Transvision

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari Yestv)

Transvision (sebelumnya dikenal sebagai TelkomVision dan YesTV) adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan televisi berlangganan dengan kantor pusat yang berada di Jakarta, Indonesia. Transvision dimiliki sebagian besarnya oleh Trans Media, anak perusahaan CT Corp, dengan anak perusahaan Telkom Indonesia, TelkomMetra memegang saham minoritas. Saat ini Transvision memberikan layanan siaran televisi satelit berlangganan. Transvision menyiarkan siarannya lewat satelit Telkom-1 (C-Band) dan MEASAT-3b (Ku-Band) atau juga disediakan satelit Telkom-3S khusus UseeTV (sekarang IndiHome TV).[2] Mulai 2016, Transvision sepenuhnya bersiaran menggunakan satelit MEASAT-3b.

PT Indonusa Telemedia
Transvision
Sebelumnya
TelkomVision (1997-2014)
YesTV (2009-2014)
Anak perusahaan
IndustriTelevisi satelit berlangganan
Didirikan7 Mei 1997 (sebagai TelkomVision)
23 Mei 2014 (sebagai Transvision)
PendiriTelkom
RCTI
Telekomindo Primabhakti
Datakom Asia
Kantor pusat
Tokoh kunci
Chairul Tanjung (Komisaris Utama)
Ishadi S.K. (Komisaris)
Peter F. Gontha (Direktur Utama)
Atiek Nur Wahyuni (Wakil Direktur Utama)
Hengkie Liwanto (Direktur)
PemilikTrans Media
TelkomMetra (minoritas)[1]
IndukTrans Corp (CT Corp)
Telkom Indonesia
Situs webwww.transvision.co.id

Sejarah

TelkomVision didirikan pada tanggal 7 Mei 1997 oleh empat perusahaan konsorsium yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), PT Telekomindo Primabhakti dan PT Datakom Asia[a] dan kemudian terus tumbuh dan berkembang dalam bisnis siaran televisi berlangganan di Indonesia. Awalnya, perusahaan ini didirikan bukan dengan nama Indonusa Telemedia, melainkan Telemedia Indonesia. Lalu, baru pada pertengahan Desember 1998 perusahaan ini baru beroperasi dengan 200 pelanggan awal.

Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut, TelkomVision mengalami beberapa kali perubahan struktur kepemilikan saham dan Telkom sebagai salah satu BUMN sekaligus perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia mencoba untuk tetap eksis menjadi pemegang saham mayoritas TelkomVision dengan kepemilikan saham saat ini sebesar 99,54 % dan sebesar 0,46% saham TelkomVision dimiliki oleh PT Multimedia Nusantara (METRA) dengan total modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp. 647,5 Milyar posisi 31 Desember 2011.[5]

Sebagai perusahaan yang dulu mayoritas sahamnya sempat dimiliki oleh Telkom sekaligus menjadi satu-satunya TIME operator di Indonesia, TelkomVision diposisikan sebagai bisnis media dan edutainment yang merupakan bagian dalam bisnis TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment) tersebut, sehingga kedepan bisnis televisi berlangganan TelkomVision akan terus dikembangan baik dari sisi program, jenis dan media layanan dengan inovasi-inovasi terbaru.

Produk layanan DTH (direct to home) prepaid (prabayar) menjadi andalan TelkomVision sekaligus pelopor bagi bisnis televisi berlangganan milik pemerintah ini sampai sekarang, dengan layanan tersebut pelanggan dimudahkan untuk memilih program dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk mengembangkan pelanggan DTH postpaid (pascabayar) TelkomVision melakukan sinergy dengan Telkom dengan meluncurkan bandling produk Speedy-YES TV dengan target market semua pelanggan Speedy Telkom dalam mengoptimalkan kerja sama sinergy Telkom Group.

Seiring tuntutan perkembangan industri yang berbasis media dan edutainment yang semakin beragam dan dinamis, mulai tahun 2011 TelkomVision hadir dengan logo dan semangat baru untuk memperkuat komitmen dan posisinya sebagai penyedia layanan TV berbayar yang terbaik kepada pelanggan melalui program-programnya yang inspiratif, yang ditujukan untuk memperkaya kehidupan pelanggannya. Logo baru TelkomVision mengangkat tema menyerupai bintang yang menunjuk ke 5 arah yang melambangkan harmonisasi antara 5 elemen kehidupan, serta visi TelkomVision yang menyatukan berbagai layanan multimedia.

Pada masa mendatang, secara berkesinambungan TelkomVision berencana akan terus melakukan pengembangan produk layanan dengan tetap mengoptimalkan program sinergy dengan Telkom Group. Pada tahun 2011 telah diluncurkan produk IPTV ”Groovia TV” dan akan terus dikembangkan untuk televisi mobile, Value Added Service (VAS), dan interactive content, dengan pengembangan layanan yang berorientasi kepada konsumen, serta inovasi dan perbaikan yang berkesinambungan, TelkomVision optimis untuk bisa menjadi yang terdepan di industrinya.

