MRT Singapura

sistem angkutan cepat di Singapura
(Dialihkan dari Transportasi Cepat Masal)

Mass Rapid Transit atau MRT Singapura adalah sebuah sistem angkutan cepat yang menjadi tulang punggung sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara kota ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu Kang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka pada tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. Jaringan ini berkembang cepat sebagai hasil realisasi cita-cita Singapura yang ingin mengembangkan jaringan kereta lengkap sebagai tulang punggung utama sistem angkutan umum di Singapura dengan komuter harian rata-rata 2.755 juta jiwa pada tahun 2013, hampir 77% dari 3.601 juta penumpang jaringan bus pada waktu yang sama.[2]

Mass Rapid Transit (MRT)
大众快速交通 (地铁)
Sistem Pengangkutan Gerak Cepat
சிங்கை துரிதக் கடவு ரயில்

MRT Singapura
Mass Rapid Transit (MRT)
大众快速交通 (地铁)
Sistem Pengangkutan Gerak Cepat
சிங்கை துரிதக் கடவு ரயில்
PetaKoordinat: 1°18′0.000″N 103°48′0.000″E / 1.30000000°N 103.80000000°E / 1.30000000; 103.80000000
Info
PemilikLand Transport Authority
WilayahSingapura
JenisAngkutan cepat
Jumlah jalur8 (5 beroperasi, 1 dalam pembangunan dan 2 dalam perencanaan)
Jumlah stasiun154 (102 beroperasi, 52 dalam pembangunan atau perencanaan)
Penumpang harian2.879 juta (2015), kecuali LRT[1]
Operasi
Dimulai7 November 1987
OperatorSMRT Corporation
SBS Transit
Teknis
Panjang sistem152,9 km (95,01 mi)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
Suasana salah satu stasiun MRT di Singapura

MRT memiliki 113 stasiun (1 di antaranya tidak beroperasi)[3] dengan jalur sepanjang 152,9 kilometer dan beroperasi pada sepur standar. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum. MRT ini dilengkapi oleh sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan stasiun MRT dengan perumahan umum HDB.[4] Layanan ini beroperasi mulai pukul 5.30 pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura.[5]

Sejarah

 
Deputi Perdana Menteri, Mr Ong Teng Cheong, membuka jalur awal MRT di Stasiun MRT Toa Payoh tanggal 7 November 1987
 
Stasiun MRT Bugis dari Jalur Pusat Kota, jalur paling baru di Singapura

Asal muasal dari MRT Singapura adalah dari ramalan perencanaan kota pada tahun 1967 di mana pada tahun 1992 diperlukan sistem transportasi kota di atas rel.[6][7]

Diawali sebuah debat, akhirnya perdana menteri Singapura Lee Kuan Yew menyimpulkan bahwa sistem transportasi hanya menggunakan bus tidak akan mencukupi karena akan memerlukan jalur jalan dengan keterbatasan lahan di negara tersebut.[8]

Biaya konstruksi awal MRT sebesar 5 miliar dolar Singapura adalah biaya termahal yang pernah dikeluarkan untuk sebuah proyek pada waktu itu, yang dimulai pada 22 Oktober 1983 di Jalan Shan.[9] Jaringan MRT dibangun bertahap di mana Jalur Utara Selatan diutamakan karena melewati daerah pusat kota yang sangat memerlukan transportasi publik. Mass Rapid Transit Corporation (MRTC), selanjutnya diganti menjadi SMRT Corporation didirikan pada 14 Oktober 1983 untuk mengelola otoritas MRT.[8] Pada 7 November 1987, bagian pertama dari Jalur Utara Selatan mulai beroperasi yang terdiri dari lima stasiun dengan jarak enam kilometer.[8] Limabelas stasiun lagi kemudian dibuka dan MRT Singapura resmi dibuka pada 12 Maret 1988 oleh Lee Kuan Yew, sebagai Perdana Menteri Singapura waktu itu. Sebanyak 21 stasiun ditambahkan dalam jaringan; pembukaan Stasiun Boon Lay pada Jalur Timur Barat 6 Juli 1990 menandai selesainya jaringan dua tahun lebih awal dari jadwal.[10][11]

MRT Singapura kemudian bertahap berkembang. Termasuk S$1.2 miliar pengembangan Jalur Utara Selatan melalui Woodlands melengkapi pada 10 Februari 1996.[12][13] Konsep untuk mendekatkan jalur rel ke perumahan menghadirkan sistem LRT Singapura. Jalur LRT terhubung ke jalur MRT.[13][14] Pada 6 November 1999 jalur LRT pertama di Bukit Panjang mulai beroperasi.[15] Pada 2002 stasiun bandar udara Changi dan stasiun Expo ditambahkan pada jalur MRT.[16] Jalur Timur Laut, yang dioperasikan oleh SBS Transit dibuka pada 20 Juni 2003 sebagai jalur rel otomatis penuh pertama di dunia. 15 Januari 2006 setelah diskusi dengan masyarakat, stasiun Buangkok dibuka.[17][18] Jalur pengembangan Boon Lay, meliputi stasiun Pioneer dan Joo Koon mulai membuka layanan pada 28 Februari 2009.[19][20] Selanjutnya pada 28 Mei 2009 bagian pertama dari Jalur Lingkar (Circle Line) dari stasiun Marymount ke Bartley dibuka. Selanjutnya 9 stasiun dari stasiun Tai Seng ke Dhoby Ghaut dibuka pada 17 April 2010. Tahap 1 dari Jalur Pusat Kota dibuka 22 Desember 2013[21] dan dibuka oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong.[22]

Jalur dan stasiun

Yang sudah beroperasi

Ada empat jalur yang telah dibuka saat ini:

Name Diresmikan Pengembangan berikutnya Terminal Stasiun Jarak (km) Depo Operator
Jalur Utara Selatan 7 November 1987 2019 Jurong East Marina South Pier 26[23] 45 Depo Bishan
Depo Ulu Pandan
Depo Changi
Depo Tuas
SMRT Trains
Jalur Timur Barat 12 Desember 1987 2016 Pasir Ris
Changi Airport
Joo Koon
Tanah Merah
35[24] 49[24] SMRT Trains
Jalur Lingkar 28 Mei 2009 2025 Dhoby Ghaut
Marina Bay
Harbourfront
Stadium
30[25] 35.4[25] Depo Kim Chuan SMRT Trains
† tidak termasuk Bukit Brown, yang tidak dioperasikan.
Subtotal (Stasiun dikelola SMRT Trains): 91 128.6[25]
Jalur Timur Laut 20 Juni 2003 2030 HarbourFront Punggol 16[26] 20[26] Depo Sengkang SBS Transit
Jalur Pusat Kota 22 Desember 2013
(Stage 1)
2024 Bukit Panjang Expo 34[21] 41.9[21] Depo Kim Chuan
Depo Gali Batu
SBS Transit
Subtotal (Stasiun dikelola SBS Transit): 50 61.9
Total: 121 170.7
Diagram persebaran fisik jaringan MRT di seluruh pulau Singapura (termasuk jalur yang sedang dibangun).

