalah himpunan kompak, sehingga nilai minimum tersebut tercapai di suatu titik interior   dari himpunan  , bukan di titik batas dari himpunan  . Prinsip modulus maksimum (diterapkan ke  ) kemudian menunjukkan bahwa  . Dengan kata lain,   adalah akar dari  .

Variasi dari bukti ini tidak memerlukan penggunaan prinsip modulus maksimum (pada kenyataannya, argumen yang sama dengan perubahan kecil memberikan bukti prinsip modulus maksimum untuk fungsi holomorfik). Bagian sebelum penggunaan prinsip modulus maksimum juga dapat dilanjutkan dengan kontradiksi, i.e. memisalkan   bernilai suatu konstan   tak nol, maka   dapat dituliskan dalam deret pangkat   sebagai berikut 

Di sini,   adalah koefisien dari   pada polinomial   jika dijabarkan, dan   adalah indeks dari koefisien tak nol pertama setelah suku konstan  . Untuk   yang cukup dekat dengan  , fungsi ini memiliki perilaku yang secara asimtotik sama dengan polinomial  . Lebih tepatnya, hal ini dapat dituliskan sebagai untuk suatu konstanta positif   di suatu lingkungan dari  . Oleh karena itu, misalkan   dan  , maka untuk suatu bilangan positif   yang cukup kecil (sedemikian sehingga hingga batas   yang disebutkan di atas berlaku), 

Apabila   cukup dekat dengan  , argumen di atas mengakibatkan batas atas dari   lebih kecil daripada  , kontradiksi dengan asumsi   merupakan titik global minimum dari   pada himpunan  . Secara geometris, argumen ini memberikan arah eksplisit   sedemikian sehingga jika   mendekati   dari arah tersebut, maka   untuk   yang cukup dekat dengan 0.

Bukti analitik lain dapat diperoleh dengan mengamati bahwa   di luar   mengakibatkan nilai minimum   di seluruh bidang kompleks dicapai di  . Jika  , maka   adalah fungsi holomorfik terbatas di seluruh bidang kompleks, karena   untuk setiap bilangan kompleks  . Namun, Teorema Liouville menyatakan bahwa fungsi holomorfik yang terbatas pada   haruslah merupakan fungsi konstan. Hal ini mengakibatkan   adalah fungsi konstan, yang merupakan kontradiksi. Maka,  .[10]

Bukti analitik lain mengandalkan prinsip argumen. Misalkan   adalah bilangan real positif yang cukup besar sehingga setiap akar dari   memiliki nilai absolut lebih kecil dari  . Bilangan   yang memenuhi sifat ini haruslah ada karena setiap fungsi polinomial tak konstan berderajat   memiliki paling banyak   akar. Untuk setiap  , tinjau bilangan dimana   adalah lingkaran yang berpusat pada titik asal dengan jari-jari   berorientasi berlawanan arah jarum jam. Dari prinsip argumen,   merepresentasikan banyaknya akar dari   (memperhitungkan multiplisitas aljabar) di dalam bola buka berpusat di   dengan radius  . Karena  , maka bilangan   sama dengan banyaknya pembuat nol di  . Di sisi lain, hasil dari pembagian integral dari   sepanjang kontur   oleh   sama dengan  . Namun, selisih dari kedua angka tersebut adalah 

Pembilang dari bentuk rasional yang diintegralkan berderajat paling besar  , sedangkan penyebutnya berderajat  . Oleh karena itu, integral di atas cenderung mendekati   seiring  . Tetapi bilangan ini juga sama dengan  , sehingga  .

Bukti dengan metode analisis kompleks lain diberikan dengan mengkombinasikan aljabar linier dengan Teorema Cauchy. Memperlihatkan bahwa setiap polinomial kompleks berderajat n > 0 memiliki pembuat nol dapat dilakukan dengan hanya menunjukkan bahwa setiap matriks persegi   dengan entri kompleks memiliki nilai eigen[11] kompleks. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan kontradiksi.

