Virus hepatitis B

spesies dari genus Orthohepadnavirus

Virus hepatitis B (sering disingkat HBV) adalah virus DNA untai ganda,[1] spesies dari genus Orthohepadnavirus, dan anggota dari famili virus Hepadnaviridae.[2] Virus ini menyebabkan penyakit hepatitis B.[3]

Virus hepatitis B
Hepatitis B virus

Komposisi genom virus ICTVdouble-stranded DNA reverse transcriptase virus (en)
PenyakitHepatitis B dan Hepatitis E
Taksonomi
SuperdomainBiota
DomainVirus
FamiliHepadnaviridae
GenusOrthohepadnavirus
SpesiesHepatitis B virus

Penyakit sunting

Di samping menyebabkan hepatitis, infeksi HBV dapat menyebabkan sirosis hati dan karsinoma hepatoselular.[4]

Virus ini juga telah diduga dapat meningkatkan risiko kanker pankreas.[3]

Peran sunting

Infeksi virus oleh virus hepatitis B (HBV) menyebabkan banyak perubahan hepatosit yang disebabkan oleh aksi langsung dari protein yang dikodekan virus, HBx, dan perubahan tidak langsung yang disebabkan oleh peningkatan drastis spesi oksigen reaktif (ROS) intraseluler setelah infeksi. HBx muncul sebagai disregulat sejumlah jalur seluler. HBx menyebabkan disregulasi sebagian dengan berikatan pada DNA genom, mengubah pola ekspresi miRNA, mempengaruhi histon metiltransferase, berikatan dengan protein SIRT1 untuk mengaktivasi transkripsi, dan berkooperasi dengan histon metilase dan demetilase untuk mengubah pola ekspresi sel.[5] HBx sebagian bertanggung jawab atas peningkatan sekitar 10,000 kali lipat ROS intraselular pada infeksi kronis HBV.[6] Meningkatnya ROS sebagian dapat disebabkan oleh lokalisasi HBx pada mitokondria dengan HBx menurunkan potensial membran mitokondria.[7] Sebagai tambahan, protein HBV lainnya, HBsAg, juga meningkatkan ROS melalui interaksi dengan retikulum endoplasma.[7]

Peningkatan spesi oksigen reaktif (ROS) setelah infeksi HBV menyebabkan inflamasi yang mengakibatkan peningkatan ROS lebih lanjut.[6] ROS menyebabkan lebih dari 20 tipe kerusakan DNA.[8] Kerusakan DNA oksidatif bersifat mutagenik.[9] Lebih lanjut, perbaikan kerusakan DNA dapat menyebabkan perubahan epigenetik pada tempat yang rusak selama perbaikan DNA.[10] Perubahan epigenetik dan mutasi dapat menyebabkan gangguan dalam proses seluler yang kemudian berkontribusi terhadap penyakit hati. Seiring dengan akumulasi perubahan epigenetik dan mutasi akhirnya menyebabkan perkembangan kanker, perubahan epigenetik muncul dengan peran lebih besar dalam karsinogenesis dibandingkan dengan mutasi. Hanya satu atau dua gen, TP53[11] dan mungkin ARID1A,[12] termutasi pada lebih dari 20% kasus kanker hati sementara 41 gen memiliki promoter yang hipermetilasi (menekan ekspresi gen) pada lebih dari 20% kasus kanker hati, dengan tujuh dari gen ini mengalami hipermetilasi pada lebih dari 75% kasus kanker hati.[11] Lebih lanjut mengenai perubahan pada tempat perbaikan DNA, perubahan epigenetik juga disebabkan oleh HBx merekrut enzim DNA metiltransferase, DNMT1 dan/atau DNMT3A, ke lokus gen spesifik untuk mengubah tingkat metilasi dan ekpresi gen tersebut.[13] HBx juga mengubah asetilasi histon yang dapat berdampak pada ekspresi gen.[13]

Ribuan gen pengkode protein muncul sebagai situs pelekatan HBx.[5][14] Lebih lanjut, sekitar 15 RNA-Mikro dan 16 RNA bukan pengode panjang juga terdampak oleh pelekatan HBx pada promoternya.[14] Setiap RNA-Mikro yang berubah dapat berdampak pada ekspresi ratusan RNA duta.

