Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
Baris 25:
== Latar belakang ==
=== Cikal bakal ===
Ketika [[nasionalisme]] di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok [[Kristen]] [[Protestan]] telah beritikad untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Ketika [[Jepang]] menaklukan pemerintah [[Hindia Belanda]] dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan [[Belanda]], termasuk para pelayan gerejawi [[gereja]] Protestan.<ref name="Aritonang"/> Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.<ref name="Aritonang"/> Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan [[ekumenisme|ekumenikal]] di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.<ref name="Aritonang"/> Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga [[zending]] (pekabaran Injil) memakai [[bahasa Belanda]], [[bahasa Malaysia]], atau bahasa lokal.<ref name="Aritonang"/> Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam [[bahasa Indonesia]] yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan dengan nama ''[[Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)]]''.<ref name="Aritonang"/> Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.<ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. ''History of Christianity in Indonesia''. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.</ref>
=== Awal mula berdiri ===
Pada tahun 1950, Badan Penerbit Darurat menjadi organ resmi [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|Dewan Gereja di Indonesia (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI)]] dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) pada tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.<ref name="Aritonang"/> BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah [[Johannes Verkuyl]], di samping orang-orang lainnya.<ref name="Aritonang"/> BPK mendapat dukungan dari [[Indische Kerk]] (kini menjadi [[Gereja Protestan Indonesia]]), lembaga-lembaga Zending, [[YMCA]], dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti [[J. Leimena]], [[Albert Mangaratua Tambunan]], [[B. Probowinoto]], dan [[W.J. Rumambi]].<ref name="Aritonang"/> Pada tahun 1950, [[Alfred Simanjuntak]] menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.<ref name="Aritonang"/>
|