Soetran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Soetran": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AP. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya)) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 49:
=== Wajib Tanam Cengkih ===
Beberapa saat setelah ia ditunjuk sebagai penjabat gubernur Irian Jaya, Soetran mulai menerapkan program yang sudah ia jalankan di Trenggalek tujuh tahun yang lalu. Pada tanggal 20 Mei 1975, Soetran mencanangkan program Wajib Tanam Cengkih (WTC).<ref name="wtc">{{cite news|date=11 Desember 1976|title=Lain trenggalek, lain di sini|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/70670/lain-trenggalek-lain-di-sini|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073259/https://majalah.tempo.co/read/daerah/70670/lain-trenggalek-lain-di-sini|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref> Soetran berpendapat bahwa cengkih bisa memberikan hasil yang besar kepada pendapatan daerah Irian Jaya. Karena programnya tersebut, Soetran dijuluki sebagai "Gubernur Cengkih".<ref>{{cite book|last=Griapon|first=Alexander|date=2010|url=https://books.google.com/books?id=R-NRAQAAMAAJ|title=Lembaga musyawarah adat: 10 tahun terakhir dari 30 tahun awal pemerintahan propinsi di tanah Papua|location=Jayapura|publisher=Arika Publisher|isbn=9786029570533|page=28|access-date=13 Desember 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073234/https://books.google.com/books?id=R-NRAQAAMAAJ|archive-date=15 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Menurut isi komando yang dikeluarkan Soetran, setiap kepala keluarga di Irian Jaya terkena wajib tanam. Keluarga yang hidup di desa harus menanam minimum 20 batang cengkih, keluarga yang hidup di pinggir kota harus menanam 5—10 batang, dan keluarga yang hidup di kota harus menanam minimum 5 batang. Kantor-kantor, sekolah, asrama, tempat ibadah, dan pramuka juga diwajibkan untuk menanam cengkih. Selain dari penanaman skala kecil oleh penduduk, Soetran juga mendirikan perkebunan cengkih yang dikelola oleh pemerintah kabupaten dan provinsi.<ref name="wtc" />
Baris 59:
Julius Ary Mollet, seorang peneliti dari [[Universitas Cenderawasih|Universitas Cendrawasih]], menyalahkan kegagalan Soetran pada sosialisasi yang kurang. Menurutnya, masyarakat menjadi enggan untuk memanen dan menjual hasil budidaya cengkih dikarenakan kurangnya sosialiasi mengenai keuntungan dari menanam cengkih.<ref>{{cite news|last=Ama|first=Kornelis Kewa|date=7 September 2003|title=Kesejahteraan WargaPapua Tak Pernah Terbangun|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/17871159|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073232/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F17871159|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|p=26|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref>
Setelah ia turun dari jabatan sebagai Gubernur Irian Jaya, penerusnya, [[Busiri Suryowinoto]], mempertanyakan kebijakan Wajib Tanam Cengkih-nya. Busiri menggantikan program Soetran dengan penanaman tanaman pangan, karena menurutnya cengkih tidak cocok untuk wilayah Irian Jaya.<ref>{{cite news|date=24 Januari 1981|title=Busiri, Setelah Soetran|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/48872/busiri-setelah-soetran-busiri-setelah-soetran|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073232/https://majalah.tempo.co/read/daerah/48872/busiri-setelah-soetran-busiri-setelah-soetran|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
=== Gempa Bumi Irian Jaya ===
{{see also|Gempa bumi Papua 1976}}Selama masa pemerintahan Soetran, Provinsi Irian Jaya mengalami dua gempa bumi secara berturut-turut. Gempa bumi pertama, yang terjadi pada tanggal 26 Juni 1976 dan berukuran 7,1 [[Skala richter|Skala Richter]], berlangsung selama seminggu. Akibatnya, 12 kampung besar di [[Lembah Baliem]] dinyatakan hilang. Kecamatan [[Kurima, Yahukimo|Kurima]], [[Okbibab, Pegunungan Bintang|Okbibab]], dan [[Oksibil, Pegunungan Bintang|Oksibil]], yang kesemuanya terletak di [[Kabupaten Jayawijaya]], sepenuhnya hancur oleh gempa bumi. Sampai dengan tanggal 5 Juli 1976, 369 orang ditemukan tewas dan 5.001 orang dinyatakan hilang.<ref name="gempa1">{{cite news|date=17 Juli 1976|title=Ujian Berat Buat Soetran|url=https://majalah.tempo.co/read/nasional/69753/ujian-berat-buat-soetran|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073236/https://majalah.tempo.co/read/nasional/69753/ujian-berat-buat-soetran|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Seusai gempa bumi tersebut, para penyintas dievakuasi dan ditampung dalam kamp pengungsian.