Usulan pembentukan Liga Super Eropa
Usulan pembentukan Liga Super Eropa yang mempertandingkan tim sepak bola dari negara-negara di benua Eropa sudah diwacanakan sejak tahun 1990-an. Keberadaan kompetisi ini ditentang oleh badan sepak bola dunia, termasuk FIFA dan UEFA.
Sejarah
suntingPada tahun 1998, perusahaan Media Partners asal Italia mulai mengonsep ide tersebut. Namun rencana tersebut menguap setelah UEFA mengembangkan sistem kompetisi Liga Champions UEFA dan mengakhiri kompetisi Piala Winners UEFA dengan tujuan mengakomodasi klub-klub yang diperkirakan tergiur untuk bergabung ke Liga Super.[1]
Pada Juli 2009, Presiden Real Madrid Florentino Pérez kembali mewacanakan ide ini. Sebulan setelahnya, pelatih Arsenal Arsène Wenger memperkirakan akan ada kompetisi liga super dalam jangka waktu 10 tahun mendatang dikarenakan tekanan pendapatan dari tim-tim elite Eropa.[2]
Pada Februari 2012, Clarence Seedorf juga memperkirakan akan dimulainya kompetisi ini, dan memberikan dukungannya.[3] Pada April 2013 pelatih tim nasional Skotlandia Gordon Strachan mengatakan bahwa klub besar Skotlandia yakni Celtic dan Rangers berpeluang akan bergabung ke Liga Super Eropa yang terdiri adah 38 klub sepak bola berbeda dalam dua hierarki liga.[4]
Usulan Florentino Pérez tahun 2009
suntingPada 4 Juli 2009, Florentino Pérez mengkritik Liga Champions saat ini, dengan mengatakan "kami harus menyetujui Liga Super Eropa baru yang menjamin bahwa klub yang terbaik selalu bermain dengan yang terbaik–sesuatu yang tidak terjadi di Liga Champions."[5] Perez menyatakan bahwa ia akan mendorong pencetusan liga tandingan yang berisi klub-klub ternama Eropa jika UEFA tidak berbuat lebih banyak untuk memastikan tim-tim ini bermain satu sama lain setiap tahun .[6]
Di bawah rencana Perez, tim-tim terbaik benua Eropa akan tetap menjadi bagian dari perwakilan negara mereka masing-masing, tetapi akan dijamin mendapat kesempatan untuk bermain satu sama lain pada setiap akhir musim kompetisi reguler.[6]
Usulan Stephen M. Ross
suntingPada tahun 2016, perwakilan klub-klub sepak bola dari Liga Utama Inggris yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, dan Manchester United, terpantau melaksanakan rapat dengan perwakilan taipan Amerika Serikat Stephen M. Ross dengan bahasan wacana pembentukan Liga Super Eropa.[7]
Perubahan sistem kompetisi UEFA tahun 2016
suntingPada tahun 2016, UEFA kembali mewacanakan pembentukan liga tertutup yang mempertandingkan 16 klub sepak bola Eropa terbaik berdasarkan peringkat liga domestik. 16 tim ini akan dibagi ke dalam dua grup, masing-masing berisi 8 peserta. Setelah 56 pertandingan dilangsungkan dalam sistem kompetisi, empat tim teratas di masing-masing grup akan melaju ke babak gugur. Rencana itu ditolak UEFA, alih-alih mengusulkan untuk mengubah struktur kompetisi Liga Champions UEFA.
Dalam pengumuman UEFA, pada rangkaian musim 2018–21, Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman akan mendapatkan empat tempat di babak gugur Liga Champions UEFA tanpa perlu mengikuti babak kualifikasi. Ini berarti akan ada 26 tempat yang secara otomatis diisi di fase grup, bertambah empat dari rangkaian sebelumnya. Enam tempat tersisa akan datang dari jalur juara liga (turun dari 5 tim menjadi 4 tim) dan jalur non-juara (turun dari 5 tim menjadi 2 tim). Jika juara kompetisi ini memenuhi syarat untuk Liga Champions dari liga domestiknya, juara negara dengan peringkat ke-11 koefisien UEFA akan lolos ke babak grup Liga Champions UEFA; jika tidak, juara kompetisi berhak mempertahankan gelarnya. Juara bertahan Liga Eropa UEFA juga memperoleh hak untuk bersaing di penyisihan grup Liga Champions UEFA, tanpa kesempatan untuk mengamankan tempat di babak play-off secara langsung seperti dalam perjanjian siklus tahun 2015-18. Jika juara Liga Eropa UEFA secara otomatis lolos ke babak grup Liga Champions UEFA melalui liga domestiknya, tim peringkat ketiga dari negara dengan peringkat ke-5 koefisien UEFA akan menggantikan pemenang LEU ini.[8]
Bocoran 2018
suntingPada November 2018, pembocor informasi sepak bola Eropa Football Leaks mengklaim telah ada pembicaraan rahasia tentang pembentukan kompetisi klub benua baru, Liga Super Eropa, yang akan mulai digelar pada 2021.[9] Namun klaim tersebut tidak terjadi.
Pembentukan Liga Super tahun 2021
suntingPada Oktober 2020, Sky Sports mengklaim bahwa FIFA mengusulkan pengganti Liga Champions UEFA yang disebut Liga Utama Eropa yang melibatkan hingga 18 tim dalam sistem kompetisi penuh dan turnamen babak gugur dengan sistem playoff tanpa degradasi yang mirip dengan kompetisi olahraga liga utama di Amerika Serikat seperti NHL, NFL, NBA dan MLB.[10] Klub Liga Utama Inggris serta klub dari Spanyol, Italia, Prancis dan Jerman telah diundang. Barcelona telah menerima proposal untuk bergabung dengan Liga Super, sehari sebelum presidennya Josep Maria Bartomeu mengundurkan diri.[11]
Namun, pada 21 Januari 2021, FIFA dan seluruh konfederasi sepak bola benua (AFC, CAF, CONCACAF, CONMEBOL, OFC, dan UEFA) mengeluarkan pernyataan penolakan pembentukan liga tandingan apa pun dari Liga Super Eropa. Setiap klub atau pemain yang akan bermain pada liga seperti ini akan dilarang bermain di kompetisi yang diselenggarakan FIFA atau salah satu dari enam konfederasi sepak bola benua tersebut.[12] Meski demikian, proposal tersebut masih dalam pembahasan oleh klub-klub seperti Manchester United dan Liverpool; dalam dokumen proposal tersebut disebutkan bahwa liga semacam itu akan dimulai pada musim 2022-23, dengan 15 anggota tetap termasuk enam klub Liga Utama, dan setiap klub akan dibayar hingga £ 310 juta untuk setiap klub yang bergabung, diikuti hingga £ 213 juta untuk bayaran kompetisi per musim.[13]
Pada 18 April 2021, New York Times melaporkan bahwa 12 klub sepak bola Inggris, Italia, dan Spanyol menyetujui pembentukan kompetisi Liga Super Eropa. Dalam laporan tersebut, setiap tim yang akan bergabung ke kompetisi ini akan mendapatkan bayaran sedikitnya $400 juta (£290 juta).