Yehezkiel 9 (disingkat Yeh 9) adalah bagian dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2]

Yehezkiel 9
Kitab Yehezkiel 30:13–18 pada suatu naskah bahasa Inggris dari awal abad ke-13, MS. Bodl. Or. 62, fol. 59a. Teks bahasa Ibrani disalin sebagaimana dalam kodeks bahasa Latin. Terjemahan bahasa Latin ditulis di bagian marjin.
KitabKitab Yehezkiel
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
26
pasal 8
  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
  • Pasal ini dibagi atas 11 ayat.
  • Berisi penglihatan yang diterima oleh Yehezkiel pada tahun ke-6 bulan ke-6 hari ke-5[3] mengenai hukuman Allah atas orang-orang fasik di Yerusalem termasuk mereka yang menyembah berhala kekejian yang ada di dalam bait Allah.

Naskah sumber utama

sunting

Struktur

sunting

Ayat 2

sunting
Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.[4]

Enam orang ini adalah enam malaikat yang ditugaskan Allah untuk melaksanakan hukuman-Nya atas kota itu. Mereka masing-masing membawa sebuah senjata (Yehezkiel 9:1) yang dengannya akan membunuh semua orang fasik. Bersama dengan mereka muncul malaikat ketujuh berpakaian lenan dengan alat penulis di sisinya; tugasnya adalah untuk menulis sebuah huruf atau tanda pada dahi orang-orang yang tinggal setia kepada Allah (bandingkan Wahyu 7:3; Wahyu 9:4; Wahyu 14:1; 22:4; lihat Yehezkiel 9:4 berikutnya).[5]

Ayat 4

sunting
Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."[6]
 
Huruf taw dalam tulisan Ibrani/Aram kuno.

"Dan tulislah huruf T"—diterjemahkan dari bahasa Ibrani: והתוית תו (wə·hiṯ·wî·ṯā tāw) -- bermakna harafiah "dan tandailah (dengan) tanda", di mana kata "tanda" dalam bahasa Ibrani adalah "taw", yaitu sama dengan nama huruf terakhir dari abjad Ibrani yang berbentuk "tanda salib" atau "tanda silang"). Bandingkan dengan huruf kecil "t".
Allah memerintahkan bahwa hanya orang yang tinggal setia kepada-Nya dan firman-Nya dapat lolos dari hukuman yang akan datang.

  • 1) Kesetiaan mereka kepada Allah ditentukan oleh kasih mereka akan kebenaran dan kesedihan serta kebencian mereka atas dosa-dosa yang dilakukan di sekitar mereka. Mereka akan menerima tanda pengenal khusus dari Allah—huruf Ibrani taw.
  • 2) Merasa sedih atas dosa adalah bukti dari iman sejati yang menyelamatkan; mereka yang sungguh-sungguh menjadi milik Allah akan sedih seperti Allah pada saat mereka melihat dosa dan kebejatan di dalam dunia dan gereja (lihat Ibrani 1:9).[5]

Tertulianus, seorang Kristen pada abad ke-2 M (tergolong sebagai "Bapa Gereja") menjelaskan bahwa tanda "Taw" yang asalnya ditulis seperti bentuk salib itu merupakan suatu tanda pengenal dan satu-satunya jalan keselamatan, yang merujuk kepada salib Yesus Kristus.[7]

Ayat 6

sunting
Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.[8]

"Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T"—diterjemahkan dari bahasa Ibrani: ועל־כל־איש אשר־עליו התו (wə·‘al-kāl-’îsh ’ă·sher-‘ā·lāw ha·tāw) -- bermakna harafiah "dan atas(-)semua(-)laki-laki (atau "manusia" secara umum) yang(-)di atasnya (terdapat) tanda itu", di mana kata "tanda" dalam bahasa Ibrani adalah "taw"
Hukuman Allah dimulai dengan umat-Nya sendiri (lihat 1 Petrus 4:17), khususnya para pemimpin rohani jemaat. Para pemimpin dan penilik jemaat bertanggung jawab secara khusus kepada Allah untuk kesetiaan mereka kepada Firman-Nya dan ketekunan mereka dalam hidup yang benar dan kudus (Yakobus 3:1); apabila mereka gagal menjadi teladan yang baik, mereka akan menyesatkan banyak orang dari Allah dan Firman-Nya.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  3. ^ Yehezkiel 8:1
  4. ^ Yehezkiel 9:2
  5. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Yehezkiel 9:4
  7. ^ Robert Jamieson, A. R. Fausset and David Brown. Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary (1871).
  8. ^ Yehezkiel 9:6

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting