Kontroversi yang melibatkan Michael Schumacher
Dalam perjalanan karier balapannya yang cukup panjang, Michael Schumacher juga sering terlibat dalam beberapa insiden, yang beberapa di antaranya berakhir dengan kontroversi.[1] Berikut ini adalah beberapa kasus kontroversial yang melibatkan Schumi sampai yang terbaru dan terakhir terjadi saat ia memepet Rubens Barrichello ke dinding pit pada GP Hongaria 2010.
Rivalitas
Melawan Mika Hakkinen
Benih-benih persaingan dengan Mika Hakkinen telah dimulai Schumi sejak mereka pertama bertemu dalam ajang F3 Macau pada tahun 1990. Saat itu Mika menempati pole position dan Schumi duduk di P2. Saat balapan mereka bersaing secara ketat, dan Schumi kemudian mencoba melakukan manuver kepada Mika dengan menyerudukkan moncong mobilnya ke bagian ekor mobil Mika, sehingga Mika terpental ke dinding dan tersingkir.[2]
Seusai lomba yang dimenangi Schumi itu, Schumi mengaku bahwa ia tidak sengaja melakukannya dan kemudian meminta maaf kepada Mika atas insiden tersebut. Namun 14 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2004, secara mengejutkan Schumi berujar bahwa ia sengaja menggiring Mika ke dinding dalam balapan tersebut supaya ia bisa menang di F3 Macau. Menanggapi hal itu Mika lantas menjawab:
"Itulah karakter tipikal dari seorang Michael Schumacher. Saya tidak habis pikir kenapa ia mencelakakan saya jika tujuannya hanya sebuah trofi yang tidak ada artinya bila dibandingkan dengan sebuah kemenangan sejati yang bersih.[3]"
Melawan Damon Hill
Pertarungan Schumi vs. Damon Hill dimulai sejak pertengahan musim balap 1994. Di GP Inggris, Schumi marah pada saat sesi latihan bebas karena "diacungi jari tengah" oleh Damon Hill, ketika Hill sedang berada di pitwall dan Schumi keluar dari garasi Benetton. Saat sesi pemanasan sebelum start, Schumi dan Hill sama-sama keluar dari garasi mereka masing-masing, lalu secara kasar Schumi menggasak dan menyalip Hill. Langsung panitia mengibarkan bendera hitam (tanda diskualifikasi dari lomba) untuk Schumi. Schumi malah tetap ngebut, dan akhirnya oleh panitia ia dikenai hukuman tambahan: dilarang tampil dalam dua balapan. Sementara itu, tim Benetton terkena denda setelah terbukti lalai tidak mampu mengontrol emosi pembalapnya, dan Flavio Briatore (bos tim Benetton) dilarang tampil dalam lima balapan setelah melontarkan kata-kata kotor pada steward balapan. Damon Hill sendiri kemudian didenda 25.000 poundsterling karena mengacungkan jari tengah di hadapan orang banyak. Persaingannya dengan Hill sendiri mencapai klimaksnya di Adelaide (lihat di bawah).
Di musim balap 1995, tercatat tiga kali Schumi dan Hill saling bersitegang. Dua di antaranya terjadi di Inggris dan Italia. Ketika itu, Schumi dan Hill saling bertabrakan, dan nyaris saja keduanya berkelahi karena saling mempertahankan argumen. Kemudian di Belgia, Schumi, yang memaksakan diri untuk start dengan ban kering di tengah cuaca Belgia yang basah akibat hujan deras, secara tiba-tiba zig-zag dan memblok Hill di lap 19 dan menyebabkan keduanya bersenggolan di tikungan Las Combes. Hill kemudian terkena penalti 10 detik akibat dinilai mencoba menabrak Schumi di trek basah.