Klasifikasi sunting

Virus hepatitis B diklasifikasikan sebagai spesies tipe Orthohepadnavirus, yang memuat tiga spesies lainnya: virus hepatitis tupai tanah, virus hepatitis marmot tanah, dan virus hepatitis B monyet berbulu wol. Genus ini diklasifikasikan sebagai bagian dari famili Hepadnaviridae, yang memuat dua genus lainnya, Avihepadnavirus dan yang kedua sampai sekarang belum ditentukan. Famili virus ini belum ditentukan pada ordo virus.[15] Virus serupa hepatitis B telah ditemukan pada seluruh kera (orang utan, ungka, gorila, dan simpanse), monyet Dunia Baru,[16] dan monyet berbulu wol Dunia Baru yang menimbulkan pemikiran mengenai nenek moyang virus ini pada primata.

Virus ini dibagi menjadi empat serotipe besar (adr, adw, ayr, ayw) berdasarkan keberadaan epitop antigenik pada protein sampul. Serotipe ini didasarkan pada determinan umum (a) dan dua pasang determinan saling taktumpang (d/y dan w/r). Galur virus juga dibagi ke dalam sepuluh genotipe (A–J) dan empat puluh subgenotipe menurut variasi sekuens nukleotida keseluruhan dari genom.[17] Genotipe ini memiliki perbedaan persebaran geografi yang digunakan dalam menelusuri evolusi dan transmisi virus. Perbedaan di antara genotipe berdampak pada keparahan penyakit, penanganan dan kemungkinan komplikasi, serta respons pada pengobatan dan kemungkinan vaksinasi.[18][19] Serotipe dan genotipe tidak semestinya berhubungan.

Genotipe D memiliki 10 subgenotipe.[17][20]

Spesies takterklasifikasi sunting

Sejumlah spesies seperti virus hepatitis B takterklasifikasi telah diisolasi dari kelelawar.[21]

Morfologi sunting

Struktur sunting

 
Struktur virus hepatitis B

Virus hepatitis B merupakan anggota famili Hepadnaviridae.[22] Partikel virus, disebut partikel Dane[23] (virion), terdiri dari sampul lipid luar dan inti nukleokapsid ikosahedral yang tersusun atas protein. Nukleokapsid melingkupi DNA virus dan DNA polimerase yang memiliki aktivitas serupa transkriptase balik pada retrovirus.[24] Sampul luar memuat protein sematan yang terlibat dalam penempelan virus pada, dan masuk ke dalam, sel yang rentan. Virus ini merupakan salah satu virus hewan bersampul terkecil dengan diameter virion 42 nm, tetapi terdapat bentuk pleomorfik, termasuk badan berfilamen dan berbentuk bola tanpa inti. Partikel ini tidak menularkan penyakit dan tersusun atas lipid dan protein yang merupakan bagian bentuk dari permukaan virion, yang disebut antigen permukaan (HBsAg), dan diproduksi berlebih selama siklus hidup virus.[25]

Komponen sunting

Virus ini terdiri atas:

Virus hepatitis D membutuhkan partikel sampul HBV untuk menjadi virulen.[28]

Evolusi sunting

Evolusi awal hepatitis B, seperti semua virus, sulit untuk ditentukan.

Divergensi Orthohepadnavirus dan Avihepadnavirus terjadi ~125.000 tahun yang lalu (interval 95% 78.297–313.500).[29] Avihepadnavirus dan Orthohepadnavirus mulai membuat variasi sekitar 25.000 tahun yang lalu.[29] Percabangan saat ini memicu munculnya genotipe A–H Orthohepadnavirus. Galur manusia memiliki nenek moyang bersama termuda dengan penanggalan 7.000 (interval 95%: 5.287–9.270) sampai 10.000 (interval 95%: 6.305–16.681) tahun yang lalu.

Avihepadnavirus tidak memiliki protein X tetapi masih terdapat bingkai pembacaan X vestigial di dalam genom hepadnavirus bebek.[30] Protein X mungkin telah berevolusi dari DNA glikosilase.

Laju mutasi nonsinonim pada virus ini diperkirakan sekitar 2×10−5 penggantian asam amino per situs per tahun.[31] Jumlah rata-rata substitusi nukleotida/situs/tahun adalah ~7.9×10−5.

Perkiraan kedua asal-usul virus ini mengusulkan nenek moyang bersama termuda dari galur manusia berevolusi ~1.500 tahun yang lalu.[32] Nenek moyang bersama termuda dari galur unggas telah berada pada 6.000 tahun yang lalu. Laju mutasi diperkirakan sebesar ~10−6 substitusi/situs/tahun.

Analisis lainnya dengan himpunan data lebih besar mengusulkan bahwa hepatitis B menginfeksi manusia 33.600 tahun yang lalu (kepadatan posterior lebih tinggi 95% 22.000–47.100 tahun yang lalu.[33] Perkiraan laju substitusi sebesar 2.2 × 10−6 substitusi/situs/tahun. Peningkatan populasi signifikan tercatat dalam 5.000 tahun terakhir. Infeksi lintas spesies pada orangutan dan ungka terjadi dalam 6.100 tahun terakhir.