Selain itu, ada beberapa jalur lainnya yang akan selesai dalam beberapa tahun mendatang:

  • Downtown (34 stasiun, tahap 1, 2, dan 3 sudah dibuka, kemudian menyusul tahap berikutnya pada tahun 2024)
  • Thomson (dibuka tahun 2018)

MRT dioperasikan oleh dua perusahaan: SMRT Corporation dan SBS Transit.

Fasilitas dan jasa

Kecuali di Bishan, MRT terletak melayang atau di bawah tanah. Hampir semua stasiun bawah tanah cukup dalam dan tahan menghadapi serangan bom konvensional sehingga bisa berperan sebagai tempat perlindungan bom.[27][28][29] Layanan telepon seluler bisa digunakan di dalam stasiun maupun sepanjang perjalanan jaringan MRT.[30] Kereta dan stasiun bawah tanahnya dilengkapi pendingin udara, meski beberapa stasiun melayang masih menggunakan kipas angin.

Setiap stasiun dilengkapi dengan mesin tiket, pusat pelayanan penumpang, LED dan layar plasma yang menunjukkan informasi perjalanan kereta dan pemberitahuan. Tiap stasiun juga dilengkapi dengan kamar kecil dan telepon berbayar.[31] Beberapa stasiun besar, memiliki toko ritel dan kios, supermarket, ATM, dan mesin penjual self-service.[32] Eskalator di tiap stasiun berjalan dengan kecepatan 0.75 m/s, 50% lebih cepat daripada eskalator biasa.[33][34]

Stasiun-stasiun lama di Jalur Utara Selatan dan Jalur Timur Barat awalnya dibuat tanpa fasilitas aksesibilitas, seperti elevator, ramp, huruf Braille, pintu masuk lebar, atau toilet untuk penumpang disabilitas;[35] sehingga penyandang disabilitas kurang tertarik memakai sistem MRT.[36] Seiring waktu, semua fasilitas ini saat ini sedang dipasang sebagai program untuk membuat semua stasiun bisa terakses oleh orang berusia lanjut atau penyandang disabilitas.[35][37][38] Hampir semua stasiun sekarang telah memiliki beberapa fasilitas ini, dan akan ditambah rak sepeda di 20 stasiun sebagai penunjang.[39]

Depo

SMRT Corporation memiliki empat depo kereta api: Depo Bishan adalah pusat perawatan kereta dengan fasilitas bongkar besar,[40] sementara Depo Changi dan Depo Ulu Pandan memeriksa dan menjadi parkir kereta tiap malam.[41] Depo bawah tanah di Depo Kim Chuan untuk memparkir kereta di Jalur Lingkar.[42] Stasiun MRT Jurong East, Tanah Merah, Ang Mo Kio, dan Paya Lebar di Jalur Lingkar mempunyai peron dengan rel ketiga di bagian tengah stasiun untuk kereta yang akan tidak digunakan berhenti sebelum kembali ke depo, namun dua stasiun pertama kini menjadi terminal Jalur Utara Selatan dan Jalur Ekstensi Changi Airport, dan dua terakhir untuk Jalur Utara Selatan dan Jalur Lingkar.

Depo Sengkang untuk memparkir kereta di Jalur Timur Laut serta Jalur LRT Sengkang dan LRT Punggol, semua dioperasikan oleh SBS Transit. Ini adalah depo pertama yang memiliki struktur pendukung untuk industri di atas depo, untuk menghindari penggunaan lahan yang sangat terbatas di Singapura.[42]

Pada Agustus 2014, rencana untuk kereta empat dalam satu dan depo bus pertama di dunia diumumkan. Depo tersebut akan dibangun di Tanah Merah di samping tempat Depo Changi asli untuk melayani Jalur East West, Downtown, dan Thomson-East Coast.[43] Depo 36ha baru dapat menampung sekitar 220 kereta dan 550 bus dan mengintegrasikan depo tersebut untuk bus dan kereta akan membantu menyelamatkan lahan seluas 6.612 ekar (2.676 ha), atau 60 lapangan sepak bola.[44]

Arsitektur dan seni

 
Stasiun Expo terletak bersebelahan dengan fasilitas pameran dan olahraga Singapore Expo

Generasi awal pembangunan MRT lebih mengedepankan fungsionalitas daripada estetika. Hal ini bisa dilihat dari beberapa stasiun lama yang pertama dibuka pada Jaur Utara Selatan dan Jalur Timur Barat yang dibuka tahun 1987-1988 di Yio Chu Kang ke Clementi. Pengecualian untuk hal ini adalah Orchard, yang dipilih desainernya sebagai "showpiece" dari sistem MRT dan awalnya dibangun dengan atap kubah.[45] Tema arsitektur menjadi hal penting hanya pada beberapa jalur, seperti desain stasiun silindris pada semua stasiun antara Kallang dan Pasir Ris kecuali Eunos, serta atap perched di stasiun Boon Lay, Lakeside, Chinese Garden, Bukit Batok, Bukit Gombak, Choa Chu Kang, Khatib, Yishun dan Eunos.[46]

 
Stasiun Stadium dengan motif olahraga di pintu masuknya karena bersebelahan dengan Stadion Nasional

Potongan-potongan seni, jika ada, jarang diperlihatkan; kadang terdiri dari lukisan-lukisan yang menggambarkan sejarah Singapura belakangan ini. Pembukaan Ekstensi Woodlands menambah karya seni di Woodlands.[47] Dengan pembukaan Jalur Timur Laut, seri karya seni dibuat di bawah program "The Art In Transit" yang dicanangkan oleh Land Transport Authority. Dibuat oleh 19 seniman lokal dan terintegrasi dengan arsitektur dalam stasiun, proyek ini bertujuan untuk mengapresiasi seni publik pada lingkungan berlalu-lintas tinggi. Hasil karya pada tiap stasiun didesain agar cocok dengan identitas stasiun. Semua stasiun pada jalur Timur Laut, Lingkar, dan Pusat Kota di bawah program ini.[48]

 
Stasiun Bras Basah dengan motif air

Stasiun MRT Expo, terletak di cabang Bandara Changi dari Jalur Timur Barat, terletak bersebelahan dengan fasilitas pameran Singapore Expo. Didesain oleh Foster and Partners dan selesai Januari 2001, stasiun ini berbentuk elips dengan atap pillarless titanium yang membentang sepanjang platform stasiun.[49][50]