Perebutan gelar juara dunia
Australia 1994
Pada GP Australia 1994 di sirkuit Adelaide, yang merupakan balapan terakhir musim 1994, Schumi memimpin satu poin atas Damon Hill di klasemen. Schumi lantas memimpin balapan, dan kemudian Hill menguntit secara ketat di belakangnya. Di lap 35, Schumi melakukan manuver aneh dengan menabrakkan mobilnya ke dinding, sehingga menyebabkan mobilnya oleng dan mengambang ke atas. Tidak diketahui secara pasti apakah mobil Schumi saat itu rusak atau tidak. Schumi lantas kembali ke trek dan memimpin. Di tikungan selanjutnya, ketika Hill mencoba mengambil kesempatan untuk menyalip, Schumi menghalanginya dan akhirnya Hill yang tidak bisa menghindar kemudian menabrak Schumi, menyebabkan mobil Schumi terbang, dan akhirnya suspensi depannya rusak sehingga ia tersingkir. Tak lama berselang, Hill juga tersingkir, dan menghasilkan gelar juara dunia pertama untuk Schumi.[4][5][6]
Segera sesudah hal tersebut terjadi, beberapa pengamat F1 mulai mempermasalahkan hal ini. Jurnalis F1 ternama, Alan Henry, menyebut tindakan Schumi tersebut mirip Ayrton Senna, dan ia melakukan ini demi gelar.[7] Tapi komentator F1 resmi BBC saat itu, Murray Walker, percaya bahwa Schumi sengaja berbuat seperti itu untuk mempertahankan poin.[8] Tim Williams lantas memilih untuk diam ketimbang mengadukannya kepada FIA. Patrick Head menegaskan bahwa ia dan timnya (WilliamsF1) diam karena di 1994 Williams sudah mengalami hal menyedihkan dengan tewasnya Ayrton Senna. "Kalau saja Senna tidak tewas, kami mungkin akan protes," ujar Head.[9] Sampai saat ini pun, masih banyak pengamat F1 yang percaya bahwa memang Schumi akan mencelakakan Hill di Adelaide 1994.[10]
Eropa/Jerez 1997
Cerita yang sama namun sedikit berbeda terjadi di GP Eropa 1997 di Jerez. Sama halnya dengan GP Australia 1994, GP Eropa 1997 ini adalah balapan penutup musim. Lagi-lagi Schumi bertarung untuk gelar juara dunia melawan tim yang sama (Williams), namun dengan pembalap yang berbeda (Jacques Villeneuve). Dan lagi-lagi selisih poin Schumi dengan pembalap di bawahnya hanya 1. Di sesi kualifikasi, JV dan Schumi mencatat waktu yang sama, dan kemudian JV dinyatakan sebagai pemegang pole position.
Saat balapan berjalan, JV sempat geram ketika salah satu pembalap Sauber yaitu Norberto Fontana menghalang-halanginya. Sebelumnya di sesi latihan bebas, Jean Todt dicurigai telah mendatangi garasi Sauber yang saat itu memakai mesin pasokan Ferrari. Ditengarai bahwa Todt memaksa Peter Sauber agar pembalapnya mau membantu Schumi untuk mengejar gelar dunia. JV lantas berhasil menyalip Fontana dan target selanjutnya adalah Schumi. Di lap 48, JV menyalip Schumi di tikungan Dry Sack. Schumi lantas balas menabrak sidepod Williams JV, yang justru mengakibatkan Ferrari Schumi tak bisa melanjutkan lomba. Sementara itu, Williams JV ternyata masih bisa jalan terus, dan walaupun hanya finish di posisi ketiga, raihan poin JV sudah cukup untuk meraih gelar juara dunia.[11][12][13]
Dua minggu sesudah lomba, FIA yang menerima protes dari tim Williams tentang insiden Schumi tersebut akhirnya memutuskan bahwa Schumi bersalah, dan ia dengan terpaksa didiskualifikasi dari kejuaraan tahun 1997. FIA menyatakan bahwa insiden Schumi melawan JV adalah sangat berbahaya, walaupun mungkin Schumi tidak sengaja melakukannya. Sampai akhir musim 2015, Schumi menjadi satu-satunya pembalap yang terdiskualifikasi dari kejuaraan. Schumi lantas menerima hukuman dari FIA tersebut tanpa melakukan banding.[13][14][15]
Musim 2006, ketika Schumi kembali membuat kontroversi di Monako, Villeneuve yang saat itu masih membela tim BMW Sauber berujar:
"Setiap kali ada pembalap yang lebih kencang darinya (Schumi), pasti ia akan melakukan tindakan tercela, yang sayangnya oleh sebagian orang malah dianggap tindakan heroik.[16]"
Team Order
Secara sejarah, team order merupakan suatu hal yang biasa terjadi dalam dunia F1, ketika salah satu pembalap berkorban untuk membantu rekan setimnya. Tetapi ketika Schumi turun di F1 bersama tim Benetton dan Ferrari, secara menyimpang ia mengubah team order menjadi kegiatan rutin, karena siapa pun yang menjadi pembalap rekan setim Schumi, ia harus mengalah kepada Sang Raja. Pengecualian hanya diberikan di dua GP terakhir musim 1999 karena saat itu Schumi secara sukarela (walaupun sampai saat ini Eddie Irvine menyatakan tidak) membantu rekan setimnya Eddie Irvine untuk meraih gelar juara dunia.
Kasus team order terbesar Ferrari adalah di tiga GP Austria berurutan (2000, 2001, dan 2002) dan di GP Amerika Serikat 2002.
Austria 2000-02
Di GP Austria 2000, duet McLaren menguasai sesi kualifikasi, dan Schumi duduk di posisi empat di belakang rekan setimnya, Rubens Barrichello. Selepas start lomba, Barrichello melambat saat masuk ke Tikungan 1, dengan maksud untuk memberikan jalan kepada Schumi. Sayangnya, Schumi salah pengertian karena ia juga ikut-ikutan melambat. Sebagai akibatnya, Schumi akhirnya diseruduk Ricardo Zonta (B.A.R) dan Giancarlo Fisichella (Benetton). Schumi kemudian melintir, dan ia kemudian malah melentangkan mobil ke tengah trek dengan harapan agar keluar bendera merah dan balapan dihentikan. Tak lama berselang, FIA bertindak dengan mengeluarkan safety car. Schumi tampak kecewa karena yang keluar ternyata tidak sesuai harapannya. Beberapa jurnalis F1 kemudian mendeskripsikan kasus GP Austria ini sebagai team order yang gagal, karena Rubens Barrichello masih belum paham dengan tim Ferrari yang baru ia bela pada tahun 2000. Sebagian lagi menyatakan bahwa ini adalah salah satu upaya Schumi untuk mencoba mengecoh panitia pengawas lomba (steward) agar bisa me-restart balapan.
Ferrari kemudian melanjutkan team order di GP Austria 2001. Karena poin Schumi dan DC hanya berselisih empat dan DC masuk sebagai pemenang di Austria 2001, Jean Todt lantas memerintahkan Barrichello mengalah di tikungan akhir sebelum finish demi bonus dua angka untuk Schumi. Kali ini Rubens Barrichello menerima permintaan Todt. Diindikasikan bahwa Barrichello menerima perintah tersebut karena ia diancam akan dipecat dari tim Ferrari di akhir 2001.[17]
Di GP Austria 2002, giliran Barrichello yang meraja di A1-Ring. Barrichello kemudian berhasil meraih pole position, dan dominan memimpin lomba sejak start. Kembali lagi di 100 meter jelang finish, Barrichello diminta Jean Todt untuk mengalah, dan akhirnya Schumi menang.[18] Ketika duet Ferrari naik podium, penonton begitu kecewa dan mencemooh Schumi dan Barrichello saat menaiki podium. Mereka lantas menyebut bahwa Schumi tidak perlu dihadiahi untuk kemenangannya. Keadaan makin kacau saat Schumi mendorong Barrichello naik ke tangga podium tertinggi. Kanselir Austria memberikan piala kemenangan kepada Schumi, dan setelah itu Schumi malah memberikannya kepada Barrichello, yang kemudian dinilai oleh FIA dan Bernie Ecclestone sebagai tindakan memalukan dan melecehkan kanselir Austria sebagai kepala pemerintahan suatu negara. Atas insiden Austria tersebut, FIA "menghadiahi" Schumi dan Ferrari dengan denda sebesar satu juta dollar AS.[19][20] Di akhir musim 2002, FIA juga bahkan mengeluarkan aturan baru bahwa team order dilarang sejak musim 2003.