Pemeriksaan sekuens pada finch zebra telah menekan asal-usul genus ini kembali setidaknya pada 40 juta tahun silam dan kemungkinan 80 juta tahun silam.[34] Spesies kluster simpanse, gorila, orangutan, dan ungka dengan manusia terisolasi. Spesies nonprimata termasuk virus hepatitis tikus tanah, virus hepatitis tupai tanah, dan virus hepatitis tupai arktik. Sejumlah spesies penginfeksi kelelawar telah dideskripsikan. Spesies ini diusulkan bahwa spesies kelelawar Dunia Baru mungkin merupakan nenek moyang dari spesies primata.[35]

Sebuah penelitian yang mengisolasi populasi manusia Arktik sirkumpolar telah mengusulkan nenek moyang subgenotipe B5 (tipe endemik yang ditemukan di dalam populasi ini) berasal dari nenek moyang virus di Asia sekitar 2.000 tahun yang lalu (kepadatan posterior lebih tinggi 95% 900 SM – 830 M).[36] Penggabungan terjadi sekitar 1000 M. Subgenotipe ini menyebar dari Asia, bermula dari Greenland dan kemudian menyebar ke barat dalam 400 tahun terakhir.

Genom sunting

 
Susunan genom HBV. Gen saling tumpang tindih.

Ukuran sunting

Genom HBV terbentuk dari DNA sirkuler, tetapi genomnya tak biasa karena DNA tidak sepenuhnya berunting rangkap. Satu ujung unting panjang penuh terpaut dengan DNA polimerase virus. Genom memiliki panjang 3020–3320 nukleotida (untuk unting panjang penuh) dan 1700–2800 nukleotida (untuk unting pendek).[37]

Pengodean sunting

Unting bermakna negatif (bukan pengode) berkomplementer dengan RNA duta virus. DNA virus ditemukan pada nukleus segera setelah menginveksi sel. DNA berunting rangkap parsial berubah menjadi unting rangkap penuh akibat penyelesaian unting bermakna (+) oleh DNA polimerase sel (DNA polimerase virus digunakan untuk tahap berikutnya) serta penghilangan molekul protein dari unting bermakna (-) dan sekuens RNA pendek dari unting bermakna (+). Basa bukan pengode dihilangkan dari ujung unting bermakna (-) dan ujung tersebut digabung kembali.

Gen virus ditranskripsi oleh RNA polimerase II sel di dalam inti sel dari cetakan DNA sirkuler tertutup secara kovalen (cccDNA). Dua enhanser bernama enhanser I (EnhI) dan enhanser II (EnhII) telah diidentifikasi di dalam genom HBV. Kedua enhanser menampilkan aktivitas yang lebih besar pada sel asal hati, dan bersama mereka menjalankan dan meregulasi ekspresi transkripsi virus penuh.[38][39][40] Terdapat empat gen diketahui yang dikodekan oleh genom disebut C, P, S, dan X. Protein inti dikodekan oleh gen C (HBcAg), dan kodon mulainya diawali oleh kodon mulai AUG dalam bingkai menghulu dari tempat protein prainti diproduksi. HBeAg diproduksi oleh proses proteolitik protein prainti. DNA polimerase dikodekan oleh gen P. Gen S merupakan gen yang mengkode antigen permukaan (HBsAg). Gen HBsAg ini memiliki satu bingkai pembacaan terbuka yang panjang, tetapi memuat tiga kodon "mulai" (ATG) di dalam bingkai yang membagi gen ke dalam tiga bagian, pra-S1, pra-S2, dan S. Karena kodon mulai ganda ini, tiga polipeptida dengan ukuran berbeda disebut besar, sedang, dan kecil (pra-S1 + pra-S2 + S, pra-S2 + S, dan S) diproduksi.[41] Fungsi protein yang dikodekan oleh gen X belum sepenuhnya dipahami,[42] tetapi beberapa bukti mengacu bahwa fungsi protein ini sebagai transaktivator transkripsi.

Sejumlah unsur RNA bukan pengode telah diidentifikasi di dalan genom HBV, yaitu: PRE-alfa HBV, PRE-beta HBV, dan RNA sinyal enkapsidasi epsilon HBV.[43][44]

Genotipe sunting

Perbedaan genotipe setidaknya 8% dari sekuens yang membedakan penyebaran geografi dan perbedaan ini telah dihubungkan dengan sejarah antropologi. Subtipe genotipe telah dideskripsikan, berbeda 4–8% dari genom.

