Kereta api Argo Bromo Anggrek

layanan kereta api di Indonesia
Revisi sejak 27 Desember 2017 17.21 oleh Riby ma (bicara | kontrib)

Kereta api Argo Bromo Anggrek (atau disebut juga Argo Anggrek) adalah kereta api kelas eksekutif argo tertinggi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Stasiun Gambir (GMR)-Stasiun Surabaya Pasarturi (SBI) pergi-pulang.

Kereta api Argo Bromo Anggrek
Berkas:Plat nama KA Argo Anggrek.PNG
Kereta api Argo Bromo Anggrek berjalan langsung Kedung Gedeh.

Kereta api Argo Bromo Anggrek
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api Ekspres Argo
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
PendahuluJS950 Argobromo (1995-2001)
Mulai beroperasi24 September 1997
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian1.600 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSurabaya Pasar Turi
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh725 km
Waktu tempuh rerata9 Jam 0 menit (rata-rata normal)
Frekuensi perjalananDua kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Argo
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, ada sandaran kaki (lihat dibawah).
Pengaturan tempat tidurAda di Kereta Makan (khusus Kru)
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda, baik Bagasi diatas kursi penumpang maupun Kereta Bagasi
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional80 s.d. 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal1-4
Peta rute
Templat:GMR-SBI

Kereta api Argo Bromo Anggrek merupakan kereta api yang terkenal dengan satu-satunya rangkaian kereta yang memiliki kereta spesial dengan bogie K9 dan merupakan kebanggaan Daop 8 Surabaya. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 725 km selama 9 jam. Kereta api ini biasanya membawa 7-9 kereta kelas eksekutif dan sepanjang perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Semarang Tawang, Pekalongan (untuk perjalanan pada pagi hari), Cirebon, dan Jatinegara (untuk perjalanan menuju Stasiun Gambir).

Etimologi

Nama Argo Bromo diambil dari nama gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual kultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domestik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya "derivative merek" dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.

Sejarah Pengoperasian

Sejarah pengoperasian awal

 
Logo lama KA Argo Bromo Anggrek.
F
40
9

Sejarah kereta api berkelajuan tinggi di Indonesia diawali dengan diluncurkannya kereta api Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995, menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995. JS-950 berarti kereta api rute Jakarta-Surabaya dengan waktu tempuh 9 jam yang diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Selanjutnya, pada tanggal 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api baru dengan menggunakan rangkaian kereta ber-bogie K9 yang beroperasi hingga saat ini, yaitu kereta api Argo Bromo Anggrek, dengan harga tiket sebesar Rp150.000,00. Kali ini kereta api ini mengusung jargon "JS-852", yakni Jakarta–Surabaya ditempuh selama kurang lebih 8 jam dan dioperasikan untuk memperingati 52 Tahun Kemerdekaan Indonesia.[1]

Kereta api ini adalah kereta unggulan dari PT Kereta Api Indonesia, dengan kereta yang lebih bagus dari yang lainnya, dibuat di PT INKA (Persero), Madiun, pada tahun 1997 dan 2001. Fasilitasnya juga lebih baik dari kereta eksekutif lain, seperti legrest (sandaran kaki), toilet yang lebih bagus, pintu masuk otomatis, dan lain-lainnya; serta kereta ini adalah satu-satunya yang menggunakan bogie K9, yaitu bogie yang terkenal nyaman dan menggunakan suspensi udara, serta mampu berlari hingga 120 km/jam, dengan kode jenis kereta seperti tergambar pada tabel di samping (F: kecepatan maksimal 120 km/jam, 40: 40 ton, 9: Bogie tipe K9). Dengan demikian penomoran rangkaian Argo Bromo Anggrek adalah K1-979xx (K1 0 97 xx) dan K1-20019xx (K1 0 01 xx)

Bahkan pernah ada kelas Super Eksekutif (penomorannya diawali dengan KZ), yang dioperasikan selama beberapa waktu. Kereta KZ memiliki fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu dengan adanya komputer dan kursi yang lebih lega. Kereta api ini juga diutamakan di setiap persilangan.

