Ulugh Beg

Ilmuwan Muslim di bidang astronomi, matematika, dan sains


Ulugh Beg (Bahasa Persia: میرزا محمد طارق بن شاہرخ الغ‌بیگ – Mīrzā Muhammad Tāraghay bin Shāhrukh Uluġ Beg) adalah Sultan Khorasan dan ahli astronomi dan metematika. Ulugh Beg dilahirkan di Soltaniyah, Iran pada tahun 1394 dan meninggal pada tahun 1449 di Samarkand, Uzbekistan.

Infobox orangUlugh Beg

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(fa) الغ‌بیگ
(ar) ميرزا محمد طارق بن شاه رخ وش Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran(fa) میرزا محمد طارق بن شاه رخ Edit nilai pada Wikidata
22 Maret 1394 Edit nilai pada Wikidata
Soltaniyeh Edit nilai pada Wikidata
Kematian27 Oktober 1449 Edit nilai pada Wikidata (55 tahun)
Samarkand Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanGur-e Amir Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! 39°38′54″N 66°58′08″E / 39.6483°N 66.9689°E / 39.6483; 66.9689 Edit nilai pada Wikidata
Penguasa monarki Dinasti Timuriyah
1447 – 1449 (kematian)
← Shah RukhAbdal-Latif Mirza (en) Terjemahkan → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanastronom, calligrapher (en) Terjemahkan, matematikawan, astrologer (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Murid dariQāḍī Zāda al-Rūmī (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
MuridAli Qushji (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Lain-lain
Gelar bangsawanBey Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
KeluargaDinasti Timuriyah Edit nilai pada Wikidata
AnakAbdal-Latif Mirza (en) Terjemahkan, Rabiya Sultan Begim (mul) Terjemahkan, Abd al-Aziz ibn Ulugh Beg (mul) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Orang tuaShah Rukh Edit nilai pada WikidataGoharshad (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
SaudaraIbrahim Sultan (en) Terjemahkan, Baysonqor (en) Terjemahkan, Muhammad Juki (en) Terjemahkan, Soyurghatmish ibn Shahrukh (en) Terjemahkan dan Soyurghatmish ibn Shahrukh (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Sumbangan Ulugh Beg

sunting

Ia adalah cucu Timur Leng (Tamerlan) yang disebut sebagai penakluk Asia. Ulugh Beg masih keturunan Genghis Khan; pendiri Bangsa Mongol. Jika Timur Leng dan anggota keluarganya yang lain adalah tentara, maka Ulugh Beg adalah seorang ilmuwan.

Dia diamanahkan ayahnya untuk menjadi raja di daerah Samarkand, Uzbekistan. Sesuai dengan minatnya yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan, dia bangun kota tersebut menjadi sebuah pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan muslim. Di kota Samarkand, ia membangun madrasah atau semacam universitas saat ini, dan mengundang banyak ilmuan untuk melakukan riset. Riset yang dilakukan bukan terbatas pada bidang sastra dan kajian Al Quran saja. Ia bahkan fokus pada penelitian di bidang matematika, trigonometri, dan geometri.

Sampai sekarang bangunan-bangunan dan monumen-monumen peninggalan Ulugh Beg dapat kita lihat di kota Samarkand. Di sanalah ia menulis lirik-lirik syair, buku-buku sejarah dan mengkaji Qur’an. Meskipun demikian, astronomi dan matematika merupakan bidang utama yang sangat menarik perhatiannya. Ia turun tangan secara langsung melakukan kajian dan pengamatan tentang bintang-bintang. Pada tahun 1420 ia membangun sebuah observatorium di Samarkand untuk meneliti planet-planet dan bintang-bintang.

Ulugh Beg membuat gedung pengamatan bintang terbesar di dunia. Gedung itu berupa busur derajat setinggi 40 meter (setinggi gedung 10 lantai). Gedung itulah yang kemudian menjadi observatorium terbesar di dunia. Bersama beberapa sarjana, ia menyusun data-data astronomis, yang dikenal dengan naman Zeij Ulugh Beyj. Zeyj (tabel) tersebut selesai disusun pada tahun 1437 M, dan pada abad 17, zeij ini diterjemahkan ke bahasa Barat.

Di observatorium inilah Ulugh Beg dan timnya mewujudkan cinta mereka kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh bekerja dan beribadah. Dari hasil observasi tersebut, mereka menyiapkan tabel-tabel astronomi matahari, bulan, dan planet yang telah diamati dengan tingkat kecermatan tinggi dan akurasinya tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil pengamatan astronom modern yang menggunakan berbagai teleskop canggih. Dari hasil pengamatan dan perhitungannya, ia dan timnya juga mengoreksi perhitungan yang pernah dibuat oleh astronom-astronom Romawi seperti Ptolemeus. Hasil-hasil observasi mereka terhimpun antara lain dalam kitab “Zij-i- Djadid-iSultani[1]

Selain itu, masih banyak kitab-kitab lain yang mereka tulis dalam bahasa Arab. Beberapa hasil karya mereka diterjemahkan oleh astronom Inggris dan Prancis beberapa ratus tahun kemudian. Hal ini menunjukkan bahwa hasil observasi dan perhitungan mereka sangat canggih untuk ukuran zaman itu sehingga datanya masih sangat berguna ratusan tahun kemudian.

Bangunan observatorium Ulugh Beg di Samarkand berwujud sebagai peralatan raksasa yang dirancang sedemikian rupa untuk mengamati bintang-bintang di satu lokasi yang tetap di cakrawala. Interiornya berupa sebuah terowongan batu yang cukup lebar dan panjang di mana pangkalnya berada di bawah tanah dan berujung pada alam terbuka beratapkan langit. Di dalamnya dilengkapi dengan 2 (dua) jeruji batu yang ditempatkan pada posisi tepat sehingga memberi hasil yang maksimal dalam menghitung ketinggian jarak bintang-bintang. Observatorium Ulugh Beg di Samarkand pun terbukti sangat canggih sehingga peralatan seperti ini masih ditiru dan digunakan oleh astronom-astronom Eropa pada masa kini. Beberapa di antaranya yakni observatorium Uraniborg (1576) dan observatorium Stierneborg (1584). Tidak hanya dari segi penampilan fisik dan arsitekturnya yang mencontoh observatorium Ulugh Beg, melainkan juga dari sisi kualitas dan kuantitas peralatan, bahkan manajemen operasinya.

Catatan Kaki

sunting

Referensi

sunting
  • 1847. L. P. E. A. Sedillot (1808–1875). Prolegomenes des Tables astronomiques d’Oloug Beg, publiees avec Notes et Variantes, et precedes d’une Introduction. Paris: F. Didot.
  • O'Connor, John J.; Robertson, Edmund F., "Ulugh Beg", MacTutor History of Mathematics archive, University of St Andrews.