Terdapat delapan genotipe yang diketahui dilabeli A hingga H.[18]

Kemungkinan genotipe baru "I" telah dideskripsikan,[45] tetapi penerimaan notasi ini tidak universal.[46]

Dua genotipe lebih jauh telah dikenali.[47] Daftar saat ini (2014) memuat A hingga J. Beberapa subtipe juga telah dikenali, setidaknya terdapat 24 subtipe.

Genotipe berbeda mungkin merespons pengobatan dengan jalan berbeda.[48][49]

Genotipe individual sunting

Tipe F yang berdivergen dari genom lainnya sebesar 14% merupakan tipe paling berdivergen yang diketahui. Tipe A pada umumnya ditemukan di Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara, termasuk Filipina. Tipe B dan C mendominasi di Asia; tipe D umum ditemukan di wilayah Mediterania, Timur Tengah, dan India; tipe E terlokalisasi di Afrika sub-Sahara; tipe F (atau H) terbatas pada Amerika Selatan dan Tengah. Tipe G telah ditemukan di Prancis dan Jerman. Genotipe A, D, dan F mendominasi Brazil dan semua genotipe terdapat di Amerika Serikat dengan frekuensi bergantung pada etnisitas.

Galur E dan F masing-masing berasal dari populasi suku pedalaman Afrika dan Dunia Baru.

Tipe A memiliki dua subtipe: Aa (A1) di Afrika/Asia dan Filipina serta Ae (A2) di Eropa/Amerika Serikat.

Tipe B memiliki dua persebaran geografis berbeda: Bj/B1 ('j'—Jepang) dan Ba/B2 ('a'—Asia). Tipe Ba selanjutnya terbagi lagi menjadi empat klad (B1–B4).

Tipe C memiliki dua subtipe geogragis: Cs (C1) di Asia Tenggara dan Ce (C2) di Asia Timur. Subtipe C dibagi ke dalam lima klad (C1–C5). Klad keenam (C6) telah terdeskripsi di Filipina, tetapi hanya terdapat di satu isolat sampai saat ini.[50] Tipe C1 diasosiasikan dengan Vietnam, Myanmar, dan Thailand; tipe C2 dengan Jepang, Korea, dan Republik Rakyat Tiongkok; tipe C3 dengan Kaledonia Baru dan Polinesia; C4 dengan Australia; serta C5 dengan Filipina. Subtipe lebih jauh telah terdeskripsi di Papua, Indonesia.[51]

Tipe D terbagi ke dalam 7 subtipe (D1–D7).

Tipe F terbagi ke dalam 4 subtipe (F1–F4). F1 lebih lanjut terbagi menjadi 1a dan 1b. Di Venezuela, subtipe F1, F2, dan F3 ditemukan di Amerindian Timur dan Barat. Di Amerindian Selatan hanya F3 yang ditemukan. Subtipes Ia, III, dan IV menunjukkan persebaran geografi yang terbatas (secara berurutan Amerika Tengah, Utara Amerika Selatan, dan Selatan Amerika Selatan) sementara klad Ib dan II ditemukan pada seluruh Amerika kecuali berturut-turut pada Utara Amerika Selatan dan Amerika Utara.

Siklus hidup sunting

 
Replikasi virus hepatitis B

Siklus hidup virus hepatitis B cukup kompleks. Hepatitis B merupakan satu dari beberapa virus nonretroviral diketahui yang menggunakan transkriptase balik sebagai bagian dari proses replikasi.