Rangkaian ini juga sempat mengalami sekali retrofit di PT INKA sekitar 2000-an akhir dan itu mengubah warnanya dari pink menjadi ungu. Kereta api ini sempat berjalan bersama dengan pendahulunya, JS-950 hingga berhenti beroperasi awal dekade 2000-an seiring kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA.

Penarikan kereta Anggrek K9

 
Kereta api Argo Bromo Anggrek melintas langsung Stasiun Kalibodri.
(Kredit: Karyadi Baskoro)

Tetapi sayangnya, dalam pengoperasiannya, kereta ini sering mengalami kecelakaan, seperti anjlokan. Hal ini disebabkan akibat bogie K9 yang sensitif terhadap kondisi rel di Indonesia, juga terhadap belokan. Apalagi, rangkaian ini kerjanya berlebihan serta jumlahnya terbatas, dan jeda istirahat rangkaian ini di stasiun tujuan sejak tiba di tujuan hingga diberangkatkan kembali sangat terbatas. Karena seringnya kecelakaan itulah, Departemen Perhubungan Indonesia menginstruksikan PT Kereta Api untuk menarik seluruh kereta kelas Anggrek ini mulai Desember 2010, dan akhirnya KA Argo Bromo Anggrek menggunakan kereta eksekutif biasa untuk sementara waktu. Rangkaian itu dipinjam dari kereta api Sembrani eksekutif (seperti) pesawat.

Rangkaian Anggrek K9 juga pernah dipakai oleh Argo Muria dan dipinjam oleh Argo Lawu dan Sindoro; namun kini KA Argo Muria dan Argo Lawu kembali menggunakan rangkaian eksekutif biasa, khususnya untuk Argo Lawu yang sering mengalami anjlok saat masih menggunakan kereta Anggrek K9.

Kereta api Argo Bromo Anggrek "Go Green"

Setelah KA kelas Anggrek ditarik dari peredaran, PT INKA Madiun selaku pembuat kereta ini pun melakukan perbaikan total terhadap kereta ini, yang dilakukan di pabriknya di Madiun. Perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki bogie kereta (bogie K9 berubah nama menjadi K9 Re-Engineering [RE])[2], lalu perbaikan interior dan eksterior, dan yang paling menonjol adalah perbaikan toilet menjadi toilet ramah lingkungan, dengan menambahkan kotak penampungan karena sebelumnya limbah kotoran dibuang langsung ke rel. Tapi yang disayangkan adalah tidak adanya legrest pada kereta "Go Green" ini.

Perbaikan eksterior juga bekerja sama dengan Balai Yasa Gubeng, Surabaya. Rangkaian KA tersebut bergaris hijau di sepanjang bodinya dengan tulisan kapital Go Green dalam rangka kampanye lingkungan bersih dan hijau.

Karena tidak semua kereta diretrofit di PT Inka Madiun, seringkali ada bagian dari kereta ini yang belum memakai KA sekelas Anggrek, atau bahkan satu rangkaian menggunakan kereta eksekutif biasa mengingat di era livery ini, ketersediaan kereta kelas Anggrek "Go Green" kurang mencukupi. Jika KA biasa akan disambungkan dengan KA bogie K9 RE, maka tidak boleh ditaruh di tengah-tengah rangkaian, karena akan mengganggu kerja bogie K9 RE, yang dikendalikan dari kereta pembangkit.

Kereta api Argo Bromo Anggrek Livery "Kesepakatan/Airline"

Memasuki tahun 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek mulai menjalani pemeliharaan akhir (PA) di Balai Yasa Surabaya Gubeng, dan telah menggunakan livery terbaru yang diberi nama "Airline" atau "Kesepakatan", yang saat ini sudah digunakan di KA Jayabaya. Lalu, beberapa kereta Argo Bromo Anggrek yang lama tidak beroperasi sejak ditarik ke INKA juga telah menjalani serangkaian retrofit di PT INKA Madiun dan juga menggunakan livery kesepakatan, dan dapat menambah armada Argo Bromo Anggrek yang di era livery "Go Green" sering kekurangan kereta Anggrek K9, yang menyebabkan terkadang kereta eksekutif biasa ikut disambungkan. Kereta Anggrek K9 yang mengalami retrofit di PT INKA Madiun pada tahun 2015 ini terdiri dari 2 kereta pembangkit (P), 3 kereta makan kelas eksekutif (M1), dan 17 kereta kelas eksekutif (K1).