Amerika Serikat 2002
Sekali lagi Schumi membuat kontroversi. Tanpa sepengetahuan Barrichello dan timnya sendiri, Schumi yang saat itu sedang memimpin secara tiba-tiba memperlambat mobilnya di akhir lap terakhir sehingga akhirnya Barrichello jadi juara.[21] Awalnya Schumi berencana untuk membuat formasi finish yang bagus, sayangnya hal itu gagal, dan untuk menutupi rasa malunya, Schumi menuturkan pada pers bahwa kemenangan Barrichello tersebut merupakan "balas jasa" atas tindakannya di Austria. Kembali Schumi dicemooh, bahkan ia pun berperan besar atas menurunnya minat masyarakat AS menonton F1 akibat tindakan tersebut. Melihat hal ini, komentator NASCAR, Richard Petty, berujar:
"Anda tidak akan menemukan insiden memalukan seperti yang terjadi hari ini, di Indianapolis, bila Anda adalah fans NASCAR. Kami di AS memang selalu berusaha memberikan kemenangan kepada setiap pembalap NASCAR, tetapi bukan dengan cara tidak berkelas seperti yang dilakukan Schumi kepada Barrichello. Ini sama sekali tidak mencerminkan sebuah olahraga otomotif, tetapi hanya sebuah opera sabun saja.[22]"
Insiden lain
Di musim balap 1995, Benetton dan Schumi tercatat melakukan banyak sekali kontroversi. Salah satunya adalah di GP Brazil, ketika Schumi dan David Coulthard (pembalap Williams) didiskualifikasi akibat memakai bahan bakar ilegal. Pengadilan FIA kemudian memutuskan bahwa kemenangan yang diraih Schumi tetap sah, tetapi baik Benetton dan Williams tidak dicatatkan poinnya dalam klasemen. Di musim 1995 sendiri, baik Williams dan Benetton menggunakan mesin yang sama dari pabrikan Renault dan bahan bakar yang sama dari Elf, di mana Elf sendirilah yang secara teknis harusnya disalahkan karena membawa bahan bakar yang salah bagi kedua tim mitranya.