Penempelan
Virus memperoleh pintu masuk ke dalam sel dengan berikatan ke reseptor pada permukaan sel dan masuk dengan endositosis dimediasi oleh klatrin atau kaveolin-1.[52] HBV pada awalnya berikatan ke proteoglikan heparin sulfat. Segmen pra-S1 dari protein L HBV kemudian berikatan dengan kuat ke reseptor permukaan sel polipeptida kotranspor natrium taurokolat (NTCP), dikodekan oleh gen SLC10A1.[53] NTCP umumnya ditemukan pada membran sinusoidal sel hati. Keberadaan NTCP pada sel hati berkorelasi dengan spesifisitas jaringan infeksi HBV.[52]
Penetrasi
Setelah endositosis, membran virus berfusi dengan membran sel inang, melepaskan nukleokapsid ke dalam sitoplasma.[54]
Pembukaan
Karena virus memperbanyak melalui RNA yang dibuat oleh enzim sel inang, DNA genom virus dikirim menuju inti sel. Proses ini terjadi dengan mentranspor kapsid pada mikrotubulus ke pori inti. Protein inti berdisosiasi dari DNA virus berunting rangkap parsial, yang kemudian dibuat unting rangkap penuh (oleh DNA polimerase inang) dan bertransformasi menjadi DNA sirkuler tertutup secara kovalen (cccDNA) yang menyediakan cetakan untuk transkripsi empat RNA duta virus.
Replikasi
RNA duta terbesar, lebih panjang dari genom virus, digunakan untuk membuat salinan genom baru dan membuat protein inti kapsid serta DNA-polimerase-bergantung-RNA-virus.
Perakitan
Empat transkrip virus ini melalui proses tambahan dan bergabung untuk membentuk virion turunan yang kemudian dilepaskan dari sel atau kembali menuju inti dan membentuk siklus kembali untuk memproduksi lebih banyak salinan.[41][55]
Pelepasan
RNA duta panjang kemudian ditranspor kembali ke sitoplasma dengan virion protein P menyintesis DNA melalui aktivitas transkriptase balik.