Pada tahun 2013, pengusaha nasional Chairul Tanjung melalui perusahaannya yaitu Trans Corp membeli 80% saham TelkomVision, meskipun pada awalnya keputusan ini sempat ditentang oleh DPR RI.[6][7] Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat juga ikut untuk menyelesaikan penjualan salah satu aset Telkom ini dengan alasan selama dipegang oleh Telkom, TelkomVision terlihat stagnan dalam hal penghasilan meskipun memiliki prospek bagus sebagai salah satu pemain lama di bisnis televisi berlangganan.[8] Kedepannya Telkom dengan sisa 20% saham akan lebih fokus kepada infrastruktur sementara Trans Corp fokus kepada pengembangan konten.[9]

Pada tanggal 1 Mei 2014, TelkomVision berubah menjadi Transvision sejak mayoritas kepemilikannya diambil oleh Trans Corp melalui unit usahanya Trans Media.

Pada tanggal 1 Agustus 2022, Transvision dihapus dengan saluran Paramount Global di semua rencananya.

Saluran eksklusif

Di samping memberikan layanan televisi berbayar, Transvision menjalankan sejumlah saluran televisi eksklusif/in-house yang hanya disiarkan melalui Transvision. Saluran-saluran tersebut rata-rata menayangkan acara-acara unggulan yang pernah ditayangkan oleh Trans TV dan Trans7, di samping beberapa acara orisinal.

Saluran aktif

Logo Nama Tanggal siaran perdana Kategori Keterangan Nama sebelumnya
 
Dunia Anak 1 Mei 2014 Anak Saluran bergenre pendidikan dan kartun. Ananda (2012-30 April 2014)
Eat & Go 1 Mei 2014 Gaya Hidup Saluran bergenre kuliner dan wisata. -
Insert 1 Mei 2014 Hiburan Umum Saluran bertema selebritas. -
Khazanah 1 Mei 2014 Religi: Islam Saluran bernuansa islami. Alif TV (11 Agustus 2010-30 April 2014)
Dunia Lain 14 Mei 2014 Hiburan Umum Saluran bergenre supranatural. -
 
Bioskop Indonesia 23 Mei 2014 Film Saluran berisi konten Transinema Pictures. Bioskop TelkomVision (2012-22 Mei 2014)
Golf+ 31 Maret 2017 Olahraga Saluran bertema golf Golf Channel (16 April 2010-1 Mei 2022)
Lingua Channel 25 September 2019 Hiburan Umum Saluran bertema bahasa -
Seru! Channel 2 Mei 2020 Hiburan Umum Saluran bergenre live podcast dan ngobras. Showcase (1 Mei 2014-28 April 2020)
Musik Indonesia 29 September 2021 Musik Saluran musik di Indonesia. MTV Asia (15 September 1991-2 Mei 1994)
Channel V (27 Mei 1994-29 September 2021)

Saluran yang telah ditutup

Nama kanal Tanggal tutup Digantikan oleh
Jelita 2017 Showcase
Male 2017 Showcase
Tahan Tawa 28 Februari 2018 Showcase
SBS-in 31 Desember 2019 -
!nsertlive 2020 Insert
T-Music Juli 2022 Musik Indonesia
Nusantara 19 Oktober 2024 -
Historical Sports -
ID.Cyclist -
Balap -

Catatan kaki

  1. ^ Secara spesifik, struktur kepemilikan PT Datakom Asia terdiri dari:
    PT Asriland (Bambang Trihatmodjo): 33,3%
    PT Lembahsubur Adipertiwi (Anthony Salim): 28,57%
    PT Persada Giri Abadi (Peter F. Gontha): 24,23%
    PT Azbindo Nusantara (Aziz Mochdar): 6,88%
    PT Indosat (Persero) Tbk: 5%
    PT Trisadnawa Solusi Komunikasi (Youk Tanzil): 2%[3][4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Bisnis Kami". TelkomMetra. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13 Februari 2023. 
  2. ^ "TelkomVision on Telkom 1 at 108.0°E Channel Number". Lyngsat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-11. Diakses tanggal 3 Desember 2013. 
  3. ^ "Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 3,Masalah 1-8". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-23. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  4. ^ "Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-23. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  5. ^ "Tentang TelkomVision". Situs resmi TelkomVision. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-11. Diakses tanggal 3 Desember 2013. 
  6. ^ "Chairul Tanjung Ambil Alih TelkomVision". M.C. Aziz. Blog TVku Indo. 7 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-07. Diakses tanggal 3 Desember 2013. 
  7. ^ "DPR Tidak Terima Alasan Penjualan TelkomVision". Sindonews.com. MNC Network. 5 November 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-06. Diakses tanggal 10 November 2013. 
  8. ^ Gunawan, Hendra (11 November 2013). Gunawan, Hendra, ed. "Dahlan Lego TelkomVision ke CT Karena Terus Merugi". Tribunnews.com. Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-06. Diakses tanggal 12 November 2013. 
  9. ^ "Akusisi TelkomVision, Trans Corp Akan Suplai Konten". Kompas.com. Kompas.com. 11 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-06. Diakses tanggal 17 Agustus 2013. 

Pranala luar