Togoland adalah sebuah protektorat Kekaisaran Jerman di Afrika Barat yang berdiri dari tahun 1884 hingga 1914. Koloni ini meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari Togo serta Region Volta di Ghana. Luas wilayahnya tercatat sebesar 77.355 km².[1][2] Koloni ini didirikan selama periode yang pada umumnya dikenal dengan sebutan "Perebutan Afrika" dan sebelumnya merupakan bagian dari wilayah yang dijuluki Pesisir Budak. Setelah meletusnya Perang Dunia I pada tahun 1914, koloni ini turut terseret dalam konflik tersebut. Pasukan Sekutu menyerbu dan menduduki koloni ini selama kampanye militer Togoland. Pada tahun 1916, wilayah ini dibagi menjadi zona administratif Britania dan Prancis, yang kemudian diresmikan pada tahun 1922 setelah didirikannya Togoland Britania dan Togoland Prancis.

Protektorat Togoland

Schutzgebiet Togo
1884–1916
Bendera Togoland
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Hijau: wilayah koloni Togoland Abu-abu gelap: koloni-koloni Jerman lainnya Abu-abu tertua: Kekaisaran Jerman
Hijau: wilayah koloni Togoland
Abu-abu gelap: koloni-koloni Jerman lainnya
Abu-abu tertua: Kekaisaran Jerman
Peta
StatusProtektorat
Ibu kotaBagida (1884–87)
Sebeab (1887–97)
Lomé (1897–1916)
Bahasa yang umum digunakanBahasa Jerman (resmi)
Bahasa Ewe, Bahasa Kotokoli, Bahasa Kabye
Agama
Islam, Kekristenan, agama Akan, agama tradisional
Era SejarahImperialisme Baru
5 Juli 1884
26 Agustus 1914
• Togoland dibagi
27 Desember 1916
Luas
191377.355 km2 (29.867 sq mi)
Mata uangMark emas Jerman
Digantikan oleh
Togoland Britania
Togoland Prancis
Sekarang bagian dari Ghana
 Togo
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah sunting

Pada Februari 1884, kepala-kepala suku kota Aného diculik oleh pasukan Jerman dan dipaksa menandatangani perjanjian perlindungan.[3] Di wilayah Lomé, penjelajah, dokter, konsul imperial, dan komisioner Afrika Barat Gustav Nachtigal merupakan tokoh yang mendorong pendirian koloni Togoland dan Kamerun. Pada 5 Juli 1884, Nachtiga menandatangani perjanjian dengan kepala suku lokal Mlapa III yang menyatakan pendirian protektorat Jerman di pesisir Togo. Bendera kekaisaran kemudian dikibarkan untuk pertama kalinya di benua Afrika setelah kedatangan kapal SMS Möwe. Konsul Heinrich Ludwig Randad, Jr. lalu diangkat sebagai komisioner pertama wilayah ini.[4]

Jerman kemudian secara perlahan memperluas wilayahnya ke pedalaman. Para pendatang membawa tanaman-tanaman baru yang kelak menjadi sumber pendapatan ekspor koloni tersebut, yaitu coklat, kopi, dan kapas. Jumlah pejabat Jerman di koloni ini hanya 12 pada tahun 1890.[5] Mereka membangun jalan-jalan dan jembatan-jembatan ke wilayah pedalaman dan tiga jalur kereta api dari ibu kota Lomé: di sepanjang pesisir Aného pada tahun 1905, jalur menuju Palime (kini Kpalimé) pada tahun 1907, dan jalur terpanjang Hinterlandbahn menuju Atakpamé pada tahun 1911.[6]

Polizeitruppe didirikan pada tahun 1888 untuk menegakkan kekuasaan pemerintah kolonial di pedalaman Togo. Satuan ini telah melancarkan operasi melawan Kpandu, sementara "sejumlah kota di Togo tengah yang melawan pemerintah diserbu dan diratakan dengan tanah, kepemilikan penduduknya disita, dan warganya didenda 200 hingga 1.110 marks."[5] Secara keseluruhan, pemerintah kolonial telah mengizinkan 35 ekspedisi.[5]

Pada tahun 1895, di ibu kota koloni di Lomé terdapat 31 orang Jerman dan 2.084 penduduk asli. Pada tahun 1913, jumlah penduduk asli meningkat drastis menjadi 7.042 orang, sementara jumlah orang Jerman hanya 194 (termasuk 33 perempuan). Sementara itu, di seluruh koloni terdapat 316 orang Jerman, termasuk 61 perempuan dan 14 anak-anak.[7] Beberapa tahun sebelum meletusnya Perang Dunia I, Lomé dijuluki sebagai "kota tercantik di Afrika Barat".[8] Koloni ini juga merupakan salah satu dari dua koloni Jerman yang mandiri.

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Rank Order – Area". CIA World Fact Book. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-09. Diakses tanggal 12 April 2008. 
  2. ^ David Owusu-Ansah. Historical Dictionary of Ghana (4 ed.). Rowman & Littlefield. hlm. xii.
  3. ^ Laumann, "A Historiography of German Togoland", hlm. 195
  4. ^ Washausen, Hamburg und die Kolonialpolitik, hlm. 79
  5. ^ a b c Amenumey, D. E. K. German Administration in Southern Togo. The Journal of African History 10, No. 4 (1969), hlm. 623–639.
  6. ^ Haupt,Deutschlands Schutzgebiete, hlm. 82
  7. ^ Haupt, hlm. 81
  8. ^ Haupt, hlm. 74

Daftar pustaka sunting

  • Haupt, Werner (1984). Deutschlands Schutzgebiete in Übersee 1884–1918. [Germany’s Overseas Protectorates 1884–1918]. Friedberg: Podzun-Pallas Verlag. ISBN 3-7909-0204-7. 
  • Laumann, Dennis (2003). "A Historiography of German Togoland, or the Rise and Fall of a "Model Colony"". History in Africa. 30: 195–211. 
  • Washausen, Helmut (1968). Hamburg und die Kolonialpolitik des Deutschen Reiches. [Hamburg and Colonial Politics of the German Empire]. Hamburg: Hans Christians Verlag. 

Pranala luar sunting