Transaktivasi gen sunting

HBV memiliki kemampuan untuk mentransaktivasi FAM46A.[56]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Merriam-Webster's Collegiate Dictionary, Eleventh edition, (C)2007, halaman 581
  2. ^ Hunt, Richard (21 November 2007). "Hepatitis viruses". University of Southern California, Department of Pathology and Microbiology. Diakses tanggal 13 Maret 2008. 
  3. ^ a b Hassan MM, Li D, El-Deeb AS, Wolff RA, Bondy ML, Davila M, Abbruzzese JL (2008). "Association between hepatitis B virus and pancreatic cancer". Journal of Clinical Oncology. 26 (28): 4557–62. doi:10.1200/JCO.2008.17.3526. PMC 2562875 . PMID 18824707. 
  4. ^ Schwalbe M, Ohlenschläger O, Marchanka A, Ramachandran R, Häfner S, Heise T, Görlach M (2008). "Solution structure of stem-loop alpha of the hepatitis B virus post-transcriptional regulatory element". Nucleic Acids Research. 36 (5): 1681–9. doi:10.1093/nar/gkn006. PMC 2275152 . PMID 18263618. 
  5. ^ a b Balakrishnan L, Milavetz B (2017). "Epigenetic Regulation of Viral Biological Processes". Viruses. 9 (11): 346. doi:10.3390/v9110346. PMC 5707553 . PMID 29149060. 
  6. ^ a b Ivanov AV, Valuev-Elliston VT, Tyurina DA, Ivanova ON, Kochetkov SN, Bartosch B, Isaguliants MG (2017). "Oxidative stress, a trigger of hepatitis C and B virus-induced liver carcinogenesis". Oncotarget. 8 (3): 3895–3932. doi:10.18632/oncotarget.13904. PMC 5354803 . PMID 27965466. 
  7. ^ a b Higgs MR, Chouteau P, Lerat H (2014). "'Liver let die': oxidative DNA damage and hepatotropic viruses". J. Gen. Virol. 95 (Pt 5): 991–1004. doi:10.1099/vir.0.059485-0. PMID 24496828. 
  8. ^ Yu Y, Cui Y, Niedernhofer LJ, Wang Y (2016). "Occurrence, Biological Consequences, and Human Health Relevance of Oxidative Stress-Induced DNA Damage". Chem. Res. Toxicol. 29 (12): 2008–2039. doi:10.1021/acs.chemrestox.6b00265. PMC 5614522 . PMID 27989142. 
  9. ^ Dizdaroglu M (2012). "Oxidatively induced DNA damage: mechanisms, repair and disease". Cancer Lett. 327 (1–2): 26–47. doi:10.1016/j.canlet.2012.01.016. PMID 22293091. 
  10. ^ Nishida N, Kudo M (2013). "Oxidative stress and epigenetic instability in human hepatocarcinogenesis". Dig Dis. 31 (5–6): 447–53. doi:10.1159/000355243. PMID 24281019. 
  11. ^ a b Ozen C, Yildiz G, Dagcan AT, Cevik D, Ors A, Keles U, Topel H, Ozturk M (2013). "Genetics and epigenetics of liver cancer". N Biotechnol. 30 (4): 381–4. doi:10.1016/j.nbt.2013.01.007. PMID 23392071. 
  12. ^ Shibata T, Aburatani H (2014). "Exploration of liver cancer genomes". Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 11 (6): 340–9. doi:10.1038/nrgastro.2014.6. PMID 24473361. 
  13. ^ a b Tian Y, Yang W, Song J, Wu Y, Ni B (2013). "Hepatitis B virus X protein-induced aberrant epigenetic modifications contributing to human hepatocellular carcinoma pathogenesis". Mol. Cell. Biol. 33 (15): 2810–6. doi:10.1128/MCB.00205-13. PMC 3719687 . PMID 23716588. 
  14. ^ a b Guerrieri F, Belloni L, D'Andrea D, Pediconi N, Le Pera L, Testoni B, Scisciani C, Floriot O, Zoulim F, Tramontano A, Levrero M (2017). "Genome-wide identification of direct HBx genomic targets". BMC Genomics. 18 (1): 184. doi:10.1186/s12864-017-3561-5. PMC 5316204 . PMID 28212627. 
  15. ^ Mason, W.S.; et al. (8 Juli 2008). "00.030. Hepadnaviridae". ICTVdB Index of Viruses. International Committee on Taxonomy of Viruses. Diakses tanggal 13 Maret 2009. 
  16. ^ Dupinay T, et al. (November 2013). "Discovery of naturally occurring transmissible chronic hepatitis B virus infection among Macaca fascicularis from Mauritius Island". Hepatology,. 58 (5). hlm. 1610–1620. doi:10.1002/hep.26428. PMID 23536484. 
  17. ^ a b Hundie GB, Stalin Raj V, Gebre Michael D, Pas SD, Koopmans MP, Osterhaus AD, Smits SL, Haagmans BL (February 2017). "A novel hepatitis B virus subgenotype D10 circulating in Ethiopia". Journal of Viral Hepatitis. 24 (2): 163–173. doi:10.1111/jvh.12631. PMID 27808472. 
  18. ^ a b Kramvis A, Kew M, François G (2005). "Hepatitis B virus genotypes". Vaccine. 23 (19): 2409–23. doi:10.1016/j.vaccine.2004.10.045. PMID 15752827. 
  19. ^ Magnius LO, Norder H (1995). "Subtypes, genotypes and molecular epidemiology of the hepatitis B virus as reflected by sequence variability of the S-gene". Intervirology. 38 (1–2): 24–34. doi:10.1159/000150411. PMID 8666521. 