Changi Airport, stasiun MRT paling timur, memiliki platform paling luas di antara semua stasiun MRT bawah tanah di Singapura. Stasiun ini termasuk dalam 15 stasiun subway terbaik dunia tahun 2011.[51]

2 stasiun MRT Jalur Lingkar, Bras Basah dan Stadium, dibangun dengan kompetisi Marina Line Architectural Design Competition yang diselenggarakan oleh Land Transport Authority dan Singapore Institute of Architects. Pemenang untuk kedua stasiun adalah WOHA. Tahun 2009, penghargaan "Best Transport Building" diberikan pada desainer WOHA Architects pada Festival Arsitektur Dunia.[52]

Ekspansi

Sistem MRT bergantung pada 2 jalur utama, Utara Selatan dan Timur Barat selama 2 dekade hingga dibukanya Timur Laut tahun 2003. Meskipun rencana jalur-jalur MRT ini telah diperhitungkan jauh sebelumnya, publikasi Land Transport Authority yang berjudul "A World Class Land Transport System" tahun 1996 menguatkan tujuan pemerintah untuk memperluas jaringan ini.[53][54] Ekspansi direncanakan dari 67 kilometer tahun 1995 menjadi 360 km tahun 2030.[53] Diperkirakan angkutan harian tahun 2030 menjadi 6 juta dari yang saat itu hanya 1,4 juta.[55]

Tabel berikut ini adalah daftar jalur MRT yang sedang atau akan dibangun:

Nama dan warna Peresmian Antara stasiun No. stasiun Panjang (km) Depo Operator
Di bawah pembangunan
Jalur Timur Barat 2016 (Tuas West Extension) Gul Circle Tuas Link 4[56] 7.5[56] Depo Bishan
Depo Ulu Pandan
Depo Changi
Depo Tuas
SMRT Trains
Jalur Pusat Kota 2017 (Tahap 3)
2024 (DTL3e)
Fort Canning
Xilin
Expo
Sungei Bedok
18[21] 23.2[21] Depo Gali Batu
Depo Kim Chuan
Depo Changi
SBS Transit
Jalur Utara Selatan 2019 (Stasiun Canberra) Canberra 1[57] 0 (pada jalur yang ada) Depo Bishan
Depo Ulu Pandan
Depo Changi
Depo Tuas
SMRT Trains
Jalur Thomson-
East Coast
2019 (Tahap 1)
2020 (Tahap 2)
2021 (Tahap 3)
2023 (Tahap 4)
2024 (Tahap 5)
Woodlands North
Springleaf
Mount Pleasant
Tanjong Rhu
Bedok South
Woodlands South
Caldecott
Gardens by the Bay
Bayshore
Sungei Bedok
31[58] 43[58] Depo Mandai
Depo Changi
TBA
Jalur Lingkar 2025 (Tahap 6) Keppel Prince Edward 3[59] 4[59] Depo Kim Chuan SMRT Trains
Dalam Perencanaan
Jalur Kawasan Jurong 2025 20[60]
Jalur Lintas Pulau 2030 50[60]
Jalur Timur Laut 2030 (NELe) 1[60] 2[60] Depo Sengkang SBS Transit
Sebuah diagram dari jaringan tersebut
Diagram jaringan MRT diseluruh Singapura menurut Master Plan Land Transport Authority 2013, termasuk jalur yang direncanakan atau akan dibangun
Sejarah jaringan MRT dari 1983 sampai 2017 termasuk jalur-jalur yang direncanakan pada masa depan
Peta jalur rel Singapore-Johor yang akan menghubungkan ke jaringan rel Malaysia.

Jalur Pusat Kota

Jalur Pusat Kota terdiri dari 36 stasiun bawah tanah sepanjang 42 km,[21] akan menghubungkan kawasan timur dengan barat laut Singapura melewati Marina Bay di selatan dan Central Business District.[61] Seperti Jalur Lingkar, kereta 3 rangkaian akan beroperasi di jalur ini dengan kapasitas harian 500.000 orang. Direncanakan selesai dalam 3 tahap, tahap 2 dari Bukit Panjang ke Rochor dan 3 dari Fort Canning ke Expo akan beroperasi berturut-turut 2016 dan 2017.[62][63][64][65] Stage 1 from Bugis to Chinatown began operations in December 2013.[66]

Jalur Thomson-East Coast

Jalur Thomson-East Coast terdiri dari 31 stasiun dengan panjang total 43 km, akan menghubungkan kawasan utara Singapura ke selatan,[58] berjalan paralel dengan Jalur Timur Utara yang telah beroperasi, melewati Woodlands, Sin Ming, Upper Thomson dan Marina Bay[67] kemudian berbelok ke timur dan melewati Tanjong Rhu, Siglap, Marine Parade dan Bedok.[44] Jalur ini direncakan dibuka dalam 5 tahap, tahap 1 dari Woodlands North ke Woodlands South beroperasi 2019, tahap 2 dari Springleaf ke Caldecott beroperasi 2020 dan tahap 3 dari Mount Pleasant ke Gardens by the Bay beroperasi 2021,[68] tahap 4 dari Tanjong Rhu ke Bayshore tahun 2023 dan tahap 5 dari Bedok South ke Sungei Bedok tahun 2024.[44] Stasiun terminus Woodlands North direncanakan juga bersambung dengan jalur rel Singapura-Johor ke Johor Bahru.

Jalur Kawasan Jurong

Awalnya direncanakan sebagai jalur MRT tahun 2001, Jalur Kawasan Jurong kemudian dinaikkan menjadi MRT ketika proyek ini muncul kembali tahun 2013. Jalur ini akan menghubungkan Pesisir Barat, Tengah, Choa Chu Kang, dan Jurong. Diperkirakan selesai tahun 2025.[60]

Jalur Lintas Pulau

Jalur Lintas Pulau sepanjang 50 km akan membelah pulau Singapura, melewati Tuas, Jurong, Sin Ming, Ang Mo Kio, Hougang, Punggol, Pasir Ris dan Changi. Penambahan jalur ini membuat komuter bisa memilih alternatif lain selain Timur-Barat yang sudah beroperasi. Jalur ini diperkirakan selesai tahun 2030.[60]

Perpanjangan Tuas West

Ekstensi Tuas West adalah perpanjangan Jalur Timur Barat dari Joo Koon ke Tuas Link. Stasiunnya — Gul Circle, Tuas Crescent, Tuas West Road dan Tuas Link — akan menjangkau MRT ke wilayah Tuas dan diperkirakan melayani lebih dari 100.000 orang. Konstruksi dimulai 2012 dan selesai 2016.[56]

Jalur Lingkar tahap 6

Selesai tahun 2025, perpanjangan jalur lingkar sepanjang 4-km dari Marina Bay melalui Keppel, berakhir di HarbourFront.[60]

Ekstensi Jalur Pusat Kota

Selesai tahun 2024, perpanjangan ini mulai dari Expo via Xilin dan bertukar di Sungei Bedok.[44]

Ekstensi Jalur Timur Laut

Selesai 2030, perpanjangan sejauh 2-km ini dimulai dari Punggol melalui Punggol North termasuk Punggol Downtown. Perpanjangan ini bertujuan agar penduduk di Punggol North memiliki akses kereta ke pusat kota dan tempat lain di negara ini.[60]

Rangkaian kereta

Tabel berikut berisi rangkaian kereta yang digunakan MRT Singapura:

Nama Jalur Jml.
Total Mulai Operasi Power Supply Harga Display Destinasi
C151 Jalur Utara Selatan
Jalur Timur Barat
6 400[69] 7 November 1987 DC 750 V
third rail
S$581.5 juta[70][71] Roller blinds
C651 6 114[72][73] 20 September 1994 Green Motorola-LAWO
C751B 6 126[69][74][a] 28 Januari 2000 Orange Mobitec MobiLED
C151A 6 210[75][76] 27 Mei 2011 S$368 juta[77] Yellow LECIP
C151B 6 342 2016 S$281.5 juta[78] TBA
C751A Jalur Timur Laut 6 150 20 Juni 2003 1500 V
overhead lines
Hanover Displays
C751C 6 108 2015 S$234.9 juta[79] Hanover Displays
C830 Jalur Lingkar 3 120 28 Mei 2009 DC 750 V
third rail[80]
S$282 juta[81] Hanover Displays
C830C 3 72 2015 S$134 juta[82] Hanover Displays
C951 Jalur Pusat Kota 3 264[83][84] 22 Desember 2013[85] DC 750 V
third rail
S$689.9 juta[83][86][b] Hanover Displays
CT251 Jalur Thomson-
East Coast
4 364 2019 S$749 juta[87] TBA
  1. ^ Kawasaki Heavy Industries menghasilkan 66 gerbong dan Nippon Sharyo menghasilkan 60 gerbong.
  2. ^ Dua rangkaian terpisah C951 dibuat. Angka yang ditampilkan tersebut adalah total jumlah.
 
Kereta C751B di Stasiun MRT Eunos

Sekarang, jalur MRT Singapura berjalan pada jalur tetap dengan 3-6 rangkaian,[70][88][89] dengan Jalur Thomson-East Coast menggunakan 4 rangkaian. Sejak munculnya tahun 1987, semua jalur ditenagai 750 volt DC third rail, dengan pengecualian Jalur Timur Laut menggunakan 1500 volt arus bolak-balik via overhead lines.

 
Kereta C751A di Depo Sengkang.

Belum ada kereta yang didiskontinu sejak MRT dimulai, dengan rangkaian C151 yang tertua mulai beroperasi tahun 1987.[70] Kereta yang sudah tua diperbaharui kembali untuk meningkatkan usia pakai sekaligus meningkatkan keamanannya.[90][91] Pembaruan itu meliputi sistem informasi, penambahan titik pegangan, kursi yang lebih lebar, ruang yang lebih besar dekat pintu, ruang untuk kursi roda, dan CCTV.[92][93] Sebagai percobaan, ditambah juga rak bagasi pada kereta C751B untuk melayani penumpang di jalur cabang Bandara Changi.[94] Namun, akhirnya dibatalkan dan rak bagasi tersebut diambil kembali bulan Juni 2002.[95][96]

Semua rangkaian dikontrak dengan tender terbuka.[97]

Tiket dan tarif

 
Mesin tiket di Stasiun MRT Expo, di mana penumpang bisa membeli tiket standar atau menambah saldo kartu EZ-Link

Stasiun terbagi menjadi 2 kawasan, berbayar dan tidak berbayar, di mana operator hanya menarik tarif melalui pintu yang disebut access control gates.[98] Pintu-pintu ini terhubung dengan jaringan komputer, dapat membaca dan memperbarui data tiket elektronik, seperti stasiun awal dan stasiun akhir, serta lamanya tiap perjalanan.[99] Mesin tiket menjual tiket untuk satu perjalanan atau sebagai tempat penumpang menambah saldo kartu mereka. Tiket satu perjalanan berwarna hijau, hanya berlaku pada hari pembelian, dan hanya berlaku kira-kira 30 menit. Tiket yang dapat digunakan berulang membutuhkan saldo minimum.

Semua tarifnya terintegrasi oleh TransitLink, para komuter hanya perlu membayar 1 kali dan melewati 2 pintu (pintu masuk dan keluar) untuk 1 perjalanan, bahkan untuk transfer ke jalur yang dioperasikan perusahaan berbeda.[99]

Tarif

Karena operator kereta diatur pemerintah, tarif di sistem MRT disesuaikan sampai level balik-modal terkecil.[27][100] Operator akan menarik tarif dengan menjual tiket elektronik, harga dihitung berdasarkan jarak antara stasiun awal dan stasiun akhir.[99] Harga ini akan meningkat tiap beberapa stasiun untuk tiket satu perjalanan. Untuk tiket langganan, tarif akan dihitung makin naik berdasarkan jarak kira-kira antar stasiun., tidak seperti sistem bawah tanah lainnya yang menggunakan zona tarif seperti London Underground.

Meskipun dioperasikan swasta, struktur tarif diatur oleh Public Transport Council (PTC), di mana operator meminta jika diinginkan perubahan tarif.[100][101] Tarif dijaga sehingga harganya tak beda jauh dengan tarif bus, sehingga menarik minat para komuter untuk memakainya dan mengurangi ketergantungan pada bus. Kenaikan tarif belakangan ini telah menimbulkan keresahan publik.[102][103] Ada juga ekspresi ketidaksetujuan terhadap tarif yang lebih tinggi pada Jalur Timur Laut milik SBS Transit.[104]

Tiket

Sistem tiket MRT menggunakan kartu pintar nirkontak EZ-Link dan NETS FlashPay yang berbasis Symphony for e-Payment (SeP) untuk transportasi publik dari sistem Singapore Standard for Contactless ePurse Application (CEPAS). Sistem ini memperbolehkan sampai 4 penerbit kartu di pasaran.[105] Kartu EZ-Link diperkenalkan tanggal 13 April 2002 sebagai pengganti TransitLink farecard, sedangkan kompetitornya NETS FlashPay diperkenalkan 9 Oktober 2009.