Misalkan   adalah matriks persegi   dengan entri kompleks dan   adalah matriks identitas perkalian dengan ukuran yang sama. Asumsikan   tidak memiliki nilai eigen, maka fungsi resolvent adalah fungsi meromorfik pada bidang kompleks dengan kodomain ruang vektor matriks dengan entri kompleks. Nilai eigen dari   adalah pole dari  . Karena diasumsikan   tidak memiliki nilai eigen, fungsi   adalah fungsi entire dan Teorema Cauchy mengimplikasikan bahwa 

Di sisi lain, ekspansi   sebagai deret geometri memberikan 

Rumus ini valid di luar cakram tertutup berjari-jari   (norm dari operator  ). Misalkan  . Maka 

(hanya untuk   integran pada suku deret tersebut bernilai tak nol). Ini adalah kontradiksi, sehingga   memiliki nilai eigen.

Terakhir, aplikasi Teorema Rouche memberikan bukti dari teorema dasar aljabar yang barangkali paling singkat.

Bukti topologi

sunting

Misalkan nilai minimal   di seluruh bidang kompleks dicapai saat  ; eksistensi nilai minimal ini terlihat pada bukti yang menggunakan teorema Liouville. Fungsi   dapat dituliskan sebagai polinomial dengan variabel  : ada suatu bilangan asli   dan bilangan-bilangan kompleks   dengan   dan: 

Jika   tidak sama dengan nol, maka apabila   adalah akar pangkat   dari   dan jika   adalah konstanta positif yang cukup kecil, maka  . Hal ini tidak mungkin, karena   adalah minimum dari   pada  .

Bukti topologi lain menggunakan kontradiksi. Misalkan polinomial   tidak memiliki akar sehingga tidak pernah bernilai  . Tanpa mengurangi keumuman, asumsikan polinomial   adalah polinomial monik. Pandang polinomial   sebagai pemetaan dari bidang kompleks ke bidang kompleks. Pemetaan ini memetakan lingkaran   ke suatu gelung tertutup (closed loop), kurva  . Pada argumen ini, tinjau bilangan lilit (winding number) dari kurva   pada dua kondisi ekstrem, yaitu saat   sangatlah besar dan  . Untuk nilai   yang cukup besar, suku utama   mendominasi jumlahan suku-suku polinomial lainnya. Dengan kata lain,  . Apabila   mengitari lingkaran   sekali berlawanan arah jarum jam   maka   mengitari titik pusat   kali secara berlawanan arah jarum jam  , dan begitu pula  . Maka, bilangan lilit dari   adalah  . Pada kondisi ekstrem lain, apabila  , kurva   hanyalah titik  , yang tidak sama dengan nol, karena   tidak pernah nol. Oleh karena itu, bilangan lilit   haruslah  . Sekarang apabila nilai   diubah secara kontinu dari   yang sangat besar ke  , ini akan mendeformasi kurva gelung tertutup   secara kontinu. Dengan demikian, bilangan lilit dari kurva gelung tertutup   haruslah berubah. Namun, ini hanya mungkin terjadi, apabila   melalui titik asal   untuk suatu  , yang mengimplikasikan ada   pada lingkaran itu yang membuat  . Ini menunjukkan bahwa   memiliki setidaknya satu akar.

Bukti aljabar

sunting

Bukti teorema fundamental aljabar ini harus menggunakan dua fakta berikut tentang bilangan real yang bukan fakta aljabar tetapi hanya memerlukan sedikit analisis, yaitu teorema nilai antara:

  • setiap polinomial berderajat ganjil dengan koefisien real memiliki setidaknya satu akar real;
  • setiap bilangan riil nonnegatif memiliki akar kuadrat.

Fakta kedua, bersama dengan rumus kuadrat, membuktikan teorema dasar aljabar untuk polinomial real berderajat dua. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa jika   adalah lapangan yang tertutup secara real, maka perluasannya   tertutup secara aljabar.