  20. ^ Ghosh S, Banerjee P, Deny P, Mondal RK, Nandi M, Roychoudhury A, Das K, Banerjee S, Santra A, Zoulim F, Chowdhury A, Datta S (March 2013). "New HBV subgenotype D9, a novel D/C recombinant, identified in patients with chronic HBeAg-negative infection in Eastern India". Journal of Viral Hepatitis. 20 (3): 209–18. doi:10.1111/j.1365-2893.2012.01655.x. PMID 23383660. 
  21. ^ Drexler JF, Geipel A, König A, Corman VM, van Riel D, Leijten LM, Bremer CM, Rasche A, Cottontail VM, Maganga GD, Schlegel M, Müller MA, Adam A, Klose SM, Carneiro AJ, Stöcker A, Franke CR, Gloza-Rausch F, Geyer J, Annan A, Adu-Sarkodie Y, Oppong S, Binger T, Vallo P, Tschapka M, Ulrich RG, Gerlich WH, Leroy E, Kuiken T, Glebe D, Drosten C (2013). "Bats carry pathogenic hepadnaviruses antigenically related to hepatitis B virus and capable of infecting human hepatocytes". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 110 (40): 16151–6. Bibcode:2013PNAS..11016151D. doi:10.1073/pnas.1308049110. PMC 3791787 . PMID 24043818. 
  22. ^ Zuckerman AJ (1996). Baron S; et al., ed. Hepatitis Viruses. In: Baron's Medical Microbiology (edisi ke-4th). Univ of Texas Medical Branch. ISBN 0-9631172-1-1. [halaman dibutuhkan]
  23. ^ "WHO | Hepatitis B". www.who.int. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-10. Diakses tanggal 2015-07-12. 
  24. ^ Locarnini S (2004). "Molecular virology of hepatitis B virus". Semin. Liver Dis. 24 (Suppl 1): 3–10. doi:10.1055/s-2004-828672. PMID 15192795. 
  25. ^ Howard CR (1986). "The biology of hepadnaviruses". J. Gen. Virol. 67 (7): 1215–35. doi:10.1099/0022-1317-67-7-1215. PMID 3014045. 
  26. ^ Guo GH, Tan DM, Zhu PA, Liu F (Februari 2009). "Hepatitis B virus X protein promotes proliferation and upregulates TGF-beta1 and CTGF in human hepatic stellate cell line, LX-2". Hbpd Int. 8 (1): 59–64. PMID 19208517. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-13. 
  27. ^ Benhenda S, Ducroux A, Rivière L, Sobhian B, Ward MD, Dion S, Hantz O, Protzer U, Michel ML, Benkirane M, Semmes OJ, Buendia MA, Neuveut C (2013). "Methyltransferase PRMT1 is a binding partner of HBx and a negative regulator of hepatitis B virus transcription". Journal of Virology. 87 (8): 4360–71. doi:10.1128/JVI.02574-12. PMC 3624337 . PMID 23388725. 
  28. ^ Chai N, Chang HE, Nicolas E, Han Z, Jarnik M, Taylor J (2008). "Properties of subviral particles of hepatitis B virus". Journal of Virology. 82 (16): 7812–7. doi:10.1128/JVI.00561-08. PMC 2519590 . PMID 18524834. 
  29. ^ a b van Hemert FJ, van de Klundert MA, Lukashov VV, Kootstra NA, Berkhout B, Zaaijer HL (2011). "Protein X of hepatitis B virus: origin and structure similarity with the central domain of DNA glycosylase". PLoS ONE. 6 (8): e23392. doi:10.1371/journal.pone.0023392. PMC 3153941 . PMID 21850270. 
  30. ^ Lin B, Anderson DA (2000). "A vestigial X open reading frame in duck hepatitis B virus". Intervirology. 43 (3): 185–90. doi:10.1159/000025037. PMID 11044813. 
  31. ^ Osiowy C, Giles E, Tanaka Y, Mizokami M, Minuk GY (2006). "Molecular evolution of hepatitis B virus over 25 years". Journal of Virology. 80 (21): 10307–14. doi:10.1128/JVI.00996-06. PMC 1641782 . PMID 17041211. 
  32. ^ Zhou Y, Holmes EC (Agustus 2007). "Bayesian estimates of the evolutionary rate and age of hepatitis B virus". J. Mol. Evol. 65 (2): 197–205. doi:10.1007/s00239-007-0054-1. PMID 17684696. 
  33. ^ Paraskevis D, Magiorkinis G, Magiorkinis E, Ho SY, Belshaw R, Allain JP, Hatzakis A (2013). "Dating the origin and dispersal of hepatitis B virus infection in humans and primates". Hepatology. 57 (3): 908–16. doi:10.1002/hep.26079. PMID 22987324. 
  34. ^ Littlejohn, M; Locarnini, S; Yuen, L (4 Januari 2016). "Origins and Evolution of Hepatitis B Virus and Hepatitis D Virus". Cold Spring Harbor perspectives in medicine. 6 (1): a021360. doi:10.1101/cshperspect.a021360. PMID 26729756. 
  35. ^ Rasche, A; Souza, BF; Drexler, JF (Februari 2016). "Bat hepadnaviruses and the origins of primate hepatitis B viruses". Current Opinion in Virology. 16: 86–94. doi:10.1016/j.coviro.2016.01.015. PMID 26897577. 
  36. ^ Bouckaert R, Simons BC, Krarup H, Friesen TM, Osiowy C (2017). "Tracing hepatitis B virus (HBV) genotype B5 (formerly B6) evolutionary history in the circumpolar Arctic through phylogeographic modelling". PeerJ. 5: e3757. doi:10.7717/peerj.3757. PMC 5581946 . PMID 28875087. 