Kartu EZ-Link atau NETS FlashPay dapat dibeli di Kantor Tiket TransitLink manapun atau di Pusat Pelayanan Penumpang (Passenger Service Centre). Kartu CEPAS ini dapat digunakan untuk membayar tarif bus, MRT, dan LRT. Kartu CEPAS juga dapat digunakan sebagai pembayaran barang dan jasa di beberapa toko, Electronic Road Pricing, dan parkir elektronik.[105][106] Tambahan saldo dapat dibeli di General Ticketing Machine (GTM), Add Value Machine, TransitLink Ticket Office, Passenger Service Centre, Stasiun AXS, ATM DBS/POSB/OCBC/UOB, online via card reader, atau di beberapa toko.

Untuk turis, tersedia juga kartu pintar nirkontak Singapore Tourist Pass.[107] Kartu ini bisa dibeli di Kantor Tiket TransitLink dan Singapore Visitors Centre.

Keamanan dan pengawasan

Keamanan

 
Platform screen door di Stasiun MRT HarbourFront di Jalur Timur Laut

Operator dan otoritas negara telah mengujicoba untuk memastikan keselamatan penumpang, dan SBS Transit telah mempublikasikan petunjuk keamanan pada Jalur Timur Laut sebelum dan sesudah pembukaannya.[92][108] Poster-poster keamanan terlihat dengan jelas di tiap stasiun kereta dan operator juga sering menyiarkan petunjuk keamanan pada penumpang yang menunggu kereta. Pengaman kebakaran juga secara konsisten memenuhi standar National Fire Protection Association Amerika Serikat.[29][109]

Ada permintaan untuk memasang pintu screen platform dipasang pada stasiun melayang setelah beberapa kejadian di mana ada penumpang terbunuh akibat mereka terjatuh ke rel ketika kereta datang. Stasiun bawah tanah telah dilengkapi pintu semenjak pembukaan tahun 1987. Otoritas pada awalnya menolak proposal ini karena fungsionalitas yang diragukan serta biaya pemasangan yang tinggi,[110] namun kemudian pemerintah berubah dengan memasang pintu screen platform setengah untuk semua stasiun melayang bulan Januari 2008,[62] maka akan mengurangi biaya pemasangan.[111] Pintu ini pertama terpasang di Jurong East, Pasir Ris dan Yishun pada tahun 2009 sebagai percobaan untuk menguji kebergunaannya.[112]

 
Pintu screen platform setengah di Stasiun MRT Dover di Jalur Timur Barat

Pada 14 Maret 2012, semua stasiun melayang telah dipasang pintu platform dan beroperasi.[113] Hal ini akan menghindari bunuh diri, pemudahan pengontrolan udara dalam stasiun, dan mencegah akses sembarang orang untuk masuk ke area terbatas. Dengan adanya Rapid Transit Systems Act, maka merokok, makan, atau minum dalam stasiun dan kereta, sembarangan dalam penggunaan peralatan darurat, serta melangkahi rel kereta adalah perbuatan ilegal dan dapat dikenai penalti berupa denda sampai penjara.[114][115]

Ada beberapa insiden kecil dalam sejarah MRT ini. Tanggal 5 Agustus 1993, 2 kereta bertabrakan di Clementi karena adanya tumpahan minyak di rel kereta, menyebabkan 132 orang terluka.[116] Selagi pembangunan Jalur Lingkar tanggal 20 April 2004, terowongan yang sedang dibangun di bawah Nicoll Highway amblas dan menyebabkan kematian 4 orang.[117] Kepercayaan keseluruhan publik pada jalur Timur Utara dan Timur Laut yang mulai menua dipertanyakan publik setelah adanya beberapa gangguan pada kereta pada tahun 2011.[118]

Pada 15 Desember 2011 pelayanan Mass Rapid Transit (MRT) sempat mengalami gangguan yang disebabkan oleh kerusakan rel ketiga di jalur Dhoby Ghaut dan City Hall. Kerusakan rel ini berimbas pada kerusakan rem kampas 4 kereta sehingga keempatnya harus 'diistirahatkan' untuk sementara. Satu kereta di Stasiun Braddell, satu kereta di stasiun Orchard, dan dua kereta di stasiun Dhoby Ghaut. Akibat insiden ini, ratusan penumpang di sejumlah stasiun MRT di Singapura sempat telantar. Bahkan penumpang yang sudah naik ke dalam MRT terpaksa keluar berjalan kaki menuju jalan raya. Layanan MRT kembali beroperasi 16 Desember 2011.[119] Tanggal 17 Desember 2011, layanan MRT kembali mengalami kerusakan selama 7 jam di wilayah Ang Mo Kio dan Stasiun Marina Bay.[120]

Pengawasan

 
Kamera CCTV di stasiun MRT
 
Aktivitas monitor kamera CCTV di Stasiun MRT City Hall. Video ditampilkan real-time dan menunjukkan pintu masuk stasiun.

Masalah yang berhubungan dengan kriminal dan tindak terorisme pada MRT Singapura belum menjadi perhatian serius ketika pertama kali dibangun.[121] Namun, setelah Pengeboman kereta Madrid 11 Maret 2004 dan rencana penyerangan kantor kedutaan besar di Singapura[122] operator memperkerjakan penjaga untuk mematroli platform stasiun dan mengecek bawaan para penumpang.[123]

Pengumuman berulang kali disiarkan untuk mengingatkan penumpang agar melaporkan tindakan mencurigakan dan tidak meninggalkan barang bawaan. Kamera CCTV digital telah dilengkapi dengan kemampuan merekam di semua stasiun dan kereta yang dioperasikan SMRT Corporation.[124][125] Tempat sampah dan boks surat juga dilepas dari platform stasiun sampai gerbang masuk, untuk meminimalisir risiko bom ditempatkan disitu.[126] Fotografi tanpa izin juga dilarang di semua stasiun MRT sejak pengeboman Madrid, namun tidak tertulis secara resmi.[127]

Tanggal 14 April 2005, Singapore Police Force mengumumkan rencana untuk menambah keamanan kereta dengan mendirikan unit khusus transportasi publik yang hari ini disebut Public Transport Security Command atau TRANSCOM.[128] Para petugasnya berpatroli di sistem MRT dan LRT mulai 15 Agustus 2005 secara random.[129] Mereka terlatih dan mempunyai otorisasi untuk menggunakan senjata jika diperlukan.[130] Tanggal 8 Januari 2006, latihan sipil yang melibatkan lebih dari 2000 personel dari 22 agen pemerintah (berkode Exercise Northstar V), mensimulasikan serangan bom dan senjata kimia di Stasiun MRT Dhoby Ghaut, Toa Payoh, Raffles Place dan Marina Bay. 13 stasiun ditutup dan sekitar 3.400 penumpang terkena imbasnya akibat penutupan selama 3 jam.[131]