Dengan induksi

sunting

Seperti yang disebutkan di atas, teorema ini cukup dibuktikan dengan memeriksa pernyataan "setiap polinomial nonkonstan   dengan koefisien real berderajat   memiliki akar kompleks". Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan induksi pada bilangan bulat nonnegatif terbesar   sedemikian rupa   habis membagi  . Misalkan   adalah koefisien   pada   dan   adalah lapangan pemisahan dari   terhadap  . Dengan kata lain, lapangan   memuat  dan ada elemen   di   maka 

Jika  , maka   adalah bilangan ganjil, sehingga   memiliki akar real. Sekarang, misalkan   (dengan   bilangan ganjil dan  ) dan asumsikan teorema ini telah dibuktikan untuk polinomial berderajat  , dengan   adalah bilangan ganjil. Untuk setiap bilangan real  , definisikan polinomial   sebagai berikut: 

Maka, koefisien dari   adalah polinomial simetris dalam   dengan koefisien real. Dengan demikian, koefisien-koefisien tersebut dapat dituliskan sebagai polinomial multivariabel dengan koefisien real, dengan variabelnya berupa polinomial simetris elementer. Jadi,   adalah polinomial dengan koefisien real. Lebih jauh lagi, derajat dari polinomial   adalah   dan   adalah bilangan ganjil. Dengan menggunakan hipotesis induksi, polinomial   memiliki setidaknya satu akar kompleks, sehingga ini berarti   adalah bilangan kompleks untuk dua bilangan asli   yang berbeda. Karena banyaknya bilangan real lebih banyak daripada banyaknya pasangan   yang mungkin, terdapat dua bilangan real berbeda   dan   sehingga   dan   adalah bilangan kompleks (untuk pasangan   yang sama). Akibatnya,   dan   keduanya adalah bilangan kompleks. Mengingat setiap bilangan kompleks memiliki akar kuadrat kompleks, maka sembarang polinomial koefisien kompleks berderajat dua memiliki akar kompleks dari rumus kuadrat. Akibatnya,   dan   adalah bilangan kompleks, karena keduanya merupakan akar dari persamaan polinomial kuadrat  .

Pada 2007, Joseph Shipman menunjukkan bahwa asumsi polinomial berderajat ganjil selalu memiliki akar merupakan asumsi yang dapat diganti dengan asumsi yang lebih ringan. Ia menunjukkan semua lapangan dengan sifat setiap polinomial berderajat prima memiliki akar haruslah tertutup secara aljabar (sehingga derajat "ganjil" dapat diganti dengan derajat "ganjil prima" dan ini berlaku untuk lapangan dengan sembarang karakteristik)[12]. Sifat ini dapat digunakan sebagai definisi lapangan yang tertutup secara aljabar dapat didefinisikan, karena asumsi ini sudah tidak dapat diperingan lagi, mengingat terdapat contoh penyangkal apabila ada bilangan prima ganjil yang tidak dimasukkan ke asumsi. Akan tetapi, contoh-contoh penyangkal yang diberikan hanyalah berupa polinomial yang memiliki koefisien dari lapangan yang tidak memiliki akar kuadrat dari  . Pada lapangan yang memiliki akar kuadrat dari  , jika setiap polinomial berderajat   memiliki akar (  adalah suatu himpunan tak hingga yang tidak memiliki anggota bilangan genap), maka setiap polinomial   berderajat ganjil memiliki akar (karena   memiliki akar, dengan   dipilih sedemikian sehingga  . Mohsen Aliabadi memperluas[diragukan] hasil dari Shipman pada 2013, membuktikan secara independen bahwa syarat cukup untuk sembarang lapangan (dengan sembarang karakteristik) agar menjadi tertutup secara aljabar adalah dengan menunjukkan lapangan tersebut memiliki akar untuk polinomial berderajat prima.[13]

