Yockie Suryo Prayogo
Artikel ini membahas seorang tokoh yang baru saja meninggal. Beberapa informasi, terutama seputar sebab kematian dan pemakamannya, dapat berubah sewaktu-waktu. |
Jockie Surjoprajogo (14 September 1954 – 5 Februari 2018) adalah musisi, pencipta lagu berkebangsaan Indonesia [1]yang pernah tergabung dalam berbagai grup rock seperti Bigman Robinson, Double O, Giant Step, Contrapunk, dan Jaguar, meski pada akhirnya Jockie memang lebih dikenal khalayak ketika ikut bergabung dalam kelompok musik rock God Bless.
Jockie Soerjoprajogo | |
---|---|
Lahir | Demak, Jawa Tengah, Indonesia | 14 September 1954
Meninggal | 5 Februari 2018 Jakarta, Indonesia | (umur 63)
Instrumen | Keyboard |
Tahun aktif | ca 1967–2018 |
Artis terkait | God Bless |
Kepiawaiannya bermain dalam ranah musik yang berbeda, dari rock, sedikit klasik, sedikit jazz, pop, hingga etnik, menjadikan Jockie bak air yang menembus ke ruang dan dimensi apa pun tanpa harus memupuskan jati dirinya. Jockie mampu berbaur dalam genre musik apa pun tanpa menghilangkan karakternya dalam bermusik.[2][3]
Kiprah musik
God Bless
Bergabung membentuk God Bless pada tahun 1972. Corak permainan kibornya dianggap memberikan kontribusi dalam karakter musik God Bless. Dengan menyisipkan aksentuasi berbau klasik, terutama membaurkan bunyi-bunyian piano dan Hammond B-3, orang sudah bisa menebak karakter God Bless, walaupun pada saat itu seperti lazimnya semua grup rock yang berkecambah di Indonesia lebih banyak memainkan repertoar grup-grup mancanegara seperti Deep Purple, Yes, Edgar Winter, Spooky Tooth, Kansas dan banyak lagi. Posisi Jockie di God Bless sempat digantikan Abadi Soesman dalam album Cermin dan bergabung kembali dalam penggarapan album Semut Hitam yang dirilis pada tahun 1988.[4]
Jalur pop
Pada tahun 1977, sosok Jockie Soerjoprajogo berada di jalur musik pop. Saat itu Jockie menjadi arranger album Lomba Cipta Lagu Remaja yang diadakan Radio Prambors Rasisonia. Gebrakan Jockie yang menata aransemen lagu seperti Lilin Lilin Kecil (James F. Sundah) dianggap sebagai suntikan darah baru dalam industri musik pop yang saat tengah dilanda booming lagu-lagu pop dengan akord sederhana dan tema lirik yang cenderung cengeng dan mendayu-dayu. Pada tahun yang sama Eros Djarot menggamit Jockie untuk menggarap album soundtrack film Badai Pasti Berlalu bersama dengan sederet nama lainnya seperti Chrisye, Berlian Hutauruk, Debby Nasution, Keenan Nasution, dan Fariz RM.[5]
Album ini pun menjadi fenomenal terutama dari sisi tata musik yang menyajikan akor yang lebih luas serta penulisan lirik yang lebih puitis. Menariknya lagi di album ini fungsi instrumen kibor menjadi dominan. Bunyi-bunyian keyboard ini memang terasa orkestral dan simfonik, sesuatu yang sering kita dengarkan pada repertoar grup seperti Genesis dan Yes.[6]
Gaya aransemen musik seperti ini lalu berlanjut ketika Jockie Soerjoprajogo menggarap album-album solo Chrisye seperti Sabda Alam, Percik Pesona, Puspa Indah Taman Hati, Pantulan Cinta, Resesi, Metropolitan, dan Nona yang sering disebut orang sebagai pop kreatif.
Tahun 1984 merupakan saat terakhir kolaborasi Jockie dan Chrisye. Tetapi Jockie yang juga cukup produktif merilis sederet album solo, masih tetap bermain di wilayah pop dengan menggarap album-album dari berbagai penyanyi, mulai dari Dian Pramana Poetra, Keenan Nasution, Vonny Sumlang, Titi DJ, Andi Meriem Matalatta, dan masih banyak lainnya.
Tiga tahun kemudian, Jockie bergabung lagi dengan God Bless. Muncullah album Semut Hitam (Logiss Record,1987) dengan konsep musik rock yang lebih segar. Di era ini juga memperlihatkan ketertarikan Jockie kembali menjamah musik rock. Ia mulai ikut menggarap berbagai album rock sebagai komposer, player, dan music director pada album album milik Mel Shandy, Ita Purnamasari, Ikang Fawzi, hingga Nicky Astria.
Bersama Setiawan Djodi
Akhir 80-an Jockie masih terlibat dalam album Raksasa, Story of God Bless dan Apa Kabar ?. Di saat bersamaan, Jockie membagi dirinya dalam proyek Kantata Takwa yang digagas maesenas, Setiawan Djodi. Di komunitas Kantata Takwa ini, Jockie bertemu dengan dimensi musik yang berbeda. Di sini dia berbaur dengan sosok-sosok seniman mulai dari WS Rendra hingga Sawung Jabo.
Bersentuhan dengan Setiawan Djodi, Iwan Fals, dan WS Rendra menghasilkan pengendapan- pengendapan baru dalam intuisi bermusik Jockie. Di luar Kantata Jockie pun ikut mendukung kelompok Swami bahkan membentuk kelompok Suket pada tahun 1992 bersama sederet pemusik asal Surabaya Didit Saksana, Rere, dan Naniel.
Suket memang memiliki persamaan dengan Kantata Takwa maupun Swawi terutama ketika mengangkat tema-tema yang bersinggungan dengan problematika sosial. Bahkan pada tahun 2003 Jockie bereksperimen menggabungkan musik dan teater dalam format rock opera yang didukung Iwan Fals, Renny Djayoesman hingga Teater Koma.[7]
Kematian
Jockie meninggal dunia di usia 63 tahun pada tanggal 5 Februari 2018.[8]
Diskografi
Bersama God Bless
Bersama Iwan Fals
Lihat pula
Pranala luar
Referensi
- ^ http://www.jsop.net Situs pribadi, diakses 29 Januari 2015
- ^ http://dennysak.multiply.com/tag/jockie , diakses 26 September 2008
- ^ http://www.tribunnews.com/seleb/2012/07/05/yockie-suryoprayogo-dulu-bikin-lagu-susahnya-setengah-mati Tribun News, diakses 29 Januari 2015
- ^ http://www.godblessrock.com/diskografi-album/ Situs resmi God Bless, diakses 29 Januari 2015
- ^ http://entertainment.kompas.com/read/2013/02/07/10135763/Kolaborasi.dengan.Yockie.Pure.Saturday.Merasa.Sidang.Skripsi Entertainment Kompas, diakses 29 Januari 2015
- ^ http://www.liputan6.com/tag/yockie-suryoprayogo Liputan 6 SCTV, diakses 29 Januari 2015
- ^ http://tembangpribumi.multiply.com/journal/item/12 , diakses 26 September 2008
- ^ Afrisia, Rizky Sekar. "Yockie Suryo Prayogo 'God Bless' Meninggal Dunia". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2018-02-05.