Tanggal 22 November 2012, Land Transport Authority melakukan pelatihan terhadap ancaman ledakan dengan SMRT untuk menguji manajemen risiko kecelakaan jika ada gangguan pada pelayanan kereta. Total, sekitar 135 personel termasuk perwakilan dari Transport Command Singapore Police Force (TransCom) dan SBS Transit berpartisipasi dalam pelatihan ini. Pelayanan kereta berlangsung seperti biasa dan penumpang tidak terpengaruh dengan pelatihan ini. Pelatihan ini mempunyai kode nama 'Exercise Greyhound'.[132]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Bus and train ridership hits new high". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-15. Diakses tanggal 16 Maret 2016. 
  2. ^ "Singapore Land Transport Statistics 2013" (PDF). Land Transport Authority. Diakses tanggal 10 August 2014. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Singapore MRT". Explore Singapore's "MRTpedia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 18 April 2010. 
  4. ^ Land Transport Authority, Singapore 1996, pg. 8
  5. ^ "Train, bus runs". The Straits Times. Singapore. 24 December 2007. hlm. 18. 
  6. ^ Sharp 2005, p. 66
  7. ^ Fwa Tien Fang (4 September 2004). "Sustainable Urban Transportation Planning and Development — Issues and Challenges for Singapore". Department of Civil Engineering, National University of Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal 2008-12-18. 
  8. ^ a b c "1982 – The Year Work Began". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-29. Diakses tanggal 2013-11-16. 
  9. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, pp. 8–9
  10. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, p. 10.
  11. ^ Sharp 2005, p. 109.
  12. ^ Sharp 2005, p. 110
  13. ^ a b Lim Seng Tiong (11 February 1996). "Bukit Panjang to get S'pore's first light rail train". The Straits Times. Singapore. hlm. 1. 
  14. ^ Sharp 2005, p. 122.
  15. ^ Karamjit Kaur (26 July 1999). "Bukit Panjang LRT to begin operating on Nov 6". The Straits Times. Singapore. hlm. 3. 
  16. ^ Karamjit Kaur (9 February 2002). "Next stop: Changi Airport; New MRT station at airport opens. With wider fare gates and a futuristic design, it promises to be a hit with commuters". The Straits Times. hlm. 3. 
  17. ^ Hasnita A Majid (28 August 2005). "Residents bring up 'white elephant' Buangkok MRT during minister's visit". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-05. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  18. ^ Yvonne Cheong (12 November 2005). "Grassroots leaders plan celebration for Buangkok MRT station opening". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-02. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  19. ^ Yeo Ghim Lay; Goh Yi Han (28 February 2009). "Boon for Boon Lay". The Straits Times. hlm. 32. 
  20. ^ Cheryl Lim (21 February 2009). "Boon Lay MRT extension offers shorter journey times". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-24. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  21. ^ a b c d e f "Projects - Downtown Line - Stages". Land Transport Authority of Singapore. 17 December 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-03. Diakses tanggal 23 June 2014. 
  22. ^ "Downtown Line Stage 1 officially opened by PM Lee". The Straits Times. 21 December 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-22. Diakses tanggal 22 December 2013. 
  23. ^ "North-South Line". Land Transport Authority. 19 August 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-11. Diakses tanggal 22 November 2014. 
  24. ^ a b "East-West Line". Land Transport Authority. 29 January 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-11. Diakses tanggal 22 November 2014. 
  25. ^ a b c "Our Businesses". SMRT Corporation Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 13 June 2014. 
  26. ^ a b "Overview - North East Line". SBS Transit Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-08. Diakses tanggal 23 June 2014. 
  27. ^ a b Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, p. 14
  28. ^ "Civil Defence Shelter Programme". Singapore Civil Defence Force. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-30. Diakses tanggal 2007-01-01. 
  29. ^ a b Kwan Cheng Fai (April 1987). Architecture of Singapore MRT Underground Stations Concept Layout and Planning. MRTC & IES 1987, pp. 29–33. 
  30. ^ Eoin Licken (1 July 1999). "New Frontier for Mobile-Phone Operators Lies Underground". The New York Times. Paris. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-01. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  31. ^ Pang Kia Seng, Michael T W Grant, Tom Curley & Scott Danielson (April 1987). Architectural Aspects of Singapore's Mass Rapid Transit Elevated Stations. MRTC & IES 1987, pp. 13–27. 
  32. ^ Geraldine Yeo (8 February 1996). "MRT shops: What works and why". The Straits Times. Singapore. hlm. 43. 
  33. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore, Trackline Volume 4 No. 5 (October 1987), "A safe railway for all", pp. 4–5.
  34. ^ Dr. Ing D Herrmann (April 1987). Heavy Duty Escalators and Their Special Features for MRT. MRTC & IES 1987, pp. 341–350. 
  35. ^ a b Sharp 2005, pp. 176–179.
  36. ^ Toh Su Fen (Land Transport Authority) (2 July 1998). "Public transport can't cater to all disabled (Letter to the editor)". The Straits Times. Singapore. hlm. 49. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-25. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  37. ^ Asha Popatlal (12 March 2004). "Tactile tiles to help blind navigate Singapore's MRT stations". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-03-17. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  38. ^ Land Transport Authority et al., Journeys Issue 42 (Jan/Feb 2003), "Get a Lift-up!", p. 10.
  39. ^ "COS 2012: Land Transport Updates" (Siaran pers). Ministry Of Transport. 7 March 2012.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2012-12-25. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  40. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, pg. 46
  41. ^ B B Broms & J N Shirlaw (1987). "Depot Sites". MRTC & IES 1987, pg. 71-77. 
  42. ^ a b "Room to develop at new Circle MRT Line depot". The Straits Times. 28 October 2003. 
  43. ^ Royston Sim & Maria Almenoar (14 Agustus 2012). "New MRT line in east by 2020; will have 10 stops". The Straits Times. Singapura. 
  44. ^ a b c d "Joint News Release by the Land Transport Authority & Singapore Land Authority – Thomson-East Coast Links". Land Transport Authority. 15 Agustus 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2016-06-09. 
  45. ^ Audrey Teo-Loh & Patrick de Labrusse (April 1987). Orchard Station Architectural Works. MRTC & IES 1987, pp. 53–63'. 
  46. ^ Khaw Boon Wan (6 June 2003). "Speech at Launch of Art In Transit" (Siaran pers). Ministry of Information, Communications and the Arts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2007.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2007-11-29. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  47. ^ Naidu Ratnala Thulaja. "Woodlands MRT Station". National Library Board Infopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-25. Diakses tanggal 2007-11-26. 