Namun sayangnya setelah retrofit kereta ini di PT INKA, terjadi penurunan fasilitas sarana, seperti pintu otomatis di dalam kereta yang menjadi manual, pintu geser di luar kereta menjadi pintu biasa seperti kereta-kereta pada umumnya, dan tidak adanya sandaran kaki, sama seperti kereta keluaran tahun 2015 lainnya.

Meski demikian, beberapa kereta yang tidak diretrofit di PT INKA masih menggunakan pintu otomatis, serta pada pertengahan 2016, sepuluh kereta eksekutif Argo Bromo Anggrek telah mengalami retrofit baik interior dan eksterior sehingga menyerupai Kereta Eksekutif New Image 2016. Beberapa fitur yang ditambah setelah mengalami modifikasi adalah: Tirai jendela sudah berubah dari tirai geser menjadi tirai mirip pesawat, serta sandaran kaki pegas yang bisa dilipat. Khusus seri K1 0 97 12 SBI, fasilitas berikut ini masih tersedia (pintu otomatis, kursi beludru, dll) hingga menunggu nasibnya di Perawatan Akhir nanti.

Mulai tahun 2017, kereta api Argo Bromo Anggrek yang sempat menjalani retrofit besar-besaran di INKA pun mulai menjalani Pemeliharaan Akhir di Balai Yasa Gubeng.

Variasi lokomotif

Sebagai kereta unggulan, lokomotif penariknya adalah yang terbaru, dimana kereta ini ditarik CC 203 sejak awal beroperasinya pada tahun 1997, dan saat CC 204 generasi pertama ada, CC 203 masih menjadi andalan karena jumlah CC 204 generasi pertama yang tidak banyak, hanya 7 unit. Kemudian ketika CC 204 generasi kedua beroperasi, CC 203 dan CC 204 generasi 2 bersama-sama menjadi andalan KA ini. Baru mulai tahun 2013, CC 206 menggantikan kedua jenis lokomotif tersebut. Sepanjang beroperasinya, KA ini jarang sekali ditarik CC 201, bahkan sejak CC 206 datang, CC 203 & CC 204 mulai jarang menarik KA ini. Dengan adanya jalur ganda (double track) Jakarta-Surabaya via Pantura, sudah seharusnya kereta ini mampu menempuh jalur ini sekitar tepat 9 jam rata-rata normal.

Fasilitas

Kereta api Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (show on rail berupa TV). Selain sarana hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar. Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi yang segar.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah antara Rp 285.000,00 - Rp 485.000,00 (Bisa saja menembus Rp 700.000 pada musim liburan atau mudik lebaran), bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk di dalam kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun pemberhentian yang berada dalam rute berikut.

Jadwal perjalanan

Keterangan: khusus untuk perjalanan malam, KA ini tidak berhenti di Stasiun Pekalongan.

Kereta api Argo Anggrek Pagi
KA 1 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 2 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 08.00 Gambir - 09.30
Semarang Tawang 11.20 11.30 Cirebon 12.09 12.15
Pekalongan 12.37 12.40 Pekalongan 13.49 13.52
Cirebon 14.17 14.23 Semarang Tawang 14.59 15.09
Jatinegara 16.45 16.47 Surabaya Pasarturi 18.30 -
Gambir 17.00 -
Kereta api Argo Anggrek Malam
KA 3 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 4 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 20.00 Gambir - 21.30
Semarang Tawang 23.20 23.30 Cirebon 00.14 00.20
Cirebon 02.11 02.17 Semarang Tawang 03.00 03.09
Jatinegara 04.42 04.44 Surabaya Pasarturi 06.30 -
Gambir 05.00 -