Dengan teori Galois

sunting

Metode lain untuk membuktikan teorema dasar ini adalah dengan menggunakan teori Galois, cukup dengan menunjukkan bahwa   tidak memiliki perluasan lapangan sejati. Misalkan   adalah perluasan berhingga. Karena penutup normal dari   atas lapangan   berderajat hingga atas lapangan   (atau  ), tanpa mengurangi keumuman, asumsikan   adalah perluasan normal dari   (sehingga merupakan perluasan Galois, mengingat setiap perluasan aljabar dari lapangan dengan karakteristik 0 bersifat terpisahkan). Misalkan   adalah grup Galois dari perluasan  , dan   adalah subgrup-2 Sylow dari  , sehingga orde dari   adalah perpangkatan dari bilangan 2 dan indeks subgrup   di   bernilai ganjil. Dari teorema dasar teori Galois, terdapat subperluasan   dari   sedemikian sehingga  . Karena   bernilai ganjil dan tidak ada polinomial real nonlinear berderajat ganjil yang tidak dapat direduksi, maka   , sehingga   dan   adalah perpangkatan dari bilangan 2. Dengan metode kontradiksi, asumsikan bahwa  , sehingga orde dari grup   adalah perpangkatan dari bilangan 2, maka terdapat subperluasan   dari   yang memiliki derajat 2. Akan tetapi, lapangan   tidak memiliki perluasan berderajat 2, sebab setiap polinomial kompleks kuadrat memiliki akar kompleks, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Ini menunjukkan bahwa  , sehingga  . Dengan demikian, bukti ini selesai.

Akibat

sunting

Karena teorema dasar aljabar dapat dipandang sebagai pernyataan bahwa lapangan bilangan kompleks tertutup secara aljabar, maka segala teorema mengenai lapangan tertutup secara aljabar berlaku untuk lapangan bilangan kompleks. Berikut adalah beberapa akibat teorema dasar aljabar mengenai lapangan bilangan real dan hubungannya dengan lapangan bilangan kompleks.

  • Lapangan bilangan kompleks adalah penutup aljabar lapangan bilangan real.
  • Setiap polinomial variabel tunggal   dengan koefisien kompleks adalah hasil kali dari suatu konstanta kompleks dan faktor-faktor linear berbentuk  , dengan   suatu bilangan kompleks.
  • Setiap polinomial variabel tunggal   dengan koefisien real dapat secara unik dituliskan sebagai hasil kali konstanta   dengan   real, dan polinomial berbentuk   dengan   real dan   (ini sama saja dengan   tidak memiliki solusi real). Ini mengimplikasikan bahwa banyaknya akar kompleks tidak real selalu genap, baik dengan memperhitungkan multiplisitas aljabar maupun tidak.
  • Setiap perluasan aljabar dari lapangan bilangan real isomorfis dengan lapangan bilangan real atau lapangan bilangan kompleks.
  • Setiap fungsi rasional variabel tunggal   dengan koefisien real dapat dituliskan sebagai jumlah fungsi-fungsi polinomial variabel tunggal dengan variabel fungsi rasional berbentuk   (dengan   bilangan real) dan fungsi-fungsi polinomial variabel tunggal dengan variabel fungsi rasional berbentuk   (dengan   bilangan asli, dan   bilangan real sedemikian sehingga  ). Akibatnya, setiap fungsi rasional variabel tunggal dengan koefisien real memiliki antiderivatif yang elementer.

Batas pada akar dari polinomial

sunting

Dari perspektif teoretis ataupun perspektif praktis tertentu, lokasi dari akar-akar suatu polinomial merupakan informasi yang berharga. Sayangnya, walaupun teorema dasar aljabar telah menunjukkan adanya akar dari polinomial variabel tunggal, teorema ini tidak memberikan informasi mengenai lokasi dari akar polinomial variabel tunggal. Salah satu hasil terkait lokasi akar polinomial variabel tunggal yang relatif sederhana diberikan oleh batas pada modulus berikut: semua akar   pada polinomial monik   memenuhi pertidaksamaan  , dengan

 