  48. ^ "Art in Transit brochure" (PDF). Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2005-08-30. Diakses tanggal 2005-12-07. 
  49. ^ Karamjit Kaur (11 February 1998). "Changi Airport MRT station designed for travellers". The Straits Times. hlm. 1. 
  50. ^ "EXPO Station, Singapore, 1997–2000". Foster and Partners. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-18. Diakses tanggal 2007-09-20. 
  51. ^ "15 of the Most Beautiful Subway Stops in the World, BootsnAll Travel Guide". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-31. Diakses tanggal 2015-01-25. 
  52. ^ "Bras Basah Mass Rapid Transit Station". World Buildings Directory. 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-20. Diakses tanggal 2015-01-25. 
  53. ^ a b Land Transport Authority, Singapore 1996, pp. 44–47
  54. ^ "Other Rail Projects". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-12-13. Diakses tanggal 2005-12-07. 
  55. ^ "Land Transport Masterplan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-03-28. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  56. ^ a b c "Construction Starts for Tuas West Extension". Land Transport Authority. 4 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-02. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  57. ^ "Canberra Station". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-30. Diakses tanggal 2016-06-11. 
  58. ^ a b c "Projects - Thomson Line". Land Transport Authority of Singapore. 23 Agustus 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-03. Diakses tanggal 24 Juni 2014. 
  59. ^ a b "Circle line 6". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-05. Diakses tanggal 2016-06-11. 
  60. ^ a b c d e f g h "TWO NEW RAIL LINES AND THREE NEW EXTENSIONS TO EXPAND RAIL NETWORK BY 2030". Land Transport Authority. 17 Januari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-06. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  61. ^ Asha Popatlal (5 November 2006). "MRT feasibility studies underway for Downtown Line". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-05. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  62. ^ a b "Speech by Mr Raymond Lim, Minister for Transport, at the Visit to Kim Chuan Depot, 25 January 2008, 9.00am" (Siaran pers). Ministry of Transport. 25 January 2008.  "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-12. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  63. ^ Dominique Loh (27 April 2007). "Govt approves S$12b MRT Downtown Line to be built by 2018". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-09. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  64. ^ Christoper Tan (28 April 2007). "33-station Downtown Line gets go-ahead, will be ready by 2018". The Straits Times. hlm. 1. 
  65. ^ Imelda Saad (15 July 2008). "Downtown Line Stage 2 to have 12 stations". Channel NewsAsia. Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-19. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  66. ^ "Land Transport Masterplan: Downtown Line Stage 1 to open on Dec 22". The Straits Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  67. ^ "Speech by Mrs Josephine Teo, Minister of State, Ministry of Finance and Ministry of Transport, at DTL3 Tunelling Works Ceremony". Ministry Of Transport. Diakses tanggal July 11, 2012. [pranala nonaktif permanen]
  68. ^ "Speech by Mr Lui Tuck Yew, Minister for Transport, at the Inspection of Downtown Line 1 Station and Announcement of Thomson Line alignment, 29 August 2012, 10.00am at Telok Ayer Station". Ministry of Transport. 29 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-08. Diakses tanggal August 29, 2012. 
  69. ^ a b "Hyogo Works History". Kawasaki Heavy Industries. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-11-18. Diakses tanggal 2006-03-19. 
  70. ^ a b c Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, p. 15.
  71. ^ Chris Sherwell (12 April 1984). "Kawasaki wins major Singapore metro contract". The Financial Times. London. hlm. 1. 
  72. ^ "References — Metro System, MRTC, Six-Car Units, Singapore". Siemens AG. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-31. Diakses tanggal 2005-12-07. 
  73. ^ "Improved MRT train for a better ride arrives". The Straits Times. 21 September 1994. hlm. 3. 
  74. ^ "Soon, a shorter wait for MRT trains". The Straits Times. 9 Mei 2000. hlm. 31. 
  75. ^ "Both orders for Singapore Subway Train 132 LTA". 29 Agustus 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-23. Diakses tanggal 5 September 2012. 
  76. ^ "LTA awards $368m train supply job". The Business Times. Singapura. 7 Mei 2009. 
  77. ^ "AWARD OF CONTRACT 151A; 22 NEW TRAINS FOR NORTH-SOUTH / EAST-WEST LINES". 6 May 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-15. Diakses tanggal 6 May 2009. 
  78. ^ "Trains for North-South/East-West Lines and Tuas West Extension". Land Transport Authority. 28 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-16. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  79. ^ "Alstom to supply 34 Metropolis trains and signaling upgrade to Singapore metro" (Siaran pers). Paris: Alstom. 1 February 2012. Diakses tanggal 8 April 2012.  "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-10. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  80. ^ Xavier Champaud (24 October 2005). "CCL — The Longest Automatic Metro Line In The World" (PDF). IRSE Technical Convention, Singapore: Institution of Railway Signal Engineers, Singapore: 6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-02-25. Diakses tanggal 2008-12-18. 
  81. ^ "Award of Electrical and Mechanical Systems Contract 830 for the Marina Line". Land Transport Authority. 28 December 2000. Archived from the original on 2001-07-01. Diakses tanggal 12 July 2014. 
  82. ^ "LTA and SMRT Award Contracts for New Trains and Re-Signalling Project". Land Transport Authority. 1 February 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-29. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  83. ^ a b "Shorter Waiting Time With 15 More Trains For Downtown Line". Land Transport Authority. March 28, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-11. Diakses tanggal March 28, 2013. 
  84. ^ "First Downtown Line train lands in Singapore". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-29. Diakses tanggal November 16, 2013. 
  85. ^ Christopher Tan (8 November 2008). "Downtown train deal goes to Bombardier". The Straits Times. hlm. 45. 
  86. ^ "LTA Awards 6 Downtown Line Contracts Totalling $1.13 Billion". Land Transport Authority. 7 Nov 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-11. Diakses tanggal 7 Nov 2008. 
  87. ^ "Contract T251". Land Transport Authority. 28 May 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-29. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  88. ^ "Train and System Information (Trains)" (Archive). SMRT Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-04-01. Diakses tanggal 2007-01-02. 