Grand Prix F1 Kanada 1998 membuat Schumi dijuluki "pembalap berbahaya" karena ia, yang baru saja keluar dari pitlane, secara tiba-tiba menyeruduk Heinz-Harald Frentzen sampai Frentzen koprol keluar trek dan kemudian tersingkir. Schumi kemudian terkena penalti 10 detik. Tetapi ia berhasil bangkit dan kemudian memenangi lomba. Dalam konferensi pers usai lomba, Schumi ironisnya malah meminjam perkataan Hill yang pernah diungkapkan kepadanya di Australia 1994: "Jika kamu ingin membunuh saya, carilah jalan yang lain!", yang kemudian didefinisikan oleh para pengamat F1 sebagai ungkapan kepura-puraan dari Schumi yang malu atas tindakannya tersebut.[23]
Dua lap jelang akhir GP Inggris 1998, Schumi memimpin lomba, dan ia dijatuhi stop & go penalty karena menyalip Alexander Wurz di lap 43. Penalti tersebut harusnya diberikan lewat papan pengumuman dari steward. Namun yang terjadi malah steward mengumumkannya kepada Schumi melalui tim Ferrari hanya beberapa lap menjelang finish (jarak balapan GP Inggris saat itu adalah 65 lap). Tim Ferrari lantas bingung: apakah akan memanggil Schumi masuk pit, ataukah penalti tersebut akan diberikan dengan cara menambah catatan waktu Schumi setelah lomba? Peraturan menyatakan bahwa seorang pembalap harus menjalani stop & go penalty dalam waktu maksimal tiga lap seusai diterimanya hukuman itu dari papan pemberitahuan steward. Schumi lantas dipanggil masuk ke pitstop. Secara kebetulan, lap yang ia masuki tersebut adalah lap terakhir, sementara pitbox Ferrari terletak pas setelah garis start/finish. Schumi lantas dinyatakan sebagai pemenang GP Inggris, walaupun steward menambah waktu tempuhnya sebanyak 10 detik. Namun dua jam sesudah lomba, steward mencabut penalti tersebut dengan alasan "ada yang kurang jelas". FIA lantas kemudian turun tangan dalam hal ini, dan memutuskan bahwa di kemudian hari jika ada pembalap yang menjalani hukuman di pit pada lap terakhir sementara ia memenangi lomba, kemenangannya akan dinyatakan tidak sah. Dengan demikian, kemenangan Schumi di GP Inggris 1998 adalah kemenangan terakhir seorang pembalap di dalam pit lane.[24][25]
Di musim yang sama, di GP Belgia 1998, setelah Schumi dan DC tersingkir akibat bertabrakan di Les Combes, Schumi melabrak masuk ke garasi McLaren untuk mencari Coulthard.[26] Dengan memakai ungkapan yang sama seperti yang Hill katakan pada Schumi di 1994, Schumi menuduh DC mencoba membunuhnya. Penonton TV di seluruh dunia kemudian disuguhi adegan perang mulut dan nyaris baku pukul dari Schumi dan DC, namun untungnya para mekanik Ferrari dan McLaren bisa memisahkan keduanya.[27]
Kontroversi Schumi lainnya adalah di GP Monako 2006, yaitu di sesi kualifikasi. Schumi menghentikan mobilnya di tikungan Rascasse, dan melentangkan mobilnya di tengah trek untuk menghalangi laju Fernando Alonso. Schumi lantas menerangkan bahwa ia mengalami masalah pengereman dan pembelokan.[28] Sementara Alonso yakin bahwa ia bisa meraih pole kalau saja Schumi tidak melakukan aksi tersebut.[29] Malam harinya seusai kualifikasi, FIA berkesimpulan bahwa tindakan Schumi tersebut memang disengaja, dan hasilnya ia terkena hukuman harus start dari posisi paling buncit (P20).[30]
Tahun 2010, setelah comeback-nya yang heboh ke F1, Schumi kembali membuat ulah. Di lap terakhir GP Monako, ketika safety car baru saja masuk pit, Schumi dengan nekat memepet dan menyalip Fernando Alonso. Seusai lomba, pengawas lomba kemudian menyelidiki adanya kejanggalan pada aksi menyalip Schumi. Sesuai peraturan, sekalipun lampu telah hijau, pembalap hanya diperbolehkan menyalip saat semua mobil telah melindas garis start/finish. Sebagai akibatnya, Schumi kemudian dikenai hukuman tambahan waktu lomba selama 20 detik.
Selanjutnya di GP Hongaria 2010, khawatir posisinya diambil alih Rubens Barrichello, Schumi lantas memepet pembalap Brazil tersebut ke sisi tembok pit. Menurut Barrichello, aksi Schumi tersebut bisa membahayakan dirinya. Pengawas lomba seusai balapan kemudian menghukum Schumi dengan penalti turun posisi 10 grid di balapan selanjutnya di GP Belgia.[31]
Referensi
- ^ Molinaro, John F. (2006-09-12). "Top 10 Michael Schumacher Moments". CBC Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-03. Diakses tanggal 2006-11-03.
