Zenaida dan Philonella
Santa Zenaida (Zenaida dari Tarsus) dan Philonella (wafat sekitar 100) dianggap sebagai dokter Kristen pertama setelah Lukas, dan "penyembuh tanpa imbalan" pertama.[1] Mereka sangat dihormati dalam tradisi Kristen Timur.[2]
Zenaida dan Philonella | |
---|---|
Penyembuh kudus tanpa bayaran, martir | |
Lahir | Tarsus, Kilikia |
Meninggal | kira-kira 100 dekat Demetriada, Thessalia |
Dihormati di | Ortodoks Timur |
Pesta | 11 Oktober |
Zenaida dan Philonella adalah sepasang saudari, lahir dalam keluarga Yahudi yang terpelajar dan dikatakan sebagai sepupu dari Rasul Paulus.[2] Mereka dibaptis oleh saudara mereka Yason, yang merupakan uskup dari kampung halaman mereka, Tarsus. Saat belajar di akademi filsafat di Tarsus, mereka menunjukkan minat pada studi kedokteran, dan ketika mereka menyelesaikan studi, mereka pindah ke pegunungan di sekitar Pelion dekat Demetriada di Thessalia.[3] Daerah itu terkenal dengan mata air penyembuhan dan kuil-kuil pemujaan dewa kesembuhan Asklepios. Para dokter yang membuka praktik di sana hanya melayani orang kaya, mematok harga yang sangat tinggi untuk jasa mereka, dan menambah pendapatan dengan berjualan jimat dan sihir.[1]
Keduanya mulai menentang kebiasaan yang berlaku. Ketika menemukan sebuah gua dengan mata air, mereka mendirikan kapel dan kamar untuk diri mereka sendiri, dan membuka klinik di mana mereka merawat semua orang yang datang tanpa memungut biaya.[1]
Philonella mengabdikan dirinya untuk pengobatan eksperimental, menggunakan sejenis metode ilmiah modern, dan bekerja keras untuk memisahkan metode pengobatan dari takhayul.[1] Zenaida khususnya tertarik pada pediatri. Menjelang akhir hidupnya, ia memberikan perhatian khusus pada pengobatan gangguan jiwa, termasuk depresi.[1] Kedua saudari itu mengabdikan hidup mereka untuk beribadah ketika sedang tidak bekerja.
Terdapat berbagai versi yang bercerita tentang kematian mereka. Menurut satu kisah, keduanya dirajam sampai mati pada suatu malam oleh penyembah berhala secara bersamaan.[3] Pada kisah lain, keduanya menemui akhir yang damai, di mana Zenaida meninggal lebih dulu dibanding Philonella. Philonella memperdalam pengabdian spiritualnya dan menjadi dikenal sebagai pekerja yang menggunakan mukjizat sebelum akhirnya meninggal beberapa tahun kemudian.[1] Pesta mereka diperingati pada 11 Oktober.
Nama Zenaida berasal dari bahasa Yunani: Ζηναις, Zenais yang berarti "milik Zeus".[4] Karena dirinya seorang Kristen dan dianggap sebagai orang suci, Zenaida banyak dipakai umat Kristiani sebagai nama anak perempuan, meski memiliki asal usul paganisme.
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Puhalo, Lazar. "The Holy Unmercenary Physicians Zeniada and Philonella, the Friends of Peace". Lives of the Female Unmercenary Saints. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-22. Diakses tanggal 2020-07-26.
- ^ a b Engelbert, Omer (1994). The Lives of the Saints. New York: Barnes & Noble Publishing. hlm. 386–387. ISBN 1-56619-516-0.
- ^ a b "Martyr Zenaida (Zenais) of Tarsus, in Cilicia". Diakses tanggal 2020-07-26.
- ^ Behind the Name: Zenaida Zinaida