Perhatikan bahwa hasil ini tidak menyatakan bahwa polinomial variabel tunggal memiliki akar, namun hanyalah pernyataan jika suatu polinomial memiliki akar, maka akar tersebut terdapat pada cakram tertutup berpusat di titik asal dengan jari-jari  . Namun, hasil ini bersama-sama dengan teorema dasar aljabar menyatakan bahwa cakram tertutup tersebut memuat setidaknya satu akar. Secara lebih luas, batas pada akar polinomial dapat diberikan dengan menggunakan norma-p dari vektor koefisien polinomial   yaitu  , dengan   merupakan norma-q dari vektor   dengan   adalah eksponen konjugat dari  , atau dengan kata lain  , untuk  . Maka, modulus dari akar-akar polinomial dibatasi juga oleh  

dengan   dan khususnya, (dengan  , yang masuk akal karena koefisien   pada polinomial adalah 1). Kasus umum untuk sembarang polinomial berderajat  , tentunya dapat direduksi ke kasus polinomial monik dengan membagi semua koefisien dengan  . Jika 0 bukan akar dari polinomial tersebut, i.e.  , batas bawah dari   adalah batas atas dari  , yaitu, akar-akar dari 

Dari uraian di atas, batas atas dan batas bawah jarak   dari akar   ke sembarang titik   dapat ditentukan, dengan memandang   sebagai akar dari polinomial  , yang koefisiennya adalah ekspansi Taylor dari   pada  .

Untuk membuktikan  , misalkan   adalah akar dari polinomial sehingga dapat diasumsikan   Maka, dan dengan menggunakan pertidaksamaan Hölder diperoleh bahwa 

Khususnya, jika  , maka 

Jika  , dengan menggunakan rumus deret geometri diperoleh bahwa

 maka yang dapat disederhanakan menjadi Maka untuk  

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Bahkan bukti bahwa persamaan   memiliki solusi melibatkan definisi bilangan real melalui beberapa bentuk kelengkapan (khususnya).
  2. ^ Rare books
  3. ^ Lihat bagian Le rôle d'Euler dalam artikel C. Gilain Sur l'histoire du théorème fondamental de l'algèbre: théorie des équations et calcul intégral.
  4. ^ Mengenai bukti Wood, lihat artikel Makalah yang terlupakan tentang teorema dasar aljabar , oleh Frank Smithies.
  5. ^ Smale writes, "...Saya ingin menunjukkan betapa besarnya celah yang terkandung dalam bukti Gauss. Bahkan sekarang ini adalah titik halus bahwa kurva bidang aljabar nyata tidak dapat memasuki cakram tanpa keluar. Faktanya, meskipun Gauss memperbaiki bukti ini 50 tahun kemudian, kesenjangan tetap ada. Baru pada tahun 1920 pembuktian Gauss selesai. Dalam referensi Gauss. Ostrowski memiliki makalah yang melakukan ini dan memberikan diskusi yang sangat baik tentang masalahnya juga..."
  6. ^ John J. O'Connor and Edmund F. Robertson. Jean-Robert Argand di MacTutor archive.
  7. ^ Untuk kebutuhan minimum untuk membuktikan kesetaraan mereka, lihat Bridges, Schuster, dan Richman; 1998; Prinsip pilihan yang dapat dihitung yang lemah; available from [1] Diarsipkan 2020-02-19 di Wayback Machine..
  8. ^ See Fred Richman; 1998; Teorema fundamental aljabar: perkembangan konstruktif tanpa pilihan; tersedia dari [2] Diarsipkan 2020-02-19 di Wayback Machine..
  9. ^ Aigner, Martin (2018). Proofs from THE BOOK. Günter M. Ziegler (edisi ke-Sixth edition). Berlin, Heidelberg. ISBN 978-3-662-57265-8. OCLC 1040612781. 
  10. ^ Ahlfors, Lars. Complex Analysis (2nd ed.). McGraw-Hill Book Company. hlm. 122. 
  11. ^ Sebuah bukti dari fakta bahwa ini cukup dapat dilihat di sini.
  12. ^ Shipman, J. Improving the Fundamental Theorem of Algebra The Mathematical Intelligencer, Volume 29 (2007), Number 4. pp. 9-14
  13. ^ M. Aliabadi, M. R. Darafsheh, On maximal and minimal linear matching property, Algebra and discrete mathematics, Volume 15 (2013). Number 2. pp. 174–178

Sumber bersejarah

sunting

Recent literature

sunting

Pranala luar

sunting