Vulkanologi merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang gunung berapi. Namanya diperoleh dari bahasa Inggris volcanology yang berarti ilmu gunung berapi. Kata vulkano merupakan kata serapan dari bahasa Belanda vulkaan atau dari bahasa Latin vulcano.[1] Istilah vulkanologi berasal dari Bahasa Latin Vulcan, dewa api Romawi. Vulkanologi mempelajari semua fenomena dari aktivitas gunung berapi seperti lava dan magma, serta fenomena geologi yang berhubungan dengan gunung api. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang melakukan studi pada bidang ini.

Erupsi Gunung St Helens

Objek kajian sunting

Gunung berapi sunting

Gunung berapi adalah gunung yang mempunyai lubang berbentuk kepundan yang menjadi tempat keluarnya cairan magma, gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Gunung berapi awalnya merupakan rekahan dalam kerak bumi. Gunung berapi yang menghasilkan erupsi ke permukaan bumi umumnya berbentuk kerucut terpancung.[2] Bentuk-bentuk dan mekanisme kerja dari gunung api dipelajari dalam vulkanologi dan geosains. Bidang ilmu yang mendukungnya adalah geologi, geofisika, geokimia dan penginderaan jauh.[3]

Erupsi sunting

Erupsi adalah proses keluarnya isi dari perut bumi menuju ke permukaan bumi. Penyebabnya adalah letusan gunung berapi. Benda-benda yang dikeluarkan sebagian besar berupa pecahan batuan, gas dan abu. Erupsi gunung api termasuk dalam proses vulkanisme. Erupsi terjadi akibat adanya tenaga endogen yang disebabkan adanya tekanan gas yang kuat di dalam bumi. Tekanan ini mendorong magma naik secara perlahan-lahan. Magma menumpuk pada suhu 1.200oC akibat pelelehan batuan. Lapisan batuan yang padat menambah tekanan magma sehingga magma keluar dari lapisan batuan yang lebih mudah meleleh. Erupsi ini terjadi dalam bentuk ledakan dan semburan yang sangat kuat.[4]

Pengkaji sunting

Para ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung berapi, terutama yang masih aktif, untuk mengamati letusan gunung berapi, mengumpulkan produk letusan termasuk seperti abu, atau batu apung, batuan, dan lava. Tujuan utama dari penyelidikan adalah perkiraan letusan; pada saat ini belum ada cara yang akurat untuk melakukan hal ini, tetapi memperkirakan letusan, seperti halnya memperkirakan gempa bumi, dapat menyelamatkan banyak jiwa. Seorang ahli vulkanologi mempelajari pembentukan gunung berapi dan letusannya saat ini serta sejarah letusannya.

Pemanfaatan ilmu sunting

Para vulkanolog memanfatkan vulkanologi sebagai mitigasi bencana gunung api. Caranya adalah dengan selalu menghitung atau memperkirakan kapan gunung api akan meletus. Bagian dalam gunung api dibor untuk memodelkan bentuk gunung api dan menggambarkan peta isi gunung api. Metode geofisika dipakai untuk membuat peta agar dapat memprediksi bagaimana cara gunung api akan meletus. Vulkanolog juga memanfaatkan satelit untuk mempelajari gunung api dari luar angkasa dengan tujuan yang sama.[5]

Pranala luar sunting

Referensi sunting

  1. ^ Bronto, Sutikno (2013). Geologi Gunung Api Purba. Bandung: Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. hlm. 4–5. ISBN 978-602-9105-01-8. 
  2. ^ Badan Geologi. Gunungapi. Bandung: Badan Geologi. hlm. 1. 
  3. ^ Isa, Muhammad (2020). Vulkanologi (PDF). Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 10. ISBN 978-623-264-148-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-10-27. Diakses tanggal 2021-06-12. 
  4. ^ Muzani, Setiawan, C., dan Warnadi (2020). Gunung Api Sinabung (PDF). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. hlm. 13. ISBN 978-623-216-622-6. 
  5. ^ Zuhdi, Muhammad (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi (PDF). Mataram: Duta Pustaka Ilmu. hlm. 58. ISBN 978-623-7004-21-9.