  37. ^ Kay A, Zoulim F (2007). "Hepatitis B virus genetic variability and evolution". Virus Res. 127 (2): 164–76. doi:10.1016/j.virusres.2007.02.021. PMID 17383765. 
  38. ^ Doitsh G, Shaul Y (2004). "Enhancer I predominance in hepatitis B virus gene expression". Molecular and Cellular Biology. 24 (4): 1799–808. doi:10.1128/mcb.24.4.1799-1808.2004. PMC 344184 . PMID 14749394. 
  39. ^ Antonucci TK, Rutter WJ (1989). "Hepatitis B virus (HBV) promoters are regulated by the HBV enhancer in a tissue-specific manner". Journal of Virology. 63 (2): 579–83. PMC 247726 . PMID 2536093. 
  40. ^ Huan B, Siddiqui A (1993). "Regulation of hepatitis B virus gene expression". Journal of Hepatology. 17 Suppl 3: S20–3. doi:10.1016/s0168-8278(05)80419-2. PMID 8509635. 
  41. ^ a b Beck J, Nassal M (2007). "Hepatitis B virus replication". World J. Gastroenterol. 13 (1): 48–64. doi:10.3748/wjg.v13.i1.48. PMC 4065876 . PMID 17206754. 
  42. ^ Bouchard MJ, Schneider RJ (2004). "The enigmatic X gene of hepatitis B virus". Journal of Virology. 78 (23): 12725–34. doi:10.1128/JVI.78.23.12725-12734.2004. PMC 524990 . PMID 15542625. 
  43. ^ Smith GJ, Donello JE, Lück R, Steger G, Hope TJ (1998). "The hepatitis B virus post-transcriptional regulatory element contains two conserved RNA stem-loops which are required for function". Nucleic Acids Research. 26 (21): 4818–27. doi:10.1093/nar/26.21.4818. PMC 147918 . PMID 9776740. 
  44. ^ Flodell S, Schleucher J, Cromsigt J, Ippel H, Kidd-Ljunggren K, Wijmenga S (2002). "The apical stem-loop of the hepatitis B virus encapsidation signal folds into a stable tri-loop with two underlying pyrimidine bulges". Nucleic Acids Research. 30 (21): 4803–11. doi:10.1093/nar/gkf603. PMC 135823 . PMID 12409471. 
  45. ^ Olinger CM, Jutavijittum P, Hübschen JM, Yousukh A, Samountry B, Thammavong T, Toriyama K, Muller CP (2008). "Possible new hepatitis B virus genotype, southeast Asia". Emerging Infectious Diseases. 14 (11): 1777–80. doi:10.3201/eid1411.080437. PMC 2630741 . PMID 18976569. 
  46. ^ Kurbanov F, Tanaka Y, Kramvis A, Simmonds P, Mizokami M (2008). "When should 'I' consider a new hepatitis B virus genotype?". Journal of Virology. 82 (16): 8241–2. doi:10.1128/JVI.00793-08. PMC 2519592 . PMID 18663008. 
  47. ^ Hernández S, Venegas M, Brahm J, Villanueva RA (2014). "Full-genome sequence of a hepatitis B virus genotype f1b clone from a chronically infected Chilean patient (2014)". Genome Announc. 2 (5): e01075–14. doi:10.1128/genomeA.01075-14. PMC 4208329 . PMID 25342685. 
  48. ^ Palumbo E (2007). "Hepatitis B genotypes and response to antiviral therapy: a review". American Journal of Therapeutics. 14 (3): 306–9. doi:10.1097/01.pap.0000249927.67907.eb. PMID 17515708. 
  49. ^ Mahtab MA, Rahman S, Khan M, Karim F (2008). "Hepatitis B virus genotypes: an overview". Hepatobiliary & Pancreatic Diseases International. 7 (5): 457–64. PMID 18842489. [pranala nonaktif permanen]
  50. ^ Cavinta L, Sun J, May A, et al. (June 2009). "A new isolate of hepatitis B virus from the Philippines possibly representing a new subgenotype C6". J. Med. Virol. 81 (6): 983–7. doi:10.1002/jmv.21475. PMID 19382274. 
  51. ^ Lusida M.I.; Nugrahaputra V.E.; Soetjipto Handajani R.; Nagano-Fujii M.; Sasayama M.; Utsumi T.; Hotta H. (2008). "Novel subgenotypes of hepatitis B virus genotypes C and D in Papua, Indonesia". J. Clin. Microbiol. 46 (7): 2160–2166. doi:10.1128/JCM.01681-07. PMC 2446895 . PMID 18463220. 
  52. ^ a b Zhang Z, Zehnder B, Damrau C, Urban S (2016). "Visualization of hepatitis B virus entry - novel tools and approaches to directly follow virus entry into hepatocytes". FEBS Letters. 590 (13): 1915–26. doi:10.1002/1873-3468.12202. PMID 27149321. 
  53. ^ Yan H, Liu Y, Sui J, Li W (2015). "NTCP opens the door for hepatitis B virus infection". Antiviral Research. 121: 24–30. doi:10.1016/j.antiviral.2015.06.002. PMID 26071008. 
  54. ^ Watashi K, Wakita T (2015). "Hepatitis B Virus and Hepatitis D Virus Entry, Species Specificity, and Tissue Tropism". Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine. 5 (8): a021378. doi:10.1101/cshperspect.a021378. PMC 4526719 . PMID 26238794. 
  55. ^ Bruss V (2007). "Hepatitis B virus morphogenesis". World J. Gastroenterol. 13 (1): 65–73. PMC 4065877 . PMID 17206755. 
  56. ^ "Fam46A (Protein Coding)". GeneCards. GeneCards. Diakses tanggal 18 Februari 2015.