Tepus bener
Tepus, tepus bener (Etlingera coccinea) adalah sejenis tumbuhan yang termasuk kerabat jahe-jahean (Zingiberaceae). Memiliki bunga yang merah menyala dan indah, terna besar ini menyebar luas di Asia Tenggara hingga Kepulauan Sunda Besar. Di Jawa Barat bunganya dikenal sebagai mancirian[3] atau mancirang, dan buahnya disebut rongod.[4]
Tepus bener | |
---|---|
Tepus bener (Etlingera coccinea) dari Sei Pinang, Mandau Talawang, Kapuas, Kalteng | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Klad: | Komelinid |
Ordo: | Zingiberales |
Famili: | Zingiberaceae |
Genus: | Etlingera |
Spesies: | E. coccinea
|
Nama binomial | |
Etlingera coccinea (Blume) S.Sakai & Nagam.[2]
| |
Sinonim | |
|
Pengenalan
suntingTerna berukuran besar, dengan rimpang (rhizome, akar tinggal) yang menjalar panjang dalam tanah, berdiameter 2–3,5 cm, tertutupi sisik-sisik sepanjang 3,5–5 cm, liat seperti kulit, cokelat kehijauan hingga kekuningan, lebih gelap di tepi-tepinya. Batang semu tumbuh tinggi hingga 5 m, dengan daun-daun besar hingga 32 helai, yang tersusun berseling dalam dua baris berhadapan, bagian yang tak berdaun lk. sepanjang 0,5–0,8 m terbawah, pangkalnya yang menggembung dengan garis tengah 5–7 cm, cokelat kekuningan; muncul dari tanah dengan jarak antara lk. 10–20 cm dengan batang semu lainnya yang terdekat.[5]
Daun-daun berukuran besar. Pelepah daun (upih) bergaris-garis, hijau kekuningan, gundul, dengan tepi yang juga gundul; lidah-lidah (ligula) 1,4 × 1,2 cm, cokelat, menyegitiga, bertepi rata, seperti kertas, berambut balig; tangkai daun tak ada. Helaian daun bentuk bundar telur terbalik yang memanjang sempit, duduk, 71–73 × 14–14,5 cm, tepinya berambut halus, ujungnya meluncip.[5]
Perbungaan 13–14 cm panjangnya, dengan 14–17 kuntum bunga yang tersembunyi dalam tanah, setiap kalinya 1-5 kuntumnya mekar tepat di atas permukaan tanah, bertangkai sepanjang 5–5,5 cm di bawah tanah, menopang tongkol bunga majemuk bentuk bulat telur, panjang 8–9 cm. Bunga sepanjang 5–8 cm; dengan kelopak merah pucat, lebih gelap di ujungnya, 5–5,2 cm; tabung bunga 3,5–4 cm, merah jambu pucat; taju mahkota lanset, merah, ujungnya membundar; bibir (labellum)[6] bertaju-3, kuning dengan tepi merah, 3,7–4 × 1,3–1,6 cm.[5]
Buah majemuk setengah tertimbun oleh tanah, bentuk bongkol serupa bola kasar berukuran lk. 4–5 × 5–5,5 cm, berisi hingga 10 butir buah; buah muda 1,5–1,7 × 1,5 cm, agak membulat, berambut balig rapat.[5]
Ekologi dan agihan
suntingTepus bener merupakan terna terestrial, yang tumbuh di hutan-hutan primer maupun sekunder baik di bawah keteduhan tajuk maupun pada tempat terbuka penuh sinar matahari, terutama di sepanjang tepi aliran sungai pada tanah-tanah yang lembap hingga basah, 300 - 1,400 m dpl. Tepus tercatat berbunga dan berbuah antara bulan April – Agustus.[7]
Tumbuhan ini menyebar luas di Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya), Kepulauan Sunda (Jawa, Sumatera, Kalimantan), dan Filipina.[8]
Kegunaan
suntingHati (ares) di tengah batang semu digunakan sebagai bumbu masakan di Kalimantan dan Jawa, dan juga dimakan sebagai sayuran.[7] Batangnya yang muda juga digunakan sebagai obat batuk dan obat luka luar.[9] Buahnya yang dinamakan rongod (Sd.) dapat dimakan dan rasanya manis.[4]
Catatan kaki
sunting- ^ Poulsen, A.D., S.B. Olander, & R.V.A. Docot. (2019). Etlingera coccinea. The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T117318042A124282047. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2019-2.RLTS.T117318042A124282047.en. Diakses tgl 22/vi/2024.
- ^ Sakai, S. & H. Nagamasu. (2003). "Systematic studies of Bornean Zingiberaceae: IV. Alpinioideae of Lambir Hills, Sarawak". Edinburgh Journal of Botany, 60: 181-216. DOI: https://doi.org/10.1017/S0960428603000143 (laman pada ResearchGate, diakses tgl 22/vi/2024
- ^ a b Blume, CL. (1827). Enumeratio plantarum Javae et insularum adjacentium : minus cognitarum ..., Fasc. 1: 53. Lugduni Batavorum: Apud J.W. van Leeuwen (1827-1830).
- ^ a b Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia I: 587. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I:539, sebagai Achasma coccineum Val.)
- ^ a b c d Poulsen, AD. (2007). "Etlingera Giseke of Java". Gardens’ Bulletin Singapore, Vol. 59(1&2): 145-172. 2007.
- ^ yakni staminodia yang membesar, melebar, dan berwarna-warni
- ^ a b Naive, MAK, RO Pabillaran, & IG Escrupulo. (2018). "Etlingera coccinea (Blume) S. Sakai and Nagam. (Zingibearaceae – Alpinieae): an addition to the Flora of the Philippines, with notes on its distribution, phenology and ecology". Bioscience Discovery, 9(1): 107-110, Jan - 2018.
- ^ POWO: Etlingera coccinea (Blume) S.Sakai & Nagam., diakses tgl 22/vi/2024
- ^ Handayani, A. (2015). "Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat". Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, vol 1(6): 1425-1432, September 2015. DOI: https://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010628
Pranala luar
sunting- Malaysia Biodiversity Information System (MyBIS): Etlingera coccinea - Zingiberaceae, diakses tgl 22/vi/2024