Tingkat kematian kasus
Dalam epidemiologi, tingkat kematian kasus, laju kematian kasus, atau risiko kematian kasus (bahasa Inggris: case fatality rate atau case fatality risk; disingkat CFR) adalah proporsi individu yang meninggal akibat suatu penyakit di antara semua individu yang didiagnosis menderita penyakit tersebut.[1] CFR biasanya digunakan untuk memperkirakan prognosis dari suatu penyakit. Angka CFR untuk suatu penyakit tidak bersifat tetap, tetapi bervariasi dari waktu ke waktu dan dari satu wilayah dengan wilayah lain. Variasi ini disebabkan oleh interaksi di antara determinan penyakit dan oleh kualitas perawatan pasien.[2] Tingkat kematian kasus banyak digunakan pada kasus penyakit dengan durasi yang singkat, misalnya pada infeksi akut.
Penghitungan
suntingDari sudut pandang matematika, CFR dinyatakan dengan nilai antara 0 dan 1 atau dengan satuan persen (0% hingga 100%) sehingga CFR merupakan pengukuran risiko atau proporsi insidensi. Dalam banyak penggunaan, CFR bukanlah suatu laju sehingga tidak memperhitungkan pengukuran waktu, seperti onset penyakit hingga kematian.
Sebagai contoh, jika 100 orang dalam suatu komunitas didiagnosis menderita penyakit yang sama dan kemudian sembilan di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut, maka CFR atau tingkat kematian kasusnya adalah 0,09 atau 9%. Apabila saat penghitungan CFR sebagian kasus belum teratasi (tidak meninggal atau belum sembuh sepenuhnya), maka CFR dapat dihitung lagi pada masa yang akan datang. Pada penghitungan CFR selanjutnya, mungkin saja terdapat tambahan kematian sehingga nilai CFR yang diperoleh semakin tinggi.
Perbedaan dengan angka kematian
suntingTingkat kematian kasus berbeda dengan angka kematian. Angka kematian merupakan istilah untuk menggambarkan jumlah kematian (baik secara umum maupun akibat penyakit spesifik) dalam keseluruhan populasi per unit waktu. Di sisi lain, CFR adalah jumlah kematian di antara orang-orang yang didiagnosis menderita kasus penyakit spesifik, terlepas dari dimensi waktu dan tidak mempertimbangkan keseluruhan populasi.
Sebagai contoh, pada populasi 1.000 orang, sebanyak 300 orang menderita suatu penyakit dan 100 di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Berdasarkan data ini, angka kematian untuk penyakit dalam populasi (misalnya dalam periode waktu satu tahun) adalah 100/1.000 = 0,1 atau 10%, sedangkan CFR untuk penyakit tersebut adalah 100/300 = 0,33 atau 33%.[2]
Perbedaan dengan rasio kematian kasus
suntingTingkat kematian kasus juga berbeda dengan rasio kematian kasus. Rasio kematian kasus merupakan perbandingan antara dua CFR dari penyakit yang berbeda. Rasio kematian kasus digunakan untuk membandingkan tingkat keparahan dari dua penyakit atau untuk menilai efek dari intervensi medis. Contohnya, jika tidak diberi penanganan, CFR untuk kolera adalah 40%. Namun, jika kolera ditangani tepat waktu, CFR-nya adalah 1%. Oleh karena itu, rasio kematian kasus yang membandingkan penderita kolera dari kelompok yang tidak ditangani dan kelompok ditangani adalah 40%/1% = 40.[3]
Tingkat kematian infeksi
suntingSeperti halnya CFR, penghitungan tingkat kematian infeksi (IFR) juga diterapkan pada penyakit infeksius. Meskipun demikian, IFR merupakan proporsi kematian di antara semua individu yang terinfeksi, termasuk semua subjek tanpa gejala dan subjek yang tidak terdiagnosis.[4]
Penghitungan IFR bertujuan untuk memperkirakan tingkat kematian pada orang terinfeksi, baik orang yang sakit maupun yang sehat secara klinis; baik orang-orang yang infeksinya terdeteksi (kelompok kasus) dan orang-orang yang infeksinya tidak terdeteksi (kelompok asimtomatik dan kelompok tidak diuji).[5] Individu yang terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis, dikatakan memiliki infeksi yang tidak terlihat, diam, atau subklinis dan bisa saja secara tidak sengaja menulari orang lain. Menurut definisinya, angka IFR tidak dapat melebihi CFR karena bilangan penyebut dalam IFR mencakup kasus tanpa gejala.
Contoh kasus
suntingBeberapa penyakit atau wabah yang CFR-nya pernah dihitung di antaranya:
- Flu Spanyol tahun 1918 memiliki CFR lebih dari 2,5%.[6]
- Wabah penyakit virus ebola memiliki CFR yang berbeda-beda di tiap negara dari rentang 25% hingga 90%, tetapi umumnya sekitar 50%.[7]
- Rabies yang tidak segera ditangani setelah munculnya gejala klinis memiliki CFR yang hampir mencapai 100%.[8]
- Pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki CFR sebesar 9,36% per 1 April 2020,[9] dan 2,58% per 17 Maret 2022.[10]
Referensi
sunting- ^ Dwiprahasto, Iwan, Epidemiologi (PDF), Bahan ajar Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran UGM, hlm. 9, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Maret 2020
- ^ a b "Case fatality rate". Britannica. Diakses tanggal 11 Januari 2023.
- ^ "Attack rates and case fatality". Field Epidemiology Manual Wiki. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Maret 2020.
- ^ "Estimating mortality from COVID-19". World Health Organization. 4 Agustus 2000. Diakses tanggal 11 Januari 2023.
- ^ "Global Covid-19 Case Fatality Rates". Centre for Evidence-Based Medicine. Diakses tanggal 25 March 2020.
- ^ Taubenberger, Jeffery K.; Morens, David M. (2006). "1918 Influenza: the Mother of All Pandemics". Emerging Infectious Diseases. 12 (1): 15–22. doi:10.3201/eid1209.05-0979. ISSN 1080-6040. PMC 3291398 . PMID 16494711.
- ^ "Ebola virus disease". WHO. 23 Februari 2021. Diakses tanggal 12 Januari 2023.
- ^ Apanga, Paschal Awingura; Awoonor-Williams, John Koku; Acheampong, Michael; Adam, Matthew Ayamba (2016). "A Presumptive Case of Human Rabies: A Rare Survived Case in Rural Ghana". Frontiers in Public Health. 4. doi:10.3389/fpubh.2016.00256. ISSN 2296-2565. PMC 5104963 . PMID 27891499.
- ^ "Data Corona Terkait Indonesia, 1 April 2020 Pukul 16.00 WIB". Detik. 1 April 2020. Diakses tanggal 1 April 2020.
- ^ "Tingkat Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Capai 2,58%, Peringkat Berapa di ASEAN?". Kata Data. 18 Maret 2022. Diakses tanggal 12 Januari 2023.