[14] Di hari yang sama, sebuah siaran pers resmi penyelenggara kompetisi dirilis pada publik. Dalam siaran pers tersebut, dua belas klub yakni Real Madrid, Barcelona, Atlético Madrid, Manchester United, Manchester City, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, Liverpool, Juventus, Inter Milan, dan AC Milan menjadi klub-klub pemrakarsa kompetisi, dengan peluang tambahan tiga klub lainnya untuk bergabung sebagai klub peserta dalam musim perdana kompetisi ini. Direncanakan akan ada 20 tim yang berkompetisi, dengan kemungkinan lima klub akan lolos di setiap tahunnya berdasarkan penampilan di musim sebelumnya. Liga akan berlangsung pada bulan Agustus hingga Mei, dimulai dengan babak grup yang berisikan 10 peserta dalam dua grup. Tiga klub teratas di setiap grup secara otomatis akan lolos ke perempat final; Klub urutan keempat dan kelima akan bersaing dalam playoff dua pertandingan untuk memperebutkan tempat tersisa. Babak sistem gugur dua pertandingan akan dilangsungkan untuk menentukan dua tim yang akan tampil di final. Babak final sendiri berlangsung satu pertandingan di tempat netral.[15][16]
Kritik
suntingUsulan pembentukan Liga Super Eropa dikritik keras oleh penggemar sepak bola dan pihak-pihak yang berkecimpung di dunia sepak bola, dengan catatan bahwa kompetisi ini akan merusak kompetisi saat ini, termasuk Liga Champions, dan klub-klub yang berada di dalamnya. Beberapa pihak juga menilai bahwa kompetisi ini dipandang hanya sebagai "perebutan kekuasaan" oleh klub-klub besar untuk mendapatkan lebih banyak uang dan kendali atas sepak bola. Gelandang tim nasional Jerman dan Real Madrid Toni Kroos mengkritik rencana ini pada tahun 2020, bahwa "jurang antara klub-klub besar dan klub kecil akan semakin melebar. Tidak semua harus lebih cepat, dan semakin besar dengan banyak uang".[17] Rekan senegara Kroos Philipp Lahm ingin melihat susuan pemain "kosmopolitan" menuju Liga Super yang potensial dengan catatan, "Tapi seperti halnya pemain dari Istanbul, Warsawa, dan Bratislava mendapatkan kesempatan mereka di Euro, bukankah lebih baik untuk memasukkan tim dari Bruges, St Petersburg, Athena, Kopenhagen, dan Praha di sebuah kejuaraan Eropa?" [18] Dalam konferensi Financial Times’ Business of Football bulan Februari 2021, Simon Green, direktur BT Sport, pemegang hak siar Liga Champions UEFA di Britania Raya, mengingatkan bahwa Liga Super "tidak akan sepadan dengan liga domestik dan Liga Champions yang ada saat ini".[19]
Terkait laporan New York Times pada April 2021 mengenai rencana dimulainya Liga Super, aliansi penyelenggara kompetisi sepak bola Inggris, Italia, dan Spanyol, bersama UEFA menyatakan sikap untuk menentang keras bergulirnya kompetisi ini. UEFA juga mengancam bahwa klub dan pemain yang mengikuti kompetisi tersebut akan dilarang mengikuti kompetisi klub dan negara di bawah bendera UEFA.[20] Sementara, operator sepak bola di Jerman dan Pranciss ikut menentang kompetisi ini.[21][22] Dari pihak suporter, Football Supporters Europe menilai kompetisi ini "tidak sah, tidak bertanggung jawab, dan dirancang sebagai kompetisi tanpa persaingan".[23][24]
Dari kalangan pesepak bola, Gary Neville, mantan bek Manchester United dan pemilik bersama Salford City saat ini, mengkritik keras rencana pembentukan Liga Super Eropa sebagai “aib yang nyata” karena pemilik klub didorong oleh “keserakahan semata", dan mendesak FA untuk menghukum klub-klub yang bergabung ke kompetisi ini.[25] Sementara itu, dari pihak pemerintah negara Perdana Menteri Britania Raya Boris Johnson menilai pembentukan Liga Super Eropa akan sangat merusak sepak bola, dan mendukung tindakan yang akan dilakukan otoritas sepak bola.[26][27] Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik posisi klub-klub Prancis untuk menolak berpartisipasi dalam proyek Liga Super Eropa yang mengancam prinsip solidaritas dan olahraga.[28]
Referensi
sunting- ^ "Football: Uefa winning 'super league' war". The Independent. London. 24 October 1998.
- ^ Hytner, David (17 August 2009). "European super league will be here in 10 years, says Arsène Wenger". The Guardian. London.
