Teatin

(Dialihkan dari Theatines)

Teatin (bahasa Inggris: Theatines) atau Kongregasi Imam-Imam Regular dari Penyelenggaraan Ilahi (bahasa Inggris: Congregation of Clerics Regular of the Divine Providence) merupakan salah satu tarekat atau ordo religius dari Gereja katolik; anggota tarekat ini menyematkan inisial "C.R." pada akhir namanya.

Santo Cajetan (1480-1547), pendiri ordo Teatin.

Pendirian

sunting

Tarekat ini didirikan oleh Santo Cajetan (Gaetano dei Conti di Tiene), Paolo Consiglieri, Bonifacio da Colle, dan Giovanni Pietro Carafa (kemudian menjadi Paus Paus Paulus IV). Carafa saat itu adalah Uskup Chieti; Chieti (Teate) adalah suatu kota di wilayah Abruzzo di bagian tengah Italia, yang mana darinya kongregasi ini mengadopsi namanya yang khusus, untuk membedakannya dari kongregasi lainnya (misalnya Barnabit, Somaski, Caracciolini).[1] Ordo Teatin memadukan kesempurnaan penginjilan tradisional dengan pelayanan kerasulan yang secara umum diharapkan dari para imam diosesan. Yang menulis konstitusi ordo ini adalah Carafa.

Cajetan membaktikan ordonya kepada Salib, yang digunakannya sebagai lambang ordo, dan pendiriannya dilakukan pada pesta Penemuan Salib Suci 3 Mei 1524 (pada saat itu penemuan Salib Sejati dirayakan setiap tanggal 3 Mei). Paus Klemens VII mengesahkannya pada tanggal 24 Juni tahun yang sama, melalui Risalah Exponi Nobis. Pada tanggal 14 September, pesta Pemuliaan Salib Suci, Cajetan dan rekan-rekannya melakukan profesi religius dari kaul-kaulnya di depan altar kepausan Basilika Santo Petrus di Roma, di hadapan Mgr. Giovanni Battista Bonziano, Uskup Caserta, seorang delegasi kepausan istimewa.[1] Carafa terpilih sebagai Superior Jenderal (pemimpin tarekat) yang pertama.

Tujuan utama ordo Teatin adalah mengingatkan kembali para klerus untuk membangun kehidupan dan umat awam pada praktik kebajikan. Mereka mendirikan berbagai oratorium (di antaranya yang ternama adalah Divino Amore) dan rumah sakit, mengabdikan diri untuk memberitakan Injil, dan mereformasi moralitas yang dilalaikan.[1] Mereka hidup terpisah dari masyarakat, dengan cara hidup yang sangat keras. Mereka mengenakan jubah hitam imam setempat yang sederhana dan mempertahankan gaya hidup yang bersahaja.[2]

Perkembangan

sunting
 
Sant'Andrea della Valle, sebuah bangunan gereja Teatin di Roma.

Larangan atas kepemilikan properti dan meminta sedekah cenderung membatasi jumlah pelamar pada ordo ini, dan karenanya jumlah mereka senantiasa relatif sedikit. Pada tahun 1546 mereka bergabung dengan Pastor-pastor Somaski, tetapi karena pada dasarnya tujuan masing-masing ordo tersebut berbeda, mereka kemudian berpisah lagi pada tahun 1555.[3]

Ordo Teatin adalah yang pertama kali mendirikan misi kepausan di: Golkonda (sekarang di India), Ava (Myanmar), Peru,[2] Mingrelia (Georgia), oleh Andrea Borromeo,[3] Hindia Timur (sejarahnya ditulis oleh Bartolomeo Ferro - "Missioni Teatine nelle Indie Orientali"), Arabia, dan Armenia. Pada tahun 1626 para Teatin tiba di Persia.

Naskah-naskah Teatin yang berasal dari tahun 1530 sampai akhir abad ke-18 menunjukkan adanya misi-misi yang juga didirikan di sejumlah negara lain. Pada tahun 1700 anggota ordo Teatin berjumlah 1.400 orang.

Referensi

sunting