The Making of the Pentateuch
The Making of the Pentateuch ("The Making of the Pentateuch: A Methodological Study", JSOT Press, Sheffield, 1987) adalah buku tulisan R. N. Whybray, Profesor Studi Ibrani dan Perjanjian Lama ("Hebrew and Old Testament Studies") pada University of Hull (Britania Raya). Buku ini merupakan sebuah kontribusi penting dalam bidang studi Perjanjian Lama, terutama pada teori asal usul dan penyusunan Pentateukh. Keasliannya terletak pada kritik yang cermat terhadap hipotesis dokumen, dan terus merupakan teks standar pada banyak daftar bacaan.
Latar belakang
suntingHampir seabad sebelum terbitnya buku Whybray ini, suatu konsensus ilmiah telah berkembang mengenai asal-usul Pentateukh (Taurat) – penyusunan dan tarikh lima kitab pertama dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama pada Alkitab Kristen. Di akhir abad ke-19, Julius Wellhausen menerbitkan Prolegomena zur Geschichte Israels, di mana ia mengulas versi definitif perkembangan sejarah penyusunan Alkitab Ibrani. Menurut hipotesis ini, Pentateukh – Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan – berasal dari empat dokumen terpisah, yang mengisahkan adegan dan cerita yang sama, tetapi dengan penekanan berbeda untuk menyebar luaskan agenda teologi dan politik para pengarangnya. Semua ini dikombinasi oleh seorang Redaktur (penyunting) menjadi satu naratif tunggal yang tersebar dalam lima buku, sehingga menghasilkan banyak inkonsistensi dan pengulangan cerita, yang dapat dianalisis melalui metodologi kritik sumber untuk merekonstruksi dokumen asalnya.
Pada pertengahan abad ke-20, hipotesis dokumenter Wellhausen, sejarah tradisi dari Gunkel dan Noth, serta arkeologi Alkitab dari William F. Albright, yang mengklaim menemukan bukti fisik asal usul kitab Kejadian, kitab Keluaran dan kitab-kitab lain dari Pentateukh dari milenium ke-2 SM, telah tergabung membentuk suatu paradigma dominan atau pandangan konsensual, mengenai asal usul Pentateukh. Paradigma ini ditantang dengan adanya buku Whybray, "The Making of the Pentateuch".
Ringkasan
sunting"The Making of the Pentateuch" (sebenarnya hanya Kejadian-Bilangan, karena Whybray tidak mengikutsertakan kitab Ulangan) terbagi dalam 3 bagian:
- Bagian 1 meneliti metodologi dan asumsi-asumsi kritik sumber dan hipotesis dokumen.
- Bagian 2 meneliti metodologi kritik bentuk dan sejarah tradisi yang dikembangkan oleh Noth dan yang lain;
- Bagian 3 menjelaskan pendapat Whybray sendiri mengenai proses penyusunan Pentateukh.[1]
Kritiknya terhadap para sarjana seperti Rolf Rendtorff dan Erhard Blum (seorang murid Rendtorff), yang bekerja setelah Noth tetapi dalam bentuk dan tradisi yang sama, lebih keras. Para sarjana ini berkontribusi dalam apa yang dikenal sebagai Hipotesis suplementer.
Menurut Whybray:
"Rendtorff hanya sekadar mengganti Hipotesis Dokumen yang relatif sederhana yang hanya terdiri dari sejumlah kecil sumber tertulis dan penyunting dengan sumber dan redaktur yang berlipat ganda" (hlm. 21), sedangkan pendekatan Blum lebih kompleks dan dogmatik – tidak lebih mudah untuk didemonstrasikan – dibandingkan pendekatan Rendtorff.[2]
Hipotesis alternatif Whybray sendiri tidak didasarkan pada model dokumenter melainkan model fragmenter. Ia berpendapat bahwa Pentateukh merupakan produk satu pengarang (bukan empat pengarang dan sejumlah penyunting sebagaimana pada hipotesis dokumenter) yang bekerja sekitar abad ke-6 SM "[dengan] suatu kumpulan besar materi, kebanyakan dari asal yang baru dan tidak harus merupakan bagian dari tradisi Israel kuno" (hlm. 242). Whybray memandang pengarang ini sebagai sejarawan nasional, tahu mengenai sejarah Yunani kontemporer dan menulis secara sadar menyerupai model Yunani, dengan tujuan mengembangkan sejarah Deuteronomik yang ada kembali ke masa lalu untuk menciptakan sejarah nasional Israel sejak dari penciptaan dunia.[1]
Tanggapan
sunting"The Making of the Pentateuch" ditulis sebagai "kritik terhadap hipotesis yang paling menarik" yang pernah dibuat, dan argumen-argumennya sering dikutip oleh orang Kristen evangelikal yang ingin mengemukakan Musa sebagai pengarang (meskipun Whybray jelas menolak hal ini).[3] Gordon Wenham, misalnya, menulis pada tahun 1996, "karya Whybray mengenai Pentateukh dapat dipandang sebagai konklusi logis arah kritik Taurat dalam tiga dekade terakhir. ... Bukunya adalah kritik yang kuat dan valid terhadap metode yang dipandang sudah wajar selama hampir 2 abad."[2]
Sejarawan dan arkeolog James Karl Hoffmeier mendukung bahwa Whybray memberikan kritik paling komprehensif terhadap hipotesis dokumen, namun ia menyimpukan bahwa pandangan Whybray bukannya memajukan studi Taurat melainkan membangkitkan kembali teori akhir abad ke-18, awal abad ke-19 yang dikemukakan oleh Alexander Geddes dan J.S. Vater.[4][5]
Referensi
sunting- ^ a b J. A. Emerton Vetus Testamentum, Vol. 39, Fasc. 1 (Jan., 1989), pp. 110–116
- ^ a b Gordon Wenham, Pentateuchal Studies Today, Themelios 22.1 (October 1996): 3–13.
- ^ "Making Waves Gently: The Contribution of Norman Whybray to British Old Testament Study", University of Sheffield
- ^ James Karl Hoffmeier. Ancient Israel in Sinai: the Evidence for the Authenticity of the Wilderness Tradition. Oxford University Press, 2005. ISBN 0-19-515546-7. p.13
- ^ Joseph Estlin Carpenter, George Harford. The Composition of the Hexateuch. Longmans, Green, 1902. pp.72–73