- ^ "BBC - Chris Bevan: Seedorf predicts the shape of football's future". bbc.co.uk. Diakses tanggal 20 September 2018.
- ^ Ziegler, Martyn; Esplin, Ronnie (10 April 2013). "Celtic and Rangers will join European super league, says Scotland manager Gordon Strachan". The Daily Telegraph. London: Telegraph Media Group. Diakses tanggal 21 May 2013.
- ^ "Real Madrid's Florentino Perez reveals 'European Super League' ambition". The Daily Telegraph. London. 5 July 2009.
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-20. Diakses tanggal 2021-04-19.
- ^ "Could Stephen Ross Pave The Way For a European Super League?". thebiglead.com. 3 March 2016. Diakses tanggal 20 September 2018.
- ^ uefa.com (26 August 2016). "Media releases - Media – UEFA.org". uefa.com. Diakses tanggal 20 September 2018.
- ^ "Football Leaks claims Euro Super League talks held by clubs". BBC Sport. 2 November 2018. Diakses tanggal 7 November 2018.
- ^ Kleinman, Mark (20 October 2020). "European Premier League: Liverpool and Manchester United in talks for FIFA-backed tournament". Sky Sports. Diakses tanggal 20 October 2020.
- ^ "Barcelona president Josep Maria Bartomeu resigns". BBC. 27 October 2020.
- ^ Conn, David (21 Jan 2021). "Players and clubs threatened with ban if they join European Super League". The Guardian.
- ^ Ziegler, Martyn (21 January 2021). "European Super League would have six Premier League - each paid £310m to join". The Times.
- ^ Panja, Tariq (2021-04-18). "Top European Soccer Teams Agree to Join Breakaway League". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "COMUNICADO OFICIAL: LOS PRINCIPALES CLUBES EUROPEOS DE FÚTBOL ANUNCIAN LA NUEVA SUPERLIGA". realmadrid.com (dalam bahasa Spanyol). 2021-04-18. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Tariq Panja [@tariqpanja] (April 18, 2021). "And here we go. Confirmation of The New York Times reporting today: 12 clubs to form Super League, expect three more to join" (Tweet) – via Twitter.
- ^ "Toni Kroos opposes European Super League". Marca. Unidad Editorial. 11 November 2020. Diakses tanggal 11 November 2020.
- ^ Lahm, Philipp (8 April 2021). "A bigger, more diverse European super league can help enrich football". The Guardian. Diakses tanggal 8 April 2021.
- ^ Evans, Simon (17 February 2021). "European Super League less valuable to broadcasters than current model, BT Sport chief insists". The Independent. Independent Digital News & Media. Reuters. Diakses tanggal 20 February 2021.
- ^ UEFA.com (2021-04-18). "Statement by UEFA, the English Football Association, the Premier League, the Royal Spanish Football Federation (RFEF), LaLiga, the Italian Football Federation (FIGC) and Lega Serie A | Inside UEFA". UEFA.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Christian Seifert [@DFL_Official] (April 18, 2021). "DFL CEO Christian Seifert on rumoured Super League concept" (Tweet) – via Twitter.
- ^ "Communiqué de la FFF et de la LFP". LFP (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "Soccer Fans React To The New 'Super League' News". The Spun (dalam bahasa Inggris). 2021-04-18. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "Fanseurope - FSE CONDEMNS EUROPEAN SUPER LEAGUE PLANS". www.fanseurope.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-18. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "Gary Neville 'disgusted' by Premier League clubs involved in breakaway European Super League plans". Sky Sports (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "European super league plans would be 'very damaging' for football, says Boris Johnson". Sky News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-19.
- ^ Boris Johnson [@BorisJohnson] (April 18, 2021). "Plans for a European Super League would be very damaging for football and we support football authorities in taking action. They would strike at the heart of the domestic game, and will concern fans across the country. The clubs involved must answer to their fans and the wider footballing community before taking any further steps" (Tweet) – via Twitter.
- ^ "Uefa and PL condemn breakaway plan". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-19.