Insiden

  1. Pada tahun 2005, sebuah Kereta Pembangkit (P) kereta api Argo Bromo Anggrek ludes terbakar.
  2. Tanggal 2 Oktober 2010, Kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta api Senja Utama Semarang pada pukul 03.00 WIB di Stasiun Petarukan, Jawa tengah. Kereta 6 dan 9 hancur berantakan. Jumlah korban 36 tewas, 26 luka parah. Penyebab terjadinya kecelakaan masih dalam penyelidikan.[3]
  3. Tanggal 16 Desember 2010, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak pelajar sekitar pukul 10.00 di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. 3 Tewas.[4]
  4. Tanggal 16 November 2012, kereta api Argo Bromo Anggrek anjlok di dekat Stasiun Bulakamba, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Jalur utara tersendat, beberapa kereta dialihkan lewat jalur Cirebon-Prupuk. KA Argo Bromo Anggrek anjlok di desa Pebatan, Wanasari, Brebes.
  5. Pada tanggal 9 Maret 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek yang dihela CC 206 13 68 Dipo Induk Cirebon menabrak truk bermuatan pasir nopol G 1827 CC, di Weleri, Kendal, di perlintasan tanpa palang pintu. Korban terjebak dalam truk dan terseret sejauh 50 m. Sopir truk mengalami luka benturan di kepala, sehingga tewas seketika setelah kejadian. Bangkai truk tercecer sejauh 1 km.[5]
  6. Pada tanggal 11 November 2015, KA Argo Bromo Anggrek yang ditarik lokomotif CC206 13 67 Dipo Induk Yogyakarta, anjlok setelah menabrak truk box di perlintasan liar antara Stasiun Pegaden Baru dan Cipunegara, Kabupaten Subang. Karena masinis sudah melakukan pengereman sebelumnya, tidak terjadi kerusakan pada kereta, hanya lokomotif mengalami penyok di bagian depan samping dan kerusakan pada lampu kabutnya. Begitu juga dengan truk yang terguling, hanya mengalami penyok. Namun, arus lalu lintas kereta api terhambat akibat truk melintang menghalangi kedua rel. [6]
  7. Pada tanggal 20 Mei 2017, pukul 10.30 WIB, KA 1 Argo Bromo Anggrek Pagi tujuan Stasiun Gambir menabrak Minibus Toyota Avanza di perlintasan tak berpalang, 500 meter dari Stasiun Sedadi, Kabupaten Grobogan. Bagian luar depan lokomotif dengan nomor CC206 13 92 YK terbakar akibat kebakaran Minibus yang ditabraknya, dan Minibus terseret hingga Stasiun Sedadi. 4 orang di Minibus tewas, sementara perjalanan Argo Anggrek terhambat karena menunggu lokomotif penolong (CC 206 13 66 SMC) datang dari Dipo Lokomotif Semarang Poncol.[7]
  8. Pada tanggal 21 Mei 2017, pukul 21.52 WIB, KA 3 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir menabrak mobil bak terbuka bernomor polisi K 1804 MN di perlintasan wilayah kecamatan Randublatung, Blora. Lokomotif CC 206 13 69 YK ex PLH KA Bogowonto pun mengalami kerusakan di bagian depan, dan mobil bak terbuka tersebut ringsek ditempat. Tidak ada korban jiwa, namun pengemudi mobil tersebut kabur, serta kereta api melanjutkan perjalanan 2 menit kemudian hingga Stasiun Semarang Tawang guna penggantian lokomotif oleh CC 201 83 24 (CC 201 62) PWT.[8]

Galeri

Rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek
Interior Argo Bromo Anggrek

Referensi

  1. ^ "Perumka Luncurkan KA Paling Mahal". Jawa Pos. 18 September 1997. 
  2. ^ A.S. Hartono. Buku Teknik Kendaraan Rel
  3. ^ Argo Bromo Tabrak Senja Utama, 9 Tewas
  4. ^ Argo Bromo Tabrak 4 Pelajar, 3 Tewas
  5. ^ KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Truk, Sopir Tewas
  6. ^ Okezone.com: Kecelakaan Kereta di Subang, Dua Jalur Tak Bisa Dilintasi
  7. ^ "Tabrakan Avanza-Argo Anggrek di Grobogan, 4 Meninggal". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-20. 
  8. ^ Suara.com. "KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Mobil di Blora". suara.com. Diakses tanggal 2017-05-21. 

Pranala luar