Yehezkiel 43
Yehezkiel 43 (disingkat Yeh 43) adalah bagian dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2]
Yehezkiel 43 | |
---|---|
Kitab | Kitab Yehezkiel |
Kategori | Nevi'im |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 26 |
Teks
sunting- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
- Pasal ini dibagi atas 27 ayat.
- Berisi firman TUHAN yang diterima oleh Yehezkiel mengenai Bait Allah dan Yerusalem baru, dalam bentuk penglihatan tentang pemulihan Bait suci yang baru.
- Tujuan penglihatan tentang Bait Suci dialami Yehezkiel ialah memberi semangat kepada bangsa itu bahwa kemuliaan Allah akan dipulihkan sama sekali pada masa yang akan datang, sehingga menghasilkan pengurapan dan berkat yang akan bertahan selama-lamanya.[3]
- Merupakan sebuah rangkaian dari pasal 40 sampai 48.
Naskah sumber utama
sunting- Bahasa Ibrani:
- Masoretik (abad ke-10 M)
- Bahasa Yunani:
- Septuaginta (abad ke-3 SM)
- Versi Theodotion (~180 M)
Struktur
suntingPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- Yehezkiel 43:1–12 = TUHAN kembali ke Bait Suci dalam kemuliaan
- Yehezkiel 43:13–27 = Ukuran-ukuran mezbah dan pentahbisannya
Ayat 5
sunting- Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.[4]
Kitab Yehezkiel dimulai dengan suatu penglihatan yang membangkitkan rasa kagum terhadap kemuliaan Allah. Pasal 8:1-11:25 menggambarkan bagaimana kemuliaan Allah secara bertahap meninggalkan Bait Suci dan kota Yerusalem karena dosa-dosa bangsa itu. Yehezkiel menutup dengan penglihatan lain yang membangkitkan rasa kagum: kemuliaan, kuasa dan kasih Allah kembali memenuhi Bait Suci. Kita harus terutama rindu untuk melihat manifestasi kemuliaan Allah di dalam gereja melalui pekerjaan Roh Kudus. Tidak adanya keinginan kudus yang menyala-nyala adalah bukti kemunduran rohani di antara umat Allah.[3]
Ayat 12
sunting- "Inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu: seluruh daerah yang di puncak gunung itu adalah maha kudus. Sungguh, inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu."[5]
Hukum dasar Bait Allah ialah kekudusan, yang menuntut pemisahan dari segala dosa dan kejahatan. Demikian pula, orang percaya, sebagai bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19), harus hidup sesuai dengan Roh kekudusan (Rom 1:4) dan tetap suci dari segala dosa (1 Korintus 6:18–20).[3]
Referensi
sunting- ^ (Indonesia) Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
- ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Yehezkiel 43:5
- ^ Yehezkiel 43:12
Lihat pula
sunting- Bait Allah
- Yerusalem
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Keluaran 25; Yehezkiel 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48; 1 Korintus 6, Wahyu 21, Wahyu 22
Pranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks Yehezkiel 43 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Yehezkiel 43
- (Indonesia) Referensi silang Yehezkiel 43
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Yehezkiel 43
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Yehezkiel 43