<ref>{{cite news|date=10 Juli 1976|title=Sekitar 50.000 Penduduk Jayawijaya Perlu Diungsikan dari Daerah Gempa|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19237922|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073239/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19237922|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|p=1|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref> Seorang pejabat pemerintahan menggambarkan kondisi di kamp pengungsian tersebut dengan "mengerikan dan menakutkan". Sekretaris Daerah Irian Jaya, Syarifuddin Harahap, mengirimkan sejumlah [[Radiogram (pesan)|radiogram]] kepada departemen dan perusahaan di Irian Jaya dan meminta mereka untuk mengirimkan bantuan. Presiden [[Soeharto]] menanggapinya dengan memerintahkan lembaga pemerintahan untuk membentuk suatu satuan tugas untuk menangani gempa bumi tersebut.<ref>{{cite news|date=7 Juli 1976|title=Presiden Instruksikan: Bentuk Satgas untuk Bantu Korban Gempa Irja * Pemberian Kredit "Candak Kulak" Tanpa Jaminan; Jumlah Uang...|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19461113|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073248/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19461113|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|p=1|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref> Bantuan pertama yang diberikan kepada penyintas yang masih terisolasi dan kelaparan berbentuk karung [[Ubi jalar|ubi]] yang [[Penjatuhan udara|dijatuhkan dari udara]]. Namun, sejumlah karung ubi hancur karena karungnya rapuh. Pada tanggal 3 Juli, Pemerintah [[Papua Nugini]] membantu proses [[pencarian dan penyelamatan]] dalam bentuk sebuah pesawat [[Cessna]].<ref name="gempa1" />
Baris 70:
Soetran mengeluhkan kelambatan dari bantuan pemerintah terhadap bencana alam tersebut. Pada tanggal 19 Juli, Soetran menyampaikan ketidakpuasannya dengan penanganan pemerintah pusat terhadap bencana tersebut. Ketidakpuasannya dikarenakan satgas yang dibentuk oleh pemerintah pusat belum juga datang.<ref>{{cite news|date=21 Juli 1976|title=Gubernur Sutran: Lebih Baik Bantuan untuk Korban Gempa di Irja Disampaikan Langsung|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19373282|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073254/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19373282|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|p=12|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref> Dia juga mengatakan bahwa sampai dengan tanggal 19 Juli, baru 2 dokter dan 10 perawat yang tiba di lokasi bencana.<ref>{{cite news|date=22 Juli 1976|title=Tajuk Rencana: Keluhan Gubernur Sutran Mengenai lambatnya bantuan kemanusiaan dari pusat untuk korban gempa di Irja|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19372490|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073254/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19372490|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|p=4|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref> Dalam sebuah pertemuan dengan Soeharto, Soetran juga mengkritisi kurangnya bantuan pesawat dan medis yang diberikan oleh pemerintah pusat.<ref>{{cite news|date=5 Agustus 1976|title=Gubernur Sutran risau:Karena lambannya bantuan pesawat dan dokter|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19461819|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073250/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19461819|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|p=2|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref>
Menurut [[Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Kantor Koordinasi Urusan Penganggulangan Bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (UNDRO), sampai dengan tanggal 30 September, sekitar satu setengah juta dolar AS telah diberikan oleh organisasi dari berbagai negara untuk penanganan bencana di Irian Jaya. UNDRO memperkirakan bahwa pemerintah menghabiskan setidaknya 10 ribu dolar setiap bulannya untuk penjatuhan ubi dari udara.<ref name="gempa2">{{cite news|date=4 Desember 1976|title=Pindah Atau Tidak?|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/70613/pindah-atau-tidak|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073243/https://majalah.tempo.co/read/daerah/70613/pindah-atau-tidak|archive-date=15 Desember 2020|access-date=14 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Gempa bumi yang kedua terjadi pada bulan November 1976. Gempa bumi tersebut berdampak pada [[Pegunungan Jayawijaya]], dan sekitar 110 orang tewas akibat gempa tersebut. Gempa bumi yang kedua memiliki skala yang lebih kecil dan menerima lebih sedikit peliputan dari media.<ref name="gempa2" />