  89. ^ I J Mortimer & M Ishizuka (April 1987). Mechanical Features of Singapore MRT Rolling Stock. MRTC & IES 1987, pp. 411–419. 
  90. ^ Ching Li Tor (4 May 2005). "Fair grounds for fare hikes?". Today. Singapore. 
  91. ^ T. Rajan (5 November 2006). "MRT trains get $145m overhaul". The Straits Times. Singapore. hlm. 1. 
  92. ^ a b Karamjit Kaur (20 November 2002). "Driverless MRT trains on new line will be safe; The North-East MRT line will have safety features like CCTVs and smoke detectors to protect commuters, says LTA". The Straits Times. hlm. 10. 
  93. ^ Land Transport Authority et al., Journeys Issue 42 (Jan/Feb 2003), "Safe, Sound and Fully Automated", pp. 8–9.
  94. ^ "Commencement of revenue service at Changi Airport Station" (PDF) (Siaran pers). SMRT Corporation. 6 February 2002.  "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-10-03. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  95. ^ "Board MRT to airport from Tanah Merah". The Straits Times. 18 July 2003. hlm. 2. 
  96. ^ Karamjit Kaur; Shahida Ariff (24 April 2002). "MRT slow-down as trains are taken off for checks; SMRT pulls out 21 trains after detecting gear fault; longer wait for commuters, direct service to Changi Airport affected". The Straits Times. hlm. 6. 
  97. ^ "Joint Team on Track to Meet COI Recommendations to Improve Rail Reliability". Land Transport Authority. 14 May 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-25. Diakses tanggal 18 July 2014. 
  98. ^ R C Longden & E W Finch (April 1987). Automatic Fare Collection — Serving the Commuter. MRTC & IES 1987, pp. 319–324. 
  99. ^ a b c Sharp 2005, pp. 113–115.
  100. ^ a b Land Transport Authority, Singapore 1996, pp. 58–59.
  101. ^ "Tricky balance in fare changes". The Straits Times. 17 September 2007. hlm. 21. 
  102. ^ Yvonne Cheong (14 April 2005). "Public transport fare hike not justified as SMRT still profitable: CASE". Channel NewsAsia. Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-02. Diakses tanggal 2015-01-17. 
  103. ^ Christopher Tan (13 September 2008). "Bus and MRT fares to go up from Oct 1". The Straits Times. hlm. 1. 
  104. ^ "No Revision To Bus And Train Fares, And New NEL Fare Structure Approved" (PDF) (Siaran pers). Public Transport Council. 8 May 2003. [pranala nonaktif permanen]
  105. ^ a b Maria Almenoar (9 January 2009). "Free replacement exercise on till Sept 30". The Straits Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-05. Diakses tanggal 2009-07-20. 
  106. ^ Imelda Saad (26 August 2008). "New e-payment system and next generation card for public transport". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-30. Diakses tanggal 2015-01-22. 
  107. ^ Maria Almenoar (13 December 2007). "New unlimited travel pass for visitors". The Straits Times. hlm. 35. 
  108. ^ Tammy Tan (SBS Transit) (24 December 2005). "Measures in place to ensure safe ride on NEL (Letter to the editor)". The Straits Times. hlm. 12. 
  109. ^ Y C Siew & J P Copsey (April 1987). Singapore Mass Rapid Transit System Design for Fire and Emergency. MRTC & IES 1987, pp. 131–139. 
  110. ^ "Safety at MRT and LRT Stations — Respect The Yellow Line" (Siaran pers). Land Transport Authority. 20 November 2005.  "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-16. Diakses tanggal 2015-01-18. 
  111. ^ "Platform screen doors for all above-ground MRT stations by 2012". The Straits Times. 25 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-28. Diakses tanggal 2015-01-18. 
  112. ^ Yeo Ghim Lay (3 September 2008). "Platform doors for elevated MRT stations". The Straits Times. hlm. 26. 
  113. ^ "LTA Completes Installation of Half Height Platform Screen Doors". Land Transport Authority. 14 March 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-02. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  114. ^ "Rapid Transit Systems Act (Chapter 263A, Section 42)". Singapore Statutes Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-08-23. Diakses tanggal 2005-12-07. 
  115. ^ Teh Jen Lee (27 July 2009). "Fine for eating sweets too strict?". The New Paper. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-28. Diakses tanggal 2014-03-28. 
  116. ^ Matthew Pereira; Branden Pereira (6 August 1993). "MRT Trains collide at Clementi: 132 hurt". The Straits Times. hlm. 1 & 25. 
  117. ^ A. M. Puzrin, E. E. Alonso, N. M. Pinyol (2010). "Braced Excavation Collapse: Nicoll Highway, Singapore". Geomechanics of Failures. Springer: 151–181. doi:10.1007/978-90-481-3531-8_6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-19. Diakses tanggal 28 March 2014. 
  118. ^ Hetty Musfirah & Abdul Khamid (10 Jul 2012). "Govt shares some blame for Dec's MRT breakdowns: Lui". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-28. Diakses tanggal 28 March 2014. 
  119. ^ "Artikel:"Layanan MRT di Singapura Beroperasi Lagi " di detik.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-27. Diakses tanggal 2011-12-16. 
  120. ^ "Artikel:"Rusak Selama 7 Jam, MRT Singapura Kembali Beroperasi " di detik.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-27. Diakses tanggal 2011-12-17. 
  121. ^ López, M.J.J. (1996), Den Haag: RCM-advies, "Crime Prevention Guidelines for the Construction & Management of Metro Systems" Diarsipkan 2006-02-03 di Wayback Machine., pp. 35–39.
  122. ^ "The Link of the Yishun Videotape" (Siaran pers). Minister for Home Affairs (Singapore). 24 January 2002.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2012-12-05. Diakses tanggal 2021-05-12. 
  123. ^ Goh Chin Lian (1 June 2004). "Security guards start MRT patrols". The Straits Times. hlm. 4. 
  124. ^ Johnson Choo (7 August 2004). "CCTVs at 35 elevated MRT stations to have recording capability by Oct 2004". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-03-08. Diakses tanggal 2015-01-18. 
  125. ^ Goh Chin Lian (6 June 2006). "Buses, trains get security cameras". The Straits Times. hlm. 5. 
  126. ^ Goh Chin Lian (13 May 2005). "Postboxes moved out of MRT, LRT stations". The Straits Times. Singapore. hlm. 5. 
  127. ^ Karen Chow (SMRT Corporation) (4 September 2007). "Why no photos at MRT stations... (Letter to the editor)". The Straits Times. hlm. 29. 
  128. ^ Dominique Loh (2 May 2005). "MRT stations to have armed police officers on patrol". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-02. Diakses tanggal 2015-01-25. 
  129. ^ Khushwant Singh; Asad Latif (16 August 2005). "Armed police patrol trains". The Straits Times. hlm. 1. 
  130. ^ Johnson Choo (15 August 2005). "Special armed police unit begins MRT patrols". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-02. Diakses tanggal 2015-01-25. 
  131. ^ "Singapore holds largest-ever terror attack response drill". Channel NewsAsia. 8 January 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-05. Diakses tanggal 2015-01-25. 
  132. ^ "GROUND DEPLOYMENT EXERCISE TO IMPROVE MRT INCIDENT MANAGEMENT". Land Transport Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-12. Diakses tanggal 2015-01-25. 

Lihat pula

Pranala luar