Tertembaknya Seorang Residivis
Tertembaknya Seorang Residivis adalah film laga Indonesia tahun 1985 dengan disutradarai oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Barry Prima dan Advent Bangun.
Tertembaknya Seorang Residivis | |
---|---|
Sutradara | Imam Tantowi |
Ditulis oleh | Imam Tantowi |
Pemeran | Barry Prima Advent Bangun Herman Ngantuk Teddy Mala Belkiez Rachman Amin Ansari D Anen Wijaya Wieke Widowati Hasan Dollar Tina Winarno Joescano Jusuph Maximillian |
Penata musik | Rezky Ichwan |
Penyunting | Janis Badar |
Distributor | PT. Kanta Indah Film |
Tanggal rilis | 1985 |
Durasi | 84 menit |
Negara | Indonesia |
Sinopsis
suntingWawan (Barry Prima), yatim-piatu yang tumbuh di tengah kaum gelandangan pencoleng. Bersama teman-temannya dia harus setor pada bos mereka yang kejam dan senang menyiksa bila setoran dirasa kurang. Keadaan ini terbawa saat dia dewasa dan mulai menegakan bendera, meski tetap bekerja untuk seorang bos. Kadar kejahatannya tidak kecil-kecilan lagi. Ia punya satu pantangan: tidak membunuh. Pantangan itu terlanggar, saat dia merampok rumah seorang pedagang emas. Sirene ambulans yang disangka polisi, membuat anak gadis pedagang yang sembunyi dalam kamar lari. Wawan panik dan menembaknya hingga mati. Ia sempat menaruh bunga di pusaranya. Peristiwa ini menghantuinya terus, hingga—dengan dorongan pacarnya Suci (Wieke Widowati) yang dikenalnya di tempat pelacuran—Wawan berniat mengundurkan diri dari dunia kejahatan. Dia bekerja sebagai buruh kasar di sebuah proyek bangunan. Kawan-kawanya khawatir dia berkhianat, maka mereka berniat ingin menyingkirkan Wawan. Saat perkelhaian satu lawan ramai-ramai, Daniel (Advent Bangun), kawan sekerja, membantunya. Daniel yang mengaku preman Surabaya, mengajak bergiat kembali. Wawan tetap menolak. Bersama Suci, ia ingin ke desa. Niat itu tidak kesampaian. Semalaman berjalan bersama Daniel, tahulah dia bahwa Daniel seorang intel polisi. Daniel sendiri punya dendam, karena gadis pedagang emas yang ditembak Wawan adalah calon istrinya. Wawan berbalik. Ia bertekad menyerahkan diri pada polisi. Sesampai di rumah, didapatinya Suci mati disiksa. Maka berangkatlah Wawan dan Daniel menantang bekas kawan-kawan Wawan. Di ujung cerita, setelah menghabisi gerombolan penjahat itu, Wawan mengosongkan pelurunya dan menantang duel Daniel. Tak pelak lagi, Wawan terkapar. Ia merasa telah menebus dosanya.[1]
Referensi
sunting- ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 298
Pranala luar
sunting- (Indonesia) http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-t028-85-380831_tertembaknya-seorang-residivis#.V22NghIexWU
- (Indonesia) http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=f2d56c72f74d Diarsipkan 2016-08-12 di Wayback Machine.