=== Perseteruan dengan Elias Paprindey ===
[[Elias Paprindey]], seorang birokrat asli Papua, ditunjuk oleh Soetran sebagai wakil gubernur menggantikan [[Jan Mamoribo]] yang wafat pada tanggal 19 Oktober 1976.<ref>{{citation|last=Pemerintah Indonesia|date=8 Maret 1977|title=Keputusan Presiden Indonesia Nomor 32/M Tahun 1977|url=http://web.archive.org/web/20210111055809/https://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/148437-%5B_Konten_%5D-KEPRES%20NO.%2032-M%20TAHUN%201977.PDF|location=Jakarta|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia}}</ref> Beberapa saat setelah menjabat sebagai Wakil Gubernur, Paprindey mulai berseteru dengan Soetran mengenai proses pembangunan di Irian Jaya.<ref name=":2" /> Paprindey kemudian menuduh jabatan wakil gubernur sebagai "tak lebih dari simbol belaka".<ref>{{cite news|date=29 November 1980|title=Dari Wagub Sampai Trikora|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/52966/dari-wagub-sampai-trikora|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073239/https://majalah.tempo.co/read/daerah/52966/dari-wagub-sampai-trikora|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref> Ketika ditanya oleh wartawan ''[[Tempo (majalah Indonesia)|Tempo]]'' Widi Yarmanto mengenai perseteruan tersebut, Soetran menyangkal hal tersebut dan menyatakan bahwa "Hubungan kerja [kami] tetap baik [dan] pekerjaan [kami tetap] lancar."<ref>{{cite news|date=11 Agustus 1979|title=Sesungguhnya Tak Ada Apa-apa|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/56390/sesungguhnya-tak-ada-apa-apa|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073248/https://majalah.tempo.co/read/daerah/56390/sesungguhnya-tak-ada-apa-apa|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Ketika berita mengenai perseteruan tersebut diketahui oleh penduduk, PNS penduduk asli Irian Jaya mulai mengungkapkan keresahan mereka dengan pemerintah daerah. Seorang pegawai negeri menyatakan bahwa "Kalau keadaan di sini begini terus, lebih baik kami ke [[Papua Nugini|PNG]] saja."<ref name=":2">{{cite news|date=11 Agustus 1979|title=Irian Jaya, 10 Tahun Kemudian|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/56388/irian-jaya-10-tahun-kemudian|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073241/https://majalah.tempo.co/read/daerah/56388/irian-jaya-10-tahun-kemudian|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
== Pensiun dan meninggal ==
Setelah ia pensiun dari jabatan gubernur pada tahun 1981, Soetran tinggal di Surabaya. Soetran mendirikan Arisan Bapak-Bapak di lingkungannya.<ref name="death">{{cite news|date=11 Juli 1987|title=Meninggal|url=https://majalah.tempo.co/read/album/29630/meninggal-dunia|url-access=limited|work=Tempo|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073245/https://majalah.tempo.co/read/album/29630/meninggal-dunia|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Soetran mulai menjalani operasi di [[Rumah Sakit Darmo]] pada Juni 1987 karena penyakit kanker hati yang dideritanya. Pada pukul 10.10 tanggal 1 Juli 1987, Soetran meninggal di rumah sakit tersebut.<ref>{{cite news|date=2 Juli 1987|title=Bekas Gubernur H.Soetran Meninggal|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19014978|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073257/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19014978|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|p=8|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref> Ia dimakamkan dua hari kemudian di Taman Makam Pahlawan Dukuh Kupang dengan inspektur upacara [[Daftar Gubernur Jawa Timur|Gubernur Jawa Timur]] [[Wahono]].<ref>{{cite news|date=3 Juli 1987|title=Almarhum Soetran Dimakamkan|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19134619|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073223/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19134619|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|p=12|url-status=live|dead-url=no|url-access=subscription}}</ref>
|