Tokek berbintik (Gekko monarchus) adalah sejenis tokek yang hidup dan tinggal di tepi hutan, kebun, atau pekarangan rumah. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Spotted House Gecko atau Warty House Gecko. Tokek berbintik menyebar mulai dari Thailand selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Simeulue dan Kepulauan Mentawai), Kalimantan (termasuk Brunei, Serawak dan Sabah), Jawa (termasuk Madura), Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, dan sebagian besar Filipina.[1][2][3]

Tokek berbintik
Gekko monarchus Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN195313 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found.
SpesiesGekko monarchus Edit nilai pada Wikidata
(Schlegel, 1836)
Tata nama
Sinonim takson
  • Platydactylus monarchus Schlegel in Duméril and Bibron, 1836
  • Gekko tuberculatus
  • Platydactylus burmeisteri
  • Platydactylus deissneri

Pengenalan

sunting
 
Tokek berbintik; betina, SVL 81 mm
 
Sisi bawah tubuh
 
Kaki, dengan banyak lamella
 
Tersamar di pohon

Panjang tubuh maksimum mencapai 0,10 meter (102 mm) dari ujung moncong hingga ujung ekor. Panjang ekor maksimum 125 mm. Tekstur kulit kasar. Punggung (dorsal) berwarna kelabu kecoklatan atau agak krem, dengan 16-17 bintik-nitik hitam dan keputihan berderet di punggung dari atas kepala hingga bagian tengah ekor.[3][4] Di kepala bagian belakang, terdapat pola mirip huruf-W hitam. Mata berwarna keemasan atau kekuningan. Sisi bawah tubuh (ventral) berwarna keputih-putihan. Bagian ekor dihiasi dengan deretan bintik-bintik seperti duri yang membentuk cincin-cincin beraturan.[4]Untuk tokek yang baru menetas berwarna cokelat gelap berbintik-bintik pucat.[4] Kepala bentuk segitiga, seperti betuk kepala golongan tokek pada umumnya.[5][4] Ujung-ujung jari melebar, pangkalnya berselaput (sedikit berselaput di antara jari keempat dan kelima.[3] Telapak kaki dilengkapi dengan bantalan perekat yang memungkinkannya untuk menahan tubuh agar tidak jatuh ketika memanjat atau menepel pada langit-langit.[4]

Kebiasaan dan perkembangbiakan

sunting

Tokek ini seringnya ditemukan di pepohonan di tepi hutan, kebun, atau pekarangan rumah, di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter. Tokek ini hidup berpasangan dan jarang berkelompok. Aktif pada malam hari (nokturnal). Tokek ini sangat pemalu dan biasanya akan menghidar dan berlindung ketika ada yang mengganggunya.[4] Hewan ini memangsa aneka jenis serangga dan invertebrata lain.[3]

Tokek berbintik mengeluarkan 2 butir setiap kali bertelur, dan dilekatkan di dinding lubang atau celah, biasanya di pohon atau batang kayu. Terkadang dijumpai pula ‘sarang’ bersama, dimana lebih dari seekor tokek berbinti betina menggunakannya dengan banyak telur hingga lebih dari 50 butir. Telur akan menetas setelah 120 hari. Tokek anakan yang menetas berukuran antara 25-30 mm. Namun dari semua bayi tokek, hanya sedikit yang mampu bertahan hidup.[3]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Gekko monarchus (SCHLEGEL, 1836). Reptile Database
  2. ^ Gekko monarchus — Spotted House Gecko. Encyclopedia of Life
  3. ^ a b c d e Das, I. 2011. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo. 2nd Ed. New Holland Publisher Ltd. p. 99
  4. ^ a b c d e f Malkmus, R., U. Manthey, G. Vogel, P. Hoffmann, & J. Kosuch. 2002. Amphibians and Reptiles of Mount Kinabalu (North Borneo). A.R.G. Gantner Verlag Kommanditgesselschaft, Ruggell. p. 261.
  5. ^ Das, I. & G. Ismail. 2001. A Guide to the Lizards of Borneo. Online reference: Genus Gekko Laurenti. ASEAN Review on Biodiversity and Environmental Conservation (ARBEC).

Pranala luar

sunting

  Media tentang Gekko monarchus di Wikimedia Commons