- ^ Hilton, Christopher (2006). Michael Schumacher: The whole story. Haynes. hlm. pp.55–57. ISBN 1-84425-008-3.
- ^ Majalah F1 Racing – November 2004 – Mika Mau Kembali? – halaman 44-50.
- ^ Kopu, Ville. "Schumacher 500: Has the King Lost His Crown?". AutoSport. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ Majalah F1 Racing - Mei 2005 – Ketika Schumi Tersungkur – halaman 50
- ^ "Classic F1 - Australian Grand Prix 1994". BBC. 23 March 2009. Diakses tanggal 2009-03-24. Coverage of the collision occurs between 02:14 and 03:30.
- ^ Henry, Alan (1998) [1996]. Wheel to Wheel: Great Duels of Formula One Racing. Weidenfeld Nicolson Illustrated. hlm. 117. ISBN 0-7538-0522-7.
- ^ "Now we are 76...: Murray Walker". www.grandprix.com. 1999-10-18. Diakses tanggal 2007-11-30.
- ^ Majalah F1 Racing – Juli 2006 – Bagaimana Nasib Schumi Selanjutnya? – halaman 59.
- ^ Tremayne, David (1999). The Concise Encyclopedia of Formula 1. Parragon Publishing. hlm. pp.194. ISBN 1-40541-645-9.
- ^ Majalah F1 Racing - Mei 2005 – Ketika Schumi Tersungkur – halaman 51
- ^ Majalah F1 Racing – Juli 2006 – Bagaimana Nasib Schumi Selanjutnya? – halaman 60-61.
- ^ a b "The lost honor of Michael Schumacher". GrandPrix.com. 1997-11-03. Diakses tanggal 2006-10-24. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "1997grandprixcom" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ "FIA World Motor Sport Council - 11 November 1997" (PDF). FIA. 1997-11-11. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2005-03-02. Diakses tanggal 2006-10-29.
- ^ Tremayne, David (1999). The Concise Encyclopedia of Formula 1. hlm. pp.195. ISBN 1-40541-645-9.
- ^ Majalah F1 Racing – September 2006 – Serangan Villeneuve – halaman 44-49.
- ^ Majalah F1 Racing – Desember 2001 – Nasib Rubinho Tahun 2002 – halaman 100-105.
- ^ "Schumacher Rampok Kemenangan Barrichello". BBC Sport. 2002-05-12. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ Majalah F1 Racing Indonesia Juni 2002, Pitpass: Ketika Bendera Finish Dikibarkan, Masalah di Mulai – halaman 20
- ^ "Record fine for Turks". Reuters. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ Majalah F1 Racing Indonesia November 2002, Pitpass: Formasi Gagal Ferrari – halaman 30
- ^ Legard, Jonathan (2002-09-30). "Ferrari's own goal". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2009-02-28.
- ^ "1998 Canadian Grand Prix". Diakses tanggal 2009-07-01. Teks "publisher grandprix.com" akan diabaikan (bantuan)
- ^ Bonus Suplemen F1 Racing Indonesia Maret 2004 – Preview Season 2004 (dalam bentuk CD)
- ^ "British Grand Prix Review". AutoSport. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ "Video from Schuey vs. DC".
- ^ "Crash was my fault, Coulthard admits". Reuters. 2003-06-07. Diakses tanggal 2006-09-28.
- ^ "Schumacher is stripped of pole". The Official Formula 1 Website. 2006-05-27. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ "Post-qualifying press conference - Monaco". The Official Formula 1 Website. 2006-05-27. Diakses tanggal 2006-10-24.
- ^ Majalah F1 Racing – Juli 2006 – Bagaimana Nasib Schumi Selanjutnya? – halaman 49-56.
- ^ Rae, Richard (2010-08-01). "Schumacher punished for dangerous move on Barrichello". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2010-08-02.